1. Pemandian Kalireco
Berada di kawasan di Sumber Waras, Lawang, Malang atau kaki Gunung Arjuna membuat pemandian yang belum banyak diketahui masyarakat ini adem dan masih super alami. Diberi nama atau julukan dengan Mata Air Kalireco. Dan juga terletak berada di Sumber Waras, Lawang, Malang. Tempat Pemandian Kalireco ini sebetulnya bukan obyek wiasta, dikarenakan belum diresmikan oleh Dinas Pariwisata setempat. Kalireco merupakan sebuah pemandian dan irigasi yang oleh warga sekitar dimanfaatkan. Karena tempatnya yang berada di bukit nan adem juga keasrian dan keeksotisan tempatnya, saat ini para traveler mulai berbondong-bondong berkunjung ke tempat ini.
Sebuah sumber yang sangat jernih dan melimpah serta terdapat kolam yang terbuat dari keramik yang berukuran tak terlalu besar membuat kesan berbeda dengan sumber di tempat lainnya. Terdapat beberapa pancuran air yang tidak terlalu besar dengan tebing yang di tumbuhi lumut menjadikan tempat ini semakin eksotis. Jika berkunjung ke tempat ini membuat siapapun tak akan sabar untuk menceburkan diri di kolam yang sangat jernih, sejuknya air serta rimbunnya tempat ini karena terdapat beberapa pohon disekeliling kolam dengan beckground sawah warga membuat perasaan menjadi tenang dan nyaman akan kita dapatkan disini.
Setahu saya, kali reco ini bukanlah sebuah tempat wisata pada umumnya. Hanya sebuah sumber yang biasanya di gunakan warga sekitar untuk melakukan kegiatan sehari-hari, seperti halnya mandi ataupun mencuci. Terlebih lagi kali reco ini digunakan khusus untuk orang laki-laki. Jadi tidak disarankan bagi kaum wanita untuk bisa ke tempat ini. Biasanya jika berkunjung kesini untuk bisa menikmati kesejukan airnya, kita akan menemui orang yang mandi ataupun mencuci. Memang kali reco ini sudah menjadi fasiltas umum warga sekitar.
Setahu saya, kali reco ini bukanlah sebuah tempat wisata pada umumnya. Hanya sebuah sumber yang biasanya di gunakan warga sekitar untuk melakukan kegiatan sehari-hari, seperti halnya mandi ataupun mencuci. Terlebih lagi kali reco ini digunakan khusus untuk orang laki-laki. Jadi tidak disarankan bagi kaum wanita untuk bisa ke tempat ini. Biasanya jika berkunjung kesini untuk bisa menikmati kesejukan airnya, kita akan menemui orang yang mandi ataupun mencuci. Memang kali reco ini sudah menjadi fasiltas umum warga sekitar.
Pemandian Kalireco ini tidak di pungut biaya sepeserpun hanya membayar suka rela atau seikhlasnya dan dibuka setiap hari dan tidak ada jam operasional, tetapi pada malam hari dipastikan sudah tidak ada pengunjung. Untuk menuju Pemandian Kalireco bisa menggunakan angkutan umum dan kemudian naik ojek. Jika menggunakan kendaraan pribadi akan di pandu dengan beberapa papan penunjuk arah tapi masih minim, jadi untuk rutenya, biar nggak kesasar mending sering-seringlah bertanya pada orang, atau bisa menggunakan Google Map.
2. Budug Asu
Mendengar nama Budug Asu memang agak sedikit aneh, mengingat asu dalam bahasa jawa berarti anjing. Nama ini adalah julukan warga setempat untuk menyebut bukit di lereng Arjuna itu. Tak ada literasi yang menyebutkan alasan dari penamaan budug asu. Masyarakat sekitar juga menyebutnya dengan nama bodokasu. Sebelum dikenal sebagai tempat wisata seperti saat ini, lokasi budug asu Lawang sudah dikenal oleh para crosser dan offfroader. Dikarenakan, Budug Asu memang menjadi tempat untuk menyalurkan hobi para crosser dan offroader. Budug Asu juga merupakan salah satu jalur pendakian dari Gunung Arjuna.
Pada Budug Asu tiket masuk sebesar Rp 5.000,-, biaya parkir motor Rp 3.000,-, biaya parkir mobil Rp 5.000,-, jika membawa motor cross dikenakan tarif sebesar Rp 10.000,-, dan untuk mobil jeep Rp 25.000,-, dibuka setiap hari dan dibuka pada pukul 05.00 dan pada pukul 17.00 para pengunjung sudah harus kembali turun ke titik awal, tetapi juga bisa di gunakan untuk camping.
Untuk menuju Budug Asu bisa menggunakan motor cross atau mobil jeep, juga bisa menggunakan motor biasa bisa tetapi berat dikarenakan jalan menuju bukit budug asu ini cukup ekstrim. Kondisi jalanya belum beraspal melainkan masih berbatu dan bahkan berlumpur. Berjalan kaki pun bisa, biasanya para pendaki lebih suka berjalan kaki.
By ig: fauzn.f
3. Sumber Krabyakan
Sumber Krabyakan berlokasi di Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Lokasinya terletak di bawah kaki pegunungan dengan pemandangan alam yang cukup asri. Selain airnya yang jernih, kolamnya juga sangat alami karena dikelilingi bebatuan. Kesan alami tidak hanya pemandiannya saja, Anda akan menikmati lanskap pemandangan sawah dan bukit yang menghijau serta udara yang masih segar. Kealamian panorama yang sangat jarang ditemukan ini bisa menjadi pelepas penat para wisatawan yang berkunjung.
Keunikan dan daya tarik Wanawisata Sumber Krabyakan terletak pada sumber mata air yang dibentuk seperti kolam dan tersusun dari batu kali yang ditata melingkar di tepi kolam. Paduan kolam dan pemandangan sekitar yang masih alami seakan memanjakan mata Anda. Suara gemericik air sungai pun menambah kesejukan yang ditawarkan obyek wisata ini. Tak hanya itu, mata air yang mengalir deras di sejumlah anak sungai juga bisa dijadikan tempat bermain air yang nyaman dan menyenangkan.
Pada Sumber Krabyakan untuk tiket masuk tempat wisata ini cukup membayar Rp 5000,- saja. Bila ingin mencoba terapi ikan cukup membayar Rp 3.000,- saja, mandi bola Rp 5.000,- dan sepeda air Rp 5.000,-, setiap hari dibuka pada pukul 08.00 dan ditutup pukul 17.00.
Untuk menuju lokasi wisata Sumber Krabyakan ini disarankan menggunakan kendaraan pribadi karena jarangnya kendaraan umum yang mengakses ke tempat tersebut. Rutenya, jika sudah sampai ke Pasar Lawang, tepat di seberang timur terdapat Jalan Pandawa, dari situ masuk gang dan meneruskan perjalanan sekitar 3 km lagi untuk bisa sampai ke pintu gerbang wisata Sumber Krabyakan. umber Krabyakan sudah sediakan beberapa fasilitas termasuk parkir dan kamar mandi selain itu diantaranya terapi ikan, mandi bola, dan juga sepeda air.
4. Kebun Teh Wonosari
Kebun Teh Wonosari berlokasi di Desa Wonosari, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Awal berdirinya Kebun Teh Wonosari Lawang, ini tak luput dari perusahaan asing asal Belanda yang bernama NV Cultur Maatschappy. Tepat pada 1875 perkebunan ini didirikan oleh perusahaan itu.
Menurut sejarahnya di awal 1910 hingga 1942-an, kebun ini ditanami teh dan kina. Namun, pada jaman penjajahan Jepang 1942-1945, sebagian tanaman teh diganti menjadi tanaman pangan, seperti ubi, singkong, kentang, dan sejenisnya.
Hingga pada akhirnya pada 1945, masa kemerdekaan bangsa Indonesia. Perkebunan ini diambil alih oleh negara dengan nama Pusat Perkebunan Negara (PPN), dan 1950 tanaman kina diganti lagi oleh tanaman teh
Perkebunan teh yang dikelola PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) ini memiliki luas 1.144,31 hektare yang terbagi atas tiga bagian perkebunan. Antara lain, kebun Wonosari seluas 370,31 hektare di Desa Toyomarto Kecamatan Singosari, kebun Gebug Lor seluas 344,11 hektare di Desa Wonorejo Kecamatan Lawang . dan kebun Raden Agung seluas 429,89 hektare di Desa Ambal-Ambil Kecamatan Kejayan.
Menurut sejarahnya di awal 1910 hingga 1942-an, kebun ini ditanami teh dan kina. Namun, pada jaman penjajahan Jepang 1942-1945, sebagian tanaman teh diganti menjadi tanaman pangan, seperti ubi, singkong, kentang, dan sejenisnya.
Hingga pada akhirnya pada 1945, masa kemerdekaan bangsa Indonesia. Perkebunan ini diambil alih oleh negara dengan nama Pusat Perkebunan Negara (PPN), dan 1950 tanaman kina diganti lagi oleh tanaman teh
Perkebunan teh yang dikelola PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) ini memiliki luas 1.144,31 hektare yang terbagi atas tiga bagian perkebunan. Antara lain, kebun Wonosari seluas 370,31 hektare di Desa Toyomarto Kecamatan Singosari, kebun Gebug Lor seluas 344,11 hektare di Desa Wonorejo Kecamatan Lawang . dan kebun Raden Agung seluas 429,89 hektare di Desa Ambal-Ambil Kecamatan Kejayan.
Di Kebun Teh Wonosari tiket masuk Hari Senin-Sabtu: Rp. 8.000/orang, tiket masuk Hari Minggu/Hari libur: Rp. 12.000/orang. Kebun Teh Wonosari dibuka setiap hari pada pukul 07.00 hingga 17.00 dan di Wonosari terdapat Hotel ataupun Villa.
Untuk sampai ke Kebun Teh Wonosari ini, wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi, transportasi umum, maupun jasa travel. Jika menggunakan kendaraan pribadi sudah ada marka jalan untuk menuju Kebun Teh Wonosari, ada dua jalur menuju tempat tersebut yaitu dari Lawang dan Singosari.
Di Kebun Teh Wonosari terdapat banyak fasilitas yang diantaranya yaitu melihat proses pengolahan daun teh hingga siap konsumsi, hunting tanaman hias, berolahraga (jogging, voli, sepakbola, tenis, dll), tea walk (berjalan jalan berkeliling di area kebun teh), berendam di pemandian air panas, melihat kebun binatang mini, naik kereta kelinci, kendaraan ATV, riding horse (berkuda), paint ball, wall climbing, mobil battery, flying fox, sepeda air, sepeda gunung dan yang terbaru ada bukit kuneer.
5. Coban Supit Urang
Coban Supit Urang berlokasi di Dusun Srigading, Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Keberadaan air terjun ini sebenarnya sudah lama, namun oleh pihak PERHUTANI masih belum dibuka untuk umum. Mungkin karena masih belum adanya akses jalan atau barangkali belum ada ijin dari dinas pariwisata dan juga pemerintah setempat, entahlah tapi yang ane harapkan terwujud juga, akhirnya wisata coban supit urang dibuka untuk umum. Terdapat sebuah cekungan yang menjadi asal muasal penamaan coban ini, ya, Supit Urang. Cekungan tersebut menyerupai “supit urang” atau “capit udang” jika dilihat dari atas tebing.
Di Coban Supit Urang sendiri tiket masuk Rp 5.000,- dan tiket parkir Rp 2.000,-, dibuka setiap hari pada pukul 07.00 hingga pukul 17.00.
Transportasi untuk mempuh Coban Supit Urang hanya bisa menggunakan kendaraan pribadi jalurnya naik disarankan hati hati kalau hujan licin, setelah menempuh kurang lebih 700 meter tempat parkir pertama motor, untuk mobil harus parkir disini karena jalan selanjutnya tidak bisa dilalui mobil karena ada parit kecil mungkin berfungsi untuk pengairan sawah yang ditutup cuma dari alas bambu.
Di Coban Supit Urang disediakan beberapa fasilitas diantaranya yaitu Camping Ground, Trekking, Air Terjun, dan Perkebunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar