Nama / NIM : Anggi Rimawati
Mata Kuliah : Analisis Sekuritas F
Dosen Mata Kuliah : Muhammad Nanang Choirudding, S.E,
M.M
Review
Jurnal Analisis Opsi
Judul
|
Perbandingan Model
Opsi Black-scholes dan Model Opsi Garch di Bursa Efek Indonesia
|
Jurnal
|
Jurnal Keuangan
dan Perbankan
|
Volume &
Halaman
|
Vol. 14 No. 1
Hal. 13-23
|
Tahun
|
2020
|
Penulis
|
Riko Hendrawan
|
Reviewer
|
Anggi Rimawati
|
Tanggal
|
30 April 2020
|
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan akurasi antara
dua model kontrak opsi, yaitu model black-scholes dan model GARCH. Dimana model
black-scholes menyatakan bahwa volatilitas aset yang mendasari opsi konstan
selama masa periode opsi. Sedangkan model GARCH, menyatakan bahwa varian
bersyarat tidak hanya bergantung dari error pada waktu sebelumnya, melainkan
juga dari varian bersyarat periode sebelumnya. Penelitian terdahulu
menghasilkan beberapa penemuan, yaitu:
1.
Model GARCH lebih superior
dan memperbaiki kesalahan dalam penentuan harga dari model black-scholes.
Namun, model penelitian ini hanya terfokus pada single-lag (Heston & Nandi,2000).
2.
Model GARCH lebih superior
dibandingkan model black-scholes untuk memprediksi nilai premi dalam 6 – 15
hari sebelum jatuh tempo. Sedangkan model Black-Scholes lebih superior untuk
memprediksi nilai opsi dalam 16 – 20 hari sebelum jatuh tempo. Selanjutnya,
untuk jangka waktu antara 21 – 50 hari dari kedua model tersebut tidak ada yang
dominan (Fofana dan Brorsen, 2001).
3.
Pada in the money option
model black-scholes lebih baik dengan persentase rata-rata akar kuadrat
kesalahan lebih baik dibandingkan dengan model GARCH. Namun, pada out the
money option, model GARCH lebih baik. Sehingga, dapat dikatakan bahwa tidak
ada model yang dominan dalam penilaian harga sebuah opsi (Chang, 2002).
Penelitian ini mengembangkan model GARCH yang dibentuk berdasarkan proses
ARIMA dengan mengestimasi ARIMA terbaik dan membuat model GARCH berdasarkan lag
terbaik. Data yang dipergunakan untuk melakukan estimasi adalah data sekunder
intra-hari perdagangan saham periode Januari - Maret 2005. Setelah mendapatkan
model ARIMA terbaik, maka dilakukan pemodelan selanjutnya, yaitu mencari dan
memodelkan lag-GARCH dengan menghitung AIC yang terkecil.
Estimasi volatilitas yang didapat berdasarkan model GARCH terbaik yang dibentuk
diaplikasikan dalam penentuan harga opsi dengan membandingkan keakuratannya
dengan model black-scholes. Kemudian, berdasarkan model tersebut diperoleh
hasil bahwa model GARCH lebih akurat dibandingkan dengan model black-scholes.
Akurasi model GARCH tetap lebih tinggi baik utntuk jangka waktu opsi 1 bulan, 2
bulan maupun 3 bulan.
Kaitan dengan Teori atau Referensi
Opsi adalah kontrak resmi yang memberikan hak (tanpa adanya kewajiban)
untuk membeli (opsi beli/call options) atau menjual (opsi jual/put
options) suatu asset tertentu, pada harga tertentu dan dalam jangka waktu
tertentu. Opsi dapat dikatakan merupakan salah satu instrumen turunan
(derivatif) dalam pasar modal yang digunakan untuk memaksimalkan keuntungan
dengan daya ungkit (leverage) yang besar namun dengan resiko yang dapat
diminimalkan.
Model ARCH pertama diperkenalkan oleh Rob Engle pada tahun 1982. Proses
ARCH menjelaskan Conditional Heteroscedasticity tingkat pengembalian dalam
bidang keuangan dengan mengasumsikan bahwa conditional variance hari ini
dipengaruhi oleh volatilitas residual kuadrat periode yang lalu. Metode ini
semakin berkembang dan mempunyai banyak perubahan, salah satunya adalah model Generalized
Autoregressive Conditional Heteroscedastic (GARCH). Model GARCH merupakan
model rata-rata bergerak autoregressi (model ARMA) diasumsikan untuk varians
error, model adalah heteroskedastisitas bersyarat umum autoregressi.
Selain itu, salah satu model yang terkenal untuk menghitung nilai pasar
dari opsi adalah model harga opsi black-scholes yang dikembangkan oleh Fisher
Black dan Myron Scholes di tahun 1973. Penilaian opsi dari black-scholas ini
dimaksudkan untuk opsi Eropa. Asumsi model black-scholas adalah sebagai
berikut:
1.
Saham yang dihubungkan
dengan opsi tidak pernh membayar dividen selama umur dari opsi.
2.
Tidak ada biaya transaksi
untuk membeli dan menjual opsi serta sahamnya.
3.
Tingkat suku bunga bebas
risiko (risk free interest) konstan selama umur opsi.
4.
Pembeli saham dapat
meminjam pinjaman jangka pendek dengan tinngkat suku bunga bebas risiko.
5.
Penjualan pendek (short-selling)
diijinkan dan penjual pendek akan menjual sahamnya dengan harga pasar saat itu.
6.
Opsi hanya dapat digunakan
(exercise) pada saat jatuh tempo.
7.
Pasar likuid dan
perdagangan semua sekuritas dapat terjadi terus menerus
8.
Harga pasar saham bergerak
secara acak
Rumus penilaian
opsi black scholes untuk opsi beli dan opsi jual adalah sebagai berikut:
c = harga opsi
call
S0 =
harga sekarang
X = harga perjanjian
t = periode opsi
p = harga opsi
put
N(d1)
= distribusi normal dengan nilai d (i = 1,2)
Rekomendasi untuk analisis
selanjutnya
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan dalam
berinvestasi pada kontrak opsi saham adalah bagaimana memodelkan dan
memperperkirakan volatilitas dari suatu aset dasar (underlying asset)
yang memperdagangkan opsi tersebut. Sehingga semakin baik memodelkan dan
memperkirakan volatilitas yang akan berdampak terhadap premi kont rak opsi maka
fungsi kontrak opsi sebagai alat investasi akan semakin baik. Untuk penelit ian
selanjutnya, perlu kiranya pengujian model opsi GARCH untuk aset dasar yang
lain misalnya mata uang (currency option) ataupun pada indeks (index
option) dan pengembangan model GARCH yang lain seperti E-GARCH, I-GARCH
atapun model yang lainnya.
Review
Jurnal Analisis Future
Judul
|
Pengaruh Kontrak
Future Indeks Terhadap Volatilitas Underlying Spot Market di Indonesia
|
Jurnal
|
Jurnal
Manajemen
|
Volume &
Halaman
|
Vol. 21 No. 1
hal. 17-32
|
Tahun
|
2017
|
Penulis
|
Sukmawati
Sukamulja dan Sony Fidanti
|
Reviewer
|
Anggi Rimawati
|
Tanggal
|
1
Mei 2020
|
Melalui penelitian ini, peneliti akan menganalisis efek yang ditimbulkan
dari adanya kontrak futures indeks (LQ45 Futures) yang berpengaruh terhadap
volatilitas indeks underlyingnya, yaitu indeks LQ45. Selain itu, penelitian ini
berusahan untuk menjelaskan bagaimana respon pasar terhadap informasi tersebut
terkait dengan fenomena market efficient. Penelitian ini dilakukan
berdasarkan celah penelitian terdahulu, diantaranya:
1.
Kontrak futures (futures
trading), dapat meningkatkan volatilitas pasar saham dengan adanya
ketidakstabilan pada harga spot dari underlyingnya dan (Sharma dan Malhotra,
2015 dan Yadev, 2016).
2.
Kontrak futures memiliki
pengaruh yang baik terhadap harga underlying-nya dan menurunkan
volatilitas pasar saham (Kasman dan Kasman, 2008; Bohl et al., 2011 dan Singh
2016).
3.
Kontrak futures indeks
tidak meningkatkan ataupun menurunkan volatilitas harga spot (Lee et al., 2014;
Xie dan Huang, 2014; Spyrou, 2015 dan Er et al., 2015).
Terdapat dua hipotesis berdasarkan kerangka berpikir yang dalam
penelitian ini. Pertama, diasumsikan bahwa kontrak LQ45 futures berpengaruh
pada penurunan volatilitas underlying spot market (LQ45 indeks). Sedangkan
hipotesis kedua berasumsi bahwa kontrak LQ45 futures indeks berpengaruh pada
peningkatan efisiensi pasar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
harga penutupan harian dari indeks LQ45 periode 2000 sampai 2009. Untuk melihat
pengaruh transaksi futures terhadap volatilitas underlying spot digunakan Generalized
Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) untuk pasar LQ45
futures.
Hasil pengujian pada return indeks LQ45 menemukan bahwa telah terjadi
volatilitas yang rendah selama keberadaan kontrak futures indeks. Akan tetapi,
volatilitas ini bukan dipengaruhi oleh kontrak futures indeks. Artinya
kemunculan transaksi kontrak futures tidak berpengaruh terhadap volatilitas
underlying spotnya. Hasil pengujian pada return indeks LQ45 periode sebelum dan
setelah kontrak futures indeks menunjukan peningkatan efisiensi pasar terutama
setelah kemunculan kontrak futures indeks.
Kaitan dengan Teori atau Referensi
Kontrak futures merupakan sebuah perjanjian untuk membeli atau menjual
aset pada suatu periode tertentu di masa yang akan datang dengan kepastian
harga yang telah disepakati sebelumnya. Harga sebuah kontrak futures akan
berlawanan dengan harga pasar spot, harga bisa lebih tinggi atau lebih rendah.
Pada kontrak futures diperlukan sejumlah initial margin, yang merupakan jumlah
nominal uang yang perlu disetor oleh investor kepada broker. Mekanisme futures
kontrak adalah pertama kali investor menyetor sejumlah deposit sebagai initial
margin dalam melakukan perdagangan futures. Kemudian investor akan melakukan
kontrak futures dengan memperhatikan aset yang diperdagangkan, ukuran kontrak, price
limit dan position limits.
Dalam kontrak future, pada bulan penyelesaian yang tertera di kontrak
tidak lagi dilakukan perdagangan dan harga ditentukan oleh bursa atas
penyelesaian kontrak. Kontrak dapat diselesaikan dengan tanggal penyelesaian
terdekat. Namun, pada kontrak futures diperlukan daily settlement di mana
apabila nilai aset investor di bawah nilai initial margin maka broker akan
memberikan margincall pada investor tersebut. Perbedaan antara future dan opsi
adalah jika pemegang kontrak opsi mempunyai pilihan apakah ia akan melakukan
pengiriman atau tidak, sedangkan kontrak future adalah janji pasti untuk
mengirimkan gandum pada harga jual tetap.
Volatilitas merupakan pengukuran statistik atas fluktuasi harga selama
periode tertentu yang sering dipersepsikan sebagai risiko dan dijelaskan oleh
simpangan baku atau standard deviation. Volatilitas pasar terjadi akibat
masuknya informasi baru ke dalam pasar atau bursa. Terjadinya hal ini
menyebabkan pelaku pasar melakukan penilaian kembali terhadap aset yang
diperdagangkan. Pada kasus pasar efisien, tingkat harga akan melakukan
penyesuaian dengan cepat sehingga harga yang terbentuk mencerminkan informasi
tersebut. Proses perubahan harga inilah yang dinamakan volatilitas.
Konsep efisiensi pasar pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh
Fama pada tahun 1970. Teori ini menyatakan bahwa suatu pasar –pasar modal
dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun
investor institusi, mampu memperoleh return tidak normal (abnormal return),
setelah disesuaikan dengan risiko, dengan menggunakan strategi perdagangan yang
ada. Sehingga, harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari
informasi yang ada. Dalam kata lain, harga-harga aset atau sekuritas dalam
pasar efisien secara cepat dan utuh mencerminkan informasi yang tersedia
tentang aset atau sekuritas tersebut. Terdapat tiga teori bentuk efisiensi
pasar, yaitu:
1.
Efisiensi pasar bentuk
lemah menyatakan bahwa harga sekuritas sudah mencerminkan seluruh informasi
historis yang ada. Apabila efisiensi dalam bentuk ini memang benar, maka tidak
ada manfaatnya mempelajari harga dan perubahan harga historis dari suatu
sekuritas, maka analisis teknikal pun menjadi tak berguna.
2.
Efisiensi pasar bentuk
setengah kuat menyatakan bahwa harga sekuritas sudah mencerminkan seluruh
informasi publik yang ada, termasuk didalamnya informasi historis. Investor
tidak akan mampu untuk memperoleh keuntungan tak normal (abnormal return) secara
konsisten dengan hanya mengandalkan analisis fundamental.
3.
Efisiensi pasar bentuk kuat
menyatakan bahwa harga sekuritas sudah mencerminkan seluruh informasi yang ada,
termasuk di dalamnya informasi historis, informasi publik, dan inside
information (informasi privat). Dalam pasar bentuk ini, tidak ada kemungkinan
bagi investor untuk memperoleh imbal hasil yang jauh melebihi tingkat risikonya
(abnormal return).
Rekomendasi untuk analisis selanjutnya
Penelitian ini terbatas pada periode setelah keberadaan kontrak futures
indeks (post-futures), yang jumlah sampelnya lebih besar daripada periode
sebelum keberadaan kontrak futures indeks (pre-futures). Selain itu, variabel
lain seperti kontrak futures individual atau kontrak option dapat digunakan
untuk menguji konsistensi hasil penelitian. Penelitian komparasi dengan
membandingkan beberapa negara dapat dilakukan untuk melihat konsistensi hasil.
Penelitian ini hanya menggunakan GARCH, namun penelitian selanjutnya
dapat mengembangkan dengan metode GARCH lainnya dan menguji adanya market shock
dengan membagi ke dalam sensitivitas tinggi dan rendah. Pengujian peningkatan
efisiensi pasar juga dapat dilakukan dengan menguji bid-ask spread dan market depth
serta membagi ke dalam inform investor dan uninform investor atau
antara hedger dan speculative investor.
Daftar
Pustaka
Hendrawan, Riko. 2010. Perbandingan Model Opsi Black-scholes dan Model
Opsi Garch di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan: vol. 14
no. 1 hal. 13-23 http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jkdp/article/view/946
Kuncoro, Mudrajad. 2001. Manajemen Keuangan Internasional: Pengantar
Ekonomi dan Bisnis Global. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Madura, Jeff. 2006. Keuangan Perusahaan Internasional. Jakarta:
Salemba Empat.
Sukamulja, Sukmawati dan Sony Fidanti. 2017. Pengaruh Kontrak Future
Indeks Terhadap Volatilitas Underlying Spot Market di Indonesia. Jurnal
Manajemen: vol. 21 no. 1 hal. 17-32 http://ecojoin.org/index.php/EJM/article/view/145
Wiyono, Gendro dan Hadri Kusuma. 2017. Manajemen Keuangan Lanjutan
Berbasis Corporate Value Creation. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Anjay keren, wkwk
BalasHapusWaw mantab kali 👍🏻
BalasHapusBermanfaat sekali
BalasHapusWaw ok bingits
BalasHapuskerenn
BalasHapusMantap, informatif nih jurnal nya.. keren ya kamu sudah menghasilkan karya!
BalasHapus