Jumat, 01 Mei 2020

REVIEW JURNAL ANALISIS OPSI DAN FUTURES / NIMAS RATIH CHANDRA / 17510122

REVIEW JURNAL ANALISIS OPSI
Judul Jurnal
Opsi Saham pada Pasar Modal Di Indonesia (Studi Pasar Opsi Saat Pasar Opsi Masih Berlangsung Di Bursa Efek Indonesia)
Penulis
Syanti Dewi dan Ishak Ramli
Nama Jurnal
Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis Vol. 2, No. 2,
Tahun
Oktober 2018
Reviewer
Nimas Ratih Chandra Dewi
NIM
17510122
Kelas
Analisis Sekuritas H
Dosen Pengampu
M. Nanang Choiruddin, S.E., MM

Tujuan Penelitian
1)   Menguji apakah harga saham, harga strike, time to maturity, volatilitas harga saham, risk-free interest rate secara bersama-sama mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
2)   Menguji apakah harga saham mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
3)   Menguji apakah harga strike mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
4)   Menguji apakah time to maturity mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
5)   Menguji apakah volatilitas harga saham mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
6)   Menguji risk-free interest rate mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
Kajian Teori
1)   Pasar opsi Merupakan suatu kesepakatan antara dua pihak yang mempunyai suatu nilai tertentu yang ditetapkan  berdasarkan harga sesuatu yang lain (Mc.Donald, 2003).
2)   Berinvestasi pada produk derivatif pada kenyataannya memang dapat memberikan keuntungan yang besar, bahkan diperkirakan lebih besar dibandingkan dengan berinvestasi di bursa saham (Jonckheere, 2008).
3)   Menurut Walmsley (1998), terdapat empat kegunaan dari instrumen derivatif dalam investasi bagi investor yaitu:
a)      pengalihan risiko (risk tansfer);
b)      peningkatan likuiditas (liquidity improvement);
c)       penciptaan kredit (credit creation); dan
d)      penciptaan ekuitas (equity creation).

Penelitian Terdahulu
1)   Penelitian Benjamin Blau dan Chip Wade (2013) bahwa harga opsi kurang menyediakan informasi mengenai harga saham di masa yang akan datang. Muravyev, Pearson dan Broussard (2013) juga mengatakan bahwa harga opsi tidak memiliki informasi yang signifikan mengenai harga saham di masa mendatang di balik apa yang tercermin pada harga saham saat ini.
2)   Penelitian yang dilakukan oleh Amin, Coval, and Seyhun (2002) yang mengatakan bahwa harga saham memiliki pengaruh terhadap harga indeks opsi.
3)   Di dukung oleh Mossin (1969) yang mencatat bahwa terdapat interaksi antara saham dan opsi. Hal ini juga didukung oleh data harga saham pada harga opsi jual di Indonesia yang rata-rata in the money, kondisi harga strike jauh di atas harga saham sehingga menguntungkan investor yang mengeksekusi kontrak opsinya.
4)   Penelitian Alghalith, Floros dan Poufinas (2014) bahwa harga strike merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harga opsi, khususnya harga opsi jual pada kasus ini. hal ini dikarenakan dalam penentuan harga opsi yang sesuai dengan market demand harus memperhatikan berapa harga strike yang disepakati dalam suatu opsi.
Lokasi Data
BEI
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah riset kepustakaan (library research) yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Jakarta.
Populasi & Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah terkait opsi saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, BI Rate terkait transaksi opsi saham selama tahun 2007 – 2008, yaitu periode mulai ditransaksikan kembali kontrak opsi saham setelah sempat terhenti sejak tahun 2004. Mengingat data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh data transaksi opsi saham yang terjadi pada BEI, maka penenelitian ini menggunakan data sensus transaksi saham yang terjadi pada di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007 – 2008 (saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia). Hanya ada empat saham perusahaan yang tercatat dalam seluruh kontrak opsi saham di BEI pada periode tersebut yakni PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Telekomunkasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Bank Asia Central Tbk (BBCA).
Analisa Data
Analisis Data menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda. Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan program Eviews 6.
Hasil Penelitian
Harga saham, harga strike, time to maturity, volatilitas dan risk-free interest rate secara bersama-sama signifikan positif mempengaruhi harga opsi saham baik itu harga opsi beli maupun harga opsi jual di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2008 saat pasar opsi masih berlangsung. Harga saham tidak signifikan mempengaruhi harga opsi beli di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa harga strike tidak signifikan mempengaruhi harga opsi beli di Bursa Efek Indonesia, time to maturitytidak signifikan positif mempengaruhi harga opsi saham di Bursa Efek Indonesia, volatilitas harga saham tidak signifikan mempengaruhi harga opsi saham di Bursa Efek Indonesia, bahwarisk-free interest rate tidak signifikan mempengaruhi harga opsi saham di Bursa Efek Indonesia.

Analisis Jurnal:
Opsi (option) menunjukkan hak untuk melakukan sesuatu. Karena merupakan hak (rights) maka pemodal atau manajer keuangan bisa melakukan bisa pula tidak. Ada dua tipe opsi, yaitu call dan put. Opsi call menunjukkan hak untuk membeli suatu saham dengan harga tertentu (exercise price) pada tanggal tertentu. Sedangkan opsi put menunjukkan hak untuk menjual suatu saham dengan harga tertentu pada waktu tertentu (atau sebelumnya).
Dalam penelitian diatas, terdapat beberapa hasil dan kesimpulan yang didapat, diantaranya:
1.       Harga saham, harga strike, time to maturity, volatilitas dan risk-free interest rate secara bersama-sama signifikan positif mempengaruhi harga opsi saham baik itu harga opsi beli maupun harga opsi jual di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2008 saat pasar opsi masih berlangsung. Dimana hal ini sejalan dengan teori yang berbunyi secara umum harga opsi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (1) harga saham; (2) harga exercise; (3) tingkat bunga; (4)  jangka waktu akan jatuh tempo; (5) volatility harga saham.
2.       Harga saham tidak signifikan mempengaruhi harga opsi beli di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini juga sudah sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Benjamin Blau dan Chip Wade (2013) bahwa harga opsi kurang menyediakan informasi mengenai harga saham di masa yang akan datang. Hal ini menyebabkan harga saham tidak dapat digunakan sebagai patokan untuk penentuan harga opsi di Indonesia, khususnya pada harga opsi beli. Dapat dilihat dari data harga saham pada harga opsi beli yang rata-rata out of money sehingga investor mengalami kerugian.
3.       Time to maturity tidak signifikan positif mempengaruhi harga opsi saham di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Markus Herzberg dan Philipp Sibbertsen (2004) yang mengatakan bahwa harga opsi tidak dipengaruhi secara signifikan oleh lamanya waktu jatuh tempo. Namun berbanding terbalik dengan pendapat dari Lee (2007) yang menjelaskan apabila semakin lama waktu jatuh tempo, peluang harga opsi bergerak menjadi in the money (menguntungkan) juga semakin besar. Namun yang terjadi di kontrak opsi saham di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008 tidak demikian.
4.       Volatilitas harga saham tidak signifikan mempengaruhi harga opsi saham di Bursa Efek Indonesia. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Duarte dan Jones (2007) yang mengemukakan bahwa volatilitas harga saham tidak berpengaruh secara signifikan dalam penentuan harga opsi secara individual. Hal ini disebabkan volatilitas dari harga saham pada kontrak opsi di Bursa Efek Indonesia rata-rata tidak fluktuatif.
5.       Bahwa risk-free interest rate tidak signifikan mempengaruhi harga opsi saham di Bursa Efek Indonesia. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fabozzi (2003) yang mengatakan bahwa tingkat suku bunga bebas risiko tidak termasuk dalam faktor yang mempengaruhi harga opsi. Namun sangat berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Roon dan Veld (1996) yang mengatakan bahwa opsi yang di-exercise lebih awal dipengaruhi secara signifikan oleh interest rate dan pada tingkat yang lebih rendah, waktu jatuh tempo. Hal yang menyebabkan risk-free interest rate tidak signifikan mempengaruhi harga opsi adalah periodejatuh tempo opsi yang rata-rata cepat sebelum expiration date sehingga tingkat suku bunga bebas risiko yang diambil ditetapkan oleh Bank Indonesia melalui Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan jangka waktu 1 bulan di setiap bulannya tidak memiliki pengaruh yang kuat.

Rekomendasi:
Dalam penelitian ini, sudah sangat kompleks dan cukup lengkap menguji opsi saham. Harga saham, harga strike,time to maturity, Volatilitas harga saham, risk-free interest rate apakah mempengaruhi harga opsi saham atau tidak. Dalam penelitian ini juga sudah dijelaskan kontradiksi dengan kajian teori dan penelitian terdahulu yang sudah dilakukan. Tema yang diambil masih layak untuk dikaji. Rekomendasi yang saya berikan adalah menguji kembali dengan mengubah atau menambah variabel terkait, misal tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, nilai tukar, inflasi, volume perdagangan, atau isu-isu terbaru yang sedang terjadi pada saat ini apakah mempengaruhi harga opsi saham atau tidak.

REVIEW JURNAL ANALISIS FUTURES
Judul Jurnal
PENGARUH KONTRAK FUTURES INDEKS TERHADAP VOLATILITAS UNDERLYING SPOT MARKET DI INDONESIA
Penulis
Sukmawati Sukamulja dan Sony Fidanti
Nama Jurnal
Jurnal Manajemen/Volume XXI, No. 01, Februari 2017: 17-32
Tahun
2017

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kontrak futures indeks LQ45 terhadap volatilitas underlying spot market. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji pengaruh kemunculan kontrak futures indeks terhadap efisiensi pasar pada periode 2001 – 2009 dengan menggunakan metode GARCH (1,1).
Kajian Teori
a)      Pasar disebut efisien jika transaksi tidak memungkinkan untuk memperoleh keuntungan ekonomi (Jensen, 1978).
b)      Suatu pasar modal disebut efisien jika merefleksikan semua informasi relevan pada harga sahamnya. Dasar pemikiran pasar efisien adalah informasi sempurna, baik secara kualitas, waktu, maupun persepsi (Sukamulja, 2005).
c)       Dalam kenyataannya tidak ada sebuah pasarpun yang efisien sempurna, sehingga dalam jangka pendek investor masih bisa memprediksikan harga untuk memperoleh keuntungan jangka pendek (Timmermann dan Granger, 2004).
Penelitian Terdahulu
a)      Penelitian terbaru dilakukan oleh Yadav (2016) dengan data futures kontrak di India, ditemukan pengaruh kontrak futures terhadap kenaikan volume transaksi di pasar sahamnya, demikian pula halnya dengan kenaikan pada arus kasnya. Menggunakan model augmented GARCH, Sharma dan Malhotra (2015) menemukan hubungan positif antara unexpected futures trading volume (UTV) dengan volatilitas returns spot
b)      Penelitian pengaruh transaksi futures terhadap volatilitas pasar underlying dilakukan di Australia, Hong Kong, Jepang, dan Inggris dilakukan oleh Lee dan Ohk (1992). Menggunakan model multivariate GARCH, Lee dan Ohk (1992) menemukan bahwa volatilitas pasar meningkat secara signifikan seiring dengan kemunculan futures indeks saham dan pasar menjadi lebih efisien, untuk pasar modal Jepang dan Inggris.
c)       Penelitian terbaru yang menemukan kenaikan volatilitas aset penyertaan akibat adanya transaksi futures dilakukan oleh Sharma dan Malhotra (2015) dan Yadev (2016). Sharma dan Malhotra (2015) menggunakan kausalitas Granger dan augmented GARCH melihat adanya kenaikan unexpected future trading volume (UTV) terhadap volatilatas return spot nya. Yadev (2016) mengunakan model yang berbeda dengan peneliti sebelumnya, membuktikan bahwa dengan kontrak futures di India meningkatkan volume di pasar spot.
Metode Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga penutupan harian dari indeks LQ45 periode 2000 sampai 2009. Data diklasifikasikan berdasarkan periode sebelum (prefutures: 10 Oktober 2000-10 Agustus 2001, dengan 206 observasi) dan sesudah (postfutures: 13 Agustus 2001-13 Agustus 2009, dengan 1946 observasi) keberadaan kontrak futures indeks. LQ45 Futures muncul pada tanggal 13 Agustus 2001. Return indeks LQ45 selama periode pengamatan dikelompokkan menjadi tiga (3) kelompok, yakni periode prefutures, post-futures, dan periode keseluruhan (overall: 10 Oktober 2000-13 Agustus 2009, dengan 2152 observasi).
Analisa Data
Untuk melihat pengaruh transaksi futures terhadap volatilitas underlying spot digunakan Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) untuk pasar LQ45 futures.
Hasil Penelitian
Hasil pengujian pada return indeks LQ45 menemukan bahwa telah terjadi volatilitas yang rendah selama keberadaan kontrak futures indeks. Akan tetapi, volatilitas ini bukan dipengaruhi oleh kontrak futures indeks. Artinya kemunculan transaksi kontrak futures tidak berpengaruh terhadap volatilitas underlying spot nya. Hasil pengujian pada return indeks LQ45 periode sebelum dan setelah kontrak futures indeks menunjukan peningkatan efisiensi pasar terutama setelah kemunculan kontrak futures indeks.

Analisis Jurnal:
                Berdasarkan penelitian diatas, menunjukkan bahwa Kontrak futures indeks dengan underlying indeks LQ45 –atau LQ45 Futures, tidak memberikan pengaruh terhadap volatilitas yang terjadi pada underlying spot market, meski terjadi volatilitas selama periode pengujian namun kontrak futures indeks tidak turut mempengaruhi volatilitas tersebut. Hasil penelitian ini konsisten dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Xie & Huang (2014) dengan objek bursa di China dan Debasish (2009) dengan objek pasar futures India. Cox dalam Xie dan Huang (2014) berpendapat bahwa tidak adanya pengaruh atas keberadaan ini bisa disebabkan peraturan yang berbeda disetiap pasar berjangka (derivatif) di berbagai negara. Faktor yang menurut Cox dapat mempengaruhi penurunan volatilitas atas keberadaan kontrak futures indeks, yaitu (1) persyaratan margin lebih rendah; (2) biaya transaksi yang rendah; dan (3) pengenalan yang menarik.
Selain itu juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Herawati (2003), menemukan hasil yang sama yaitu kehadiran kontrak futures indeks tidak mempengaruhi volatilitas dari underlying spot market-nya. Jayasuriya et al. (2009) melihat pasar modal yang masih berkembang dan thin market sebagai penyebab informasi tidak simetri, tidak simetri akan makin besar saat pasar lebih berfluktuasi. Pasar modal yang sedang berkembang berfluktuasi lebih besar daripada pasar modal maju. Selain itu, investor individu pada pasar modal sedang berkembang merupakan investor yang kurang memiliki informasi (uninform investor), sehingga mendorong volatilitas pasar lebih tinggi. Kontrak futures indeks di Indonesia (LQ45 Futures) pada saat itu merupakan produk futures dengan underlying indeks pertama sehingga masyarakat masih belum terlalu mengenalnya.
                Hasil pengujian pada return indeks LQ45 periode sebelum dan setelah kontrak futures indeks menunjukan peningkatan efisiensi pasar terutama setelah kemunculan kontrak futures indeks. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Antoniou & Holmes (1995), Saravanan & Deo (2010), dan Matanovic & Wagner (2012). Ross (1989) dalam penelitian Antoniou dan Holmes (1995) juga menyampaikan argumennya mengenai perdagangan futures yang mampu meningkatkan arus informasi di spot market. Kemunculan kontrak futures indeks merupakan salah satu pengumuman yang memiliki kandungan informasi. Pengumuman yang memiliki kandungan informasi dan dinilai sebagai berita baik/good news akan direspon positif oleh investor. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya return disekitar pengumuman peristiwa.

Rekomendasi:
Penelitian ini hanya terbatas pada periode setelah keberadaan kontrak futures indeks, yang jumlah sampelnya lebih besar daripada periode sebelum. Hal tersebut disebabkan data pada sebelum tahun 2000 tidak tersedia lagi. Penelitian ini hanya terbatas pada satu jenis aset acuan, yaitu indeks LQ45; serta hanya pada satu negara saja. Tema yang diambil masih layak untuk dikaji lebih dalam lagi dengan menambah variabel terkait dan menambah negara yang diteliti. Selain itu juga menggunakan metode yang lain, selain GARCH.

DAFTAR PUSTAKA
Bodie, K. M. (2002). Investments. New York: McGraw-Hill.
Debasish, S. S. (2009). Effect of Futures Trading on Spot-Price Volatility: Evidence for NSE Nifty using GARCH. The Journal of Risk Finance, 67-77.
Duarte, Jefferson dan Christopher S. Jones. (2007). The Price of Market Volatility Risk.
Fabozzi, F. J. (2000). Manajemen Investasi. Jakarta : Salemba Empat.
Herawati, H. (2003). The Effect of Futures Index Trading on Volatility of LQ45 Constituent Stocks. Yogyakarta: Thesis - Universitas Gadjah Mada.  
Herzberg, Markus dan S, Philipp. (2004). Pricing of Options Under Different Volatility Models.
Lowell, L. (Get Rich With Options: Four Winning Strategies Straight from the Exchange Floor. Second Edition). 2007. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.
Matanovic, E. &. (2012). Volatility Impact of Stock Index Futures Trading - a Revised Analysis. Journal of Applied Finance & Banking, 113-126.
Saravanan, G. &. (2010). Impact of Futures and Options Trading on the Underlying Spot Market Volatility in India. International Review of Applied Financial Issues and Economics, 213-228.
Suad Husnan & Enny P.  (1993). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: YKPN.
Xie, S. &. (2014). The Impact of Index Futures on Spot Market Volatility in China. Emerging Markets Finance & Trade, , 167-177.

LINK AKSES JURNAL

6 komentar:

  1. Terimakasih,sangat menarik dan reviewnya bagus

    BalasHapus
  2. Penjelasannya sangat lengkap, Terima Kasih atas Ilmu dan informasinya.

    BalasHapus
  3. Sangat bermanfaat sekali kak

    BalasHapus
  4. Wahh, penjelasan materi lengkap, sangat membantu. Terimakasih mbak nimas :)

    BalasHapus
  5. Terimakasih , ilmunya bermanfaat sekali

    BalasHapus

Review Jurnal Analisis Opsi dan Future Nama / NIM : Yuni Mega Lestari / 17510175 Mata Kuliah : Analisis Sekuritas Dosen Mata Kuliah ...