Sabtu, 02 Mei 2020

Riview Jurnal Analisis Kontrak Opsi dan Kontrak Future


Nama / NIM                       : Anggi Rimawati
Mata Kuliah                        : Analisis Sekuritas F
Dosen Mata Kuliah         : Muhammad Nanang Choirudding, S.E, M.M

Review Jurnal Analisis Opsi
Judul
Perbandingan Model Opsi Black-scholes dan Model Opsi Garch di Bursa Efek Indonesia
Jurnal
Jurnal Keuangan dan Perbankan
Volume & Halaman
Vol. 14 No. 1 Hal. 13-23
Tahun
2020
Penulis
Riko Hendrawan
Reviewer
Anggi Rimawati
Tanggal
30 April 2020

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan akurasi antara dua model kontrak opsi, yaitu model black-scholes dan model GARCH. Dimana model black-scholes menyatakan bahwa volatilitas aset yang mendasari opsi konstan selama masa periode opsi. Sedangkan model GARCH, menyatakan bahwa varian bersyarat tidak hanya bergantung dari error pada waktu sebelumnya, melainkan juga dari varian bersyarat periode sebelumnya. Penelitian terdahulu menghasilkan beberapa penemuan, yaitu:
1.       Model GARCH lebih superior dan memperbaiki kesalahan dalam penentuan harga dari model black-scholes. Namun, model penelitian ini hanya terfokus pada single-lag (Heston & Nandi,2000).
2.       Model GARCH lebih superior dibandingkan model black-scholes untuk memprediksi nilai premi dalam 6 – 15 hari sebelum jatuh tempo. Sedangkan model Black-Scholes lebih superior untuk memprediksi nilai opsi dalam 16 – 20 hari sebelum jatuh tempo. Selanjutnya, untuk jangka waktu antara 21 – 50 hari dari kedua model tersebut tidak ada yang dominan (Fofana dan Brorsen, 2001).
3.       Pada in the money option model black-scholes lebih baik dengan persentase rata-rata akar kuadrat kesalahan lebih baik dibandingkan dengan model GARCH. Namun, pada out the money option, model GARCH lebih baik. Sehingga, dapat dikatakan bahwa tidak ada model yang dominan dalam penilaian harga sebuah opsi (Chang, 2002).
Penelitian ini mengembangkan model GARCH yang dibentuk berdasarkan proses ARIMA dengan mengestimasi ARIMA terbaik dan membuat model GARCH berdasarkan lag terbaik. Data yang dipergunakan untuk melakukan estimasi adalah data sekunder intra-hari perdagangan saham periode Januari - Maret 2005. Setelah mendapatkan model ARIMA terbaik, maka dilakukan pemodelan selanjutnya, yaitu mencari dan memodelkan lag-GARCH dengan menghitung AIC yang terkecil.
Estimasi volatilitas yang didapat berdasarkan model GARCH terbaik yang dibentuk diaplikasikan dalam penentuan harga opsi dengan membandingkan keakuratannya dengan model black-scholes. Kemudian, berdasarkan model tersebut diperoleh hasil bahwa model GARCH lebih akurat dibandingkan dengan model black-scholes. Akurasi model GARCH tetap lebih tinggi baik utntuk jangka waktu opsi 1 bulan, 2 bulan maupun 3 bulan.
Kaitan dengan Teori atau Referensi
Opsi adalah kontrak resmi yang memberikan hak (tanpa adanya kewajiban) untuk membeli (opsi beli/call options) atau menjual (opsi jual/put options) suatu asset tertentu, pada harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Opsi dapat dikatakan merupakan salah satu instrumen turunan (derivatif) dalam pasar modal yang digunakan untuk memaksimalkan keuntungan dengan daya ungkit (leverage) yang besar namun dengan resiko yang dapat diminimalkan.
Model ARCH pertama diperkenalkan oleh Rob Engle pada tahun 1982. Proses ARCH menjelaskan Conditional Heteroscedasticity tingkat pengembalian dalam bidang keuangan dengan mengasumsikan bahwa conditional variance hari ini dipengaruhi oleh volatilitas residual kuadrat periode yang lalu. Metode ini semakin berkembang dan mempunyai banyak perubahan, salah satunya adalah model Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedastic (GARCH). Model GARCH merupakan model rata-rata bergerak autoregressi (model ARMA) diasumsikan untuk varians error, model adalah heteroskedastisitas bersyarat umum autoregressi.
Selain itu, salah satu model yang terkenal untuk menghitung nilai pasar dari opsi adalah model harga opsi black-scholes yang dikembangkan oleh Fisher Black dan Myron Scholes di tahun 1973. Penilaian opsi dari black-scholas ini dimaksudkan untuk opsi Eropa. Asumsi model black-scholas adalah sebagai berikut:
1.       Saham yang dihubungkan dengan opsi tidak pernh membayar dividen selama umur dari opsi.
2.       Tidak ada biaya transaksi untuk membeli dan menjual opsi serta sahamnya.
3.       Tingkat suku bunga bebas risiko (risk free interest) konstan selama umur opsi.
4.       Pembeli saham dapat meminjam pinjaman jangka pendek dengan tinngkat suku bunga bebas risiko.
5.       Penjualan pendek (short-selling) diijinkan dan penjual pendek akan menjual sahamnya dengan harga pasar saat itu.
6.       Opsi hanya dapat digunakan (exercise) pada saat jatuh tempo.
7.       Pasar likuid dan perdagangan semua sekuritas dapat terjadi terus menerus
8.       Harga pasar saham bergerak secara acak
Rumus penilaian opsi black scholes untuk opsi beli dan opsi jual adalah sebagai berikut:
c = harga opsi call
S0 = harga sekarang
X = harga perjanjian
t = periode opsi
p = harga opsi put
N(d1) = distribusi normal dengan nilai d (i = 1,2)
Rekomendasi untuk analisis selanjutnya
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan dalam berinvestasi pada kontrak opsi saham adalah bagaimana memodelkan dan memperperkirakan volatilitas dari suatu aset dasar (underlying asset) yang memperdagangkan opsi tersebut. Sehingga semakin baik memodelkan dan memperkirakan volatilitas yang akan berdampak terhadap premi kont rak opsi maka fungsi kontrak opsi sebagai alat investasi akan semakin baik. Untuk penelit ian selanjutnya, perlu kiranya pengujian model opsi GARCH untuk aset dasar yang lain misalnya mata uang (currency option) ataupun pada indeks (index option) dan pengembangan model GARCH yang lain seperti E-GARCH, I-GARCH atapun model yang lainnya.



Review Jurnal Analisis Future
Judul
Pengaruh Kontrak Future Indeks Terhadap Volatilitas Underlying Spot Market di Indonesia
Jurnal
Jurnal Manajemen
Volume & Halaman
Vol. 21 No. 1 hal. 17-32
Tahun
2017
Penulis
Sukmawati Sukamulja dan Sony Fidanti
Reviewer
Anggi Rimawati
Tanggal
1         Mei 2020

Melalui penelitian ini, peneliti akan menganalisis efek yang ditimbulkan dari adanya kontrak futures indeks (LQ45 Futures) yang berpengaruh terhadap volatilitas indeks underlyingnya, yaitu indeks LQ45. Selain itu, penelitian ini berusahan untuk menjelaskan bagaimana respon pasar terhadap informasi tersebut terkait dengan fenomena market efficient. Penelitian ini dilakukan berdasarkan celah penelitian terdahulu, diantaranya:
1.       Kontrak futures (futures trading), dapat meningkatkan volatilitas pasar saham dengan adanya ketidakstabilan pada harga spot dari underlyingnya dan (Sharma dan Malhotra, 2015 dan Yadev, 2016).
2.       Kontrak futures memiliki pengaruh yang baik terhadap harga underlying-nya dan menurunkan volatilitas pasar saham (Kasman dan Kasman, 2008; Bohl et al., 2011 dan Singh 2016).
3.       Kontrak futures indeks tidak meningkatkan ataupun menurunkan volatilitas harga spot (Lee et al., 2014; Xie dan Huang, 2014; Spyrou, 2015 dan Er et al., 2015).
Terdapat dua hipotesis berdasarkan kerangka berpikir yang dalam penelitian ini. Pertama, diasumsikan bahwa kontrak LQ45 futures berpengaruh pada penurunan volatilitas underlying spot market (LQ45 indeks). Sedangkan hipotesis kedua berasumsi bahwa kontrak LQ45 futures indeks berpengaruh pada peningkatan efisiensi pasar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga penutupan harian dari indeks LQ45 periode 2000 sampai 2009. Untuk melihat pengaruh transaksi futures terhadap volatilitas underlying spot digunakan Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) untuk pasar LQ45 futures.
Hasil pengujian pada return indeks LQ45 menemukan bahwa telah terjadi volatilitas yang rendah selama keberadaan kontrak futures indeks. Akan tetapi, volatilitas ini bukan dipengaruhi oleh kontrak futures indeks. Artinya kemunculan transaksi kontrak futures tidak berpengaruh terhadap volatilitas underlying spotnya. Hasil pengujian pada return indeks LQ45 periode sebelum dan setelah kontrak futures indeks menunjukan peningkatan efisiensi pasar terutama setelah kemunculan kontrak futures indeks.
Kaitan dengan Teori atau Referensi
Kontrak futures merupakan sebuah perjanjian untuk membeli atau menjual aset pada suatu periode tertentu di masa yang akan datang dengan kepastian harga yang telah disepakati sebelumnya. Harga sebuah kontrak futures akan berlawanan dengan harga pasar spot, harga bisa lebih tinggi atau lebih rendah. Pada kontrak futures diperlukan sejumlah initial margin, yang merupakan jumlah nominal uang yang perlu disetor oleh investor kepada broker. Mekanisme futures kontrak adalah pertama kali investor menyetor sejumlah deposit sebagai initial margin dalam melakukan perdagangan futures. Kemudian investor akan melakukan kontrak futures dengan memperhatikan aset yang diperdagangkan, ukuran kontrak, price limit dan position limits.
Dalam kontrak future, pada bulan penyelesaian yang tertera di kontrak tidak lagi dilakukan perdagangan dan harga ditentukan oleh bursa atas penyelesaian kontrak. Kontrak dapat diselesaikan dengan tanggal penyelesaian terdekat. Namun, pada kontrak futures diperlukan daily settlement di mana apabila nilai aset investor di bawah nilai initial margin maka broker akan memberikan margincall pada investor tersebut. Perbedaan antara future dan opsi adalah jika pemegang kontrak opsi mempunyai pilihan apakah ia akan melakukan pengiriman atau tidak, sedangkan kontrak future adalah janji pasti untuk mengirimkan gandum pada harga jual tetap.
Volatilitas merupakan pengukuran statistik atas fluktuasi harga selama periode tertentu yang sering dipersepsikan sebagai risiko dan dijelaskan oleh simpangan baku atau standard deviation. Volatilitas pasar terjadi akibat masuknya informasi baru ke dalam pasar atau bursa. Terjadinya hal ini menyebabkan pelaku pasar melakukan penilaian kembali terhadap aset yang diperdagangkan. Pada kasus pasar efisien, tingkat harga akan melakukan penyesuaian dengan cepat sehingga harga yang terbentuk mencerminkan informasi tersebut. Proses perubahan harga inilah yang dinamakan volatilitas.
Konsep efisiensi pasar pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama pada tahun 1970. Teori ini menyatakan bahwa suatu pasar –pasar modal dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor institusi, mampu memperoleh return tidak normal (abnormal return), setelah disesuaikan dengan risiko, dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada. Sehingga, harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada. Dalam kata lain, harga-harga aset atau sekuritas dalam pasar efisien secara cepat dan utuh mencerminkan informasi yang tersedia tentang aset atau sekuritas tersebut. Terdapat tiga teori bentuk efisiensi pasar, yaitu:
1.       Efisiensi pasar bentuk lemah menyatakan bahwa harga sekuritas sudah mencerminkan seluruh informasi historis yang ada. Apabila efisiensi dalam bentuk ini memang benar, maka tidak ada manfaatnya mempelajari harga dan perubahan harga historis dari suatu sekuritas, maka analisis teknikal pun menjadi tak berguna.
2.       Efisiensi pasar bentuk setengah kuat menyatakan bahwa harga sekuritas sudah mencerminkan seluruh informasi publik yang ada, termasuk didalamnya informasi historis. Investor tidak akan mampu untuk memperoleh keuntungan tak normal (abnormal return) secara konsisten dengan hanya mengandalkan analisis fundamental.
3.       Efisiensi pasar bentuk kuat menyatakan bahwa harga sekuritas sudah mencerminkan seluruh informasi yang ada, termasuk di dalamnya informasi historis, informasi publik, dan inside information (informasi privat). Dalam pasar bentuk ini, tidak ada kemungkinan bagi investor untuk memperoleh imbal hasil yang jauh melebihi tingkat risikonya (abnormal return).
Rekomendasi untuk analisis selanjutnya
Penelitian ini terbatas pada periode setelah keberadaan kontrak futures indeks (post-futures), yang jumlah sampelnya lebih besar daripada periode sebelum keberadaan kontrak futures indeks (pre-futures). Selain itu, variabel lain seperti kontrak futures individual atau kontrak option dapat digunakan untuk menguji konsistensi hasil penelitian. Penelitian komparasi dengan membandingkan beberapa negara dapat dilakukan untuk melihat konsistensi hasil.
Penelitian ini hanya menggunakan GARCH, namun penelitian selanjutnya dapat mengembangkan dengan metode GARCH lainnya dan menguji adanya market shock dengan membagi ke dalam sensitivitas tinggi dan rendah. Pengujian peningkatan efisiensi pasar juga dapat dilakukan dengan menguji bid-ask spread dan market depth serta membagi ke dalam inform investor dan uninform investor atau antara hedger dan speculative investor.

Daftar Pustaka
Hendrawan, Riko. 2010. Perbandingan Model Opsi Black-scholes dan Model Opsi Garch di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan: vol. 14 no. 1 hal. 13-23 http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jkdp/article/view/946
Kuncoro, Mudrajad. 2001. Manajemen Keuangan Internasional: Pengantar Ekonomi dan Bisnis Global. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Madura, Jeff. 2006. Keuangan Perusahaan Internasional. Jakarta: Salemba Empat.
Sukamulja, Sukmawati dan Sony Fidanti. 2017. Pengaruh Kontrak Future Indeks Terhadap Volatilitas Underlying Spot Market di Indonesia. Jurnal Manajemen: vol. 21 no. 1 hal. 17-32 http://ecojoin.org/index.php/EJM/article/view/145
Wiyono, Gendro dan Hadri Kusuma. 2017. Manajemen Keuangan Lanjutan Berbasis Corporate Value Creation. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

6 komentar:

Review Jurnal Analisis Opsi dan Future Nama / NIM : Yuni Mega Lestari / 17510175 Mata Kuliah : Analisis Sekuritas Dosen Mata Kuliah ...