Nim : 17510025
Mata Kuliah : Analisis Sekuritas F
REVIEW JURNAL ANALISIS OPSI
Judul
|
OPSI SAHAM PADA PASAR
MODAL DI INDONESIA (STUDI PASAR OPSI
SAAT PASAR OPSI MASIH BERLANGSUNG DI BURSA EFEK INDONESIA)
|
Tahun
|
2018
|
Penulis
|
1. Syanti
Dewi
2. Ishak
Ramli
|
Jurnal
|
Jurnal Muara Ilmu
Ekonomi dan Bisnis ISSN 2579-6224 (Versi Cetak) Vol. 2, No. 2,
Oktober 2018:
|
Keyword
|
Stock Options, Share
Price, Stock Options Price, Volatility
|
Reviewer
|
Suci Hari Rahmasari
|
Tanggal
|
29 April 2020
|
Dosen Pengampu
|
Muhammad Nanang
Chairuddin, SE., ME
|
Latar
Belakang
|
Pasar
opsi dipasar modal Indonesia sudah tidak berjalan sejak tahun 2010, padahal
opsi saham sebagai derivatif merupakan suatu instrumen keuangan yang
diharapkan akan mengamankan risiko saham yang bersangkutan. Keberadaan
instrument derivatif dalam dunia investasi sebenarnya masih menjadi pro dan
kontra bagi sebagian masyarakat dan pakar keuangan. Menurut Walmsley (1998),
terdapat empat kegunaan dari instrumen derivatif dalam investasi bagi
investor yaitu:
1)
Pengalihan risiko (risk tansfer)
2)
Peningkatan likuiditas (liquidity improvement)
3)
Penciptaan kredit (credit creation)
4)
Penciptaan ekuitas (equity creation)
Dengan
menggunakan derivatif maka investor atau pengusaha dapat mengalihkan risiko
keuangannya karena mereka telah melindungi diri dari ketidakpastian (hedging
the risk). Karena derivatif dapat dengan mudah diperdagangkan di pasar
uang, maka derivatif dipercaya sebagai instrument yang likuid (mudah cair)
karena investor atau pengusaha dapat meng-uang-kan derivatif di pasar uang
dengan relatif cepat di kala mereka membutuhkan uang. Derivatif juga dapat
menciptakan kredit dan ekuitas karena instrument derivatif memperluas sumber
kredit dan ekuitas dengan menciptakan jenis kredit dan ekuitas yang baru,
Dengan
melakukan prediksi (spekulasi) yang tepat atas investasi derivatif,
keuntungan yang diperoleh sangat tinggi, tetapi jika prediksi tidak tepat,
maka kerugian yang dialami pun akan berlipat-lipat pula. Berinvestasi pada
produk derivatif pada kenyataannya memang dapat memberikan keuntungan yang
besar, bahkan diperkirakan lebih besar dibandingkan dengan berinvestasi di
bursa saham (Jonckheere, 2008). Namun sesuai dengan prinsip investasi “higher
return, higher risk”, maka produk investasi yang bisa memberi imbal hasil
yang tinggi tentu juga memiliki risiko yang lebih tinggi.
Indonesia
juga terkena imbas kerugian. Salah satu indikator dari kerugian tersebut adalah
jatuhnya nilai kapitalisasi pasar dan penurunan tajam volume perdagangan
saham di bursa. Bahkan pada bulan Oktober 2008, Departemen Keuangan RI sempat
menutup Bursa Efek Indonesia (BEI) karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
anjlok hingga 10,38%. (Kusnanto, 2010). Secara makro, keberadaan pasar
derivatif sebenarnya dapat membantu terciptanya pasar keuangan yang efisien
sehingga pada akhirnya juga akan membantu sektor riil (dunia usaha) untuk
mendapatkan modal usaha secara efisien. Namun di Indonesia perkembangan pasar
derivatif belum semaju di negara lain, khususnya di kawasan Asia. Sebagai
pembanding, bursa derivatif Korea telah menjadi bursa unggulan di Asia,
sedangkan bursa derivatif komoditas Malaysia menjadi bursa terbesar di dunia.
(Kontan 2008). Kemajuan pasar derivatif di kedua negara tersebut disebabkan
adanya dukungan penuh dari otoritas setempat dan seluruh anggota bursa.
Kegiatan–kegiatan berbentuk pelatihan derivatif untuk masyarakat umum dan
simulasi trading bagi investor pemula, sering diadakan di kedua negara
tersebut sehingga semakin banyak investor yang paham tentang informasi
derivatif, kondisi inilah yang mampu meningkatkan volume transaksi derivatif
di kedua negara tersebut. Sedangkan di Indonesia, distribusi informasi
derivatif masih dikuasai oleh orang–orang tertentu, sehingga investor pemula
sulit untuk belajar (Satrio, dalam Kontan, 2008).
|
Teori
|
Menurut
Bodie, Kane dan Marcus (2006 : 340), Opsi merupakan suatu kontrak yang
memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang kontrak (option buyer) untuk
membeli atau menjual suatu aset tertentu suatu perusahaan kepada penulis opsi
(option writer) dengan harga tertentu (exercise price) dalam jangka
waktu tertentu (expiration date). Apabila pada saat jatuh tempo (expiration
date) pemegang opsi tidak menggunakan haknya, maka haknya tersebut akan
hilang dengan sendirinya. Dengan demikian, opsi yang dimiliknya tidak akan
bernilai lagi.
Berdasarkan
jenis hak yang diberikan kepada pemegangnya, opsi terbagi menjadi dua yaitu
opsi beli (call option) dan opsi jual (put option). Opsi beli adalah opsi
yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sejumlah tertentu saham
suatu perusahaan dengan harga dan waktu tertentu. Sedangkan opsi jual
memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjual sejumlah tertentu saham
perusahaan dengan harga dan waktu tertentu pula.
berdasarkan
periode waktu dan hak yang dimilki pemegangnya, Opsi terbagi menjadi dua tipe
yaitu American option dan European option. American option merupakan suatu
tipe opsi yang mengizinkan pemilik dari opsi untuk meng-exercise opsi
tersebut kapan saja baik sebelum jatuh tempo maupun pada saat jatuh tempo.
Sedangkan, European option mengizinkan pemilik dari opsi untuk meng-exercise
opsi hanya pada saat jatuh tempo (Sawidji Widioatmodjo, 2005: 163).
Opsi
saham (stock option) merupakan salah satu produk derivatif yang banyak
diperdagangkan di negara-negara yang pada umumnya memiliki kondisi pasar
modal yang sudah maju. Hal ini dikarenakan adanya beberapa manfaat yang
didapatkan yaitu sebagai alat manajemen resiko ( pemodal yang memiliki put
option atas suatu underlying asset dapat melakukan hedging melalui penundaan
penjualan saham yang dimilikinya bila harga underlying asset-nya turun dratis
secara tiba-tiba, sehingga dapat menghindari resiko kerugian), memberikan
waktu yang fleksibel (untuk option tipe amerika dimana pemegang call maupun
put option dapat menetukan apakah akan melaksanakan haknya atau tidak hingga
masa jatuh tempo berakhir), menyediakan sarana spekulasi (para pemodal dapat
memperoleh keuntungan jika dapat memperkirakan harga naik dengan
mempertimbangkan membeli call option, dan sebaliknya bila memperkirakan harga
cenderung turun dapat mempertimbangkan untuk membeli put option), leverage
(memberikan hasil investasi yang lebih besar dibandingkan dengan bila menanam
dananya pada saham), diversifikasi
(dengan melakukan perdagangan option dapat memberikan kesempatan kepada
pemodal untuk melakukan diversifikasi portofolio untuk tujuan memperkecil
resiko investasi portofolio), penambahan pendapatan (pemodal yang memiliki
saham dapat memperoleh tambahan pemasukan selain dari deviden, yaitu dengan
menerbitkan call option atas saham mereka). (Bapepam:2003).
Ada
lima faktor yang mempengaruhi nilai opsi antara lain :
1. Nilai
dari underlying asset; semakin besar harga dari underlying asset maka semakin
besar nilai dari opsi call
2. Harga
exercise, semakin rendah harga stike maka semakin besar nilai dari opsi call
3. Nilai
waktu uang, opsi call merupakan hak untuk membeli aset suatu waktu di masa
depan. Dan dikarenakan opsi merupakan pembelian di masa depan maka semakin
besar biaya kesempatan, akan semakin besar pula nilai opsi
4. Volatilitas
yang diharapkan, semakin besar volatilitas dari nilai underlying asset maka
akan semakin besar pula nilai dari opsi saham
5. Time
to maturity (periode waktu jatuh tempo), semakin lama masa waktu jatuh tempo
maka akan semakin besar nilai opsi (Fabozzi, 2003: 24).
|
Penelitian
Terdahulu
|
Peneliti
: Ang,
Clifford S dan Daniel Vincent H. Borja (2003)
|
Judul : Executive
Stock Options, Stock Price Volality, and Agency Costs in the Phillipine
Setting. The Philipine Review of Economics. Vol.XL.No.2
|
|
Pembahasan : Pada hakikatnya nilai dari pemegang opsi (option holder) akan meningkat
ketika volatilitas dari saham sebagai underlying asset-nya meningkat pula.
Keberadaan executive stock options secara signifikan mempengaruhi volatilitas
dari return saham perusahaan.
|
|
Obyek
Penelitian
|
Pengaruh
harga saham, strike price, waktu jatuh tempo, volatilitas, dan suku bunga
bebas risiko.
|
Hipotesis
|
Harga saham, harga strike, time
to maturity, volatilitas dan risk-free interest rate secara simultan atau
secara bersama-sama signifikan positif mempengaruhi harga opsi beli maupun
harga opsi jual saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia
pada periode 2007-2008
|
Metodologi
Penelitian
|
Populasi
dalam penelitian ini adalah terkait opsi saham yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia, BI Rate terkait transaksi opsi saham selama tahun 2007 – 2008,
yaitu periode mulai ditransaksikan kembali kontrak opsi saham setelah sempat
terhenti sejak tahun 2004.
Penelitian
ini menggunakan data sensus transaksi saham yang terjadi pada di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2007 – 2008 (saat pasar opsi masih berlangsung di
Bursa Efek Indonesia).
Sampel
dalam penelitian ini terdapat empat saham perusahaan yang tercatat dalam
seluruh kontrak opsi saham di BEI pada periode tersebut yakni PT Astra
Internasional Tbk (ASII), PT Telekomunkasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indofood
Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Bank Asia Central Tbk (BBCA).
|
Hasil dan Pembahasan
|
Harga
saham, harga strike, time to maturity, volatilitas dan risk-free interest
rate secara bersama-sama signifikan positif mempengaruhi harga opsi saham
baik itu harga opsi beli maupun harga opsi jual di Bursa Efek Indonesia
periode 2007-2008 saat pasar opsi masih berlangsung. Hasil penelitian ini
menjawab sebagian harga opsi yang dikemukakan Bodie, Kane, Marcus (2002)
bahwa harga saham, harga strike, volatilitas, time to maturity dan interest
rate merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi harga opsi. Karena ternyata
pengaruhnya hanya sebesar 32,66%(opsi beli) dan 54,09% (opsi jual). Di pasar
opsi BEI harga opsi masih dipengaruhi oleh faktor lain seperti harga
underlying asset, harga strike, waktu jatuh tempo, volatilitas dan tingkat
suku bunga (Lee Lowell, 2007). Berdasarkan teori yang ada, menunjukkan bahwa
hasil pengujian sesuai dengan teori yang ada, yaitu harga saham, harga
strike, time to maturity, volatilitas dan risk-free interest rate secara
bersama-sama signifikan positif mempengaruhi harga opsi saham di Bursa Efek
Indonesia. Harga saham tidak signifikan mempengaruhi harga opsi beli di Bursa
Efek Indonesia. Hasil pengujian ini sesuai dengan penelitian Benjamin Blau
dan Chip Wade (2013) bahwa harga opsi kurang menyediakan informasi mengenai
harga saham di masa yang akan datang.Muravyev, Pearson dan Broussard
(2013)juga mengatakan bahwa harga opsi tidak memiliki informasi yang
signifikan mengenai harga saham di masa mendatang di balik apa yang tercermin
pada harga saham saat ini. Sehingga harga saham tidak bisa digunakan sebagai
patokan untuk penentuan harga opsi di Indonesia, khususnya pada harga opsi
beli. Hal ini terlihat dari data harga saham pada harga opsi beli yang
rata-rata out of money sehingga investor mengalami kerugian pada saat
meng-exercisenya. Akan tetapi berbeda dengan harga opsi jual, hasil pengujian
menghasilkan bahwa harga saham signifikan negatif mempengaruhi harga opsi
jual di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Amin, Coval, and Seyhun (2002) yang mengatakan bahwa
harga saham memiliki pengaruh terhadap harga indeks opsi. Di dukung oleh
Mossin (1969) yang mencatat bahwa terdapat interaksi antara saham dan opsi.
Hal ini juga didukung oleh data harga saham pada harga opsi jual di Indonesia
yang rata-rata in the money, kondisi harga strike jauh di atas harga saham
sehingga menguntungkan investor yang mengeksekusi kontrak opsinya. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan
oleh penulis, diketahui bahwa harga strike tidak signifikan mempengaruhi harga
opsi beli di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian ini tidak sesuai dengan
penelitian Alghalith, Floros dan Poufinas (2014) yang mengatakan dalam
menemukan simplified option pricing formulas, harga opsi ditentukan oleh
salah satu faktor dari underlying asset yaitu strike price. Hal ini bisa
dijelaskan dengan kasus yang sama dengan harga saham pada harga opsi beli di
Indonesia, yang rata-rata berada di kondisi out of the money, saat harga
strike di atas harga saham, sehingga merugikan pemegang kontrak opsi beli.
Akan tetapi berbeda dengan harga opsi jual, hasil pengujian menunjukkan bahwa
harga strike signifikan positif mempengaruhi harga opsi jual di Bursa Efek
Indonesia. Hasil pengujian ini sesuai dengan penelitian Alghalith, Floros dan
Poufinas (2014) bahwa harga strike merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi harga opsi, khususnya harga opsi jual pada kasus ini. hal ini
dikarenakan dalam penentuan harga opsi yang sesuai dengan market demand harus memperhatikan berapa harga strike
yang disepakati dalam suatu opsi. Investor akan membeli opsi dengan harga
strike yang menguntungkan untuk di-exercise. Data harga opsi jual memiliki
harga strike yang rata-rata in the money sehingga menguntungkan pemegang
kontrak opsi jual.
Harga
saham, harga strike, time to maturity, volatilitas dan risk-free interest
rate secara bersama-sama signifikan positif mempengaruhi harga opsi saham
baik itu harga opsi beli maupun harga opsi jual di Bursa Efek Indonesia
periode 2007-2008 saat pasar opsi masih berlangsung. Harga saham tidak
signifikan mempengaruhi harga opsi beli di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan
hasil pengujian yang dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa harga strike
tidak signifikan mempengaruhi harga opsi beli di Bursa Efek Indonesia, time
to maturitytidak signifikan positif mempengaruhi harga opsi saham di Bursa
Efek Indonesia, volatilitas harga saham tidak signifikan mempengaruhi harga
opsi saham di Bursa Efek Indonesia, bahwarisk-free interest rate tidak
signifikan mempengaruhi harga opsi saham di Bursa Efek Indonesia.
|
Teori
Options (Opsi) adalah suatu kontrak yang memberikan hak
kepada pemegangnya untuk membeli (call options) atau menjual (put
options) underlying assets pada harga tertentu yang
ditetapkan sekarang (strike/exercise price atau harga patokan/tebus),
untuk penyerahan pada waktu tertentu di masa yang akan datang (expiration
date).
·
Opsi jual (put options) : opsi yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk
menjual saham tertentu pada jumlah, waktu dan harga yang telah ditentukan
Pemegang put option akan berharap agar harga pasar saham pada saat jatuh
tempo berada di bawah harga yang telah disepakati dlm kontrak, shg
memperoleh keuntungan dari penurunan harga tersebut.
·
Opsi beli (call options) : opsi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk
membeli saham dalam jumlah tertentu pada waktu dan harga yang telah ditetapkan
Investor yang membeli call option akan berharap harga saham
akan naik shg memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham tersebut
Pihak-pihak yang terlibat dalam opsi adalah para investor
dengan investor lainnya, dan tidak melibatkan perusahaan penerbit sekuritas
saham (emiten) yang dijadikan opsi. Opsi diterbitkan oleh investor untuk dijual
kepada investor lainnya, sehingga perusahaan yang merupakan emiten dari saham
yang dijadikan patokan tersebut tidak mempunyai kepentingan dalam transaksi
opsi tersebut.
Komponen-komponen
opsi seperti berikut :
1.
Kontrak resmi
Opsi merupakan sebuah kontrak antara dua pihak dimana
pihak yang membeli kontrak disebut taker mempunyai hak namun bukan kewajiban
untuk membeli atau menjual sejumlah tertentu instrumen yang menjadi dasar dari
kontrak tersebut, misalnya saham.
2.
Hak
Call option memberikan hak (bukan kewajiban)
kepada taker untuk membeli sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi
dasar kontrak tersebut. Sebaliknya, put option memberikan hak (bukan kewajiban)
kepada taker untuk menjual sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi
dasar kontrak tersebut.
Penjual (Call
Option), wajib untuk menyerahkan atau menjual saham acuan dimaksud kepada
pembeli call option karena telah menerima premium (harga call option) dari
pembeli call option tersebut.
Penjual (Put Option), wajib untuk membeli
saham acuan dimaksud kepada pembeli put option karena telah menerima premium (harga
put option) dari pembeli put option tersebut.
3.
Aset Dasar (Underlying Assets)
Aset Dasar (Underlying Assets) merupakan aset
yang mendasari apa yang diperjualbelikan dalam transaksi opsi. Aset dasar ini
berupa saham, obligasi, komoditi dan lain-lain.
4.
Harga Perjanjian (exercise/strike price)
Exercise price atau sering disebut dengan strike
price merupakan harga yang telah disepakati dalam kontrak opsi tersebut
5.
Jangka Waktu Tertentu
(expiration date)
Expiration date atau waktu jatuh tempo merupakan
waktu yang disepakati untuk transaksi opsi dapat dilaksanakan. Jika taker
melaksanakan haknya untuk membeli atau menjual maka dikenal dengan nama exercise.
Rekomendasi dari jurnal tersebut
Pembahasan pada jurnal ini sudah lengkap namun penataan dari jurnal ini
tidak ada klasifikasi-klasifikasi tertentu semua diletakkan di latar belakang
sehingga membuat kebingungan para pembaca dan pada hipotesis sebaiknya
penelitian lebih menjabarkan secara detail per variablenya agar mudah dipahami
untuk penelitian selanjutnya.
REVIEW JURNAL ANALISIS FUTURE
Judul
|
ANALISIS KONTRAK BERJANGKA OLEIN DI BURSA BERJANGKA JAKARTA
|
Tahun
|
2011
|
Penulis
|
1. Andam
Dewi
2. Hermanto
Siregar
3. Sri
Hartoyo
4. Adler
H. Manurung
|
Jurnal
|
Jurnal Manajemen & Agribisnis, Vol. 8 No. 1 Maret 2011
|
Keyword
|
Bursa Berjangka Jakarta, Hipotesis Pasar Efisien, ARIMA, GARCH
|
Reviewer
|
Suci Hari Rahmasari
|
Tanggal
|
29 April 2020
|
Dosen Pengampu
|
Muhammad Nanang Chairuddin, SE., ME
|
Latar Belakang
|
Pergerakan harga di sebuah pasar
berjangka dapat menjadi tolak ukur tingkat efisien dan tingkat likuiditas
pasar berjangka tersebut. Pasar berjangka komoditi yang efisien dapat
menghasilkan sinyal-sinyal harga yang efektif untuk pasar spot dan
menghilangkan kemungkinan bahwa laba dapat dijamin sebagai bagian dari proses
perdagangan (trading). Harga-harga ini merefleksikan nilai
keseimbangan kebutuhan penawaran dan permintaan di pasar. Untuk prosesor atau
pemasaran, pasar berjangka komoditi menghasilkan prediksi harga spot dimasa
mendatang yang cukup dapat diandalkan secara efektif untuk keperluan
pengelolaan risiko mereka dalam proses produksi atau pemasaran
Kontrak berjangka Olein. Olein
dikenal sebagai minyak goreng yang merupakan hasil dari proses pengolahan CPO
(Crude Palm Oil). CPO dihasilkan dari tandan buah segar pohon Kelapa
Sawit diperdagangkan secara Internasional dan merupakan subsitusi dari minyak
nabati lainnya seperti minyak kedelai. Dengan diperdagangkan CPO
secara Internasional, nilai tukar mata uang USD terhadap Rupiah mempengaruhi
pergerakan harga CPO di Indonesia. Semakin pentingnya kedudukan minyak kelapa
sawit (CPO) sebagai bahan baku minyak goreng di satu pihak dan perolehan
devisa di lain pihak menyebabkan pemerintah dihadapkan pada pilihan yang
sulit antara kepentingan untuk menjaga harga minyak goreng sebagai salah satu
bahan pokok atau kepentingan meningkatkan perolehan devisa.
Variabel makro ekonomi juga
mempengaruhi pergerakan harga kontrak berjangka Olein yaitu tingkat suku
bunga SBI karena SBI meupakan salah satu instrumen keuangan yang digunakan
pemerintah untuk membantu mengontrol pergerakan nilai tukar rupiah terhadap
mata uang Dollar (USD)
|
Penelitian Terdahulu
|
Peneliti :
Xing Liu (2009)
|
Judul : Testing Market Efficiency of Crude
Palm Oil Futures to European Participants
|
|
Pembahasan : Pasar efisien sangat populer baik
secara teoritis maupun secara riset empiris dalam konteks, baik aset keuangan
ataupun komoiditi. Berbagai pasar berjangka telah diuji selama tahun terakhir
ini, namun semua studi-studi hanya berfokus pada pasar komoditi yang sudah
berkembang seperti CBOTdan NYMEX untuk produk komoditi yang mempunyai
hubungan.
|
|
Peneliti : Miclaus et al (2008)
|
|
Judul : Testing The Efficiency of The
European Carbon Futures Market Using Event Study Methdology
|
|
Pembahasan : Pasar Carbon berjangka tidak
efisienmembuktikan bahwa pengembalian di masa lalu bereaksi terhadap adanya
pengumuman VER namun ekspektasi yang dibangun telah berfungsi dengan benar
semnjak investor mampu memprediksi dinamika-dinamika pasar.
|
|
Obyek Penelitian
|
Harga Kontrak Olein, Faktor-faktor
yang mempengaruhi Olein, Tingkat Suku Bunga SBI.
|
Metodologi Penelitian
|
Penelitian ini menggunakan data
sekunder dari tanggal 28 Desember 2001 sampai dengan 15 Desember 2009 yang
diperoleh dari berbagai sumber.
|
Hasil dan Pembahasan
|
Pengujian terhadap return kontrak
berjangka olein membuktikan bahwa terdapat penolakan terhadap EMH bentuk
lemah minimal dalam bentuk random walk. Hal lain yang dipandang menentukan
EMH bentuk lemah adalah time hoizon dari variabel yang diuji apabila data
mingguan yang dalam penelitian ini dianggap sebagai short horizon maka
pengujian terhadap data bulanan atau bahkan tahunan mungkin mencerminkan
pandangan yang berbeda. Persamaan return kontrak berjangka Olein dipengaruhi
oleh secara bersama-sama tingkat suku bungan Indonesia (SBI), return nilai
tukar USD/Rp dan return CPO sebesar 66%. Sisanya sebesar 34% keragaman return
kontrak berjangka Olein dijelaskan oleh variabel lain selain variabel yang
digunakan dalam model ini. Variabel lain dapat diindikasikan oleh faktor
musim, faktor makro ekonomi luar negeri dan faktor psikologis investor. Variabel
yang paling besar mempengaruhi return kontrak berjangka Olein adalah variabel
return nilai tukar USD/Rp.
|
Teori
Pasar yang efisien
adalah pasar dimana harga-harga selalu merefleksikan secara penuh informasi
yang tersedia dan dimana tidak ada satupun pedagang-pedagang dipasar yang dapat
membuat profit dengan memonopoli informasi yang terkontrol (Fama, 1970). Untuk prosesor atau pemasaran, pasar
berjangka komoditi menghasilkan prediksi harga spot dimasa mendatang yang cukup
dapat diandalkan secara efektif untuk keperluan pengelolaan risiko mereka dalam
proses produksi atau pemasaran
Refined
Bleached Deodorized Palm Olein (RBD Palm
Olein) atau yang lebih
dikenal minyak goreng
(yang selanjutnya disebut olein) merupakan salah satu produk olahan
kelapa sawit. Komoditi ini telah mengalami
proses industri yaitu proses
pembentukan dari buah
menjadi minyak sehingga mempunyai nilai tambah. Sebagai salah
satu produk turunan
dari kelapa sawit, produksi
olein sangat tergantung dari
produksi kelapa sawit. RBD Palm Olein dijual sebagai minyak goreng. Minyak sawit RBD
laris di seluruh dunia sebagai komoditas bahan baku industri.
Menurut Gujarati (2007), Perubahan harga
olein Indonesia dapat dipengaruhi
berbagai macam faktor seperti nilai
tukar, suku bunga,
jumlah uang beredar, harga
minyak bumi, harga CPO
dunia, dan GDP. Menurut Aji (2010), secara historis
kawasan Eropa terutama Belanda merupakan
konsumen CPO Indonesia sejak jaman
penjajahan Belanda. Oleh karena
itu, wajar apabila
harga CPO Indonesia masih
mengacu ke harga
CPO Rotterdam.
Menurut GAPKI (2014), terjadi
peningkatan produksi olein
sebesar 107,5 persen dari
tahun 2002 sampai
dengan 2013 dan terjadi perubahan pola konsumsi dimana konsumsi
olein untuk kebutuhan dalam negeri
sekitar 61 persen
dan konsumsi olein untuk
ekspor sekitar 39 persen
pada tahun 2002
sedangkan pada tahun 2013, 65
persen konsumsi ditujukan untuk
ekspor dan 35
persen ditujukan untuk konsumsi
dalam negeri.
Rekomendasi dari jurnal tersebut
Jurnal penelitian ini
belum begitu lengkap sebaiknya unuk penelitian selanjutnya secara lengkap, bisa
ditambahi teori-teorinya, hipotesis. Untuk metodologi penelitiannya juga tidak
begitu lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Bappebti [Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi]. 2009-2014. Annual Report 2009- 2014. Jakarta (ID): Kementerian Perdagangan
Bapepam.
(2011). Volatilitas Pasar Modal Indonesia dan Perekonomian Dunia
Fabozzi,
Frank. J. (2000). Manajemen Investasi. Jakarta : Salemba Empat
Gujarati
D. 2007. Dasar-dasar Ekonometrika. Mulyadi JA, penerjemah: Saat S dan
Hardani, editor. Jakarta (ID):
Erlangga. Terjemahan dari:
Essentials of Econometrics
Hariyanto.
2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Domestik Minyak Sawit (CPO) di
Indonesia Tahun 1980-2007. Skripsi.
Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.Bogor
Siopsis,
Angelos dan Katerina Lyroundi. 2007. The Effect of Derivatives Trading on
Stock Market Volatility :
The Case of the Athens Stock.
Skinner,
D.J. 1989. Options Markets and Stock Return Volatility. Journal of
Financial Economics. No. 23. Hal.
61-78.
Stout,
Lynn A. (1996). Derivative Trading in A World of Risk and Uncertainty.
Brookings Review. Vol.14. No. 1.
Hal. 38-41.
Tandelilin,
Eduardus. 2010. Portofolio Dan Investasi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Kanisisus
Link Jurnal 1 : https://journal.untar.ac.id/index.php/jmieb/article/view/1001/3116 diakses pada tanggal 29
April 2020
Link Jurnal 2 : https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jmagr/article/view/3366
diakses pada tanggal 29 April 2020
Wah sangat bermanfaat sekali ci. Terimakasih
BalasHapusWew makasih sangat membantu
BalasHapus