RESUME ANALISIS REGRESI BERGANDA DATA PROMOSI DAN HASIL PENJUALAN ATAS
KEUNTUNGAN TAHUN 2012 – 2014 DENGAN SPSS
NAMA/NIM : ALVIN HAKIM / 18510223
MATA KULIAH : STATISTIK II
DOSEN :
M. NANANG CHOIRUDDIN, S.E, M.M
Analisis Regresi linier (Linear Regression analysis) merupakan teknik statistika guna menjadikan
model dan menganalisa pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas (Independent
Variables) atas satu variabel respon (dependent variable).
Regresi Linier Berganda :
Analisis regresi dengan dua atau lebih Independent Variable ,
dengan formulasi umum:
Y = a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn + e
|
|
Dimana:
|
Y =
Dependent
variable
a = konstanta
b1 =
koefisien regresi
X1,
b2 =
koefisien regresi
X2, dst.
e = Residual / Error
Jenis Regresi Berganda
a. Regresi Linear Berganda merupakan model regresi berganda jika variabel terikatnya
berskala data interval dan juga rasio (kuantitatif atau numerik). Sedangkan
variabel bebas pada umumnya juga berskala data interval atau rasio. Namun ada
juga regresi linear dimana
variabel bebas menggunakan skala data nominal atau ordinal. Contoh regresi berganda jenis ini adalah : “pengaruh DER
dan NPM terhadap Return Saham.
b. Regresi Logistik Berganda merupakan model regresi berganda jika variabel
terikatnya merupakan data dikotomi. Dikotomi artinya dalam bentuk
kategorik dengan jumlah kategori sebanyak jika data numerik atau kuantitatif, maka disebut sebagai covariates.
Contoh regresi berganda jenis ini adalah: pengaruh tingkat penghasilan dan
usia terhadap tingkat pengetahuan terhadap IT. Dimana tingkat penghasilan
sebagai faktor dengan kategori: rendah, menengah dan tinggi. Usia sebagai
covariates dengan skala data numerik. Dan tingkat pengetahuan terhadap IT
sebagai variabel terikat berskala data ordinal dengan kategori : baik, cukup
dan kurang.
4.1
Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi besarnya hubungan
antara variabel dependen dengan variabel independen. Dimana dalam penelitian
ini, terdapat dua model regresi. Model regresi pertama terdiri dari motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik sebagai variabel independen dan komitmen
organisasi sebagai variabel dependen. Sedangkan model regresi kedua terdiri
dari motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik dan komitmen organisasi sebagai
variabel independen dan kinerja karyawan sebagai variabel dependen.
4.1.1 Koefisien Determinasi (R2)
Pada uji regresi berganda, R Square
pada hasil ouput SPSS digunakan untuk melihat koefisien determinasi
(Widarjono, 2010).
1.
Koefisien Determinasi Model Regresi 1
Besarnya koefisien determinasi dari hasil pengujian model regresi 1 dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji Determinasi Model Regresi 1
Model Summaryb
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R
Square
|
1
|
,675a
|
,455
|
,443
|
a. Predictors:
(Constant), Ekstrinsik, Intrinsik
b. Dependent
Variable: Komitmen
Berdasarkan Tabel 6 diperoleh nilai koefisien sebesar 0,455. Hal itu
menunjukkan bahwa variasi komitmen organisasi dipengaruhi oleh motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik sebesar 45,5%, lalu sisanya 54,5% variasi
komitmen organisasi dijelaskan oleh variabel- variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini. Selain itu, dapat diketahui pula bahwa nilai koefisien R,
yang menunjukkan seberapa erat hubungan antara variabel dependen dengan
variabel-variabel independen, didapatkan sebesar 0,675. Hal tesebut menunjukkan
bahwa kuatnya korelasi antara variabel komitmen organisasi dengan variabel
motivasi intrinsik dan ekstrinsik sebesar 67,5%.
2.
Koefisien Determinasi Model Regresi 2
Besarnya koefisien determinasi dari hasil pengujian model regresi 2 dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil Uji Determinasi Model Regresi 2
Model Summaryb
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R
Square
|
2
|
,257a
|
,066
|
,033
|
a. Predictors:
(Constant), Komitmen, Ekstrinsik, Intrinsik
b. Dependent
Variable: Kinerja
Berdasarkan Tabel 7 diperoleh nilai koefisien sebesar 0,066. Hal itu
menunjukkan bahwa variasi kinerja karyawan dipengaruhi oleh motivasi intrinsik,
motivasi ekstrinsik dan komitmen organisasi sebesar 6,6%, lalu sisanya 93,4%
variasi kinerja karyawan dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini. Selain itu, dapat diketahui pula nilai koefisien
R, yang menunjukkan seberapa erat hubungan antara variabel dependen dengan
variabel-variabel independen, didapatkan sebesar 0,257. Hal tesebut menunjukkan
bahwa kuatnya korelasi antara variabel kinerja dengan variabel motivasi
intrinsik, motivasi ekstrinsik dan komitmen sebesar sebesar 25,7%.
Uji F
Uji F bisa dilihat dengan menggunakan tabel analisis varian (ANOVA) pada
hasil ouput regresi menggunakan SPSS (Widarjono, 2010).
3.
Uji F Model Regresi 1
Berikut akan dijelaskan mengenai uji F dari model regresi 1 pada Tabel
8..
Tabel 8. Hasil Uji F Model Regresi 1
ANOVAb
Model
|
Df
|
F
|
Sig.
|
Uji F Model Regresi 2
Berikut akan dijelaskan mengenai uji F dari model regresi 2 pada Tabel
9.
Tabel 9. Hasil Uji F Model Regresi 2
ANOVAb
Model
|
Df
|
F
|
Sig.
|
|
2
|
Regression
|
3
|
2,011
|
,210a
|
|
Residual
|
85
|
|
|
|
Total
|
88
|
|
|
Predictors:(Constant),
Komitmen, Ekstrinsik,
Intrinsik
Dependent Variable: Kinerja
a.
F hitung adalah 2,011.
b. F tabel adalah 2,7119 (0,5;3;85) Dapat diketahui bahwa F hitung (2,011)
≤ F tabel (2,7119) maka hipotesis nol (H0) ditolak. Dengan demikian
dapat disimpulkan motivasi intrinsik, ekstrinsik dan komitmen organisasi secara
serentak berpengaruh terhadap kinerja.
Uji t
Uji t bisa dilihat dengan menggunakan tabel coefficients pada hasil ouput regresi menggunakan SPSS dengan
membandingkan antara thitung dan ttabel (Priyatno, 2013).
4.
Uji t Model Regresi 1
Berikut akan dijelaskan mengenai uji t dari model regresi 1 pada Tabel
10.
Tabel 10. Hasil Uji t Model Regresi 1
Coefficientsa
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
T
|
||
B
|
Std. Error
|
|||
1
|
(Constant)
|
1,432
|
,172
|
8,328
|
|
Intrinsik
|
,371
|
,082
|
4,504
|
|
Ekstrinsik
|
,087
|
,081
|
1,071
|
Dependent Variable: Komitmen
a.
Motivasi intrinsik
1)
t hitung = 4,504
2) t tabel = 1,9879 (0,5;86)
Dapat diketahui bahwa t hitung (4,504) > t hitung (1,9879) maka
hipotesis nol (H0) ditolak. Dengan demikian dapat
Dapat diketahui bahwa F hitung (35,945) > F tabel (3,1025) maka
hipotesis nol (H0) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik secara serentak berpengaruh terhadap komitmen
organisasi.
a.
Motivasi Intrinsik
a.
t hitung = 1,348
b. t tabel = 1,9879 (0,5;85)
Dapat diketahui bahwa t hitung (1,348)
≤ t kritis (1,9882) maka hipotesis nol (H0) diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan motivasi intrinsik secara individu tidak berpengaruh terhadap
kinerja karyawan.
b.
Motivasi Ekstrinsik
Dapat diketahui bahwa t hitung (1,071) ≤ t kritis (1,9879) maka
hipotesis nol (H0) diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan motivasi
ekstrinsik secara individu tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi.
b.
Persamaan model regresi 1
Y = 1,432 + 0,371 X1 + 0,087 X2
Interpretasi persamaanya:
a.
Nilai β0 = 1,432 artinya tanpa adanya
motivasi intrinsik (X1) dan motivasi ekstrinsik (X2) maka nilai komitmen
organisasi (Y) sebesar 1,432 satuan.
b.
Nilai β1 = +0,371, Hubungan antara motivasi
intrinsik (X1) dengan komitmen organisasi (Y) jika motivasi ektrinsik (X2)
konstan adalah positif, atau setiap kenaikan motivasi intrinsik sebesar satu
satuan, maka komitmen organisasi akan meningkat 0,371 satuan
2)
Nilai β2 = +0,087, Hubungan antara motivasi
ekstrinsik (X2) dengan komitmen organisasi (Y) jika motivasi intrinsik (X1)
konstan adalah positif, atau setiap kenaikan motivasi ekstrinsik sebesar satu
satuan, maka komitmen organisasi akan meningkat 0,087 satuan.
5.
Uji t Model Regresi 2
Berikut akan dijelaskan mengenai uji t dari model regresi 2 pada Tabel
11.
Tabel 11. Hasil Uji t Model Regresi 2
Coefficientsa
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
T
|
||
B
|
Std. Error
|
|||
2
|
(Constant)
|
2,148
|
,489
|
4,389
|
|
Intrinsik
|
,261
|
,194
|
1,348
|
|
Ekstrinsik
|
-,047
|
,173
|
-,273
|
|
Komitmen
|
,096
|
,228
|
,420
|
a. Dependent Variable: Kiner
itung = -0,273
2) t tabel = 1,9879 (0,5;85)
Dapat diketahui bahwa t hitung (-0,273)
≤ t kritis (1,9882) maka hipotesis nol (H0) diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan motivasi ekstrinsik secara individu tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan.
a.
Komitmen Organisasi
1)
t hitung = 0,420
2) t tabel = 1,9879 (0,5;85)
Dapat diketahui bahwa t hitung (0,420)
≤ t kritis (1,9882) maka hipotesis nol (H0) diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan komitmen organisasi secara individu tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan.
b.
Persamaan model regresi 2
Y = 2,148 + 0,261 X1 - 0,047 X2 + 0,096 X3
Interpretasi persamaanya:
1)
Nilai β0 = 2,148 artinya tanpa adanya
motivasi intrinsik (X1), motivasi ekstrinsik (X2) dan komitmen organisasi (X3)
maka besar nilai kinerja (Y) adalah 2,148 satuan.
2)
Nilai β1 = +0,261, Hubungan antara motivasi
intrinsik (X1) dengan kinerja
(Y) jika motivasi ekstrinsik (X2) dan komitmen organisasi (X3) konstan
atau setiap kenaikan motivasi intrinsik sebesar satu satuan, maka kinerja akan
meningkat 0,261 satuan.
3)
Nilai β2 = -0,047, Hubungan antara motivasi
ekstrinsik (X2) dengan kinerja (Y) jika motivasi intrinsik (X1) dan komitmen
organisasi (X3) konstan atau setiap kenaikan motivasi ekstrinsik sebesar satu
satuan, maka kinerja akan menurun 0,047 satuan.
Nilai β3 = +0,096, Hubungan antara komitmen organisasi (X3) dengan
kinerja (Y) jika motivasi intrinsik (X1) dan motivasi ektrinsik (X2) konstan
atau setiap kenaikan komitmen organiasi sebesar satu satuan, maka kinerja akan
meningkat 0,0096 satuan
DAFTAR PUSTAKA
Mathis, R.L.
& Jackson, J.H. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba
Empat.
McNeese-Smith,
Donna. (1996). Increasing Employee Productivity, JobSatisfaction &
Organizational Commitment. Hospital & Health Services Administration.
Vol.41
Nawab, S.,
Bhatti, Komal K., Shafi, Khuram. (2011). Effect of Motivation on Employees
Performance. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research In Business.
Vol. 3 (3), 1209-1216.
PPM
Manajemen. 2008. Outsourcing.
Agustus. Divisi Riset PPM Manajemen. Jakarta.
Priyatno,
Duwi. (2013). Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariat dengan SPSS.
Yogyakarta: GAVA MEDIA.
Sarwono,
Jonathan. (2013). Statistik Multivariat Aplikasi Untuk Riset Skripsi.
Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Umar,
Husein. (2008). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. 25 Maret 2003.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39. Jakarta.
Widarjono,
Agus. (2010). Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: STIM YKPN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar