Analisis Regresi Berganda dengan
Menggunakan SPSS
Nama / NIM : Moh. Alfian Adam / 18510160
Mata Kuliah : Statistik
Dosen : M. Nanang Choiruddin,SE., MM
Analisis regresi linier ganda merupakan alat
analisis peramalan nilai pengaruh antara dua variabela bebas atau lebih (X) terhadap
satu variabel terikat (Y) dalam rangka membuktikan ada tidaknya hubungan
fungsional atau kausal antara dua variabel bebas atau lebih (X) tersebut
terhadap satu variabel terikat (Y). Analisis regresi linier berganda memberikan
kemudahan bagi pengguna untuk memasukkan lebih dari satu variabel bebas hingga k
dimana banyaknya k kurang dari jumlah observasi (n).
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing
variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi
nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami
kenaikan atau penurunan. Variabel independen (independent
variable) adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel yang lain. Variabel dependen (dependent variable) adalah
tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.
Regresi Linier Berganda Analisis yang memiliki variabel
bebas lebih dari satu disebut analisis regresi linier berganda. Teknik regresi
linier berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan dua
atau lebih variabel bebas (X1, X2, X3, ..., Xk) terhadap variabel terikat (Y).[1]
Regresi Linier Berganda yang akan disimulasikan pada bagian
ini menggunakan pendekatan Ordinary Least Squares (OLS). Penjelasan akan dibagi
menjadi 5 (lima) tahapan, yaitu:
1)
Persiapan Data (Tabulasi Data)
2)
Estimasi Model Regresi Linier
(Berganda)
3)
Pengujian Asumsi Klasik
4)
Uji Kelayakan Model (Goodness of
Fit Model)
5)
Intepretasi Model Regresi Linier
(Berganda)
1)
Persipapan Data (Tabulasi
Data)
Sebagai
pendahuluan dalam proses pengolahan data adalah mempersiapkan data. Data yang
digunakan pada contoh berikut ini adalah data time series. Data time series merupakan
salah satu jenis data dari satu entitas (perorangan, institusi, perusahaan,
industri, negara, dll) dengan dimensi waktu/periode yang panjang. Satuan waktu
dari data disesuaikan dengan data yang dimiliki, misalnya bulanan, triwulan,
semesteran, atau tahunan.
Data
dapat dibuat dalam file Excel. Setelah data siap, maka penginputan data dalam
software SPSS dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a)
Buka Aplikasi SPSS.
b)
Setelah software SPSS terbuka,
copy paste data yang telah disiapkan ke dalam file DATA, sheet Data View.
c)
Setelah data ter-input, maka
langkah selanjutnya memberikan identitas pada setiap variabel. Pindahkan
tampilan ke sheet Variable View, sehingga tampilan pada sheet Data View akan
sesuai dengan identitas. sampai disini persiapan data selesai, dan data sudah
siap untuk diolah.
2)
Estimasi Model Regresi
Linier
Estimasi
model dilakukan secara sekaligus dengan pengujian asumsi klasik
(multikolinieritas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan normalitas). Sehingga
output yang dihasilkan dari pengolahan data dapat digunakan untuk uji asumsi
klasik dan uji kelayakan model. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
a)
Estimasi regresi linier, Dengan
cara klik Analyze => Regression => Linier.
Letakkan
identitas 1 dalam kotak Dependent. Caranya tekan lalu tekan yang disamping
kotak Dependent, sehingga identitas 1 akan pindah ke kotak kotak Dependent.
Dengan cara yang sama letakkan identitas 2 dan identitas lainnya dalam kotak
Independent. Apabila kita klik maka OK, output yang diperoleh hanya dapat di
uji kelayakan modelnya saja, tidak termasuk output untuk uji asumsi klasik.
b)
Memunculkan output guna menguji
Asumsi Klasik.
Uji
asumsi klasik setelah disederhanakan ada 4, yaitu: Multikolinieritas,
Autokorelasi, Heteroskedastisitas dan Normalitas.
o
Multikolinieritas menggunakan VIF
dan Tolerance.
o
Autokorelasi menggunakan
Durbin-Watson.
o
Heteroskedastisitas menggunakan
Scatter Plot ZPRED dan ZRESID.
o Normalitas menggunakan Normal PP-Plot.
1.
Multikolinieritas dan
Autokorelasi ada di tombol Statistic.
ü Klik , lalu statistic.
ü Klik kotak disebelah kiri Collinearity diagnostics untuk memunculkan
hasil uji multikolinieritas,
ü dan Klik kotak disebelah kiri Dubin-Watson untuk memunculkan hasil uji
autokorelasi.
ü Setelah itu klik OK.
2.
Heteroskedastisitas dan Normalitas
ada di tombol PLOTS.
ü Klik PLOTS,
ü Pindahkan *ZPRED ke kotak X: dan pindahkan *ZRESID ke
kotak Y: untuk memunculkan hasil uji heteroskedastisitas,
ü dan Klik kotak disebelah kiri Normal probability plot untuk memunculkan
hasil uji normalitas.
ü Setelah itu klik CONTINUE.
Setelah semua tombol perintah yang
diinginkan di klik, maka untuk memunculkan semua output, klik dengan demikian
output yang diinginkan akan ditampilkan pada file OUTPUT.
Jangan lupa menyimpan kedua file (file
DATA dan file OUTPUT) yang telah diperoleh dengan cara me-klik SAVE pada masing-masing file.
3.
Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian
Asumsi Klasik Pada tahap ini tidak dilakukan operasionalisasi software SPSS,
melainkan hanya cara membaca uji asumsi klasik dari output SPSS, sebagaimana
yang tertampil pada file OUTPUT.
a)
Multikolinieritas
Hasil uji
multikolinieritas, dapat dilihat pada tabel Coefficientsa dua kolom
terakhir.
b)
Autokorelasi
Data yang digunakan
untuk mengestimasi model regresi linier merupakan data time series maka
diperlukan adanya uji asumsi terbebas dari autokorelasi. Hasil uji
autokorelasi, dapat dilihat pada tabel Model Summaryb kolom terakhir.
Nilai Durbin-Watson yang tertera pada output SPSS disebut dengan DW hitung. Angka
ini akan dibandingkan dengan kriteria penerimaan atau penolakan yang akan
dibuat dengan nilai dL dan dU ditentukan berdasarkan jumlah variabel bebas
dalam model regresi (k) dan jumlah sampelnya (n). Nilai dL dan dU dapat dilihat
pada Tabel DW dengan tingkat signifikansi (error) 5% (α = 0,05).
c)
Heteroskedastisitas
Pengujian
heteroskedastisitas dilakukan dengan membuat Scatterplot (alur sebaran) antara
residual dan nilai prediksi dari variabel terikat yang telah distandarisasi.
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar Scatterplot. Tidak
ada ukuran yang pasti kapan suatu scatterplot membentuk pola atau tidak.
Keputusan hanya mengandalkan pengamatan/penglihatan peneliti.
d)
Bahwa asumsi normalitas yang
dimaksud dalam asumsi klasik pendekatan OLS adalah (data) residual yang
dibentuk model regresi linier terdistribusi normal, bukan variabel bebas
ataupun variabel terikatnya. Kriteria sebuah (data) residual terdistribusi
normal atau tidak dengan pendekatan Normal P-P Plot dapat dilakukan
dengan melihat sebaran titiktitik yang ada pada gambar.
Apabila sebaran
titik-titik tersebut mendekati atau rapat pada garis lurus (diagonal) maka
dikatakan bahwa (data) residual terdistribusi normal, namun apabila sebaran
titik-titik tersebut menjauhi garis maka tidak terdistribusi normal.
Kelemahan dari uji
normalitas dengan Normal P-P Plot terletak pada kriteria dekat/jauhnya sebaran
titik-titik. Tidak ada batasan yang jelas mengenai dekat atau jauhnya sebaran
titiktitik tersebut sehingga sangat dimungkinkan terjadi kesalahan penarikan
kesimpulan.
4.
Uji Kelayakan Model
a)
Uji Keterandalan Model (Uji F)
Uji
keterandalan model atau uji kelayakan model atau yang lebih populer disebut
sebagai uji F merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang
diestimasi layak atau tidak. Nama uji ini disebut sebagai uji F, karena
mengikuti mengikuti distribusi F yang kriteria pengujiannya seperti One Way
Anova. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel ANOVA.
F
hitung (ouput SPSS ditunjukkan pada kolom sig.) lebih kecil dari tingkat
kesalahan/error (alpha) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa
model regresi yang diestimasi layak, dan sebaliknya.
b)
Uji Koefisien Regresi (Uji t)
Uji
t dalam regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji apakah parameter
(koefisien regresi dan konstanta) yang diduga untuk mengestimasi
persamaan/model regresi linier berganda sudah merupakan parameter yang tepat
atau belum. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel Coefficients.
Apabila
nilai prob. t hitung (ouput SPSS ditunjukkan pada kolom sig.) lebih kecil dari
tingkat kesalahan (alpha) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan
bahwa variabel bebas (dari t hitung tersebut) berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikatnya, dan sebaliknya.
c)
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi
menjelaskan variasi pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
Nilai koefisien determinasi dapat diukur oleh nilai RSquare atau Adjusted
R-Square. R-Square digunakan pada saat variabel bebas hanya 1 saja
(biasa disebut dengan Regresi Linier Sederhana), sedangkan Adjusted R-Square
digunakan pada saat variabel bebas lebih dari satu.
5.
Interpretasi Model
Interpretasi
atau penafsiran atau penjelasan atas suatu model yang dihasilkan seharusnya
dilakukan setelah semua tahapan (uji asumsi klasik dan kelayakan model)
dilakukan. Interpretasi yang dilakukan terhadap koefisien regresi meliputi dua
hal, tanda dan besaran.
Tanda menunjukkan arah hubungan. Tanda dapat
bernilai positif atau negatif. Positif menunjukkan pengaruh yang searah antara
variabel bebas terhadap variabel terikat, sedangkan negatif menunjukkan
pengaruh yang berlawanan arah.
Besaran
menjelaskan nominal slope persamaan regresi. Penjelasan tentang besaran
dilakukan pada contoh model yang diestimasi. Perhatikan model (persamaan)
regresi linier berganda yang telah diestimasi.
Hal ini
bergantung kepada satuan dari variabel penelitian itu sendiri. Sebagai contoh
data penelitian yang menggunakan data primer & kuesioner sebagai alat ukur
variabelnya (biasanya menggunakan skala Linkert) tidak dapat diinterpretasikan
dari sisi besaran, hanya dari sisi arah saja.
Contoh Studi Kasus Pada Perusahaan di
BEI

Hasil Output SPSS yakni sebagai
berikut:

Output Variables Entered/Removed
Dari output dapat dilihat bahwa variabel independen yang
dimasukkan ke dalam model adalah Total asset turn over dan Working capital
turnover, dan variabel dependennya adalah Rentabilitas ekonomi. Dan tidak ada
variabel yang dikeluarkan (removed). Sedangkan metode regresi menggunakan
Enter.

Output Model Summary
•
R adalah korelasi berganda,
yaitu korelasi antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel
dependen. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, jika mendekati 1 maka hubungan
semakin erat tetapi jika mendekati 0 maka hubungan semakin lemah. Angka R didapat
0.772, artinya korelasi antara variabel Total asset turn over dan Working
terhadap rentabilitas ekonomi sebesar 0.772, hal ini berarti terjadi hubungan
yang erat karena nilai mendekati 1.
•
R Square (R2), yaitu
menunjukkan koefisien determinasi. Artinya persentase sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 sebesar
0.596, artinya persentase sumbangan pengaruh variabel Total asset turn over dan
Working terhadap rentabilitas ekonomi sebesar 59.6%, sedangkan sisanya sebesar
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.
•
Adjusted R Square, adalah R Square
yang telah disesuaikan, nilai sebesar 0.529. Ini menunjukkan sumbangan pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Standard Error of the Estimate, adalah
ukuran kesalahan prediksi, nilai sebesar 0.03934. Artinya kesalahan yang dapat
terjadi dalam memprediksi rentabilitas ekonomi sebesar 0.03934.
•
Durbin-Watson, yaitu nilai yang
menunjukkan ada atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi maka nilai DW akan dibandingkan dengan DW tabel, dengan
kriteria sebagai berikut:
-
Jika DW < dL atau DW > 4-dL
berarti terdapat autokorelasi.
-
Jika DW terletak antara dU dan
4-dU berarti tidak ada autokorelasi.
-
Jika DW terletak antara dL dan dU
atau diantara 4-dU dan 4-dL, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Nilai DW dari output
didapat 1.613. Untuk nilai dL dan dU dapat dilihat pada DW tabel pada
Signifikansi 0.05 dengan n (jumlah data) = 15 dan k (jumlah variabel independen)
= 2 didapat nilai dL adalah 0.946 dan dU adalah 1.543, jadi nilai 4-dU=2.457
dan 4-dL=3.054. Hal ini berarti nilai DW (1.613) berada pada daerah antara dU dan
4-U, maka tidak ada autokorelasi.

Output
ANOVA
Analisis varian yaitu uji
koefisien regresi secara bersama-sama (uji F) untuk menguji signifikansi
pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian menggunakan
tingkat signfikansi 0.05. Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut:
1.
Merumuskan Hipotesis
Ho
: Working capital turnover dan Total
asset turnover secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap rentabilitas
ekonomi.
Ha
: Working capital turnover dan Total asset turnover secara bersama-sama
berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi.
2.
Menentukan F hitung dan nilai
Signifikansi
Dari output diperoleh F hitung sebesar 8.864
dan nilai signifikansi sebesar 0.004.
3.
Menentukan F tabel
F tabel pada tingkat signifikansi
0.05 dengan df 1 (jumlah variabel–1) = 2, dan df 2 (n-k-1) atau 15-2-1 = 12 (n
adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen), hasil diperoleh
untuk F tabel sebesar 3.885.
4.
Kriteria pengujian
·
Jika F hitung < F tabel maka Ho
diterima
·
Jika F hitung > F tabel maka Ho
ditolak
5.
Membuat kesimpulan
F hitung > F tabel (8,864 > 3,885) dan
Signifikansi < 0,05 (0,004 < 0,05) maka Ho ditolak, jadi dapat
disimpulkan bahwa Working capital turnover dan Total asset turnover secara
bersama-sama berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi.

Output Coefficients
·
Unstandardized Coefficients adalah
nilai koefisien yang tidak terstandarisasi, nilai ini menggunakan satuan yang
digunakan pada data variabel dependen. Koefisien B terdiri nilai konstan (harga
Y, jika X1 dan X2 = 0) dan koefisien regresi (nilai yang
menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan variabel X1
dan X2).
·
Standard Error adalah nilai
maksimum kesalahan dalam memperkirakan rata-rata populasi berdasar sampel.
Nilai ini untuk mencari t hitung.
·
Standardized Coefficients, yakni
nilai koefisien yang terstandarisasi atau ada patokan tertentu, jika mendekati
0 maka hubungan antara variabel X dengan Y semakin lemah.
·
t hitung adalah pengujian
signifikansi untuk mengetahui pengaruh variabel X1 dan X2
terhadap Y secara parsial, apakah berpengaruh signifikan atau tidak. Untuk
mengetahui hasil signifikansi, angka t hitung akan dibandingkan dengan t tabel.
·
Signifikansi yaitu besarnya probabilitas
untuk memperoleh kesalahan dalam mengambil keputusan. Jika tingkat signifikansi
0.05, maka peluang kesalahan maksimal 5% dan 95% keputusan adalah benar.
·
Collinearity Statistics adalah
angka yang menunjukkan ada atau tidaknya hubungan linear secara sempurna atau
mendekati sempurna antar variabel independen dalam model regresi. Asumsi klasik
yang digunakan pada model regresi linier berganda yaitu bahwa tidak adanya
multikolinearitas antar variabel independen.
Variabel yang menyebabkan multikolinearitas dapat
dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF yang
lebih besar dari nilai 10 (Hair et al. 1992). Dari output di dapat nilai
tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10, sehingga tidak terjadi
multikolinearitas.
Persamaan regresi linier berganda dengan 2 variabel independen
adalah sebagai berikut:
Y’
= a + b1X1 + b2X2
Keterangan:
Y’ : Nilai
prediksi variabel dependen (Rentabilitas ekonomi)
a : Konstanta,
yaitu nilai Y’ jika X1 dan X2 = 0
b1,b2
: Koefisien regresi, yaitu nilai
peningkatan atau penurunan variabel Y’ yang didasarkan variabel X1
dan X2
X1 :
Variabel independen (Working capital turnover)
X2 :
Variabel independen (Total asset turnover)
Nilai-nilai pada output
kemudian dimasukkan ke dalam persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y’
= 0.002 + 0.031X1 + 0.098X2
-
Nilai konstanta (a) adalah 0.002.
hal ini dapat diartikan jika variabel independen bernilai 0, maka rentabilitas
ekonomi nilainya 0.002.
-
Nilai koefisien regresi variabel
Working capital turnover (b1) bernilai positif yaitu 0.031. Artinya setiap
peningkatan Working capital turnover sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan
rentabilitas ekonomi sebesar 0.031 satuan dengan asumsi variabel independen
lain bernilai tetap.
-
Nilai koefisien regresi variabel
Total asset turnover (b2) bernilai positif yaitu 0.48. Artinya setiap
peningkatan Total asset turnover sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan
rentabilitas ekonomi sebesar 0.048 satuan dengan asumsi variabel independen
lain bernilai tetap.
Uji t
Digunakan untuk mengetahui
apakah secara parsial Working capital turnover dan Total asset turnover
berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap rentabilitas ekonomi.
Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0.05 dan 2 sisi. Langkah-langkah
pengujian sebagai berikut:
v Pengujian koefisien variabel Working capital turnover (b1)
1.
Merumuskan hipotesis
Ho
:Working capital turnover secara parsial tidak berpengaruh terhadap
rentabilitas ekonomi
Ha :Working capital turnover secara parsial
berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi
2.
Menentukan t hitung dan Nilai
Signifikansi
Dari output di dapat t hitung sebesar 3.006 dan
Signifikansi 0.011
3.
Menentukan t tabel
T tabel dapat dilihat pada
tabel statistik pada signifikansi 0.05 dibagi 2 = 0.025 dengan derajat
kebebasan df = n-k-1 atau 15-2-1 = 12, hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2.179
4.
Kriteria Pengujian
Jika -t tabel < t
hitung < t tabel maka Ho diterima
Jika -t hitung < -t
tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak.
5.
Berdasar Signifikansi:
Jika Signifikansi > 0.05 maka
Ho diterima.
Jika Signifikansi < 0.05 maka
Ho ditolak.
6.
Membuat kesimpulan
Nilai t hitung > t tabel (3.006 > 2.179) dan
Signifikansi < 0.05 (0.011 < 0.05) maka Ho ditolak, jadi dapat
disimpulkan bahwa Working capital turnover secara parsial berpengaruh terhadap
rentabilitas ekonomi. Nilai t hitung positif artinya berpengaruh positif, yaitu
jika Working capital turnover meningkat maka rentabilitas ekonomi juga akan
meningkat.
v Pengujian koefisien variabel Total asset turnover (b2)
1.
Merumuskan hipotesis
Ho : Total asset turnover
secara parsial tidak berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi.
Ha : Total asset turnover
secara parsial berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi.
2.
Menentukan t hitung dan nilai
Signifikansi
Dari output di dapat t hitung sebesar 0.386 dan
Signifikansi 0.706
3.
Menentukan t tabel
T tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada
signifikansi 0.05 /2 = 0.025 dengan derajat kebebasan df = n-k-1 atau 15-2-1 =
12, hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2.179.
4.
Kriteria Pengujian
Jika -t tabel < t hitung < t tabel maka Ho diterima.
Jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho
ditolak.
5. Berdasar Signifikansi:
Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima.
Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.
6.
Membuat kesimpulan
Nilai t hitung < t tabel (0.386 < 2.179) dan
Signifikansi > 0.05 (0.706 > 0.05) maka Ho ditolak, jadi dapat
disimpulkan bahwa Total asset turnover secara parsial tidak berpengaruh
terhadap rentabilitas ekonomi.
Uji Asumsi Klasik Regresi
a.
Uji Normalitas Residual

Uji normalitas residual
digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan terdistribusi
secara normal atau tidak. Dari Grafik, dapat diketahui bahwa titik-titik
menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka nilai residual
tersebut normal.
b.
Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas artinya variabel independen memiliki
hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna. Cara untuk mengetahui ada atau
tidaknya gejala multikoliniearitas antara lain dengan melihat nilai Variance
Inflation Factor (VIF) dan Tolerance, apabila nilai VIF kurang dari 10 dan
Tolerance lebih dari 0,1 maka dinyatakan tidak terjadi multikoliniearitas
(Ghozali, 2011). Dari output dapat dilihat bahwa nilai
Tolerance ke dua variabel lebih dari 0.100 dan VIF kurang dari 10, maka dapat
disimpulkan tidak terjadi
multikolinearitas antar variabel bebas.
c.
Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara
anggota observasi yang disusun menurut waktu atau tempat. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi.
d.
Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas adalah
varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi.
Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Dasar
kriterianya dalam pengambilan keputusan yaitu:
-
Jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.
-
Jika tidak ada pola yang jelas, seperti
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Dari output dapat diketahui bahwa
titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas dalam model regresi.
Daftar Pustaka
Sarwono, Jonathan. Statistik Itu
Mudah Panduan Lengkap Untuk Belajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16,
Yogyakarta: Penerbit Andi, 2009
Ridwan, Metode & Teknik Menyusun
Proposal Penelitian, Bandung: Alfabeta,2009
Priyatno, Dwi. (2008). Mandiri
Belajar SPSS. Yogyakarta: MediaKom.
Dirnaeni, Desti.Analisis Regresi
Berganda. hlm 27
Iqbal, Muhammad.Pengolahan Data
dengan Regresi Linier Berganda (dengan SPSS). hlm 1
Janie, Dyah Nurmala Arum.2012.Statistik
Deskriptif & Regresi Linier Berganda dengan SPSS. Semarang: Semarang
University Press. hlm 11-18
Mona, Margaretha G., John S.
Kekenusa, dan Jantje D. Prang.2015.Penggunaan Regresi Linier Berganda untuk
Menganalisis Pendapatan Petani Kelapa (Studi Kasus: Petani Kelapa di Desa Beo,
Kecamatan Beo, Kabupaten Talaud.JdC. 04 (02). hlm 197
Purnomo, Rochmat Aldy.2016.Analisis
Statistik Ekonomi dan Bisnis Dengan SPSS. Ponorogo:CV Wade Group. hlm
161-172
Terimakasih ilmunya, sangat mudah dipahami. alangkah baiknya kalau gambarnya bisa muncul. Di hp saya tidak bisa muncul soalnya🙁
BalasHapusKeren banget, thank ilmunya, sangat berguna dan bermanfaat
BalasHapusTerimakasih atas pengetahuannya
BalasHapusterimakasih kak atas segala informasi dan ilmu yg telah di berikan semoga dapat terus berkembang
BalasHapuskerenn kak ilmunyaa
BalasHapusSetelah saya membaca ini, akhirnya saya sadar kalau saya adalah tuna aksara
BalasHapusThanks ilmunya min
BalasHapusTerima kasih, materinya sangat bermanfaat
BalasHapus