Review Jurnal Analisis Opsi dan Future
Nama / NIM : Yuni Mega Lestari / 17510175
Mata Kuliah : Analisis Sekuritas
Dosen Mata Kuliah : M. Nanang Choiruddin, S.E.,M.M.
Review
Judul
Hedging, Future Contract Dengan Swap Contract Untuk Meminimalisasi Risiko Fluktuasi Kurs Valas
Penulis
Zeinora
Volume dan Halaman
Vol. 3 No. 1 Hal. 10-18
Tujuan penelitian
Membandingkan antara kedua instrument derivative, yakni future contract dengan swap contract hedging yang berdasar kepada kajian literature
Subjek penelitian
future contract dan swap contract hedging
Metode penelitian
Kajian ini merupakan sebuah conceptual paper terkait pelaksanaan kegiatan instrument derivatif dalam perdagangan internasional melalui temuan data dan informasi yang berasal dari data sekunder, baik yang berasal dari textbook serta publikasi ilmiah.
Hasil penelitian
Pada contract future perjanjian antara penjual dan pembeli untuk mempertukarkan aset, pada waktu tertentu terhadap obyek tertentu dengan harga obyek transaksi tidak ditentukan, sehingga harga tergantung pasar. Realisasi transaksi ini adalah secara tunai pada tanggal yang telah ditentukan. Penjual kontrak future dapat membeli contract future dengan pihak lain, sehingga yang berhadapan pada akhirnya adalah pembeli kontrak future pertama dengan penjual kontrak future kedua. Hal tersebut sangat mungkin dilakukan karena dalam pasar yang terorganisir semua pihak yang terkait harus terungkap secara transparan dan dapat diungkap secara legal, sehingga dalam pasar future kemungkinan terjadinya kecurangan menjadi kecil karena terdapat lembaga pengawas pada pasar tersebut. Alternatif lainnya apabila penjual dalam kontrak future tidak menguasai obyek transaksi atau tidak berminat menjual yang dikuasainya adalah dengan membeli sekuritas pada pasar spot dan menjualnya kepada pembeli future. Pada Swap Contract lebih menguntungkan karena tidak memakai uang tunai dimuka, jatuh temponya panjang dan likuiditasnya tinggi. Adapun Currency Swap banyak dipakai perusahaan dalam melindungi nilai utangnya.
Kaitan dengan Teori atau Referensi
Future merupakan sekuritas derivative lain yang banyak dikenal oleh investor selain opsi. Perbedaan mendasar antara kontrak future dan opsi adalah bahwa dalam kontrak future, baik itu pembeli maupun penjual memiliki kewajiban untuk melaksanakan kontrak. Sedangkan dalam opsi, pembeli hanya diberikan hak untuk melaksanakan kontrak tersebut. Kontrak future sendiri merupakan kesepakatan kontrak tertulis antara dua pihak (pembei dan penjual) untuk melakukan dan menerima penyerahan sejumlah asset dalam jumlah, harga, dan batas waktu tertentu. CITATION Edu10 \l 1033 (Tandelilin, 2010)
Mekanisme perdagangan kontrak future dikenal dengan istilah “mark to market”. Dalam kontrak future, nilai penyelesaian asset acuan pada saat tanggal penyerahan akhir akan sama dengan nilai spot asset acuan pada saat itu. Perdagangan kontrak future juga hanya bisa dilakukan didalam Bursa Berjangka. Barang dagangan yang bisa diperdagangkan dalam kontrak berjangka adalah komoditi. CITATION IrR13 \l 1033 (Ir. R. Serfianto Dibyo Purnomo, 2013)
Kontrak futures berisi CITATION Myw13 \l 1033 (My world, 2013): 1. Pembeli futures setuju untuk membeli sesuatu (suatu komoditi atau aset tertentu) dari penjual futures, dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada batas waktu yang ditentukan dalam kontrak. 2. Penjual futures setuju untuk menjual suatu komoditi atau aset tertentu kepada pembeli futures, dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada batas waktu yang ditentukan dalam kontrak. 3. Alternatif ketiga, penjual kontrak harus menyerahkan sekuritas kepada pembeli kontrak pada tanggal yang disepakati.
Future Hedging
Kontrak futures dalam banyak hal serupa dengan kontrak forward. Kontrak forward lebih umum bagi transaksi-transaksi bernilai besar sementara kontrak futures mungkin lebih tepat bagi perusahaan-perusahaan yang ingin meng-hedge exposure transaksi yang bernilai kecil. Sebuah perusahaan yang membeli kontrak currency futures berhak menerima suatu valuta asing dengan jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada tanggal tertentu. Untuk meng-hedge kewajiban valuta asing di masa depan, perusahaan mungkin ingin membeli kontrak currency futures yang mewakili valuta yang sama dengan valuta yang mendenominasi kewajiban tersebut. Dengan memegang kontrak ini, perusahaan tersebut dengan demikian telah mengunci jumlah valuta negara asal yang dibutuhkan untuk membayar kewajiban masa depan. CITATION Myw13 \l 1033 (My world, 2013)
Manfaat Investasi Pada Kontrak Berjangka Indeks Saham
Adapun manfaat investasi pada kontrak berjangka indeks saham, diantaranya yaitu CITATION Pen18 \l 1033 (Pendidikan.co.id, 2018):
Instrumen Hedging
Instrumen hedging maksudnya untuk memaksimalkan resiko. Contohnya, seorang investor mempunyai portofolio berencana untuk menjual salah satu sahamnya yang diperolehnya dengan menetapkan harga jual sahamnya saat ini. Investor tersebut memiliki pilihan dia dapat membuka kontrak jual di masa yang akan datang, sehingga berapapun harga yang terbentuk pada saat jatuh tempo, investor tetap akan menjual saham tersebut dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya.
Spekulasi
Spekulasi ini maksudnya, investor bisa berspekulasi dengan melakukan perdagangan indeks berjangka daripada melakukan transaksi untuk masing-masing saham. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya leverage. Dengan leverage tersebut, investor bisa mendapatkan keuntungan dari pergerakan hanya dengan modal yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan modal yang harus dikeluarkan jika melakukan transaksi perdagangan masing-masing saham.
Arbitrase Dengan adanya arbitrase, investor bisa mendapatkan keuntungan dan perbedaan antara harga Pasar Spot dan Pasar Berjangka. Pasar Spot jika transaksi saat ini dan penyerahan pasar ini juga atau hingga kurun waktu 2×24 jam. Sedangkan transaksi berjangka jika transaksi saat ini namun penyerahan dan pembayaran untuk waktu yang akan datang bisa beberapa minggu atau beberapa bulan mendatang.
Swap adalah kontrak atau perjanjian untuk bertukar arus kas secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Transaksi swap yang paling sering dilakukan adalah interest rate swap. Meskipun demikian, swap bisa dirancang terkait dasar yang lain serta dihubungkan dengan harga atau tarif apapun yang cenderung berfluktuasi, selain suku bunga.
Penggunaan swap yang paling umum adalah untuk melindungi perusahaan dari paparan fluktuasi suku bunga. Sebagaimana kontrak serah, swap umumnya bisa dinegosiasikan secara langsung antara kedua belah pihak yang terlibat dalam kontrak. Meskipun demikian, ada juga swap yang distandarkan seperti kontrak berjangka.CITATION War \l 1033 (Warsidi, 2018)
Currency swap hedging
Currency swap merupakan salah satu teknik yang bisa digunakan untuk meng-hedge exposure transaksi jangka panjang terhadap fluktuasi nilai tukar. Untuk menciptakan currency swap, perusahaan perlu mencari perusahaan lain yang dapat mengakomodasi kebutuhannya. Bank-bank komersial dan bank-bank investasi besar memiliki pialang-pialang yang bertindak sebagai perantara swap.
Korporasi-korporasi dapat menghubungi pialang-pialang tersebut jika mereka ingin menghilangkan exposure transaksi dari valuta-valuta tertentu. Dengan menggunakan informasi ini, para pialang dapat mempertemukan perusahaan yang membutuhkan suatu valuta dengan perusahaan lain yang tidak menginginkan valuta yang sama (dan sebaliknya). CITATION Myw13 \l 1033 (My world, 2013)
DAFTAR PUSTAKA
BIBLIOGRAPHY Ir. R. Serfianto Dibyo Purnomo, I. H. (2013). Pasar Komoditi: Perdagangan Berjangka dan Lelang Komoditi. Yogyakarta: Jogja Bangkit .
My world. (2013, Maret 31). Retrieved from Kontrak Future: https://tiaradj.blogspot.com/2013/03/kontrak-future.html
Pendidikan.co.id. (2018, July 31). Retrieved from Pengertian, Manfaat dan Resiko Kontrak Berjangka Indeks Saham Lengkap: https://www.pelajaran.co.id/2018/31/pengertian-manfaat-dan-resiko-kontrak-berjangka-indeks-saham-lengkap.html
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius.
Warsidi. (2018, Juni). WSD. Retrieved from Pengertian dan contoh instrumen derivatif: https://www.warsidi.com/2018/06/pengertian-contoh-instrumen-derivatif.html
Nama / NIM : Yuni Mega Lestari / 17510175
Mata Kuliah : Analisis Sekuritas
Dosen Mata Kuliah : M. Nanang Choiruddin, S.E.,M.M.
Review
Judul
Analisis Perbandingan Keakuratan Harga Call Option Dengan Menggunakan Metode Monte Carlo Simulation Dan Metode Black Scholes Pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Penulis
Tieka Trikartika Gustyana & Andrieta Shintia Dewi
Volume dan Halaman
Vol. 14. No. 3 Hal. 259-268
Tujuan penelitian
Untuk membandingkan harga premi opsi dengan model opsi Monte Carlo dan model opsi Black Scholes
Subjek penelitian
Indeks harga saham IHSG dari periode Agustus 2011 sampai dengan Agustus 2013
Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
Hasil penelitian
Nilai price absolute error dari dua Metode yaitu Black Scholes dan Monte Carlo dengan jangka waktu jatuh tempo 2 bulan yaitu untuk Metode Black Scholes sebesar 0.02%, sedangkan nilai price absolute error untuk Metode Simulasi Monte Carlo sebesar 2.55%. Berdasarkan nilai price absolute error dengan jangka waktu jatuh tempo 2 bulan, Metode Simulasi Black Scholes memiliki nilai price absolute error yang lebih kecil dibandingkan dengan Metode Monte Carlo, maka dapat disimpulkan Metode Simulasi Black Scholes lebih akurat dibandingkan Metode Monte Carlo.
Kaitan dengan Teori atau Referensi
Option ( opsi ) merupakan hak yang diberikan oleh pemberi pinjaman dalam memilih sumber pendanaan bagi perusahaan. Opsi sering sering disebut sebagai financial derivaties, yang menunjukkan bahwa instrumen keuangan yang disebut opsi merupakan instrumen keuangan yang muncul karena telah ada instrumen keuangan lain. Karakteristik opsi dapat diidentifikasikan pada berbagai keputusan keuangan yang menimbulkan pilihan bagi pemodal. CITATION cel12 \l 1033 (celphee's blog, 2012)
Opsi dapat diklasifikasikan menjadi 2 bentuk CITATION cel12 \l 1033 (celphee's blog, 2012):
Opsi Call
Menunjukkan hak untuk membeli saham dengan harga tertentu ( exercise price ) pada waktu tertentu ( atau sebelumnya )
Opsi Put
Merupakan hak untuk menjual suatu saham dengan harga tertentu pada waktu tertentu ( sebelumnya )
Nilai Option / Opsi
Option merupakan bagian dari satu instrumen keuangan yang disebut Derivatives. Dimana Derivatives itu sendiri dapat didefinisikan sebagai satu instrumen keuangan yang nilainya tergantung pada instrumen lain yang mendasarinya. Sebagai salah satu bagian dari instrumen Derivative maka nilai sebuah produk option bergantung dari nilai instrumen atau produk lain yang mendasari option tersebut. Misalnya option untuk suatu saham nilainya tergantung dari nilai saham tersebut, option untuk suatu currency tertentu maka nilai option tergantung pada nilai dari currency tersebut. CITATION Kum14 \l 1033 (Kumpulan Tugas Makalahku, 2014)
Nilai Option Pada Saat Jatuh Tempo
Untuk melihat apakah satu option mempunyai nilai atau tidak pada tanggal jatuh temponya dapat di lakukan dengan membandingkan antara kurs valuta asing dipasar valuta asing pada tanggal jatuh tempo tersebut dengan exercise price dalam kontrak option tersebut. Dengan membandingkan kedua komponen tersebut akan dapat dilihat apakah lebih baik option tersebut di exercise atau tidak. Apabila lebih menguntungkan option tersebut di exercise daripada tidak maka option tersebut mempunyai sebuah nilai tertentu. Sebaliknya apabila dipandang lebih baik tidak melakukan exercise option maka option tersebut tidak bernilai atau nilainya nol. CITATION Kum14 \l 1033 (Kumpulan Tugas Makalahku, 2014)
Nilai Option Call Bagi Pembeli/Pemegang Option Call
Option call adalah hak untuk membeli. Dengan memegang atau membeli satu kontrak option maka seseorang mempunyai hak untuk membeli. Secara logika orang awam hak ini akan dipergunakan apabila di pandang menguntungkan. Apabila dengan mempergunakan hak untuk membeli tersebut seseorang dapat membeli sesuatu dengan harga yang lebih murah atau lebih rendah daripada jika tidak mempunyai hak tersebut. CITATION Kum14 \l 1033 (Kumpulan Tugas Makalahku, 2014)
Nilai Option Call Bagi Penerbit/Penjual Option Call
Apabila satu pihak menerbitkan option call berarti orang tersebut telah memberikan satu hak pada pihak lain yang memegang option. Karena option yang diterbitkan adalah option call maka hak yang diberikan adalah hak untuk membeli sesuatu dengan harga yang telah ditetapkan pada saat yang sudah ditetapkan pula. Apabila saatnya tiba maka pemegang option call dapat melakukan exercise terhadap option call yang dimilikinya kepada penerbit option call tersebut. Di sisi lainn apabila saatnya tiba maka penerbit option call dapat di datangi oleh pemegang option call yang akan melakukan exercise terhadap option call yang dimilikinya kepda penerbit option call tersebut, sehingga pada saat exercise date terdapat kemungkinan bagi penerbit option call untuk mempunyai kewajiban menjual sesuatu kepada pemegang option call apabila pemegang option call tersebut melakukan exercise. CITATION Kum14 \l 1033 (Kumpulan Tugas Makalahku, 2014)
Mekanisme Perdagangan Opsi
Seperti sekuritas yang lain, opsi juga bisa diperdagangkan di bursa efek maupun parallel. Pada perdagangan opsi, ada sejenis lembaga kliring opsi (Option Clearing Corporation/OCC) yang berfungsi sebagai perantara antara broker yang mewakili pembelio dengan pihak yang menjual opsi. Lembaga kliring opsi tersebut bertugas untk memastikan bahwa masing-masing pihak memenuhi kewajibannya.
Dalam mekanisme perdagangan opsi, pihak penjual call option melalui broker yang ditunjuk menyerahkan sejulah saham yang dijadikan patokan kepada OCC, dan pembeli opsi yang akan melaksanakan call option membeli saham tersebut dari OCC sehingga transaksi pelaksanaan opsi dilakukan menggunakan perantara OCC, dimana OCC menjadi pembeli untuk semua penjual dan sekaligus menjadi penjual untuk setiap pembeli. Oelh karena itu OCC dapat menjamin bahwa semua hak dapat terpenuhi sesua dengan yang ditetapkan dalam kontrak opsi. CITATION zet12 \l 1033 (zetzu.blogspot.com, 2012)
Selanjutnya, investor yang akan melaksanakan opsi akan menghubungi broker mereka, dan broker tersebut akan menghubungi OCC untuk melaksanakan opsi tersebut. Kemudian OCC secara random akan memilih broker yang menjual opsi tersebut dan menunjuk mereka untuk melaksanakan kewajibannya. Dalam proses tersebut, penjual opsi tidak boleh melaksanskan transaksi yang sebaliknya untuk menghindari kewajiban, sehingga penjual call option yang menerima penugasan dari OCC harus menjual saham yang sudah disepakati, dan untuk penjual put option harus membeli saham tersebut. CITATION zet12 \l 1033 (zetzu.blogspot.com, 2012)
Model Black-Scholes
Salah satu model yang terkenal untuk menghitung nilai pasar dari opsi adalah model harga opsi Black-Scholas (Blacks-Scholas Option Pricing Model) yang dikembangkan oleh Fisher Black dan Myron Scholes di tahun 1973. Penilaian opsi dari Black-Scholas ini dimaksudkan untuk opsi Eropa. Asumsi model Black-Scholas adalah sebagai berikut CITATION Had11 \l 1033 (Hadi, 2011):
Saham yang dihubungkan dengan opsi tidak pernah membayar dividen selama umur dari opsi.
Tidak ada biaya transaksi untuk membeli dan menjual opsi dan sahamnya.
Tingkat suku bunga bebas risiko (risk free interest) konstan selama umur opsi.
Pembeli saham dapat meminjam pinjaman jangka pendek dengan tingkat suku bunga bebas risiko.
Penjualan pendek (short-selling) diijinkan dan penjual pendek akan menjual sahamnya dengan harga pasar saat itu.
Opsi hanya dapat digunakan (excercise) pada saat jatuh tempo.
Pasar likuid dan perdagangan semua sekuritas dapat terjadi terus menerus.
Harga pasar saham-saham bergerak secara acak.
Metode Monte Carlo
Dalam menentukan harga opsi yang tidak dapat ditentukan secara analitik, perlu dilakukan penaksiran nilai dengan menggunakan simulasi numerik yang salah satunya adalah metode Monte Carlo. Metode
Monte Carlo untuk menentukan harga opsi adalah dengan menyimulasikan sampel payoff opsi dan menentukan rataannya. Kelebihan dari metode Monte Carlo adalah hasil taksirannya konvergen ke solusi analitik dengan semakin banyaknya simulasi yang dilakukan. Selain memiliki kelebihan, metode Monte Carlo juga memiliki kekurangan, yakni tingkat kekonvergenannya yang rendah sebesar ( ) dengan n adalah banyaknya simulasi yang dilakukan. Hal ini menyebabkan metode Monte Carlo menjadi kurang efisien dalam memperoleh solusi yang akurat. CITATION Ang17 \l 1033 (Anggraini, 2017)
DAFTAR PUSTAKA
BIBLIOGRAPHY Anggraini, D. P. (2017). Aplikasi Simulasi Monte Carlo Untuk Menentukan Nilai Opsi Asia Dengan Menggunakan Metode Control Variate Pada Komoditas Pertanian.
celphee's blog. (2012, Maret 24). Retrieved from PENILAIAN SURAT BERHARGA DAN OPSI: https://celphee-surf.blogspot.com/2012/03/penilaian-surat-berharga-dan-opsi.html
Hadi. (2011, Juni 13). Hadi Management. Retrieved from Sekilas Tentang Option: Model Black-Scholes: https://hadiborneo.wordpress.com/2011/06/13/sekilas-tentang-option-model-black-scholes/
Kumpulan Tugas Makalahku. (2014, Februari 1). Retrieved from makalah opsi keuangan: https://anthoposthink02.blogspot.com/2014/02/makalah-opsi-keuangan_1.html
zetzu.blogspot.com. (2012, Agustus). Retrieved from Istilah-Istilah dan Mekanisme Perdagangan Opsi : http://zetzu.blogspot.com/2012/08/istilah-istilah-dan-mekanisme.html
Ekonomi Manajemen
Perekonomian Indonesia, Manajemen, Ekonomi, Statistik Ekonomi
Minggu, 03 Mei 2020
REVIEW JURNAL ANALISIS SPOT DAN FUTURE oleh ROUDLOTUL JANNAH 17510004
REVIEW JURNAL ANALISIS SPOT
a.
Judul
Penelitian
OPSI SAHAM
PADA PASAR MODAL DI INDONESIA (STUDI
PASAR OPSI SAAT PASAR OPSI MASIH BERLANGSUNG DI BURSA EFEK INDONESIA).
b.
Penulis : Syanti Dewi & Ishak Ramli.
c.
Jurnal : Muara Ilmu
Ekonomi dan Bisnis.
d.
Volume,
Halaman, Tahun dan ISSN : Vol. 2, No. 2, Oktober 2018: hlm 300-312.
e.
Reviewer :
Roudlotul
Jannah ( 1710004 ).
f. Tujuan Penelitian :
1. Menguji apakah harga saham,
harga strike, time to maturity, volatilitas harga saham, risk-free interest
rate secara bersama-sama mempengaruhi
harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek
Indonesia.
2. Menguji apakah harga saham mempengaruhi harga opsi saham saat
pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
3. Menguji apakah harga strike mempengaruhi harga opsi saham saat
pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
4. Menguji apakah time to
maturity mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di
Bursa Efek Indonesia.
5. Menguji apakah volatilitas harga saham mempengaruhi harga opsi
saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
6. Menguji risk-free interest rate mempengaruhi harga opsi saham saat
pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesi.
g.
Obyek
Penelitian : Data sensus transaksi saham yang terjadi pada di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2007 – 2008 (saat pasar opsi masih berlangsung di
Bursa Efek Indonesia). Hanya ada empat saham perusahaan yang tercatat dalam
seluruh kontrak opsi saham di BEI pada periode tersebut yakni PT Astra
Internasional Tbk (ASII), PT Telekomunkasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indofood
Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Bank Asia Central Tbk (BBCA).
h. Kajian Teori :
ü Pasar opsi saham sebagai derivatif merupakan suatu instrumen
keuangan yang diharapkan akan mengamankan risiko saham yang bersangkutan.
Merupakan suatu kesepakatan antara dua pihak yang mempunyai suatu nilai
tertentu yang ditetapkan berdasarkan harga sesuatu yang lain (Mc.Donald, 2003).
ü Tujuan utama dari derivatif adalah untuk melindungi perusahaan
dalam melakukan transaksi bisnis. Tujuan yang diungkapkan oleh Karimova ini
dikenal dengan istilah pemagaran (hedging). Perusahaan yang menggunakan hedging
dalam melakukan transaksi bisnisnya akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan atau berhenti menggunakan
hedging Karimova (2002).
ü Stout (1996) masih meragukan manfaat perdagangan derivatif.
Menurutnya perdagangan spekulatif instrumen derivatif bisa sangat merusak bagi
investor dan pemegang saham karena dapat mengikis laba perusahaan dengan cepat.
Stout menjelaskan bahwa ketidaksetujuan atas perdagangan derivatif, seperti
halnya atas perjudian adalah adanya negative-sum game (yaitu suatu permainan
dimana tidak ada satu pihak pun yang menang) yang akan mengikis kekayaan
perusahaan sekaligus meningkatkan risiko keuangan bagi pemain yang terlibat di
dalamnya.”
ü Berinvestasi pada produk derivatif pada kenyataannya memang dapat
memberikan keuntungan yang besar, bahkan diperkirakan lebih besar dibandingkan
dengan berinvestasi di bursa saham. Namun sesuai dengan prinsip investasi
“higher return, higher risk”, maka produk investasi yang bisa memberi imbal
hasil yang tinggi tentu juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Dengan
melakukan prediksi (spekulasi) yang tepat atas investasi derivatif, keuntungan
yang diperoleh sangat tinggi, tetapi jika prediksi tidak tepat, maka kerugian
yang dialami pun akan berlipat-lipat pula (Jonckheere, 2008) .
ü .Pada saat masyarakat kalangan bawah tidak mampu membayar kredit
perumahan karena tingginya tingkat bunga kredit, maka nilai saham perusahaan
pemberi kredit perumahan langsung turun drastis. Masalah ini semakin rumit,
karena sebagai salah satu sumber pembiayaan kreditnya, perusahaan pemberi
kredit perumahan tersebut menjual sekuritas derivatif yang beragunan aset, yang
dikenal sebagai collateralized debt obligation (CDO) ke perusahaan-perusahaan
investasi dan bank di seluruh dunia. Mengingat aset ini telah tersebar ke
seluruh dunia, maka sulit untuk mendeteksi bank atau institusi mana yang
memiliki aset yang terkait dengan subprime mortgage, sehingga muncul perilaku
menghindar dari risiko (risk aversion) yang berlebihan dari pelaku pasar di
dunia. Hal ini ditambah lagi dengan sikap para investor lokal yang kemudian
melakukan aksi jual di bursa karena terpengaruh oleh sentimen negatif di pasar
regional. Kondisi ini segera menciptakan masalah likuiditas yang sangat parah
di pasar keuangan global (Oetomo, 2008).
ü Indonesia sendiri sebenarnya tidak terkena imbas dari krisis
tersebut secara langsung, namun sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya,
investasi derivatif atas aset berbasis subprime mortgage tersebut telah
menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, maka ketika krisis
terjadi, Indonesia juga terkena imbas kerugian. Salah satu indikator dari
kerugian tersebut adalah jatuhnya nilai kapitalisasi pasar dan penurunan tajam
volume perdagangan saham di bursa. Bahkan pada bulan Oktober 2008, Departemen
Keuangan RI sempat menutup Bursa Efek Indonesia (BEI) karena Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) anjlok hingga 10,38%. (Kusnanto, 2010).
ü Secara makro, keberadaan pasar derivatif sebenarnya dapat membantu
terciptanya pasar keuangan yang efisien sehingga pada akhirnya juga akan
membantu sektor riil (dunia usaha) untuk mendapatkan modal usaha secara
efisien. Namun di Indonesia perkembangan pasar derivatif belum semaju di negara
lain, khususnya di kawasan Asia. Sebagai pembanding, bursa derivatif Korea
telah menjadi bursa unggulan di Asia, sedangkan bursa derivatif komoditas
Malaysia menjadi bursa terbesar di dunia. (Kontan 2008).
ü Kemajuan pasar derivatif di kedua negara tersebut disebabkan
adanya dukungan penuh dari otoritas setempat dan seluruh anggota bursa.
Kegiatan–kegiatan berbentuk pelatihan derivatif untuk masyarakat umum dan
simulasi trading bagi investor pemula, sering diadakan di kedua negara tersebut
sehingga semakin banyak investor yang paham tentang informasi derivatif,
kondisi inilah yang mampu meningkatkan volume transaksi derivatif di kedua negara
tersebut. Sedangkan di Indonesia, distribusi informasi derivatif masih dikuasai
oleh orang–orang tertentu, sehingga investor pemula sulit untuk belajar
(Satrio, dalam Kontan, 2008). Salah
satu instrumen derivatif yang memegang peran penting dalam pasar derivatif
adalah opsi. Opsi merupakan suatu kontrak yang memberikan hak (bukan kewajiban)
kepada pemegang kontrak (option buyer) untuk membeli atau menjual suatu aset
tertentu suatu perusahaan kepada penulis opsi (option writer) dengan harga
tertentu (exercise price) dalam jangka waktu tertentu (expiration date).
Apabila pada saat jatuh tempo (expiration date) pemegang opsi tidak menggunakan
haknya, maka haknya tersebut akan hilang dengan sendirinya. Dengan demikian,
opsi yang dimiliknya tidak akan bernilai lagi (Bodie, Kane dan Marcus, 2006 :
340).
ü Berdasarkan jenis hak yang diberikan kepada pemegangnya, opsi
terbagi menjadi dua yaitu opsi beli (call option) dan opsi jual (put option).
Opsi beli adalah opsi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli
sejumlah tertentu saham suatu perusahaan dengan harga dan waktu tertentu.
Sedangkan opsi jual memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjual sejumlah
tertentu saham perusahaan dengan harga dan waktu tertentu pula. Sedangkan bila
berdasarkan periode waktu dan hak yang dimilki pemegangnya, Opsi terbagi
menjadi dua tipe yaitu American option dan European option. American option
merupakan suatu tipe opsi yang mengizinkan pemilik dari opsi untuk
meng-exercise opsi tersebut kapan saja baik sebelum jatuh tempo maupun pada
saat jatuh tempo. Sedangkan, European option mengizinkan pemilik dari opsi
untuk meng-exercise opsi hanya pada saat jatuh tempo (Sawidji Widioatmodjo,
2005: 163).
i.
Hipotesis
:
1. Menguji apakah harga saham, harga
strike, time to maturity, volatilitas harga saham, risk-free interest rate
secara bersama-sama mempengaruhi harga
opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
2. Menguji apakah harga saham mempengaruhi harga
opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia .
3. Menguji apakah harga strike mempengaruhi harga
opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
4. Menguji
apakah time to maturity mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih
berlangsung di Bursa Efek Indonesia .
5.
Menguji apakah volatilitas harga saham mempengaruhi harga opsi saham
saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
6.
Menguji risk-free interest rate mempengaruhi harga opsi saham saat pasar
opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
j.
Metode
Penelitian :
ü Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
terkait opsi saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, BI Rate terkait
transaksi opsi saham selama tahun 2007 – 2008, yaitu periode mulai
ditransaksikan kembali kontrak opsi saham setelah sempat terhenti sejak tahun
2004.
ü Sampel
Mengingat data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh data transaksi opsi saham yang terjadi pada BEI,
maka penenelitian ini menggunakan data sensus transaksi saham yang terjadi pada
di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007 – 2008 (saat pasar opsi masih
berlangsung di Bursa Efek Indonesia). Hanya ada empat saham perusahaan yang
tercatat dalam seluruh kontrak opsi saham di BEI pada periode tersebut yakni PT
Astra Internasional Tbk (ASII), PT Telekomunkasi Indonesia Tbk (TLKM), PT
Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Bank Asia Central Tbk (BBCA).
ü Teknik Analisis Data
Analisis Data menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda
k. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil dari ringkasan dari
pengujian secara parsial terhadap harga opsi jual dari analisis linear regresi berganda, dapat
disimpulkan bahwa harga saham secara parsial signifikan negatif dan harga
strike secara parsial signifikan positif mempengaruhi harga opsi jual dengan
tingkat keyakinan 95%, sedangkan time to maturity, volatilitas harga sahamdan
risk-free interest rate secara parsial tidak signifikan mempengaruhi harga opsi jual saat pasar opsi
masih berlangsung di BEI. Analisis regresi linear berganda untuk harga saham,
harga strike, time to maturity, volatilitas dan risk-free interest rate
terhadap harga opsi beli memiliki koefisien determinasi sebesar 0.326557artinya
sebesar 32,6557% proporsi variasi variabel dependen (harga opsi beli) dapat
dijelaskan oleh variasi variabel independen, yaitu dalam penelitian ini adalah
harga saham, harga strike, time to maturity, volatilitas dan risk-free interest
rate, sisanya 0,673443(67,3443%) dijelaskan oleh variabel lain seperti
pembayaran dividen, transction cost, volume opsi, ukuran kontrak opsi, dan
nilai waktu uang.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, K. I.
(2004). Index Option Prices and Stock Market Momentum. Journal of Business,
No.77. Hal. 835-873.
Mishkin, F. S.
(2001). The Economic of Money, Banking and Financial Market. New Yok:
Addison Wesley.
pasaribu, R. B.
(2009). Stock Options Price Estimation in Indonesia Stock Exchange: Case
Studies of LQ-45. Journal of Accounting and Management, Vol. 20. No.
3. Hal 195-218.
Rivano, R.
(2006). Analisis Penerapan Black-Scholes Option Pricing Model dalam
Penilaian Opsi Beli Saham dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Thesis
MM: Universitas Gajah Mada.
winarno, D. W.
(2011). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. yogyakrta:
UPP STIM YKPN Yogyakarta. .
REVIEW
JURNAL ANALISIS FUTURE
a.
Judul
Penelitian
‘’EFEKTIVITAS HEDGING KONTRAK FUTURES
KOMODITI EMAS DENGAN OLEIN ‘’.
b.
Penulis : Fitri Ismiyanti &Hendra Ima
Sasmita.
c.
Jurnal : Manajemen
Teori dan Terapan
d.
Volume,
Halaman, Tahun dan ISSN : Tahun 4, No. 2, Agustus 2011
e.
Reviewer :
Roudlotul
Jannah ( 1710004 ).
f.
Tujuan
Penelitian : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
penanganan risiko sistimatis yang dihadapi oleh hedger komoditi emas dengan
hedger komoditi olein dengan menguji perbedaan varians return hedged pada
kontrak futures komoditi emas dengan varians return hedged pada kontrak futures
komoditi olein.
g. Obyek Penelitian : Data sekunder perdagangan harian emas
dan olein yang diperdagangkan pada Bursa Berjangka Jakarta selama Januari 2005
sampai Januari 2010, untuk data bulan Mei 2005 tidak dimasukkan dalam variabel
penelitian dikarenakan adanya ketidaklengkapan data pada harga futures kedua
komoditi. Data spot olein diperoleh dari lembaga Bappebti, sedangkan data spot
emas diperoleh dari USA GOLD dimana data harus dikonversikan terlebih dahulu
kedalam Rupiah pergram dengan kurs beli (bid price) pada BI. Data penelitian
ini berupa data mingguan spot price dan settlement price
h.
Kajian
Teori :
ü
Hull (2008:45) lindung nilai yang
sempurna adalah dengan mengeleminasi semua risiko, namun perfect hedging
merupakan hal yang sangat jarang sekali adanya. Dengan menggunakan kontrak
derivative diharapkan dapat mendekatkan pada kondisi lindung nilai yang sesempurna
mungkin. Sehingga, nantinya diharapkan imbal hasil yang diperoleh dapat sesuai
dengan imbal hasil yang telah diperkirakan (expected return).
ü Ripple dan Moosa (2004),
futures hedging lebih efektif ketika menggunakan nilai yang mendekati
akhir kontrak. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data harian dan
bulanan dari crude oil futures dengan harga spotnya pada New York Mercantile
Exchange (NYMEX) untuk mengukur rasio hedge selama periode pengamatan dari 2
Januari 1998 hingga 29 April 2005. Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan
bahwa rasio hedge akan lebih rendah pada nilai yang mendekati akhir kontrak.
ü Agustina (2006) yang membandingkan rasio hedge indeks LQ45 Futures
dengan menggunakan 3 model yakni OLS, VAR, dan VECM menunjukkan adanya
perbedaan rasio hedge dengan menggunakan ketiga model, namun tidak menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan terhadap efektivitas hedging. Sedangkan
penelitian ini bertujuan untuk membandingkan varians return hedged komoditi
emas dengan varians return hedged komoditi olein. Data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data sekunder yang diolah dari berbagai sumber.
Periode pengamatan penelitian ini dilakukan selama 5 tahun dari bulan Januari
2005 hingga Januari 2010, dimana bulan Mei 2005 tidak dimasukkan kedalam
variabel penelitian dikarenakan ketidaktersediaan data.
i.
Hipotesis
:
ü H1: Terdapat perbedaan varians return bulanan hedged komoditi
emas dengan varians return bulanan
hedged komoditi olein.
j.
Metode
Penelitian :
ü Sampel
Sampel penelitian perbandingan
efektivitas hedging dengan kontrak futures komoditi ini menggunakan data
sekunder perdagangan harian emas dan olein yang diperdagangkan pada Bursa
Berjangka Jakarta selama Januari 2005 sampai Januari 2010, untuk data bulan Mei
2005 tidak dimasukkan dalam variabel penelitian dikarenakan adanya
ketidaklengkapan data pada harga futures kedua komoditi. Data spot olein
diperoleh dari lembaga Bappebti, sedangkan data spot emas diperoleh dari USA
GOLD dimana data harus dikonversikan terlebih dahulu kedalam Rupiah pergram
dengan kurs beli (bid price) pada BI. Data penelitian ini berupa data mingguan
spot price dan settlement price. Pada penelitian ini menggunakan kontrak yang
mendekati jatuh tempo dan di roll-over pada waktu akan berakhir.
ü Model Analisis Data
Model analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut (Ripple dan Moosa (2007)
ü Teknik Analisis
Teknik
analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel, EVIEWS,
dan SPSS 11.5 for windows melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1.
Mentabulasikan data harian harga futures dan spot komoditi emas dan olein
periode Januari 2005 sampai Januari 2010.
2.
Mentabulasikan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar untuk mengkonversikan
harga emas spot per-ounce dalam USD kedalam gram Rupiah.
3.
Mentabulasikan data mingguan harga futures dan spot komoditi emas dan olein
periode Januari 2005 sampai Januari 2010, tanpa data bulan Mei tahun 2005.
4.
Melakukan uji korelasi harga spot dan futures kedua komoditi untuk menentukan
apakah kedua komoditi tersebut memiliki hubungan sehingga dapat dilakukakan
tracking agar bisa digunakan sebagai sarana hedging yang baik.
5.
Menghitung return data mingguan spot komoditi.
Return dihitung menggunakan rumus : Rs = (St – St-1)
6.
Menghitung return data mingguan futures komoditi. Return dihitung menggunakan
rumus Rs = (Ft – Ft-1)
7.
Melakukan uji akar unit (test of unit roots) dengan metode ADF (Augmented DickeyFuller)
test untuk menentukan apakah data yang digunakan stasioner atau tidak. Data
yang stasioner memiliki kriteria yaitu jika rata-rata dan variansnya konstan
sepanjang waktu, kovarian antara dua data runtut waktu hanya tergantung dari
kelambanan antara dua periode waktu tersebut.
8.
Menghitung masing-masing rasio hedge tiap komoditi dengan menggunakan dengan
bantuan program eviews menggunakan OLS, model yang digunakan adalah sebagai
berikut:
ΔS = α + h*ΔF + ε dimana h’ adalah rasio hedge
9. Menghitung
return hedged mingguan masing-masing komoditi dengan rumus: Rh = (St – St-1) –
h*(Ft – Ft-1)
10.
Menghitung rata-rata return hedged bulanan masing-masing komoditi dengan
menggunakan rumus:
Rb = ∑ Rn / n
11. Melakukan uji perbedaan dengan cara menguji
dua data independen menggunakan independent t test.
k.
Hasil
Penelitian
hasil
levene’s test untuk menguji kesamaan varians (equality of variances) antara
varians return hedged komoditi emas dengan varians return hedged komoditi olein
menunjukkan tingkat signifikansi 0,191 dan nilai F sebesar 1,733. Tingkat
signifikansi sebesar 0,191 menunjukkan bahwa hipotesa kesamaan varians antara
varians return hedged komoditi emas dengan varians return hedged komoditi olein
tidak ditolak. Hal ini berarti bahwa varians return hedged komoditi emas sama
dengan varians return hedged komoditi olein.
Dari hasil uji akar yang
mengindikasikan data yang digunakan adalah stasioner dapat diketahui bahwa
rata-rata dan varians kedua data yang diteliti bersifat konstan. Disamping itu
kovarian antara dua data runtut waktunya tergantung pada kelambanan antara dua
periode tersebut. Jika data yang digunakan bersifat non-stasioner, maka data
harus distasionerkan terlebih dahulu dengan cara di deferensiasi (Winarno,
2007). Setelah diketahui bahwa return
kedua data bersifat stasioner, maka dilanjutkan dengan meregresi return spot
sebagai variabel dependen dengan variabel return futures sebagai variabel
independen. Hasil koefisien regresi variabel independen merupakan rasio hedge
optimum sebagai parameter untuk menentukan return hedged dan varians return
hedge.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, E.
(2006). Perbandingan Model Ordinary Least Square , Vector Autoregression,
dan Vector Error Correction Model Untuk Menghitung Hedge Ratio dan Hedging
Effectiveness Indeks Lq45 Futures Di Pasar Derivatif Bursa Efek Surabaya.
surabaya : Ailangga.
Amin, K. I.
(2004). Index Option Prices and Stock Market Momentum. Journal of Business,
No.77. Hal. 835-873.
Madura, J. (
1997). Manajemen Keuangan Internasional. Edisi keempat, jilid 1.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mishkin, F. S.
(2001). The Economic of Money, Banking and Financial Market. New Yok:
Addison Wesley.
Rivano, R.
(2006). Analisis Penerapan Black-Scholes Option Pricing Model dalam
Penilaian Opsi Beli Saham dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Thesis
MM: Universitas Gajah Mada.
REVIEW JURNAL ANALISIS OPSI DAN ANALISIS FUTURE
REVIEW JURNAL
Djuhaeria Cipta Sari / 15510086
Analisis Sekuritas G
Dosen Mata Kuliah : M. Nanang Choiruddin, SE., MM
REVIEW JURNAL 1
Judul Jurnal
|
PENENTUAN HARGA OPSI PUT DAN CALL TIPE EROPA TERHADAP SAHAM MENGGUNAKAN
MODEL BLACK-SCHOLES
|
Jurnal
|
JURNAL GAUSSIAN
|
Volume dan Halaman
|
Vol. 6, No. 3, Halaman 407-417
|
Tahun
|
2017
|
Penulis
|
Marthin Nosry Mooy , Agus Rusgiyono , Rita Rahmawati
|
Reviewer
|
Djuhaeria Cipta Sari
|
Pendahuluan
|
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal dalam Lembaran Negara RI Tahun 1995, No. 64, pasar modal
adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Aset pokok yang dapat
diperjualbelikan di pasar modal diantaranya saham, obligasi, indeks saham,
indeks obligasi, mata uang, tingkat suku bunga, dan instrumen-instrumen
keuangan lainnya. Perkembangan transaksi jual-beli aset yang semakin pesat
membuat para investor menginginkan suatu investasi yang dapat meminimalisasi
adanya risiko keuangan. Hal ini menjadi latar belakang diperkenalkannya
instrumen derivatif.
Instrumen
derivatif dapat didefinisikan sebagai instrumen finansial berupa perjanjian
atau kontrak antara dua pihak dimana peluang atau keuntungannya terkait
dengan harga aset lain yang mendasarinya. Produk derivatif yang telah dikenal
luas diantaranya future contract, forward contract, swap,
dan option. Menurut Fabozzi dan Peterson (2003), opsi (option)
memiliki kelebihan dalam menangani risiko keuangan karena dapat digunakan
untuk menentukan batas maksimal dan minimal harga aset, sehingga sangat
bermanfaat untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kenaikan atau penurunan
harga aset pada waktu yang ditentukan.
Opsi adalah
suatu tipe kontrak bukan kewajiban antara dua pihak, yang satu memberikan hak
kepada yang lain untuk membeli atau menjual suatu aset pada harga tertentu
dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan fungsinya, opsi dibedakan menjadi
dua yaitu opsi beli (call option) dan opsi jual (put option).
Berdasarkan waktu pelaksanaannya, opsi dikenal dalam beberapa jenis, antara
lain opsi Eropa dan opsi Amerika.
Saat ini
banyak berkembang metode-metode untuk menentukan harga opsi. Hal ini akan
terus berkembang dikarenakan sangat membantu investor dalam menentukan
keputusan investasinya pada opsi. Penentuan harga opsi secara umum dapat
dibedakan atas dua cara, yaitu metode analitik dan metode numerik. Metode
analitik merupakan suatu metode perhitungan dengan tujuan menghasilkan nilai
eksak, sedangkan metode numerik merupakan suatu metode yang menghasilkan
nilai aproksimasi atau pendekatan sehingga akan terdapat galat (error)
di dalamnya. Salah satu model pada metode analitik yang lazim digunakan untuk
menghitung harga opsi adalah model Black-Scholes. Model ini dikembangkan oleh
Fisher Black dan Myron Scholes pada tahun 1973 untuk menentukan harga Opsi
tipe Eropa dengan asumsi tidak adanya pembayaran dividen, tidak adanya biaya
transaksi, suku bunga bebas risiko konstan, serta perubahan harga saham
mengikuti pola acak (Hull, 2009).
Dalam studi
kasus pada Tugas Akhir ini, penulis menggunakan model Black-Scholes untuk
menentukan harga opsi put dan call tipe Eropa saham Honda Motor Company, Ltd.
(HMC) dengan harga penutupan saham (close price) selama satu tahun (252 Hari
Kerja) sejak 2 Oktober 2015 hingga 30 September 2016.
|
Objek Penelitian
|
Saham Honda
Motor Company, Ltd. (HMC) dengan harga penutupan saham (close price) selama
satu tahun (252 Hari Kerja) sejak 2 Oktober 2015 hingga 30 September 2016.
|
Tujuan Penelitian
|
Untuk mengetahui model Black-Scholes untuk
menentukan harga opsi put dan call tipe Eropa saham Honda Motor Company, Ltd.
(HMC) dengan harga penutupan saham (close price)
|
Metode Penelitian
|
Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu:
1. Data
penutupan harga saham
2. Data
opsi call dan opsi put
Data diambil
dari https://finance.yahoo.com
|
Hasil Penelitian
|
Harga Opsi
menggunakan model Black-Scholes dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Data harga saham Honda Motor Company, Ltd. tanpa pembayaran
dividen yang dikumpulkan dalam frekuensi harian pada periode 2 Oktober 2015
hingga 30 September 2016 sebanyak 252 hari kerja memiliki rata-rata harga
saham yaitu sebesar 28,85901 US$, dengan standar deviasi sebesar 2,532555
US$. Harga saham tertinggi adalah sebesar 33,83 US$ dan harga saham terendah
adalah sebesar 24,48 US$.
2.
Berdasarkan uji kenormalan terhadap saham Honda Motor Company,
Ltd. dapat disimpulkan bahwa data log return saham Honda Motor
Company, Ltd. (HMC) berdistribusi Normal.
3.
Nilai Volatilitas saham Honda Motor Company, Ltd. adalah sebesar
0,2535769 atau 25,35769%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebanyak 68,26% data Log
Return tahunan saham Honda Motor Company, Ltd. berada pada interval US$
hingga US$.
4.
Berdasarkan perhitungan harga teoretis opsi beli (call option)
menggunakan model Black-Scholes. diketahui bahwa kontrak opsi beli dengan
harga Opsi 10,1 US$; 8,9US$; dan 1,15 US$ yang diterbitkan oleh Honda Motor
Company, Ltd. merupakan opsi yang direkomendasikan untuk dibeli oleh investor
karena memiliki harga opsi yang lebih kecil daripada harga teoretisnya, yang
berarti kontrak opsi tersebut dijual dengan murah di pasar modal.
5.
Berdasarkan perhitungan harga teoretis opsi jual (put option)
menggunakan model Black-Scholes, diketahui bahwa kontrak opsi jual dengan
harga Opsi 6,12 US$ yang diterbitkan oleh Honda Motor Company, Ltd. merupakan
opsi yang direkomendasikan untuk dibeli oleh investor karena memiliki harga
opsi yang lebih kecil daripada harga teoretisnya, yang berarti kontrak opsi
tersebut dijual dengan murah di pasar modal.
|
KAITAN DENGAN TEORI
Menurut McDonald (2006), instrument derivatif
dapat didefinisikan sebagai instrumen finansial berupa perjanjian atau kontrak
antara dua pihak dimana peluang atau keuntungannya terkait dengan harga aset
dasar (underlying asset). Aset dasar tersebut dapat berupa saham,
obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata uang (currency), tingkat
suku bunga dan instrumen-instrumen keuangan lainnya (Bursa Efek Indonesia,
2010). Instrumen derivatif yang telah dikenal luas diantaranya kontrak
berjangka (future contract), kontrak serah (forward contract), swap,
dan opsi (option).
Menurut
Luenberger (1998), opsi merupakan suatu hak, bukan kewajiban, untuk membeli
atau menjual sebuah aset pada harga tertentu dan pada waktu yang telah
ditetapkan. Pihak yang mendapatkan hak disebut sebagai pembeli opsi (option
buyer) atau disebut juga pemegang opsi (option holder), sedangkan
pihak yang menjual opsi dan harus bertanggung-jawab terhadap keputusan pembeli
opsi kapan opsi tersebut akan digunakan disebut sebagai penerbit opsi (option
writer). Batas waktu berlakunya opsi dinamakan dengan waktu jatuh tempo (expiration
date), dan harga aset yang disepakati oleh writer dan buyer dinamakan
harga pelaksanaan (strike price atau exercise price).
Opsi dapat
dibedakan berdasarkan waktu pelaksanaannya (Wilmott et al, 1995), yaitu:
1)
Opsi tipe Eropa (European Option), yaitu opsi yang dapat
digunakan hanya pada tanggal jatuh tempo.
2)
Opsi tipe Amerika (American Option), yaitu opsi yang dapat
digunakan sebelum atau pada tanggal jatuh tempo.
Opsi juga
dapat dibedakan berdasarkan fungsinya (Higham, 2004), yaitu:
1)
Opsi beli (call option), yaitu opsi yang memberikan hak
(tetapi bukan kewajiban) kepada pemegangnya untuk membeli aset tertentu pada
harga tertentu dan waktu yang telah ditentukan
2)
Opsi jual (put option), yaitu opsi yang memberikan hak
(tetapi bukan kewajiban) kepada pemegangnya untuk menjual aset yang telah
ditentukan pada harga tertentu dan pada waktu yang telah ditentukan.
Menurut
Fabozzi dan Markowitz (2002), harga opsi merupakan cerminan dari nilai
intrinsik opsi dan setiap tambahan jumlah atas nilai intrinsik. Premi atas
nilai intrinsik disebut dengan nilai waktu atau premi waktu. Nilai intrinsik
opsi adalah nilai ekonomis jika opsi dilaksanakan dengan segera.
Model
penentuan harga opsi yang paling terkenal dan banyak digunakan adalah model
Black-Scholes yang dikembangkan oleh Fisher Black dan Meyron Scholes pada tahun
1973. Model ini menggunakan beberapa asumi, yaitu:
1.
Tingkat suku bunga bebas risiko jangka pendek diketahui dan
nilainya konstan.
2.
Harga saham mengikuti pola acak yang berdistribusi lognormal
dengan variansi return dari harga saham konstan.
3.
Tidak ada pembayaran dividen pada saham selama sisa usia opsi
4.
Opsi yang digunakan adalah opsi tipe Eropa, yaitu opsi yang hanya
dapat digunakan pada saat jatuh tempo.
5.
Tidak ada biaya transaksi dalam menjual atau membeli saham atau
opsi.
6.
Diperbolehkan bagi pembeli untuk membayar terlebih dahulu sebagian
tertentu dari harga sekuriti.
7.
Tidak ada penalti terhadap short-selling. Penjual yang
belum memiliki sekuriti untuk dijual dapat menyetujui harga sekuriti yang
ditawarkan oleh pembeli, kemudian sepakat menyelesaikan kontrak dengan pembeli
di masa yang akan datang dengan membayar sesuai harga sekuriti yang telah
disepakati.
REKOMENDASI
UNTUK ANALISIS SELANJUTNYA
DAFTAR
PUSTAKA
Black,
F. & Scholes, M. 1973. The pricing of options and corporate liabilities.
Journal of Political Economy, Vol. 81, pp. 637-654
Fabozzi,
F.J., & Markowitz, H.M. 2002. The Theory and Practice of Investment
Management. New Jersey: John Wiley & Sons
Higham, D.J.
2004. An Introduction to Financial Option Valuation. New York: Cambridge
University Pres
Wilmott, P.,
Howison, S., & Dewynne, J. 1995. The Mathematics of Financial
Derivatives. Cambridge University Press: New York
Luenberger,
D.G. 1998. Investment Science. New York: Oxford University Press.
McDonald, R.L.
2006. Derivatives Markets. Second Edition. Boston: Pearson Education
Republik Indonesia. 1995. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Lembaran Negara RI Tahun 1995, No. 64. Sekretariat
Negara. Jakarta.
REVIEW JURNAL II
Judul Jurnal
|
PENGARUH KONTRAK FUTURES INDEKS TERHADAP VOLATILITAS UNDERLYING SPOT
MARKET DI INDONESIA
|
Jurnal
|
Jurnal Manajemen
|
Volume dan Halaman
|
Volume XXI, No. 01, Hal. 17-32
|
Tahun
|
Februari 2017
|
Penulis
|
Sukmawati Sukamulja dan Sony Fidanti
|
Reviewer
|
Djuhaeria Cipta Sari
|
Pendahuluan
|
Banyak perdebatan berkaitan dengan pengaruh
transaksi futures terhadap volatilitas underlying asset nya. Beberapa hasil
penelitian menyatakan bahwa transaksi futures berpengaruh terhadap
volatilitas aset yang mendasarinya. Sebaliknya, penelitian lain membuktikan
bahwa transaksi kontrak futures tidak mempengaruhi volatilitas aset
penyertaannya. Hasil penelitian tersebut masih kontradiksi sampai sekarang.
Di Indonesia pasar futures dimulai dengan LQ45 futures. LQ45 Futures telah
dihentikan perdagangannya pada tahun 2009, atau hanya berjalan selama 9 tahun
–sejak kemunculannya di tahun 2001. Kini tujuh (7) tahun pasca penghentian
perdagangan kontrak futures indeks dengan underlying indeks LQ45 atau LQ45
Futures tersebut kembali diperdagangkan pada 1 Februari 2016. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji pengaruh kontrak futures indeks LQ45 terhadap
volatilitas underlying spot market.
Pengumuman dividen atau laba, pembelian kembali
saham, ataupun pemecahan saham. Penelitian mengenai kontrak futures indeks
LQ45 atau yang lebih dikenal dengan LQ45 Futures memang terbilang jarang
dilakukan, selain karena hal-hal yang telah disebutkan di atas. Penyebab
lainnya, dikarenakan singkatnya masa perdagangan kontrak tersebut. Seperti
yang telah diketahui, LQ45 Futures telah dihentikan perdagangannya pada tahun
2009 atau hanya berjalan selama 9 tahun sejak kemunculannya di tahun 2001.
Kini tujuh (7) tahun pasca penghentian perdagangan kontrak futures indeks
dengan underlying indeks LQ45 (atau LQ45 Futures) tersebut diaktifkan kembali
pada 1 Februari 2016, dengan penyempurnaan dari sisi bisnis, teknis, serta
peraturan agar sesuai standar internasional. Hal tersebut mendorong
penelitian ini menjadi relevan dilakukan untuk menganalisis efek volatilitas
yang ditimbulkan dari adanya LQ45 Futures pada periode sebelumnya untuk
membantu mengantisipasi kemunculannya pada periode kedua ini.
|
Objek Penelitian
|
Indeks LQ45 atau LQ45 Futures
|
Tujuan Penelitian
|
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
kontrak futures indeks LQ45 terhadap volatilitas underlying spot market.
Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji pengaruh kemunculan kontrak
futures indeks terhadap efisiensi pasar pada periode 2001 – 2009 dengan
menggunakan metode GARCH (1,1)
|
Metode Penelitian
|
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
harga penutupan harian dari indeks LQ45 periode 2000 sampai 2009. Data
diklasifikasikan berdasarkan periode sebelum (prefutures: 10 Oktober 2000-10
Agustus 2001, dengan 206 observasi) dan sesudah (postfutures: 13 Agustus
2001-13 Agustus 2009, dengan 1946 observasi) keberadaan kontrak futures
indeks. LQ45 Futures muncul pada tanggal 13 Agustus 2001. Return indeks LQ45
selama periode pengamatan dikelompokkan menjadi tiga (3) kelompok, yakni
periode prefutures, post-futures, dan periode keseluruhan (overall: 10
Oktober 2000-13 Agustus 2009, dengan 2152 observasi)
|
Hasil Penelitian
|
Hasil pengujian pada return indeks LQ45 menemukan
bahwa telah terjadi volatilitas yang rendah selama keberadaan kontrak futures
indeks. Akan tetapi, volatilitas ini bukan dipengaruhi oleh kontrak futures
indeks. Artinya kemunculan transaksi kontrak futures tidak berpengaruh
terhadap volatilitas underlying spot nya. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mallikarjunappa dan Afsal (2008) dengan
data S&P CNX Nifty dan CNX Bank Nifty, Debasish (2009) dengan objek NSE
Nifty, Xie dan Huang (2014) dengan objek bursa di China, Lee et al. (2014)
dengan data pasar real estate di Eropa, Spyrou (2015) dengan data pasar modal
Athens (Yunani), dan Sharma dan Malhotra (2015) dengan data futures di India.
Hasil pengujian pada return indeks LQ45 periode sebelum dan setelah kontrak
futures indeks menunjukan peningkatan efisiensi pasar terutama setelah
kemunculan kontrak futures indeks. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Saravanan dan Deo (2010), Matanovic dan Wagner
(2012), dan Lee et al. (2014).
|
KAITAN DENGAN TEORI
Bursa Efek
Surabaya (BES) menjual kontrak futures berbasis indeks LQ45 pada tanggal 13
Agustus 2001. Indeks LQ45 mencerminkan 45 saham paling likuid diperdagangkan di
Bursa Efek Jakarta (BEJ). Saat ini BES sudah digabungkan dengan BEJ menjadi
Bursa Efek Indonesia (BEI). Perdagangan ekuitas indeks LQ45 berpengaruh
terhadap perdagangan LQ45 Futures, karena yang diperdagangkan dalam LQ45
Futures adalah ekuitas dari indeks LQ45 sebagai aset penyertaannya. Salah satu
alasan adanya LQ45 Futures pada saat itu adalah untuk memberikan fasilitas
lindung nilai (hedging) bagi investasi saham, khususnya pada 45 saham paling
likuid di BEI. Hedging merupakan transfer of risk akibat volatilitas harga,
melalui perdagangan berjangka. Melalui hedging, kerugian posisi aset awal
dihilangkan. Hubungan antara hedging dan derivatif amat erat. Derivatif
merupakan salah satu teknik hedging yang banyak dan sering digunakan. Banyak
jenis derivatif yang dapat digunakan untuk melindungi aset di masa mendatang.
Penggunaan derivatif berbeda satu dengan lainnya, sesuai dengan aset
pernyertaannya, seperti forward, futures, options, dan swaps. Volatilitas
terjadi akibat masuknya informasi baru ke dalam pasar. Adanya informasi baru
tersebut, para pelaku pasar akan menyesuaikan diri dan melakukan penilaian
kembali. Apabila pasar efisien, penyesuaian dilakukan dengan cepat sehingga
harga yang terbentuk mencerminkan informasi terbaru tersebut. Peningkatan
efisiensi dapat dideteksi dari meningkatnya market depth dan menurunnya bid-ask
spread. Sebaliknya, pada pasar yang tidak efisien, penyesuaian tidak dilakukan
dengan cepat dan terjadi noise sehingga harga yang terbentuk tidak mencerminkan
informasi terbaru yang masuk. Proses penyesuaian melalui naik/turun harga
merupakan fluktuasi perubahan harga, disebut volatilitas.
Menurut Kasman
dan Kasman (2008), Bohl et al. (2011, 2014), dan Singh (2016) futures trading
menurunkan volatilitas pasar saham. Artinya, dengan adanya transaksi futures
justru meredam gejolak harga spot di pasar aset penyertaannya.
Teori pasar
efisien awalnya digagas oleh Fama (1970) dan Jensen (1978). Pasar disebut
efisien jika transaksi tidak memungkinkan untuk memperoleh keuntungan ekonomi
(Jensen, 1978). Suatu pasar modal disebut efisien jika merefleksikan semua
informasi relevan pada harga sahamnya. Dasar pemikiran pasar efisien adalah
informasi sempurna, baik secara kualitas, waktu, maupun persepsi (Sukamulja,
2005). Dalam kenyataannya tidak ada sebuah pasarpun yang efisien sempurna,
sehingga dalam jangka pendek investor masih bisa memprediksikan harga untuk
memperoleh keuntungan jangka pendek (Timmermann dan Granger, 2004).
REKOMENDASI
UNTUK ANALISIS SELANJUTNYA
Penelitian ini
terbatas pada periode setelah keberadaan kontrak futures indeks (post-futures),
yang jumlah sampelnya lebih besar daripada periode sebelum keberadaan kontrak
futures indeks (pre-futures). Hal tersebut disebabkan tidak tersedianya data
sebelum tahun 2000. Variabel lain seperti kontrak futures individual atau
kontrak option dapat digunakan untuk menguji konsistensi hasil penelitian.
Penelitian komparasi dengan membandingkan beberapa negara dapat dilakukan untuk
melihat konsistensi hasil. Penelitian ini hanya menggunakan GARCH (1,1),
penelitian lanjutan dapat mengembangkan dengan metode GARCH lainnya dan menguji
adanya market shock dengan membagi ke dalam sensitivitas tinggi dan rendah
seperti yang dilakukan oleh Nomikos dan Pouliasis (2011). Pengujian peningkatan
efisiensi pasar juga dapat dilakukan dengan menguji bid-ask spread dan market
depth seperti yang dilakukan oleh Spyrou (2015) serta membagi ke dalam inform
investor dan uninform investor atau antara hedger dan speculative investor
DAFTAR PUSTAKA
Kasman A., dan S. Kasman. (2008). The impact of
futures trading on volatility of the underlying asset in the Turkish stock
market. Physica A: Statistical Mechanics and its Applications 387 (12),
2837–2845
Bohl, M. T., C. A. Salm dan B.Wilfling. (2011) Do
individual index futures investors destrablize the underlying spot market?
Journal of Futures Markets 31(1), 81-101. Bohl, M. T., J. Desteldorf, dan P. L.
Siklos. (2014) The effect of index futures trading on volatility three markets
for Chinese stock. ISSU, 1-30
Fama, E. F. (1970) Efficient capital markets: a
review of theory and empirical work. Journal of Finance 25, 383 – 417.
Jensen, M. (1978). Some anomalous evidence regarding
market efficiency. Journal of Financial Economics 6, 95-101.
Sukamulja, S. (2005) Analisis fundamental, analisis
teknikal, dan program metastock. All Essay
Timmermann, A., dan C.W. J. Granger. (2004) Efficient
market hypothesis and forecasting. International Journal of Forecasting 20,
15-27
Langganan:
Postingan (Atom)
Review Jurnal Analisis Opsi dan Future Nama / NIM : Yuni Mega Lestari / 17510175 Mata Kuliah : Analisis Sekuritas Dosen Mata Kuliah ...
-
Judul Review Jurnal : Estimasi Harga Opsi Saham Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Studi Kasus Saham Lq-45 Nama / ...
-
REVIEW JURNAL Judul Opsi Saham Pada Pasar Modal Di Indonesia (Studi Pasar Opsi Saat Pasar Opsi Masih Berlangsung...
-
Nama / NIM : VELIA ATHAYA WIBOWO / 17510055 Mata Kuliah : Analisis Sekuritas H ...