Analisis Regresi Berganda dengan
Menggunakan SPSS
Nama / NIM : Nisa’ Nur Laylia / 18510141
Mata Kuliah : Statistik
Dosen : M. Nanang Choiruddin,SE., MM
Regresi Linier Berganda Analisis yang memiliki variabel
bebas lebih dari satu disebut analisis regresi linier berganda. Teknik regresi
linier berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan dua
atau lebih variabel bebas (X1, X2, X3, ..., Xk) terhadap variabel terikat (Y).[1]
Regresi Linier Berganda yang akan disimulasikan pada bagian
ini menggunakan pendekatan Ordinary Least Squares (OLS). Penjelasan akan dibagi
menjadi 5 (lima) tahapan, yaitu:
1)
Persiapan Data (Tabulasi Data)
2)
Estimasi Model Regresi Linier
(Berganda)
3)
Pengujian Asumsi Klasik
4)
Uji Kelayakan Model (Goodness of
Fit Model)
5)
Intepretasi Model Regresi Linier
(Berganda)
1)
Persipapan Data (Tabulasi
Data)
Sebagai
pendahuluan dalam proses pengolahan data adalah mempersiapkan data. Data yang
digunakan pada contoh berikut ini adalah data time series. Data time series
merupakan salah satu jenis data dari satu entitas (perorangan, institusi,
perusahaan, industri, negara, dll) dengan dimensi waktu/periode yang panjang.
Satuan waktu dari data disesuaikan dengan data yang dimiliki, misalnya bulanan,
triwulan, semesteran, atau tahunan.
Contoh:
data Ekspor Pakaian Jadi dari Indonesia ke Jepang. Data yang tersedia dalam
tahunan, 1985 – 2000. Adapun variabel penelitiannya adalah Ekspor Pakaian ‡
SPSS versi 19 – 22. Jadi, dalam ton (EKS) sebagai variabel terikat (dependent
variable). Harga Ekspor Pakaian Jadi, dalam juta per ton (HRG) dan Kurs Yen
terhadap Rupiah (KURS) sebagai variabel bebas (independent variable). Data
dapat dibuat dalam file Excel.
Tahun
|
EKS
|
HRG
|
KURS
|
1985
|
3678,8
|
248,48
|
5,65
|
1986
|
4065,3
|
331,48
|
10,23
|
1987
|
8431,4
|
641,88
|
13,50
|
1988
|
15718,0
|
100,80
|
13,84
|
1989
|
11891,0
|
536,69
|
12,66
|
1990
|
9349,7
|
332,25
|
13,98
|
1991
|
14561,0
|
657,60
|
15,69
|
1992
|
20148,0
|
928,10
|
16,62
|
1993
|
26776,0
|
1085,50
|
18,96
|
1994
|
43501,0
|
1912,20
|
22,05
|
1995
|
49223,0
|
2435,80
|
22,50
|
1996
|
65076,0
|
6936,70
|
20,60
|
1997
|
54941,0
|
3173,14
|
43,00
|
1998
|
58097,0
|
2107,70
|
70,67
|
1999
|
112871,0
|
2935,70
|
71,20
|
2000
|
108280,0
|
3235,80
|
84,00
|
Setelah
data siap, maka penginputan data dalam software SPSS dapat dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut:
a)
Buka Aplikasi SPSS.
b)
Setelah software SPSS terbuka, copy paste data yang telah disiapkan ke dalam file DATA, sheet Data View.
c)
Setelah data ter-input, maka
langkah selanjutnya memberikan identitas pada setiap variabel. Pindahkan
tampilan ke sheet Variable View, sehingga tampilan pada sheet Data View akan
sesuai dengan identitas. Sampai disini persiapan data selesai, dan data sudah
siap untuk diolah.
Gantikan : VAR00001
dengan EKS, VAR00002 dengan HRG, dan VAR00003 dengan KURS
2)
Estimasi Model Regresi
Linier
Estimasi
model dilakukan secara sekaligus dengan pengujian asumsi klasik
(multikolinieritas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan normalitas). Sehingga
output yang dihasilkan dari pengolahan data dapat digunakan untuk uji asumsi
klasik dan uji kelayakan model. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
a)
Estimasi regresi linier, Dengan
cara klik Analyze => Regression => Linier.
Letakkan
identitas 1 dalam kotak Dependent. Caranya tekan lalu tekan yang disamping
kotak Dependent, sehingga identitas 1 akan pindah ke kotak kotak Dependent.
Dengan cara yang sama letakkan identitas 2 dan identitas lainnya dalam kotak
Independent. Apabila kita klik maka OK, output yang diperoleh hanya dapat di
uji kelayakan modelnya saja, tidak termasuk output untuk uji asumsi klasik.
b)
Memunculkan output guna menguji
Asumsi Klasik.
Uji
asumsi klasik setelah disederhanakan ada 4, yaitu: Multikolinieritas,
Autokorelasi, Heteroskedastisitas dan Normalitas.
o
Multikolinieritas menggunakan VIF
dan Tolerance.
o
Autokorelasi menggunakan Durbin-Watson.
o
Heteroskedastisitas menggunakan
Scatter Plot ZPRED dan ZRESID.
o Normalitas menggunakan Normal PP-Plot.
1.
Multikolinieritas dan
Autokorelasi ada di tombol Statistic.
ü Klik , lalu statistic.
ü Klik kotak disebelah kiri Collinearity diagnostics untuk memunculkan
hasil uji multikolinieritas,
ü dan Klik kotak disebelah kiri Dubin-Watson untuk memunculkan hasil uji
autokorelasi.
ü Setelah itu klik OK.
2.
Heteroskedastisitas dan
Normalitas ada di tombol PLOTS.
ü Klik PLOTS,
ü Pindahkan *ZPRED ke kotak X: dan pindahkan *ZRESID ke
kotak Y: untuk memunculkan hasil uji heteroskedastisitas,
ü dan Klik kotak disebelah kiri Normal probability plot untuk memunculkan
hasil uji normalitas.
ü Setelah itu klik CONTINUE.
Setelah semua tombol perintah yang
diinginkan di klik, maka untuk memunculkan semua output, klik dengan demikian
output yang diinginkan akan ditampilkan pada file OUTPUT.
Jangan lupa menyimpan kedua file (file
DATA dan file OUTPUT) yang telah diperoleh dengan cara me-klik SAVE pada masing-masing file.
3.
Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian
Asumsi Klasik Pada tahap ini tidak dilakukan operasionalisasi software SPSS,
melainkan hanya cara membaca uji asumsi klasik dari output SPSS, sebagaimana
yang tertampil pada file OUTPUT.
a)
Multikolinieritas
Hasil uji
multikolinieritas, dapat dilihat pada tabel Coefficientsa dua kolom
terakhir.
b)
Autokorelasi
Data yang digunakan
untuk mengestimasi model regresi linier merupakan data time series maka
diperlukan adanya uji asumsi terbebas dari autokorelasi. Hasil uji
autokorelasi, dapat dilihat pada tabel Model Summaryb kolom terakhir.
Nilai Durbin-Watson yang tertera pada output SPSS disebut dengan DW hitung. Angka
ini akan dibandingkan dengan kriteria penerimaan atau penolakan yang akan
dibuat dengan nilai dL dan dU ditentukan berdasarkan jumlah variabel bebas
dalam model regresi (k) dan jumlah sampelnya (n). Nilai dL dan dU dapat dilihat
pada Tabel DW dengan tingkat signifikansi (error) 5% (α = 0,05).
c)
Heteroskedastisitas
Pengujian
heteroskedastisitas dilakukan dengan membuat Scatterplot (alur sebaran) antara
residual dan nilai prediksi dari variabel terikat yang telah distandarisasi.
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar Scatterplot. Tidak
ada ukuran yang pasti kapan suatu scatterplot membentuk pola atau tidak.
Keputusan hanya mengandalkan pengamatan/penglihatan peneliti.
d)
Normalitas. Bahwa asumsi
normalitas yang dimaksud dalam asumsi klasik pendekatan OLS adalah (data)
residual yang dibentuk model regresi linier terdistribusi normal, bukan
variabel bebas ataupun variabel terikatnya. Kriteria sebuah (data) residual
terdistribusi normal atau tidak dengan pendekatan Normal P-P Plot dapat
dilakukan dengan melihat sebaran titiktitik yang ada pada gambar.
Apabila sebaran
titik-titik tersebut mendekati atau rapat pada garis lurus (diagonal) maka
dikatakan bahwa (data) residual terdistribusi normal, namun apabila sebaran
titik-titik tersebut menjauhi garis maka tidak terdistribusi normal.
Kelemahan dari uji normalitas
dengan Normal P-P Plot terletak pada kriteria dekat/jauhnya sebaran
titik-titik. Tidak ada batasan yang jelas mengenai dekat atau jauhnya sebaran
titiktitik tersebut sehingga sangat dimungkinkan terjadi kesalahan penarikan
kesimpulan.
4.
Uji Kelayakan Model
a)
Uji Keterandalan Model (Uji F)
Uji
keterandalan model atau uji kelayakan model atau yang lebih populer disebut
sebagai uji F merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang
diestimasi layak atau tidak. Nama uji ini disebut sebagai uji F, karena
mengikuti mengikuti distribusi F yang kriteria pengujiannya seperti One Way
Anova. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel ANOVA.
F
hitung (ouput SPSS ditunjukkan pada kolom sig.) lebih kecil dari tingkat
kesalahan/error (alpha) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa
model regresi yang diestimasi layak, dan sebaliknya.
b)
Uji Koefisien Regresi (Uji t)
Uji
t dalam regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji apakah parameter
(koefisien regresi dan konstanta) yang diduga untuk mengestimasi
persamaan/model regresi linier berganda sudah merupakan parameter yang tepat
atau belum. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel Coefficients.
Apabila
nilai prob. t hitung (ouput SPSS ditunjukkan pada kolom sig.) lebih kecil dari
tingkat kesalahan (alpha) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan
bahwa variabel bebas (dari t hitung tersebut) berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikatnya, dan sebaliknya.
c)
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi
menjelaskan variasi pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
Nilai koefisien determinasi dapat diukur oleh nilai RSquare atau Adjusted
R-Square. R-Square digunakan pada saat variabel bebas hanya 1 saja
(biasa disebut dengan Regresi Linier Sederhana), sedangkan Adjusted R-Square
digunakan pada saat variabel bebas lebih dari satu.
R Square
|
Adjusted R Square
|
.911
|
.898
|
5.
Interpretasi Model
Interpretasi
atau penafsiran atau penjelasan atas suatu model yang dihasilkan seharusnya
dilakukan setelah semua tahapan (uji asumsi klasik dan kelayakan model)
dilakukan. Interpretasi yang dilakukan terhadap koefisien regresi meliputi dua
hal, tanda dan besaran.
Koefisien regresi HRG bernilai positif artinya pada saat Harga Ekspor
Pakaian Jadi ke Jepang (HRG) naik maka jumlah Ekspor Pakaian Jadi ke Jepang
(EKS) juga akan mengalami kenaikan. Begitu pula pada saat harganya turun maka
jumlah ekspornya juga turun.
Tanda menunjukkan arah hubungan. Tanda dapat
bernilai positif atau negatif. Positif menunjukkan pengaruh yang searah antara
variabel bebas terhadap variabel terikat, sedangkan negatif menunjukkan
pengaruh yang berlawanan arah.
Besaran
menjelaskan nominal slope persamaan regresi. Penjelasan tentang besaran
dilakukan pada contoh model yang diestimasi. Perhatikan model (persamaan)
regresi linier berganda yang telah diestimasi.
Hal
ini bergantung kepada satuan dari variabel penelitian itu sendiri. Sebagai
contoh data penelitian yang menggunakan data primer & kuesioner sebagai
alat ukur variabelnya (biasanya menggunakan skala Linkert) tidak dapat
diinterpretasikan dari sisi besaran, hanya dari sisi arah saja.
Daftar Pustaka
Sarwono, Jonathan. Statistik Itu
Mudah Panduan Lengkap Untuk Belajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16,
Yogyakarta: Penerbit Andi, 2009
Nazir, Moh. Metode Penelitian,
Jakarta: Ghalia Indonesia 2009
Ridwan, Metode & Teknik Menyusun
Proposal Penelitian, Bandung: Alfabeta,2009
Hartono, SPSS 16.0 Analisis Data
Statistik Dan Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2004
Priyatno, Dwi. (2008). Mandiri
Belajar SPSS. Yogyakarta: MediaKom.
Amrin, Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol.
XIII, No. 1 Maret 2016
Sangat membantu sekali jadi dapat ilmu baru terimakasih
BalasHapusSangat membantu dalam perekonomian dan lebih banyak belajar dalam mengelokah ekonomi
BalasHapusTerimakasih penulis .materinya sangat membantu . Tetap semangatttttt dan aku tunggu blog berikutnyaa.
BalasHapussangat membantu dalam mengerjakan tugas tugas..dan penambahan wawasan serta ilmu ekonomi.
BalasHapusTerimakasii.. Semoga ilmunya manfaat
BalasHapusMantap ni dapat ilmu baru. Bermanfaat buat kedepannya
BalasHapusMoh isin
BalasHapusMaterinya mudah dipahami dan sangat membantu saya dalam mengerjakan tugas. Semoga ilmunya bermanfaat kedepannya
BalasHapusSemangat terus ya untuk membagikan ilmunya..
Sip
BalasHapusCukup mudah memahamkan untuk sebagian kalangan.. terutama bagi para newbie..
BalasHapusKeren banget, ilamunya sangat bermanfaat dan berguna
BalasHapusWahh... Kerennn
BalasHapusilmunya bermanfaat banget maksih banyak ya kak :)
BalasHapussangat membantu ilmu dan informasi nya kak
BalasHapusTerima kasih, materinya sangat bermanfaat
BalasHapus