Minggu, 03 Mei 2020

Review Jurnal Analisis Opsi dan Future

Nama / NIM : Yuni Mega Lestari / 17510175
Mata Kuliah : Analisis Sekuritas
Dosen Mata Kuliah         : M. Nanang Choiruddin, S.E.,M.M.

Review
Judul
Hedging, Future Contract Dengan Swap Contract Untuk Meminimalisasi Risiko Fluktuasi Kurs Valas
Penulis
Zeinora
Volume dan Halaman
Vol. 3 No. 1 Hal. 10-18
Tujuan penelitian
Membandingkan antara kedua instrument derivative, yakni future contract dengan swap contract hedging  yang berdasar kepada kajian literature
Subjek penelitian
future contract dan swap contract hedging
Metode penelitian
Kajian ini merupakan sebuah conceptual paper terkait pelaksanaan kegiatan instrument derivatif dalam perdagangan internasional melalui temuan data dan informasi yang berasal dari data sekunder, baik yang berasal dari textbook serta publikasi ilmiah.
Hasil penelitian
Pada contract future perjanjian antara penjual dan pembeli untuk mempertukarkan aset, pada waktu tertentu terhadap obyek tertentu dengan harga obyek transaksi tidak ditentukan, sehingga harga tergantung pasar. Realisasi transaksi ini adalah secara tunai pada tanggal yang telah ditentukan. Penjual kontrak future dapat membeli contract future dengan pihak lain, sehingga yang berhadapan pada akhirnya adalah pembeli kontrak future pertama dengan penjual kontrak future kedua. Hal tersebut sangat mungkin dilakukan karena dalam pasar yang terorganisir semua pihak yang terkait harus terungkap secara transparan dan dapat diungkap secara legal, sehingga dalam pasar future kemungkinan terjadinya kecurangan menjadi kecil karena terdapat lembaga pengawas pada pasar tersebut. Alternatif lainnya apabila penjual dalam kontrak future tidak menguasai obyek transaksi atau tidak berminat menjual yang dikuasainya adalah dengan membeli sekuritas pada pasar spot dan menjualnya kepada pembeli future. Pada Swap Contract lebih menguntungkan karena tidak memakai uang tunai dimuka, jatuh temponya panjang dan likuiditasnya tinggi. Adapun Currency Swap banyak dipakai perusahaan dalam melindungi nilai utangnya.

Kaitan dengan Teori atau Referensi
Future merupakan sekuritas derivative lain yang banyak dikenal oleh investor selain opsi. Perbedaan mendasar antara kontrak future dan opsi adalah bahwa dalam kontrak future, baik itu pembeli maupun penjual memiliki kewajiban untuk melaksanakan kontrak. Sedangkan dalam opsi, pembeli hanya diberikan hak untuk melaksanakan kontrak tersebut. Kontrak future sendiri merupakan kesepakatan kontrak tertulis antara dua pihak (pembei dan penjual) untuk melakukan dan menerima penyerahan sejumlah asset dalam jumlah, harga, dan batas waktu tertentu. CITATION Edu10 \l 1033  (Tandelilin, 2010)
Mekanisme perdagangan kontrak future dikenal dengan istilah “mark to market”. Dalam kontrak future, nilai penyelesaian asset acuan pada saat tanggal penyerahan akhir akan sama dengan nilai spot asset acuan pada saat itu. Perdagangan kontrak future juga hanya bisa dilakukan didalam Bursa Berjangka. Barang dagangan yang bisa diperdagangkan dalam kontrak berjangka adalah komoditi.  CITATION IrR13 \l 1033 (Ir. R. Serfianto Dibyo Purnomo, 2013)
Kontrak futures berisi  CITATION Myw13 \l 1033 (My world, 2013): 1. Pembeli futures setuju untuk membeli sesuatu (suatu komoditi atau aset tertentu) dari penjual futures, dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada batas waktu yang ditentukan dalam kontrak. 2. Penjual futures setuju untuk menjual suatu komoditi atau aset tertentu kepada pembeli futures, dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada batas waktu yang ditentukan dalam kontrak. 3. Alternatif ketiga, penjual kontrak harus menyerahkan sekuritas kepada pembeli kontrak pada tanggal yang disepakati.

Future Hedging
Kontrak futures dalam banyak hal serupa dengan kontrak forward. Kontrak forward lebih umum bagi transaksi-transaksi bernilai besar sementara kontrak futures mungkin lebih tepat bagi perusahaan-perusahaan yang ingin meng-hedge exposure transaksi yang bernilai kecil. Sebuah perusahaan yang membeli kontrak currency futures berhak menerima suatu valuta asing dengan jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada tanggal tertentu. Untuk meng-hedge kewajiban valuta asing di masa depan, perusahaan mungkin ingin membeli kontrak currency futures yang mewakili valuta yang sama dengan valuta yang mendenominasi kewajiban tersebut. Dengan memegang kontrak ini, perusahaan tersebut dengan demikian telah mengunci jumlah valuta negara asal yang dibutuhkan untuk membayar kewajiban masa depan. CITATION Myw13 \l 1033  (My world, 2013)

Manfaat Investasi Pada Kontrak Berjangka Indeks Saham
Adapun manfaat investasi pada kontrak berjangka indeks saham, diantaranya yaitu CITATION Pen18 \l 1033  (Pendidikan.co.id, 2018):
Instrumen Hedging
Instrumen hedging maksudnya untuk memaksimalkan resiko. Contohnya, seorang investor mempunyai portofolio berencana untuk menjual salah satu sahamnya yang diperolehnya dengan menetapkan harga jual sahamnya saat ini. Investor tersebut memiliki pilihan dia dapat membuka kontrak jual di masa yang akan datang, sehingga berapapun harga yang terbentuk pada saat jatuh tempo, investor tetap akan menjual saham tersebut dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya.
Spekulasi
Spekulasi ini maksudnya, investor bisa berspekulasi dengan melakukan perdagangan indeks berjangka daripada melakukan transaksi untuk masing-masing saham. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya leverage. Dengan leverage tersebut, investor bisa mendapatkan keuntungan dari pergerakan hanya dengan modal yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan modal yang harus dikeluarkan jika melakukan transaksi perdagangan masing-masing saham.
Arbitrase Dengan adanya arbitrase, investor bisa mendapatkan keuntungan dan perbedaan antara harga Pasar Spot dan Pasar Berjangka. Pasar Spot jika transaksi saat ini dan penyerahan pasar ini juga atau hingga kurun waktu 2×24 jam. Sedangkan transaksi berjangka jika transaksi saat ini namun penyerahan dan pembayaran untuk waktu yang akan datang bisa beberapa minggu atau beberapa bulan mendatang.

Swap adalah kontrak atau perjanjian untuk bertukar arus kas secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Transaksi swap yang paling sering dilakukan adalah interest rate swap. Meskipun demikian, swap bisa dirancang terkait dasar yang lain serta dihubungkan dengan harga atau tarif apapun yang cenderung berfluktuasi, selain suku bunga.
Penggunaan swap yang paling umum adalah untuk melindungi perusahaan dari paparan fluktuasi suku bunga. Sebagaimana kontrak serah, swap umumnya bisa dinegosiasikan secara langsung antara kedua belah pihak yang terlibat dalam kontrak. Meskipun demikian, ada juga swap yang distandarkan seperti kontrak berjangka.CITATION War \l 1033  (Warsidi, 2018)
Currency swap hedging
Currency swap merupakan salah satu teknik yang bisa digunakan untuk meng-hedge exposure transaksi jangka panjang terhadap fluktuasi nilai tukar. Untuk menciptakan currency swap, perusahaan perlu mencari perusahaan lain yang dapat mengakomodasi kebutuhannya. Bank-bank komersial dan bank-bank investasi besar memiliki pialang-pialang yang bertindak sebagai perantara swap.
Korporasi-korporasi dapat menghubungi pialang-pialang tersebut jika mereka ingin menghilangkan exposure transaksi dari valuta-valuta tertentu. Dengan menggunakan informasi ini, para pialang dapat mempertemukan perusahaan yang membutuhkan suatu valuta dengan perusahaan lain yang tidak menginginkan valuta yang sama (dan sebaliknya). CITATION Myw13 \l 1033  (My world, 2013)

DAFTAR PUSTAKA
 BIBLIOGRAPHY Ir. R. Serfianto Dibyo Purnomo, I. H. (2013). Pasar Komoditi: Perdagangan Berjangka dan Lelang Komoditi. Yogyakarta: Jogja Bangkit .
My world. (2013, Maret 31). Retrieved from Kontrak Future: https://tiaradj.blogspot.com/2013/03/kontrak-future.html
Pendidikan.co.id. (2018, July 31). Retrieved from Pengertian, Manfaat dan Resiko Kontrak Berjangka Indeks Saham Lengkap: https://www.pelajaran.co.id/2018/31/pengertian-manfaat-dan-resiko-kontrak-berjangka-indeks-saham-lengkap.html
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius.
Warsidi. (2018, Juni). WSD. Retrieved from Pengertian dan contoh instrumen derivatif: https://www.warsidi.com/2018/06/pengertian-contoh-instrumen-derivatif.html

Nama / NIM : Yuni Mega Lestari / 17510175
Mata Kuliah : Analisis Sekuritas
Dosen Mata Kuliah         : M. Nanang Choiruddin, S.E.,M.M.

Review
Judul
Analisis Perbandingan Keakuratan Harga Call Option Dengan Menggunakan  Metode Monte Carlo Simulation Dan Metode Black Scholes Pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Penulis
Tieka Trikartika Gustyana & Andrieta Shintia Dewi
Volume dan Halaman
Vol. 14. No. 3 Hal. 259-268
Tujuan penelitian
Untuk membandingkan harga premi opsi dengan model opsi Monte Carlo dan model opsi Black Scholes
Subjek penelitian
Indeks harga saham IHSG dari periode Agustus 2011 sampai dengan Agustus 2013
Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
Hasil penelitian
Nilai price absolute error dari dua Metode yaitu Black Scholes dan Monte Carlo dengan jangka waktu jatuh tempo 2 bulan yaitu untuk Metode Black Scholes sebesar 0.02%, sedangkan nilai price absolute error untuk Metode Simulasi Monte Carlo sebesar 2.55%. Berdasarkan nilai price absolute error dengan jangka waktu jatuh tempo 2 bulan, Metode Simulasi Black Scholes memiliki nilai price absolute error yang lebih kecil dibandingkan dengan Metode Monte Carlo, maka dapat disimpulkan Metode Simulasi Black Scholes lebih akurat dibandingkan Metode Monte Carlo.


Kaitan dengan Teori atau Referensi
Option ( opsi ) merupakan hak yang diberikan oleh pemberi pinjaman dalam memilih sumber pendanaan bagi perusahaan. Opsi sering sering disebut sebagai financial derivaties, yang menunjukkan bahwa instrumen keuangan yang disebut opsi merupakan instrumen keuangan yang muncul karena telah  ada instrumen keuangan lain. Karakteristik opsi dapat diidentifikasikan pada berbagai keputusan keuangan yang menimbulkan pilihan bagi pemodal. CITATION cel12 \l 1033  (celphee's blog, 2012)
Opsi dapat diklasifikasikan menjadi 2 bentuk  CITATION cel12 \l 1033 (celphee's blog, 2012):
Opsi Call
Menunjukkan hak untuk membeli saham dengan harga tertentu ( exercise price ) pada waktu tertentu ( atau sebelumnya )
Opsi Put
Merupakan hak untuk menjual suatu saham dengan harga tertentu pada waktu tertentu ( sebelumnya )

Nilai Option / Opsi
Option merupakan bagian dari satu instrumen keuangan yang disebut Derivatives. Dimana Derivatives itu sendiri dapat didefinisikan sebagai satu instrumen keuangan yang nilainya tergantung pada instrumen lain yang mendasarinya. Sebagai salah satu bagian dari instrumen Derivative maka nilai sebuah produk option bergantung dari nilai instrumen atau produk lain yang mendasari option tersebut. Misalnya option untuk suatu saham nilainya tergantung dari nilai saham tersebut, option untuk suatu currency tertentu maka nilai option tergantung pada nilai dari currency tersebut. CITATION Kum14 \l 1033  (Kumpulan Tugas Makalahku, 2014)

Nilai Option Pada Saat Jatuh Tempo
Untuk melihat apakah satu option mempunyai nilai atau tidak pada tanggal jatuh temponya dapat di lakukan dengan membandingkan antara kurs valuta asing dipasar valuta asing pada tanggal jatuh tempo tersebut dengan exercise price dalam kontrak option tersebut. Dengan membandingkan kedua komponen tersebut akan dapat dilihat apakah lebih baik option tersebut di exercise atau tidak. Apabila lebih menguntungkan option tersebut di exercise daripada tidak maka option tersebut mempunyai sebuah nilai tertentu. Sebaliknya apabila dipandang lebih baik tidak melakukan exercise option maka option tersebut tidak bernilai atau nilainya nol. CITATION Kum14 \l 1033  (Kumpulan Tugas Makalahku, 2014)



Nilai Option Call Bagi Pembeli/Pemegang Option Call
Option call adalah hak untuk membeli. Dengan memegang atau membeli satu kontrak option maka seseorang mempunyai hak untuk membeli. Secara logika orang awam hak ini akan dipergunakan apabila di pandang menguntungkan. Apabila dengan mempergunakan hak untuk membeli tersebut seseorang dapat membeli sesuatu dengan harga yang lebih murah atau lebih rendah daripada jika tidak mempunyai hak tersebut. CITATION Kum14 \l 1033  (Kumpulan Tugas Makalahku, 2014)

Nilai Option Call Bagi Penerbit/Penjual Option Call
Apabila satu pihak menerbitkan option call berarti orang tersebut telah memberikan satu hak pada pihak lain yang memegang option. Karena option yang diterbitkan adalah option call maka hak yang diberikan adalah hak untuk membeli sesuatu dengan harga yang telah ditetapkan pada saat yang sudah ditetapkan pula. Apabila saatnya tiba maka pemegang option call dapat melakukan exercise terhadap option call yang dimilikinya kepada penerbit option call tersebut. Di sisi lainn apabila saatnya tiba maka penerbit option call dapat di datangi oleh pemegang option call yang akan melakukan exercise terhadap option call yang dimilikinya kepda penerbit option call tersebut, sehingga pada saat exercise date terdapat kemungkinan bagi penerbit option call untuk mempunyai kewajiban menjual sesuatu kepada pemegang option call apabila pemegang option call tersebut melakukan exercise. CITATION Kum14 \l 1033  (Kumpulan Tugas Makalahku, 2014)

Mekanisme Perdagangan Opsi
Seperti sekuritas yang lain, opsi juga bisa diperdagangkan di bursa efek maupun parallel. Pada perdagangan opsi, ada sejenis lembaga kliring opsi (Option Clearing Corporation/OCC) yang berfungsi sebagai perantara antara broker yang mewakili pembelio dengan pihak yang menjual opsi. Lembaga kliring opsi tersebut bertugas untk memastikan bahwa masing-masing pihak memenuhi kewajibannya.
Dalam mekanisme perdagangan opsi, pihak penjual call option melalui broker yang ditunjuk menyerahkan sejulah saham yang dijadikan patokan kepada OCC, dan pembeli opsi yang akan melaksanakan call option membeli saham tersebut dari OCC sehingga transaksi pelaksanaan  opsi dilakukan menggunakan perantara OCC, dimana OCC menjadi pembeli untuk semua penjual dan sekaligus menjadi penjual untuk setiap pembeli. Oelh karena itu OCC dapat menjamin bahwa semua hak dapat terpenuhi sesua dengan yang ditetapkan dalam kontrak opsi.  CITATION zet12 \l 1033 (zetzu.blogspot.com, 2012)
Selanjutnya, investor yang akan melaksanakan opsi akan menghubungi broker mereka, dan broker tersebut akan menghubungi OCC untuk melaksanakan opsi tersebut. Kemudian OCC secara random akan memilih broker yang menjual opsi tersebut dan menunjuk mereka untuk melaksanakan kewajibannya. Dalam proses tersebut, penjual opsi tidak boleh melaksanskan transaksi yang sebaliknya untuk menghindari kewajiban, sehingga penjual call option yang menerima penugasan dari OCC harus menjual saham yang sudah disepakati, dan untuk penjual put option harus membeli saham tersebut. CITATION zet12 \l 1033  (zetzu.blogspot.com, 2012)
Model Black-Scholes
Salah satu model yang terkenal untuk menghitung nilai pasar dari opsi adalah model harga opsi Black-Scholas (Blacks-Scholas Option Pricing Model) yang dikembangkan oleh Fisher Black dan Myron Scholes di tahun 1973. Penilaian opsi dari Black-Scholas ini dimaksudkan untuk opsi Eropa. Asumsi model Black-Scholas adalah sebagai berikut CITATION Had11 \l 1033  (Hadi, 2011):
Saham yang dihubungkan dengan opsi tidak pernah membayar dividen selama umur dari opsi.
Tidak ada biaya transaksi untuk membeli dan menjual opsi dan sahamnya.
Tingkat suku bunga bebas risiko (risk free interest) konstan selama umur opsi.
Pembeli saham dapat meminjam pinjaman jangka pendek dengan tingkat suku bunga bebas risiko.
Penjualan pendek (short-selling) diijinkan dan penjual pendek akan menjual sahamnya dengan harga pasar saat itu.
Opsi hanya dapat digunakan (excercise) pada saat jatuh tempo.
Pasar likuid dan perdagangan semua sekuritas dapat terjadi terus menerus.
Harga pasar saham-saham bergerak secara acak.
Metode Monte Carlo
Dalam menentukan harga opsi yang tidak dapat ditentukan secara analitik, perlu dilakukan penaksiran nilai dengan menggunakan simulasi numerik yang salah satunya adalah metode Monte Carlo. Metode
Monte Carlo untuk menentukan harga opsi adalah dengan menyimulasikan sampel payoff opsi dan menentukan rataannya. Kelebihan dari metode Monte Carlo adalah hasil taksirannya konvergen ke solusi analitik dengan semakin banyaknya simulasi yang dilakukan. Selain memiliki kelebihan, metode Monte Carlo juga memiliki kekurangan, yakni tingkat kekonvergenannya yang rendah sebesar ( ) dengan n adalah banyaknya simulasi yang dilakukan. Hal ini menyebabkan metode Monte Carlo menjadi kurang efisien dalam memperoleh solusi yang akurat. CITATION Ang17 \l 1033  (Anggraini, 2017)

DAFTAR PUSTAKA
 BIBLIOGRAPHY Anggraini, D. P. (2017). Aplikasi Simulasi Monte Carlo Untuk Menentukan Nilai Opsi Asia Dengan Menggunakan Metode Control Variate Pada Komoditas Pertanian.
celphee's blog. (2012, Maret 24). Retrieved from PENILAIAN SURAT BERHARGA DAN OPSI: https://celphee-surf.blogspot.com/2012/03/penilaian-surat-berharga-dan-opsi.html
Hadi. (2011, Juni 13). Hadi Management. Retrieved from Sekilas Tentang Option: Model Black-Scholes: https://hadiborneo.wordpress.com/2011/06/13/sekilas-tentang-option-model-black-scholes/
Kumpulan Tugas Makalahku. (2014, Februari 1). Retrieved from makalah opsi keuangan: https://anthoposthink02.blogspot.com/2014/02/makalah-opsi-keuangan_1.html
zetzu.blogspot.com. (2012, Agustus). Retrieved from Istilah-Istilah dan Mekanisme Perdagangan Opsi : http://zetzu.blogspot.com/2012/08/istilah-istilah-dan-mekanisme.html

REVIEW JURNAL ANALISIS SPOT DAN FUTURE oleh ROUDLOTUL JANNAH 17510004








REVIEW JURNAL ANALISIS SPOT
a.       Judul Penelitian
OPSI SAHAM PADA PASAR MODAL DI INDONESIA  (STUDI PASAR OPSI SAAT PASAR OPSI MASIH BERLANGSUNG DI BURSA EFEK INDONESIA).
b.      Penulis  : Syanti Dewi & Ishak Ramli.
c.       Jurnal : Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis.
d.      Volume, Halaman, Tahun dan ISSN : Vol. 2, No. 2, Oktober 2018: hlm 300-312.
e.      Reviewer : Roudlotul Jannah ( 1710004 ).
f.       Tujuan Penelitian :
1.        Menguji apakah harga saham, harga strike, time to maturity, volatilitas harga saham, risk-free interest rate secara bersama-sama mempengaruhi  harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
2.       Menguji apakah harga saham mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
3.       Menguji apakah harga strike mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
4.        Menguji apakah time to maturity mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
5.       Menguji apakah volatilitas harga saham mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
6.       Menguji risk-free interest rate mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesi.
g.       Obyek Penelitian : Data sensus transaksi saham yang terjadi pada di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007 – 2008 (saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia). Hanya ada empat saham perusahaan yang tercatat dalam seluruh kontrak opsi saham di BEI pada periode tersebut yakni PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Telekomunkasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Bank Asia Central Tbk (BBCA).
h.      Kajian Teori :
ü  Pasar opsi saham sebagai derivatif merupakan suatu instrumen keuangan yang diharapkan akan mengamankan risiko saham yang bersangkutan. Merupakan suatu kesepakatan antara dua pihak yang mempunyai suatu nilai tertentu yang ditetapkan berdasarkan harga sesuatu yang lain (Mc.Donald, 2003).
ü  Tujuan utama dari derivatif adalah untuk melindungi perusahaan dalam melakukan transaksi bisnis. Tujuan yang diungkapkan oleh Karimova ini dikenal dengan istilah pemagaran (hedging). Perusahaan yang menggunakan hedging dalam melakukan transaksi bisnisnya akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan atau berhenti menggunakan hedging Karimova (2002). 
ü  Stout (1996) masih meragukan manfaat perdagangan derivatif. Menurutnya perdagangan spekulatif instrumen derivatif bisa sangat merusak bagi investor dan pemegang saham karena dapat mengikis laba perusahaan dengan cepat. Stout menjelaskan bahwa ketidaksetujuan atas perdagangan derivatif, seperti halnya atas perjudian adalah adanya negative-sum game (yaitu suatu permainan dimana tidak ada satu pihak pun yang menang) yang akan mengikis kekayaan perusahaan sekaligus meningkatkan risiko keuangan bagi pemain yang terlibat di dalamnya.”
ü  Berinvestasi pada produk derivatif pada kenyataannya memang dapat memberikan keuntungan yang besar, bahkan diperkirakan lebih besar dibandingkan dengan berinvestasi di bursa saham. Namun sesuai dengan prinsip investasi “higher return, higher risk”, maka produk investasi yang bisa memberi imbal hasil yang tinggi tentu juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Dengan melakukan prediksi (spekulasi) yang tepat atas investasi derivatif, keuntungan yang diperoleh sangat tinggi, tetapi jika prediksi tidak tepat, maka kerugian yang dialami pun akan berlipat-lipat pula (Jonckheere, 2008) .
ü  .Pada saat masyarakat kalangan bawah tidak mampu membayar kredit perumahan karena tingginya tingkat bunga kredit, maka nilai saham perusahaan pemberi kredit perumahan langsung turun drastis. Masalah ini semakin rumit, karena sebagai salah satu sumber pembiayaan kreditnya, perusahaan pemberi kredit perumahan tersebut menjual sekuritas derivatif yang beragunan aset, yang dikenal sebagai collateralized debt obligation (CDO) ke perusahaan-perusahaan investasi dan bank di seluruh dunia. Mengingat aset ini telah tersebar ke seluruh dunia, maka sulit untuk mendeteksi bank atau institusi mana yang memiliki aset yang terkait dengan subprime mortgage, sehingga muncul perilaku menghindar dari risiko (risk aversion) yang berlebihan dari pelaku pasar di dunia. Hal ini ditambah lagi dengan sikap para investor lokal yang kemudian melakukan aksi jual di bursa karena terpengaruh oleh sentimen negatif di pasar regional. Kondisi ini segera menciptakan masalah likuiditas yang sangat parah di pasar keuangan global (Oetomo, 2008).
ü  Indonesia sendiri sebenarnya tidak terkena imbas dari krisis tersebut secara langsung, namun sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, investasi derivatif atas aset berbasis subprime mortgage tersebut telah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, maka ketika krisis terjadi, Indonesia juga terkena imbas kerugian. Salah satu indikator dari kerugian tersebut adalah jatuhnya nilai kapitalisasi pasar dan penurunan tajam volume perdagangan saham di bursa. Bahkan pada bulan Oktober 2008, Departemen Keuangan RI sempat menutup Bursa Efek Indonesia (BEI) karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 10,38%. (Kusnanto, 2010). 
ü  Secara makro, keberadaan pasar derivatif sebenarnya dapat membantu terciptanya pasar keuangan yang efisien sehingga pada akhirnya juga akan membantu sektor riil (dunia usaha) untuk mendapatkan modal usaha secara efisien. Namun di Indonesia perkembangan pasar derivatif belum semaju di negara lain, khususnya di kawasan Asia. Sebagai pembanding, bursa derivatif Korea telah menjadi bursa unggulan di Asia, sedangkan bursa derivatif komoditas Malaysia menjadi bursa terbesar di dunia. (Kontan 2008).
ü  Kemajuan pasar derivatif di kedua negara tersebut disebabkan adanya dukungan penuh dari otoritas setempat dan seluruh anggota bursa. Kegiatan–kegiatan berbentuk pelatihan derivatif untuk masyarakat umum dan simulasi trading bagi investor pemula, sering diadakan di kedua negara tersebut sehingga semakin banyak investor yang paham tentang informasi derivatif, kondisi inilah yang mampu meningkatkan volume transaksi derivatif di kedua negara tersebut. Sedangkan di Indonesia, distribusi informasi derivatif masih dikuasai oleh orang–orang tertentu, sehingga investor pemula sulit untuk belajar (Satrio, dalam Kontan, 2008).    Salah satu instrumen derivatif yang memegang peran penting dalam pasar derivatif adalah opsi. Opsi merupakan suatu kontrak yang memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang kontrak (option buyer) untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu suatu perusahaan kepada penulis opsi (option writer) dengan harga tertentu (exercise price) dalam jangka waktu tertentu (expiration date). Apabila pada saat jatuh tempo (expiration date) pemegang opsi tidak menggunakan haknya, maka haknya tersebut akan hilang dengan sendirinya. Dengan demikian, opsi yang dimiliknya tidak akan bernilai lagi (Bodie, Kane dan Marcus, 2006 : 340).  
ü  Berdasarkan jenis hak yang diberikan kepada pemegangnya, opsi terbagi menjadi dua yaitu opsi beli (call option) dan opsi jual (put option). Opsi beli adalah opsi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sejumlah tertentu saham suatu perusahaan dengan harga dan waktu tertentu. Sedangkan opsi jual memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjual sejumlah tertentu saham perusahaan dengan harga dan waktu tertentu pula. Sedangkan bila berdasarkan periode waktu dan hak yang dimilki pemegangnya, Opsi terbagi menjadi dua tipe yaitu American option dan European option. American option merupakan suatu tipe opsi yang mengizinkan pemilik dari opsi untuk meng-exercise opsi tersebut kapan saja baik sebelum jatuh tempo maupun pada saat jatuh tempo. Sedangkan, European option mengizinkan pemilik dari opsi untuk meng-exercise opsi hanya pada saat jatuh tempo (Sawidji Widioatmodjo, 2005: 163).
i.        Hipotesis :
1. Menguji apakah harga saham, harga strike, time to maturity, volatilitas harga saham, risk-free interest rate secara bersama-sama mempengaruhi  harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
2.  Menguji apakah harga saham mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia .
3.  Menguji apakah harga strike mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
 4.  Menguji apakah time to maturity mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia .
5.  Menguji apakah volatilitas harga saham mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
6.  Menguji risk-free interest rate mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
j.        Metode Penelitian :
ü  Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah terkait opsi saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, BI Rate terkait transaksi opsi saham selama tahun 2007 – 2008, yaitu periode mulai ditransaksikan kembali kontrak opsi saham setelah sempat terhenti sejak tahun 2004.
ü  Sampel
Mengingat data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh data transaksi opsi saham yang terjadi pada BEI, maka penenelitian ini menggunakan data sensus transaksi saham yang terjadi pada di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007 – 2008 (saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia). Hanya ada empat saham perusahaan yang tercatat dalam seluruh kontrak opsi saham di BEI pada periode tersebut yakni PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Telekomunkasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Bank Asia Central Tbk (BBCA).
ü  Teknik Analisis Data
Analisis Data menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda
k.      Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil dari ringkasan dari pengujian secara parsial terhadap harga opsi jual  dari analisis linear regresi berganda, dapat disimpulkan bahwa harga saham secara parsial signifikan negatif dan harga strike secara parsial signifikan positif mempengaruhi harga opsi jual dengan tingkat keyakinan 95%, sedangkan time to maturity, volatilitas harga sahamdan risk-free interest rate secara parsial tidak signifikan  mempengaruhi harga opsi jual saat pasar opsi masih berlangsung di BEI. Analisis regresi linear berganda untuk harga saham, harga strike, time to maturity, volatilitas dan risk-free interest rate terhadap harga opsi beli memiliki koefisien determinasi sebesar 0.326557artinya sebesar 32,6557% proporsi variasi variabel dependen (harga opsi beli) dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen, yaitu dalam penelitian ini adalah harga saham, harga strike, time to maturity, volatilitas dan risk-free interest rate, sisanya 0,673443(67,3443%) dijelaskan oleh variabel lain seperti pembayaran dividen, transction cost, volume opsi, ukuran kontrak opsi, dan nilai waktu uang.


DAFTAR PUSTAKA

Amin, K. I. (2004). Index Option Prices and Stock Market Momentum. Journal of Business, No.77. Hal. 835-873.
Mishkin, F. S. (2001). The Economic of Money, Banking and Financial Market. New Yok: Addison Wesley.
pasaribu, R. B. (2009). Stock Options Price Estimation in Indonesia Stock Exchange: Case Studies of LQ-45. Journal of Accounting and Management, Vol. 20. No. 3. Hal 195-218.
Rivano, R. (2006). Analisis Penerapan Black-Scholes Option Pricing Model dalam Penilaian Opsi Beli Saham dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Thesis MM: Universitas Gajah Mada.
winarno, D. W. (2011). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. yogyakrta: UPP STIM YKPN Yogyakarta. .





REVIEW JURNAL ANALISIS FUTURE
a.       Judul Penelitian
‘’EFEKTIVITAS HEDGING KONTRAK FUTURES KOMODITI EMAS DENGAN OLEIN ‘’.
b.      Penulis  : Fitri Ismiyanti &Hendra Ima Sasmita.
c.       Jurnal : Manajemen Teori dan Terapan
d.      Volume, Halaman, Tahun dan ISSN : Tahun 4, No. 2, Agustus 2011
e.      Reviewer : Roudlotul Jannah ( 1710004 ).
f.        Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penanganan risiko sistimatis yang dihadapi oleh hedger komoditi emas dengan hedger komoditi olein dengan menguji perbedaan varians return hedged pada kontrak futures komoditi emas dengan varians return hedged pada kontrak futures komoditi olein.
g.       Obyek Penelitian : Data sekunder perdagangan harian emas dan olein yang diperdagangkan pada Bursa Berjangka Jakarta selama Januari 2005 sampai Januari 2010, untuk data bulan Mei 2005 tidak dimasukkan dalam variabel penelitian dikarenakan adanya ketidaklengkapan data pada harga futures kedua komoditi. Data spot olein diperoleh dari lembaga Bappebti, sedangkan data spot emas diperoleh dari USA GOLD dimana data harus dikonversikan terlebih dahulu kedalam Rupiah pergram dengan kurs beli (bid price) pada BI. Data penelitian ini berupa data mingguan spot price dan settlement price
h.      Kajian Teori :
ü  Hull (2008:45) lindung nilai yang sempurna adalah dengan mengeleminasi semua risiko, namun perfect hedging merupakan hal yang sangat jarang sekali adanya. Dengan menggunakan kontrak derivative diharapkan dapat mendekatkan pada kondisi lindung nilai yang sesempurna mungkin. Sehingga, nantinya diharapkan imbal hasil yang diperoleh dapat sesuai dengan imbal hasil yang telah diperkirakan (expected return).
ü  Ripple dan Moosa (2004),  futures hedging lebih efektif ketika menggunakan nilai yang mendekati akhir kontrak. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data harian dan bulanan dari crude oil futures dengan harga spotnya pada New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk mengukur rasio hedge selama periode pengamatan dari 2 Januari 1998 hingga 29 April 2005. Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa rasio hedge akan lebih rendah pada nilai yang mendekati akhir kontrak.
ü  Agustina (2006) yang membandingkan rasio hedge indeks LQ45 Futures dengan menggunakan 3 model yakni OLS, VAR, dan VECM menunjukkan adanya perbedaan rasio hedge dengan menggunakan ketiga model, namun tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap efektivitas hedging. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk membandingkan varians return hedged komoditi emas dengan varians return hedged komoditi olein. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diolah dari berbagai sumber. Periode pengamatan penelitian ini dilakukan selama 5 tahun dari bulan Januari 2005 hingga Januari 2010, dimana bulan Mei 2005 tidak dimasukkan kedalam variabel penelitian dikarenakan ketidaktersediaan data.

i.        Hipotesis :
ü  H1: Terdapat perbedaan varians return bulanan hedged komoditi emas  dengan varians return bulanan hedged komoditi olein.
j.        Metode Penelitian :
ü  Sampel
Sampel penelitian perbandingan efektivitas hedging dengan kontrak futures komoditi ini menggunakan data sekunder perdagangan harian emas dan olein yang diperdagangkan pada Bursa Berjangka Jakarta selama Januari 2005 sampai Januari 2010, untuk data bulan Mei 2005 tidak dimasukkan dalam variabel penelitian dikarenakan adanya ketidaklengkapan data pada harga futures kedua komoditi. Data spot olein diperoleh dari lembaga Bappebti, sedangkan data spot emas diperoleh dari USA GOLD dimana data harus dikonversikan terlebih dahulu kedalam Rupiah pergram dengan kurs beli (bid price) pada BI. Data penelitian ini berupa data mingguan spot price dan settlement price. Pada penelitian ini menggunakan kontrak yang mendekati jatuh tempo dan di roll-over pada waktu akan berakhir.
ü  Model Analisis Data
Model analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Ripple dan Moosa (2007)
ü  Teknik Analisis
Teknik analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel, EVIEWS, dan SPSS 11.5 for windows melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1. Mentabulasikan data harian harga futures dan spot komoditi emas dan olein periode Januari 2005 sampai Januari 2010.
2. Mentabulasikan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar untuk mengkonversikan harga emas spot per-ounce dalam USD kedalam gram Rupiah.
3. Mentabulasikan data mingguan harga futures dan spot komoditi emas dan olein periode Januari 2005 sampai Januari 2010, tanpa data bulan Mei tahun 2005.
4. Melakukan uji korelasi harga spot dan futures kedua komoditi untuk menentukan apakah kedua komoditi tersebut memiliki hubungan sehingga dapat dilakukakan tracking agar bisa digunakan sebagai sarana hedging yang baik. 
5. Menghitung return data mingguan spot komoditi.  Return dihitung menggunakan rumus : Rs = (St – St-1)
6. Menghitung return data mingguan futures komoditi. Return dihitung menggunakan rumus  Rs = (Ft – Ft-1) 
7. Melakukan uji akar unit (test of unit roots) dengan metode ADF (Augmented DickeyFuller) test untuk menentukan apakah data yang digunakan stasioner atau tidak. Data yang stasioner memiliki kriteria yaitu jika rata-rata dan variansnya konstan sepanjang waktu, kovarian antara dua data runtut waktu hanya tergantung dari kelambanan antara dua periode waktu tersebut.
8. Menghitung masing-masing rasio hedge tiap komoditi dengan menggunakan dengan bantuan program eviews menggunakan OLS, model yang digunakan adalah sebagai berikut:
 ΔS = α + h*ΔF + ε dimana h’ adalah rasio hedge
9. Menghitung return hedged mingguan masing-masing komoditi dengan rumus: Rh = (St – St-1) – h*(Ft – Ft-1)
10. Menghitung rata-rata return hedged bulanan masing-masing komoditi dengan menggunakan rumus:
 Rb = ∑ Rn / n
 11. Melakukan uji perbedaan dengan cara menguji dua data independen menggunakan independent t test.
k.       Hasil Penelitian
                hasil levene’s test untuk menguji kesamaan varians (equality of variances) antara varians return hedged komoditi emas dengan varians return hedged komoditi olein menunjukkan tingkat signifikansi 0,191 dan nilai F sebesar 1,733. Tingkat signifikansi sebesar 0,191 menunjukkan bahwa hipotesa kesamaan varians antara varians return hedged komoditi emas dengan varians return hedged komoditi olein tidak ditolak. Hal ini berarti bahwa varians return hedged komoditi emas sama dengan varians return hedged komoditi olein.
Dari hasil uji akar yang mengindikasikan data yang digunakan adalah stasioner dapat diketahui bahwa rata-rata dan varians kedua data yang diteliti bersifat konstan. Disamping itu kovarian antara dua data runtut waktunya tergantung pada kelambanan antara dua periode tersebut. Jika data yang digunakan bersifat non-stasioner, maka data harus distasionerkan terlebih dahulu dengan cara di deferensiasi (Winarno, 2007).  Setelah diketahui bahwa return kedua data bersifat stasioner, maka dilanjutkan dengan meregresi return spot sebagai variabel dependen dengan variabel return futures sebagai variabel independen. Hasil koefisien regresi variabel independen merupakan rasio hedge optimum sebagai parameter untuk menentukan return hedged dan varians return hedge.


DAFTAR PUSTAKA


Agustina, E. (2006). Perbandingan Model Ordinary Least Square , Vector Autoregression, dan Vector Error Correction Model Untuk Menghitung Hedge Ratio dan Hedging Effectiveness Indeks Lq45 Futures Di Pasar Derivatif Bursa Efek Surabaya. surabaya : Ailangga.
Amin, K. I. (2004). Index Option Prices and Stock Market Momentum. Journal of Business, No.77. Hal. 835-873.
Madura, J. ( 1997). Manajemen Keuangan Internasional. Edisi keempat, jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mishkin, F. S. (2001). The Economic of Money, Banking and Financial Market. New Yok: Addison Wesley.
Rivano, R. (2006). Analisis Penerapan Black-Scholes Option Pricing Model dalam Penilaian Opsi Beli Saham dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Thesis MM: Universitas Gajah Mada.




REVIEW JURNAL ANALISIS OPSI DAN ANALISIS FUTURE


REVIEW JURNAL
Djuhaeria Cipta Sari / 15510086
Analisis Sekuritas G
Dosen Mata Kuliah : M. Nanang  Choiruddin, SE., MM
REVIEW JURNAL 1
Judul Jurnal
PENENTUAN HARGA OPSI PUT DAN CALL TIPE EROPA TERHADAP SAHAM MENGGUNAKAN MODEL BLACK-SCHOLES
Jurnal
JURNAL GAUSSIAN
Volume dan Halaman
Vol. 6, No. 3, Halaman 407-417
Tahun
2017
Penulis
Marthin Nosry Mooy , Agus Rusgiyono , Rita Rahmawati
Reviewer
Djuhaeria Cipta Sari

Pendahuluan
 Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dalam Lembaran Negara RI Tahun 1995, No. 64, pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Aset pokok yang dapat diperjualbelikan di pasar modal diantaranya saham, obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata uang, tingkat suku bunga, dan instrumen-instrumen keuangan lainnya. Perkembangan transaksi jual-beli aset yang semakin pesat membuat para investor menginginkan suatu investasi yang dapat meminimalisasi adanya risiko keuangan. Hal ini menjadi latar belakang diperkenalkannya instrumen derivatif.
Instrumen derivatif dapat didefinisikan sebagai instrumen finansial berupa perjanjian atau kontrak antara dua pihak dimana peluang atau keuntungannya terkait dengan harga aset lain yang mendasarinya. Produk derivatif yang telah dikenal luas diantaranya future contract, forward contract, swap, dan option. Menurut Fabozzi dan Peterson (2003), opsi (option) memiliki kelebihan dalam menangani risiko keuangan karena dapat digunakan untuk menentukan batas maksimal dan minimal harga aset, sehingga sangat bermanfaat untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kenaikan atau penurunan harga aset pada waktu yang ditentukan.
Opsi adalah suatu tipe kontrak bukan kewajiban antara dua pihak, yang satu memberikan hak kepada yang lain untuk membeli atau menjual suatu aset pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan fungsinya, opsi dibedakan menjadi dua yaitu opsi beli (call option) dan opsi jual (put option). Berdasarkan waktu pelaksanaannya, opsi dikenal dalam beberapa jenis, antara lain opsi Eropa dan opsi Amerika.
Saat ini banyak berkembang metode-metode untuk menentukan harga opsi. Hal ini akan terus berkembang dikarenakan sangat membantu investor dalam menentukan keputusan investasinya pada opsi. Penentuan harga opsi secara umum dapat dibedakan atas dua cara, yaitu metode analitik dan metode numerik. Metode analitik merupakan suatu metode perhitungan dengan tujuan menghasilkan nilai eksak, sedangkan metode numerik merupakan suatu metode yang menghasilkan nilai aproksimasi atau pendekatan sehingga akan terdapat galat (error) di dalamnya. Salah satu model pada metode analitik yang lazim digunakan untuk menghitung harga opsi adalah model Black-Scholes. Model ini dikembangkan oleh Fisher Black dan Myron Scholes pada tahun 1973 untuk menentukan harga Opsi tipe Eropa dengan asumsi tidak adanya pembayaran dividen, tidak adanya biaya transaksi, suku bunga bebas risiko konstan, serta perubahan harga saham mengikuti pola acak (Hull, 2009).
Dalam studi kasus pada Tugas Akhir ini, penulis menggunakan model Black-Scholes untuk menentukan harga opsi put dan call tipe Eropa saham Honda Motor Company, Ltd. (HMC) dengan harga penutupan saham (close price) selama satu tahun (252 Hari Kerja) sejak 2 Oktober 2015 hingga 30 September 2016.
Objek Penelitian
Saham Honda Motor Company, Ltd. (HMC) dengan harga penutupan saham (close price) selama satu tahun (252 Hari Kerja) sejak 2 Oktober 2015 hingga 30 September 2016.
Tujuan Penelitian
Untuk  mengetahui model Black-Scholes untuk menentukan harga opsi put dan call tipe Eropa saham Honda Motor Company, Ltd. (HMC) dengan harga penutupan saham (close price)
Metode Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu:
1. Data penutupan harga saham
2. Data opsi call dan opsi put
Data diambil dari https://finance.yahoo.com
Hasil Penelitian
Harga Opsi menggunakan model Black-Scholes dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Data harga saham Honda Motor Company, Ltd. tanpa pembayaran dividen yang dikumpulkan dalam frekuensi harian pada periode 2 Oktober 2015 hingga 30 September 2016 sebanyak 252 hari kerja memiliki rata-rata harga saham yaitu sebesar 28,85901 US$, dengan standar deviasi sebesar 2,532555 US$. Harga saham tertinggi adalah sebesar 33,83 US$ dan harga saham terendah adalah sebesar 24,48 US$.
2.      Berdasarkan uji kenormalan terhadap saham Honda Motor Company, Ltd. dapat disimpulkan bahwa data log return saham Honda Motor Company, Ltd. (HMC) berdistribusi Normal.
3.      Nilai Volatilitas saham Honda Motor Company, Ltd. adalah sebesar 0,2535769 atau 25,35769%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebanyak 68,26% data Log Return tahunan saham Honda Motor Company, Ltd. berada pada interval US$ hingga US$.
4.      Berdasarkan perhitungan harga teoretis opsi beli (call option) menggunakan model Black-Scholes. diketahui bahwa kontrak opsi beli dengan harga Opsi 10,1 US$; 8,9US$; dan 1,15 US$ yang diterbitkan oleh Honda Motor Company, Ltd. merupakan opsi yang direkomendasikan untuk dibeli oleh investor karena memiliki harga opsi yang lebih kecil daripada harga teoretisnya, yang berarti kontrak opsi tersebut dijual dengan murah di pasar modal.
5.      Berdasarkan perhitungan harga teoretis opsi jual (put option) menggunakan model Black-Scholes, diketahui bahwa kontrak opsi jual dengan harga Opsi 6,12 US$ yang diterbitkan oleh Honda Motor Company, Ltd. merupakan opsi yang direkomendasikan untuk dibeli oleh investor karena memiliki harga opsi yang lebih kecil daripada harga teoretisnya, yang berarti kontrak opsi tersebut dijual dengan murah di pasar modal.

KAITAN DENGAN TEORI
Menurut McDonald (2006), instrument derivatif dapat didefinisikan sebagai instrumen finansial berupa perjanjian atau kontrak antara dua pihak dimana peluang atau keuntungannya terkait dengan harga aset dasar (underlying asset). Aset dasar tersebut dapat berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata uang (currency), tingkat suku bunga dan instrumen-instrumen keuangan lainnya (Bursa Efek Indonesia, 2010). Instrumen derivatif yang telah dikenal luas diantaranya kontrak berjangka (future contract), kontrak serah (forward contract), swap, dan opsi (option).
Menurut Luenberger (1998), opsi merupakan suatu hak, bukan kewajiban, untuk membeli atau menjual sebuah aset pada harga tertentu dan pada waktu yang telah ditetapkan. Pihak yang mendapatkan hak disebut sebagai pembeli opsi (option buyer) atau disebut juga pemegang opsi (option holder), sedangkan pihak yang menjual opsi dan harus bertanggung-jawab terhadap keputusan pembeli opsi kapan opsi tersebut akan digunakan disebut sebagai penerbit opsi (option writer). Batas waktu berlakunya opsi dinamakan dengan waktu jatuh tempo (expiration date), dan harga aset yang disepakati oleh writer dan buyer dinamakan harga pelaksanaan (strike price atau exercise price).
Opsi dapat dibedakan berdasarkan waktu pelaksanaannya (Wilmott et al, 1995), yaitu:
1)      Opsi tipe Eropa (European Option), yaitu opsi yang dapat digunakan hanya pada tanggal jatuh tempo.
2)      Opsi tipe Amerika (American Option), yaitu opsi yang dapat digunakan sebelum atau pada tanggal jatuh tempo.
Opsi juga dapat dibedakan berdasarkan fungsinya (Higham, 2004), yaitu:
1)      Opsi beli (call option), yaitu opsi yang memberikan hak (tetapi bukan kewajiban) kepada pemegangnya untuk membeli aset tertentu pada harga tertentu dan waktu yang telah ditentukan
2)      Opsi jual (put option), yaitu opsi yang memberikan hak (tetapi bukan kewajiban) kepada pemegangnya untuk menjual aset yang telah ditentukan pada harga tertentu dan pada waktu yang telah ditentukan.  

Menurut Fabozzi dan Markowitz (2002), harga opsi merupakan cerminan dari nilai intrinsik opsi dan setiap tambahan jumlah atas nilai intrinsik. Premi atas nilai intrinsik disebut dengan nilai waktu atau premi waktu. Nilai intrinsik opsi adalah nilai ekonomis jika opsi dilaksanakan dengan segera.
Model penentuan harga opsi yang paling terkenal dan banyak digunakan adalah model Black-Scholes yang dikembangkan oleh Fisher Black dan Meyron Scholes pada tahun 1973. Model ini menggunakan beberapa asumi, yaitu:
1.      Tingkat suku bunga bebas risiko jangka pendek diketahui dan nilainya konstan.
2.      Harga saham mengikuti pola acak yang berdistribusi lognormal dengan variansi return dari harga saham konstan.
3.      Tidak ada pembayaran dividen pada saham selama sisa usia opsi
4.      Opsi yang digunakan adalah opsi tipe Eropa, yaitu opsi yang hanya dapat digunakan pada saat jatuh tempo.
5.      Tidak ada biaya transaksi dalam menjual atau membeli saham atau opsi.
6.      Diperbolehkan bagi pembeli untuk membayar terlebih dahulu sebagian tertentu dari harga sekuriti.
7.      Tidak ada penalti terhadap short-selling. Penjual yang belum memiliki sekuriti untuk dijual dapat menyetujui harga sekuriti yang ditawarkan oleh pembeli, kemudian sepakat menyelesaikan kontrak dengan pembeli di masa yang akan datang dengan membayar sesuai harga sekuriti yang telah disepakati.
REKOMENDASI UNTUK ANALISIS SELANJUTNYA
DAFTAR PUSTAKA
Black, F. & Scholes, M. 1973. The pricing of options and corporate liabilities. Journal of Political Economy, Vol. 81, pp. 637-654
Fabozzi, F.J., & Markowitz, H.M. 2002. The Theory and Practice of Investment Management. New Jersey: John Wiley & Sons
Higham, D.J. 2004. An Introduction to Financial Option Valuation. New York: Cambridge University Pres
Wilmott, P., Howison, S., & Dewynne, J. 1995. The Mathematics of Financial Derivatives. Cambridge University Press: New York
Luenberger, D.G. 1998. Investment Science. New York: Oxford University Press.
McDonald, R.L. 2006. Derivatives Markets. Second Edition. Boston: Pearson Education
Republik Indonesia. 1995. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Lembaran Negara RI Tahun 1995, No. 64. Sekretariat Negara. Jakarta.

REVIEW JURNAL II
Judul Jurnal
PENGARUH KONTRAK FUTURES INDEKS TERHADAP VOLATILITAS UNDERLYING SPOT MARKET DI INDONESIA
Jurnal
Jurnal Manajemen
Volume dan Halaman
Volume XXI, No. 01, Hal. 17-32
Tahun
Februari 2017
Penulis
Sukmawati Sukamulja dan Sony Fidanti
Reviewer
Djuhaeria Cipta Sari


Pendahuluan
Banyak perdebatan berkaitan dengan pengaruh transaksi futures terhadap volatilitas underlying asset nya. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa transaksi futures berpengaruh terhadap volatilitas aset yang mendasarinya. Sebaliknya, penelitian lain membuktikan bahwa transaksi kontrak futures tidak mempengaruhi volatilitas aset penyertaannya. Hasil penelitian tersebut masih kontradiksi sampai sekarang. Di Indonesia pasar futures dimulai dengan LQ45 futures. LQ45 Futures telah dihentikan perdagangannya pada tahun 2009, atau hanya berjalan selama 9 tahun –sejak kemunculannya di tahun 2001. Kini tujuh (7) tahun pasca penghentian perdagangan kontrak futures indeks dengan underlying indeks LQ45 atau LQ45 Futures tersebut kembali diperdagangkan pada 1 Februari 2016. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kontrak futures indeks LQ45 terhadap volatilitas underlying spot market.
Pengumuman dividen atau laba, pembelian kembali saham, ataupun pemecahan saham. Penelitian mengenai kontrak futures indeks LQ45 atau yang lebih dikenal dengan LQ45 Futures memang terbilang jarang dilakukan, selain karena hal-hal yang telah disebutkan di atas. Penyebab lainnya, dikarenakan singkatnya masa perdagangan kontrak tersebut. Seperti yang telah diketahui, LQ45 Futures telah dihentikan perdagangannya pada tahun 2009 atau hanya berjalan selama 9 tahun sejak kemunculannya di tahun 2001. Kini tujuh (7) tahun pasca penghentian perdagangan kontrak futures indeks dengan underlying indeks LQ45 (atau LQ45 Futures) tersebut diaktifkan kembali pada 1 Februari 2016, dengan penyempurnaan dari sisi bisnis, teknis, serta peraturan agar sesuai standar internasional. Hal tersebut mendorong penelitian ini menjadi relevan dilakukan untuk menganalisis efek volatilitas yang ditimbulkan dari adanya LQ45 Futures pada periode sebelumnya untuk membantu mengantisipasi kemunculannya pada periode kedua ini.
Objek Penelitian
Indeks LQ45 atau LQ45 Futures
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kontrak futures indeks LQ45 terhadap volatilitas underlying spot market. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji pengaruh kemunculan kontrak futures indeks terhadap efisiensi pasar pada periode 2001 – 2009 dengan menggunakan metode GARCH (1,1)
Metode Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga penutupan harian dari indeks LQ45 periode 2000 sampai 2009. Data diklasifikasikan berdasarkan periode sebelum (prefutures: 10 Oktober 2000-10 Agustus 2001, dengan 206 observasi) dan sesudah (postfutures: 13 Agustus 2001-13 Agustus 2009, dengan 1946 observasi) keberadaan kontrak futures indeks. LQ45 Futures muncul pada tanggal 13 Agustus 2001. Return indeks LQ45 selama periode pengamatan dikelompokkan menjadi tiga (3) kelompok, yakni periode prefutures, post-futures, dan periode keseluruhan (overall: 10 Oktober 2000-13 Agustus 2009, dengan 2152 observasi)
Hasil Penelitian
Hasil pengujian pada return indeks LQ45 menemukan bahwa telah terjadi volatilitas yang rendah selama keberadaan kontrak futures indeks. Akan tetapi, volatilitas ini bukan dipengaruhi oleh kontrak futures indeks. Artinya kemunculan transaksi kontrak futures tidak berpengaruh terhadap volatilitas underlying spot nya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mallikarjunappa dan Afsal (2008) dengan data S&P CNX Nifty dan CNX Bank Nifty, Debasish (2009) dengan objek NSE Nifty, Xie dan Huang (2014) dengan objek bursa di China, Lee et al. (2014) dengan data pasar real estate di Eropa, Spyrou (2015) dengan data pasar modal Athens (Yunani), dan Sharma dan Malhotra (2015) dengan data futures di India. Hasil pengujian pada return indeks LQ45 periode sebelum dan setelah kontrak futures indeks menunjukan peningkatan efisiensi pasar terutama setelah kemunculan kontrak futures indeks. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Saravanan dan Deo (2010), Matanovic dan Wagner (2012), dan Lee et al. (2014).

KAITAN DENGAN TEORI
Bursa Efek Surabaya (BES) menjual kontrak futures berbasis indeks LQ45 pada tanggal 13 Agustus 2001. Indeks LQ45 mencerminkan 45 saham paling likuid diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Saat ini BES sudah digabungkan dengan BEJ menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Perdagangan ekuitas indeks LQ45 berpengaruh terhadap perdagangan LQ45 Futures, karena yang diperdagangkan dalam LQ45 Futures adalah ekuitas dari indeks LQ45 sebagai aset penyertaannya. Salah satu alasan adanya LQ45 Futures pada saat itu adalah untuk memberikan fasilitas lindung nilai (hedging) bagi investasi saham, khususnya pada 45 saham paling likuid di BEI. Hedging merupakan transfer of risk akibat volatilitas harga, melalui perdagangan berjangka. Melalui hedging, kerugian posisi aset awal dihilangkan. Hubungan antara hedging dan derivatif amat erat. Derivatif merupakan salah satu teknik hedging yang banyak dan sering digunakan. Banyak jenis derivatif yang dapat digunakan untuk melindungi aset di masa mendatang. Penggunaan derivatif berbeda satu dengan lainnya, sesuai dengan aset pernyertaannya, seperti forward, futures, options, dan swaps. Volatilitas terjadi akibat masuknya informasi baru ke dalam pasar. Adanya informasi baru tersebut, para pelaku pasar akan menyesuaikan diri dan melakukan penilaian kembali. Apabila pasar efisien, penyesuaian dilakukan dengan cepat sehingga harga yang terbentuk mencerminkan informasi terbaru tersebut. Peningkatan efisiensi dapat dideteksi dari meningkatnya market depth dan menurunnya bid-ask spread. Sebaliknya, pada pasar yang tidak efisien, penyesuaian tidak dilakukan dengan cepat dan terjadi noise sehingga harga yang terbentuk tidak mencerminkan informasi terbaru yang masuk. Proses penyesuaian melalui naik/turun harga merupakan fluktuasi perubahan harga, disebut volatilitas.
Menurut Kasman dan Kasman (2008), Bohl et al. (2011, 2014), dan Singh (2016) futures trading menurunkan volatilitas pasar saham. Artinya, dengan adanya transaksi futures justru meredam gejolak harga spot di pasar aset penyertaannya.
Teori pasar efisien awalnya digagas oleh Fama (1970) dan Jensen (1978). Pasar disebut efisien jika transaksi tidak memungkinkan untuk memperoleh keuntungan ekonomi (Jensen, 1978). Suatu pasar modal disebut efisien jika merefleksikan semua informasi relevan pada harga sahamnya. Dasar pemikiran pasar efisien adalah informasi sempurna, baik secara kualitas, waktu, maupun persepsi (Sukamulja, 2005). Dalam kenyataannya tidak ada sebuah pasarpun yang efisien sempurna, sehingga dalam jangka pendek investor masih bisa memprediksikan harga untuk memperoleh keuntungan jangka pendek (Timmermann dan Granger, 2004).
REKOMENDASI UNTUK ANALISIS SELANJUTNYA
Penelitian ini terbatas pada periode setelah keberadaan kontrak futures indeks (post-futures), yang jumlah sampelnya lebih besar daripada periode sebelum keberadaan kontrak futures indeks (pre-futures). Hal tersebut disebabkan tidak tersedianya data sebelum tahun 2000. Variabel lain seperti kontrak futures individual atau kontrak option dapat digunakan untuk menguji konsistensi hasil penelitian. Penelitian komparasi dengan membandingkan beberapa negara dapat dilakukan untuk melihat konsistensi hasil. Penelitian ini hanya menggunakan GARCH (1,1), penelitian lanjutan dapat mengembangkan dengan metode GARCH lainnya dan menguji adanya market shock dengan membagi ke dalam sensitivitas tinggi dan rendah seperti yang dilakukan oleh Nomikos dan Pouliasis (2011). Pengujian peningkatan efisiensi pasar juga dapat dilakukan dengan menguji bid-ask spread dan market depth seperti yang dilakukan oleh Spyrou (2015) serta membagi ke dalam inform investor dan uninform investor atau antara hedger dan speculative investor
DAFTAR PUSTAKA
Kasman A., dan S. Kasman. (2008). The impact of futures trading on volatility of the underlying asset in the Turkish stock market. Physica A: Statistical Mechanics and its Applications 387 (12), 2837–2845
Bohl, M. T., C. A. Salm dan B.Wilfling. (2011) Do individual index futures investors destrablize the underlying spot market? Journal of Futures Markets 31(1), 81-101. Bohl, M. T., J. Desteldorf, dan P. L. Siklos. (2014) The effect of index futures trading on volatility three markets for Chinese stock. ISSU, 1-30
Fama, E. F. (1970) Efficient capital markets: a review of theory and empirical work. Journal of Finance 25, 383 – 417.
Jensen, M. (1978). Some anomalous evidence regarding market efficiency. Journal of Financial Economics 6, 95-101.
Sukamulja, S. (2005) Analisis fundamental, analisis teknikal, dan program metastock. All Essay
Timmermann, A., dan C.W. J. Granger. (2004) Efficient market hypothesis and forecasting. International Journal of Forecasting 20, 15-27

Review Jurnal Analisis Opsi dan Future Nama / NIM : Yuni Mega Lestari / 17510175 Mata Kuliah : Analisis Sekuritas Dosen Mata Kuliah ...