Nama : Alfi Nuri Romadhoni
NIM : 18510199
Kelas : Statistik II B
Regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan
hubungan antara peubah respon (variabel dependen) dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi lebih dari satu prediktor (variabel independen).
Regresi linier berganda hampir sama dengan regresi linier
sederhana, hanya saja pada regresi linier berganda variabel bebasnya lebih dari
satu variabel penduga. Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk
mengukur intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan membuat
prediksi perkiraan nilai Y atas X.
Ø Contoh penerapan analisis regresi berganda menggunakan SPSS:
Sebagai pendahuluan dalam proses pengolahan
data adalah mempersiapkan data. Data yang digunakan pada contoh berikut ini
adalah data time series. Data Ekspor Pakaian Jadi dari Indonesia ke Jepang. Data yang tersedia
dalam tahunan, 1985 – 2000. Adapun variabel penelitiannya adalah Ekspor Pakaian Jadi, dalam ton
(EKS) sebagai variabel terikat (dependent
variable). Harga Ekspor Pakaian Jadi, dalam juta per ton (HRG) dan Kurs Yen
terhadap Rupiah (KURS) sebagai variabel bebas (independent variable). Contoh ini ingin melihat pengaruh variabel
Harga Ekspor Pakaian Jadi (HRG) dan variabel Kurs Yen terhadap Rupiah (KURS)
terhadap variabel Ekspor Pakaian Jadi (EKS), dengan model regresi sebagai berikut:
EKS = b 0 + b1HRG + b 2 KURS + e
Data dapat dilihat sebagai berikut :
Tahun
|
EKS
|
HRG
|
KURS
|
1985
|
3678,8
|
248,48
|
5,65
|
1986
|
4065,3
|
331,48
|
10,23
|
1987
|
8431,4
|
641,88
|
13,50
|
1988
|
15718,0
|
100,80
|
13,84
|
1989
|
11891,0
|
536,69
|
12,66
|
1990
|
9349,7
|
332,25
|
13,98
|
1991
|
14561,0
|
657,60
|
15,69
|
1992
|
20148,0
|
928,10
|
16,62
|
1993
|
26776,0
|
1085,50
|
18,96
|
1994
|
43501,0
|
1912,20
|
22,05
|
1995
|
49223,0
|
2435,80
|
22,50
|
1996
|
65076,0
|
6936,70
|
20,60
|
1997
|
54941,0
|
3173,14
|
43,00
|
1998
|
58097,0
|
2107,70
|
70,67
|
1999
|
112871,0
|
2935,70
|
71,20
|
2000
|
108280,0
|
3235,80
|
84,00
|
Perhitungan Menggunakan SPSS:
A. Persiapan Data
1. Buka aplikasi SPSS,
maka akan muncul tampilan seperti ini:
2. copy paste data yang telah disiapkan ke dalam file sheet
Data View, sehingga didapat hasil sebagai berikut:
3. Setelah data ter-input, maka langkah selanjutnya
memberikan identitas pada setiap variabel. Gantikan:
VAR00001
dengan EKS,
VAR00002
dengan HRG, dan
VAR00003
dengan KURS.
4. Sehingga tampilan pada sheet Data View akan seperti
ini:
B. Pengolahan Data
Estimasi
model dilakukan secara sekaligus dengan pengujian asumsi klasik
(multikolinieritas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan normalitas). Sehingga
output yang dihasilkan dari pengolahan data dapat digunakan untuk uji asumsi
klasik dan uji kelayakan model. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
1.
klik Analyze => Regression =>
Linier, lalu akan muncul tampilan seperti ini.
2.
Letakkan
EKS dalam kotak
Dependent. Kemudian letakkan HRG
dan KURS dalam kotak Independent(s). Hasil yang diperoleh adalah sebagai
berikut.
Untuk
memunculkan output guna menguji Asumsi Klasik ada 4, yaitu multikolinieritas,
autokorelasi, heteroskedastisitas dan normalitas.
3.
Klik tombol “Statistics”, lalu centang “Collinearity...”
untuk memunculkan hasil uji multikolinieritas dan centang “Dubin-Watson” untuk memunculkan
hasil uji autokorelasi.
4.
Kemudian untuk memunculkan Heteroskedastisitas
dan Normalitas, klik tombol “Plots” pada tampilan di no.2. Kemudian Pindahkan
*ZPRED ke kotak X: dan pindahkan *ZRESID ke kotak Y: untuk memunculkan hasil uji
heteroskedastisitas, kemudain centang “Normal probability plot” untuk
memunculkan hasil uji normalitas.
5.
Setelah semua tombol perintah di klik
kemudian tekan “OK”, akan muncul hasil seperti ini.
Pembahasan:
1.)
Uji Klasik
a.
Multikolinieritas
Hasil uji
multikolinieritas, dapat dilihat pada tabel Coefficientsa
Nilai VIF untuk variabel HRG dan KURS sama-sama 1,248, sedangkan Tolerance-nya 0,801. Karena nilai
VIF dari kedua variabel tidak ada yang lebih besar dari 10 atau 5 (banyak buku
yang menyaratkan tidak lebih dari 10, tapi ada juga yang menyaratkan tidak
lebih dari 5) maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas pada kedua
variabel bebas tersebut.
b. Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi, dapat dilihat pada tabel Model Summaryb
Nilai Durbin-Watson yang tertera pada outut
SPSS disebut dengan DW hitung. Angka ini akan dibandingkan dengan kriteria penerimaan
atau penolakan yang akan dibuat dengan nilai dL dan dU ditentukan berdasarkan
jumlah variabel bebas dalam model regresi (k) dan jumlah sampelnya (n). Nilai
dL dan dU dapat dilihat pada Tabel DW dengan tingkat signifikansi (error) 5% (α
= 0,05).
·
Jumlah variabel bebas : k = 2
·
Jumlah sampel : n = 16
Tabel Durbin-Watson menunjukkan bahwa nilai dL = 0,982 dan nilai dU
= 1,539 yang artinya berada pada daerah tidak ada autokorelasi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dalam model regresi linier tidak terjadi autokorelasi.
c. Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dapat
dilihat pada gambar Scatterplot
Dari gambar di atas terlihat bahwa sebaran titik tidak
membentuk suatu pola/alur tertentu, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas atau dengan kata lain terjadi homoskedastisitas. Asumsi
klasik tentang heteroskedastisitas dalam model ini terpenuhi, yaitu terbebas
dari heteroskedastisitas.
d. Normalitas
Hasil uji normalitas dapat dilihat dari gambar Normal P-P Plot
Sebaran titik-titik dari gambar Normal P-P Plot di atas relatif mendekati garis lurus, sehingga
dapat disimpulkan bahwa (data) residual terdistribusi normal.
2.) Uji Kelayakan Model
a. Uji Keterandalan Model (Uji F)
Hasil uji F dapat dilihat pada tabel ANOVAa di bawah ini. Nilai prob. F hitung terlihat pada kolom terakhir (sig.)
Nilai prob. F hitung (sig.) pada tabel di atas nilainya
0,000 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa model regresi linier yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan
pengaruh Harga Ekspor Pakaian Jadi (HRG) dan Kurs Yen terhadap Rupiah (KURS)
terhadap variabel terikat Ekspor Pakaian Jadi (EKS).
b. Uji Koefisien Regresi (Uji t)
Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel Coefficientsa seperti pada
gambar di bawah ini.
Nilai prob. t hitung dari variabel bebas HRG sebesar 0,001
yang lebih kecil dari 0,05 sehingga variabel bebas HRG berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat EKS pada alpha 5% atau dengan kata lain, Harga Ekspor
Pakaian Jadi berpengaruh signifikan terhadap Ekspor Pakaian Jadi pada taraf
keyakinan 95%. Sama halnya dengan pengaruh variabel bebas KURS terhadap
variabel terikat EKS, karena nilai prob. t hitung (0,000) yang lebih kecil dari
0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas KURS berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat EKS pada alpha 5% atau dengan kata lain, Nilai Kurs
Yen terhadap Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Ekspor Pakaian Jadi pada
taraf keyakinan 95%.
c. Koefisien Determinasi
Dalam menghitung nilai koefisien
determinasi menggunakan R-Square seperti gambar di bawah
Jika dilihat dari nilai R-Square yang besarnya 0,911
menunjukkan bahwa proporsi pengaruh variabel HRG dan KURS terhadap variabel EKS
sebesar 91,1%. Artinya, Harga Ekspor Pakaian Jadi dan Nilai Tukar Yen terhadap
Rupiah memiliki proporsi pengaruh terhadap Ekspor Pakaian Jadi sebesar 91,1%
sedangkan sisanya 8,9% (100% - 91,1%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
ada didalam model regresi linier.
Terimakasih kak sangat mudah dipahami sayang di hp saya gambarnya tidak begitu jelas
BalasHapusTerima kasih, materinya sangat bermanfaat
BalasHapus