Minggu, 12 April 2020

Alvin Hakim; Analisis Regresi Berganda dengan SPSS


RESUME ANALISIS REGRESI BERGANDA DATA PROMOSI DAN HASIL PENJUALAN ATAS KEUNTUNGAN TAHUN 2012 – 2014 DENGAN SPSS

NAMA/NIM          : ALVIN HAKIM / 18510223
MATA KULIAH   : STATISTIK II
DOSEN               : M. NANANG CHOIRUDDIN, S.E, M.M
Analisis Regresi linier (Linear Regression analysis) merupakan teknik statistika guna menjadikan model dan menganalisa pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas (Independent Variables) atas satu variabel respon (dependent variable).
Regresi Linier Berganda : Analisis regresi dengan dua atau lebih Independent Variable , dengan formulasi umum:
Y = a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn + e
Dimana:
Y                             = Dependent
variable a                = konstanta
b1                           = koefisien regresi
X1, b2                    = koefisien regresi
X2, dst. e               = Residual / Error

 Jenis Regresi Berganda
a.       Regresi Linear Berganda merupakan model regresi berganda jika variabel terikatnya berskala data interval dan juga rasio (kuantitatif atau numerik). Sedangkan variabel bebas pada umumnya juga berskala data interval atau rasio. Namun ada juga regresi linear dimana variabel bebas menggunakan skala data nominal atau ordinal. Contoh regresi berganda jenis ini adalah : “pengaruh DER dan NPM terhadap Return Saham.
b.       Regresi Logistik Berganda merupakan model regresi berganda jika variabel terikatnya merupakan data dikotomi. Dikotomi artinya dalam bentuk kategorik dengan jumlah kategori sebanyak jika data numerik atau kuantitatif, maka disebut sebagai covariates.
Contoh regresi berganda jenis ini adalah: pengaruh tingkat penghasilan dan usia terhadap tingkat pengetahuan terhadap IT. Dimana tingkat penghasilan sebagai faktor dengan kategori: rendah, menengah dan tinggi. Usia sebagai covariates dengan skala data numerik. Dan tingkat pengetahuan terhadap IT sebagai variabel terikat berskala data ordinal dengan kategori : baik, cukup dan kurang.

4.1    Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi besarnya hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dimana dalam penelitian ini, terdapat dua model regresi. Model regresi pertama terdiri dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sebagai variabel independen dan komitmen organisasi sebagai variabel dependen. Sedangkan model regresi kedua terdiri dari motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik dan komitmen organisasi sebagai variabel independen dan kinerja karyawan sebagai variabel dependen.

4.1.1     Koefisien Determinasi (R2)
Pada uji regresi berganda, R Square pada hasil ouput SPSS digunakan untuk melihat koefisien determinasi (Widarjono, 2010).
1.                    Koefisien Determinasi Model Regresi 1 Besarnya koefisien determinasi dari hasil pengujian model regresi 1 dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Uji Determinasi Model Regresi 1
Model Summaryb

Model

R

R Square
Adjusted R
Square
1
,675a
,455
,443
a.  Predictors: (Constant), Ekstrinsik, Intrinsik
b. Dependent Variable: Komitmen

Berdasarkan Tabel 6 diperoleh nilai koefisien sebesar 0,455. Hal itu menunjukkan bahwa variasi komitmen organisasi dipengaruhi oleh motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sebesar 45,5%, lalu sisanya 54,5% variasi komitmen organisasi dijelaskan oleh variabel- variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Selain itu, dapat diketahui pula bahwa nilai koefisien R, yang menunjukkan seberapa erat hubungan antara variabel dependen dengan variabel-variabel independen, didapatkan sebesar 0,675. Hal tesebut menunjukkan bahwa kuatnya korelasi antara variabel komitmen organisasi dengan variabel motivasi intrinsik dan ekstrinsik sebesar 67,5%.

2.                    Koefisien Determinasi Model Regresi 2 Besarnya koefisien determinasi dari hasil pengujian model regresi 2 dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Uji Determinasi Model Regresi 2
Model Summaryb

Model

R

R Square
Adjusted R
Square
2
,257a
,066
,033
a.  Predictors: (Constant), Komitmen, Ekstrinsik, Intrinsik
b. Dependent Variable: Kinerja

Berdasarkan Tabel 7 diperoleh nilai koefisien sebesar 0,066. Hal itu menunjukkan bahwa variasi kinerja karyawan dipengaruhi oleh motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik dan komitmen organisasi sebesar 6,6%, lalu sisanya 93,4% variasi kinerja karyawan dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Selain itu, dapat diketahui pula nilai koefisien R, yang menunjukkan seberapa erat hubungan antara variabel dependen dengan variabel-variabel independen, didapatkan sebesar 0,257. Hal tesebut menunjukkan bahwa kuatnya korelasi antara variabel kinerja dengan variabel motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik dan komitmen sebesar sebesar 25,7%.
Uji F
Uji F bisa dilihat dengan menggunakan tabel analisis varian (ANOVA) pada hasil ouput regresi menggunakan SPSS (Widarjono, 2010).

3.                    Uji F Model Regresi 1
Berikut akan dijelaskan mengenai uji F dari model regresi 1 pada Tabel 8..
Tabel 8. Hasil Uji F Model Regresi 1
ANOVAb
Model
Df
F
Sig.

Uji F Model Regresi 2
Berikut akan dijelaskan mengenai uji F dari model regresi 2 pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil Uji F Model Regresi 2
ANOVAb
Model
Df
F
Sig.
2
Regression
3
2,011
,210a

Residual
85



Total
88


Predictors:(Constant), Komitmen, Ekstrinsik, Intrinsik
Dependent Variable: Kinerja

a.  F hitung adalah 2,011.
b. F tabel adalah 2,7119 (0,5;3;85) Dapat diketahui bahwa F hitung (2,011)
≤ F tabel (2,7119) maka hipotesis nol (H0) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan motivasi intrinsik, ekstrinsik dan komitmen organisasi secara serentak berpengaruh terhadap kinerja.

Uji t
Uji t bisa dilihat dengan menggunakan tabel coefficients pada hasil ouput regresi menggunakan SPSS dengan membandingkan antara thitung dan ttabel (Priyatno, 2013).
4.                    Uji t Model Regresi 1
Berikut akan dijelaskan mengenai uji t dari model regresi 1 pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Uji t Model Regresi 1
Coefficientsa


Model
Unstandardized
Coefficients


T
B
Std. Error
1
(Constant)
1,432
,172
8,328

Intrinsik
,371
,082
4,504

Ekstrinsik
,087
,081
1,071
Dependent Variable: Komitmen

a.               Motivasi intrinsik
1)         t hitung = 4,504
2) t tabel = 1,9879 (0,5;86)
Dapat diketahui bahwa t hitung (4,504) > t hitung (1,9879) maka hipotesis nol (H0) ditolak. Dengan demikian dapat

Dapat diketahui bahwa F hitung (35,945) > F tabel (3,1025) maka hipotesis nol (H0) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik secara serentak berpengaruh terhadap komitmen organisasi.

a.                Motivasi Intrinsik
a.               t hitung = 1,348
b. t tabel = 1,9879 (0,5;85)
Dapat diketahui bahwa t hitung (1,348)
≤ t kritis (1,9882) maka hipotesis nol (H0) diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan motivasi intrinsik secara individu tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
b.              Motivasi Ekstrinsik
Dapat diketahui bahwa t hitung (1,071) ≤ t kritis (1,9879) maka hipotesis nol (H0) diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan motivasi ekstrinsik secara individu tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi.
b.               Persamaan model regresi 1
Y = 1,432 + 0,371 X1 + 0,087 X2
Interpretasi persamaanya:
a.               Nilai β0 = 1,432 artinya tanpa adanya motivasi intrinsik (X1) dan motivasi ekstrinsik (X2) maka nilai komitmen organisasi (Y) sebesar 1,432 satuan.
b.              Nilai β1 = +0,371, Hubungan antara motivasi intrinsik (X1) dengan komitmen organisasi (Y) jika motivasi ektrinsik (X2) konstan adalah positif, atau setiap kenaikan motivasi intrinsik sebesar satu satuan, maka komitmen organisasi akan meningkat 0,371 satuan

2)         Nilai β2 = +0,087, Hubungan antara motivasi ekstrinsik (X2) dengan komitmen organisasi (Y) jika motivasi intrinsik (X1) konstan adalah positif, atau setiap kenaikan motivasi ekstrinsik sebesar satu satuan, maka komitmen organisasi akan meningkat 0,087 satuan.

5.                    Uji t Model Regresi 2
Berikut akan dijelaskan mengenai uji t dari model regresi 2 pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Uji t Model Regresi 2
Coefficientsa


Model
Unstandardized
Coefficients


T
B
Std. Error
2
(Constant)
2,148
,489
4,389

Intrinsik
,261
,194
1,348

Ekstrinsik
-,047
,173
-,273

Komitmen
,096
,228
,420
a. Dependent Variable: Kiner
itung = -0,273
2) t tabel = 1,9879 (0,5;85)
Dapat diketahui bahwa t hitung (-0,273)
≤ t kritis (1,9882) maka hipotesis nol (H0) diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan motivasi ekstrinsik secara individu tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
a.               Komitmen Organisasi
1)      t hitung = 0,420
2) t tabel = 1,9879 (0,5;85)
Dapat diketahui bahwa t hitung (0,420)
≤ t kritis (1,9882) maka hipotesis nol (H0) diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan komitmen organisasi secara individu tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
b.              Persamaan model regresi 2
Y = 2,148 + 0,261 X1 - 0,047 X2 + 0,096 X3
Interpretasi persamaanya:
1)  Nilai β0 = 2,148 artinya tanpa adanya motivasi intrinsik (X1), motivasi ekstrinsik (X2) dan komitmen organisasi (X3) maka besar nilai kinerja (Y) adalah 2,148 satuan.
2)  Nilai β1 = +0,261, Hubungan antara motivasi intrinsik (X1) dengan kinerja
(Y) jika motivasi ekstrinsik (X2) dan komitmen organisasi (X3) konstan atau setiap kenaikan motivasi intrinsik sebesar satu satuan, maka kinerja akan meningkat 0,261 satuan.
3)  Nilai β2 = -0,047, Hubungan antara motivasi ekstrinsik (X2) dengan kinerja (Y) jika motivasi intrinsik (X1) dan komitmen organisasi (X3) konstan atau setiap kenaikan motivasi ekstrinsik sebesar satu satuan, maka kinerja akan menurun 0,047 satuan.
Nilai β3 = +0,096, Hubungan antara komitmen organisasi (X3) dengan kinerja (Y) jika motivasi intrinsik (X1) dan motivasi ektrinsik (X2) konstan atau setiap kenaikan komitmen organiasi sebesar satu satuan, maka kinerja akan meningkat 0,0096 satuan

DAFTAR PUSTAKA
Mathis, R.L. & Jackson, J.H. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
McNeese-Smith, Donna. (1996). Increasing Employee Productivity, JobSatisfaction & Organizational Commitment. Hospital & Health Services Administration. Vol.41
Nawab, S., Bhatti, Komal K., Shafi, Khuram. (2011). Effect of Motivation on Employees Performance. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research In Business. Vol. 3 (3), 1209-1216.
PPM Manajemen. 2008. Outsourcing. Agustus. Divisi Riset PPM Manajemen. Jakarta.
Priyatno, Duwi. (2013). Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariat dengan SPSS. Yogyakarta: GAVA MEDIA.
Sarwono, Jonathan. (2013). Statistik Multivariat Aplikasi Untuk Riset Skripsi. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Umar, Husein. (2008). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. 25 Maret 2003. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39. Jakarta.
Widarjono, Agus. (2010). Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta:  STIM YKPN.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Review Jurnal Analisis Opsi dan Future Nama / NIM : Yuni Mega Lestari / 17510175 Mata Kuliah : Analisis Sekuritas Dosen Mata Kuliah ...