Sabtu, 02 Mei 2020

ANALISIS OPSI DAN ANALISIS FUTURE (AQILLA PRADANIMAS/17510242)


Judul Review Jurnal      : Analisis Imbal Hasil Kontrak Opsi Menggunakan Strategi Long Straddle dan Strategi Short Straddle dengan Metode Black Scholes
Nama / NIM                        : Aqilla Pradanimas / 17510242
Mata Kuliah                       : Analisis Sekuritas
Dosen Mata Kuliah           : M. Nanang Choiruddin,SE., MM
JUDUL PENELITIAN
Analisis Imbal Hasil Kontrak Opsi Menggunakan Strategi Long Straddle dan Strategi Short Straddle dengan Metode Black Scholes
TAHUN PENELITIAN
2018
NAMA PENULIS
1.    Gisyari Nurul Istiqamah Surur
2.    Dennes Isynurwardhana
VOLUME DAN NOMOR JURNAL
e-Proceeding of Management Volume 5 Nomor 3
PENDAHULUAN
Kegiatan pasar modal di Indonesia dilakukan di Bursa Efek Indonesia yang berbasis di Jakarta. Bursa Efek Indonesia ini memfasilitasi perdagangan saham, pendapatan tetap, instrumen derivatif, obligasi serta yang berbasis Syariah. Dalam melakukan investasi, investor tidak pernah lepas dari risiko dan return. Semakin besar return harapan saham maka akan semakin besar risiko dari suatu aset tersebut, hal ini dapat dilihat di pergerakan nilai haga saham. Investor melihat pergerakan nilai harga saham pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG merupakan indeks yang menggunakan semua emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk dijadikan komponen dalam perhitungan indeks harga.
Di Indonesia ada dua jenis sekuritas derivatif yang diperdangkan, salah satunya adalah Kontrak Opsi. Kontrak opsi ini dikelompokkan menjadi lima strategi yaitu : (1) Strategi Naked; (2) Strategi Hedge; (3) Strategi Straddle; (4) Strategi Kombinasi; dan (5) Strategi Spread. Dalam penelitian ini memilih strategi yang ketiga yaitu Strategi Straddle. Mengambil strategi ini karena penanganan risiko dapat lebih terminimalisir. Selain itu strategi ini sebagai masukan kepada investor sebagai pertimbangan strategi yang lebih baik menghadapi risikopergerakan saham yang selalu mengalami fluktuasi. Karena menurut teorinya strategi ini yang menghasilkan keuntungan yang paling besar bagi investor jika harga saham naik atau turun melewati BEP dan maksimal kerugian yang didapatkan oleh investor hanya sebesar nilai jual atau beli call dan put. Strategi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu long straddle dan short straddle. Dalam penelitian ini, menganalisis perbandingan imbal hasil pada kontrak opsi dengan masa berlaku 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan pada tahun 2016.
TUJUAN PENELITIAN
Untuk menganalisis imbal hasil kontrak opsi menggunakan strategi long straddle dan strategi short straddle dengan metode black scholes. Selain itu, penelitian ini juga akan membandingkan strategi mana yang lebih baik antara kedua strategi tersebut
KAJIAN TEORI
Investasi merupakan sejumlah dana yang ditempatkan saat ini dengan harapan mendapat keuntungan di masa akan datang, secara umum investasi ini dibedakan menjadi dua yaitu investasi pada real assets dan financial assets.
Risiko merupakan bentuk ketidakpastian dalam suatu keadaan yang nantinya akan dihadapi oleh investor di masa depan yang keputusannya diambil berdasarkan suatu pertimbangan.
Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang nenawarkan dana dan memerlukan dana seperti obligasi dan saham yang adiperjualbelikan di pasar modal. Dalam pasar modal ada pelaku dan lembaga yang terlibat transaksi yaitu :
a.    Emiten, atau perusahaan yang menjual surat-surat berharga atau  perusahaan yang menjual pemilikannya kepada masyarakat atau go public.
b.    Investor, perorangan atau badan (lembaga) yang membeli pemilikan suatu perusahaan go public.
c.     Lemba Penunjang, berfungsi sebagai pendukung beroperasinya pasar modal sehingga mempermudah emiten maupun investor dalam melakukan kegiatan di pasar modal.
Derivatif merupakan kontrak yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan kinerja aset lain atau uderlying assets. Instrumen derivatif yang digunakan terbagi menjadi beberapa yang ditunjukkan sebagai berikut :
1)    Future Contract, merupakan sebuah kontrak yang mengikat antara kedua belah pihak untuk membeli (long position) dan menjual (short position) suatu underlying assets yang penyerahannya akan dilakukan pada expiration date dengan harga yang telah ditetapkan pada saat kontrak.
2)    Forward Contract, merupakan suatu transaksi kontrak antara pembeli dan penjual dengan hak dan kewajiban dimana pada saat jatuh tempo akan ada serah terima suatu barang dengan jumlah dan harga yang telah ditentukan pada saat kontrak dibuat di masa yang akan datang.
3)    Swap, merupakan transaksi di luar bursa yang dilakukan antara dua belah pihak yang telah sepakat untuk saling menukarkan cash flow di masa yang akan datang atas suatu kesepakatan tertentu yang telah dibuatkan kontrak sebelumnya.
4)    Warrant, merupakan hak untuk membeli sebuah saham pada harga dan waktu yang telah ditetapkan.
5)    Convertible Bond, merupakan obligasi yang dapat ditukar menjadi saham biasa pada waktu tertentu.
6)    Right Issue, merupakan pengeluaran saham baru dalam rangka penanaman modal perusahaan, namun akan terlebih dulu ditawarkan kepada para pemegang saham saat ini.
7)    Hedging, merupakan mekanisme yang dilaksanakan di Bursa Berjangka dengan membuka suatu kontrak jual atau beli atas suatu komoditi yang sama dengan komoditi yang akan diperdagangkan di pasar fisik.
8)    Scriptless Trading, merupakan suatu perdagangan Efek yang penyelesaiannya tidak lagi menggunakan sertifikat saham secara fisik tetapi dengan cara pemindahbukuan antara rekening Efek.
9)    Option Contract, merupakan kontrak yang memberikan hak (tanpa adanya kewajiban) kepada pemegang opsi untuk membeli (call option) atau menjual (put option) atas suatu underlying assets pada harga tertentu yang ditetapkan pada harga (strike/exercise price) pada atau sebelum tanggal tertentu (expiration date/strike date) atas penyerahan suatu aset dasar. Jenis hak yang diberikan pemegang opsi yaitu :
§  Call Option, merupakan opsi yang memberikan hak kepada pemegang opsinya untuk membeli suatu aset pada harga (exercise price/strike price) tertentu atau sebelum tanggal kadaluarsanya (expiration date).
§  Put Option, merupakan opsi yang memberikan hak kepada pemegang opsinya untuk menjual suatu aset pada harga harga (exercise price/strike price) tertentu atau sebelum tanggal kadaluarsanya (expiration date).
Strategi dalam kontrak opsi yang biasa dilakukan oleh investor terdapat 5 strategi yaitu :
a)    Naked Strategy, strategi yang mana memilih satu dari empat posisi yang ada (pembeli Call Option, penjual Call option atau penjual Put Option) yang dapat mengurangi kerugian dengan memiliki saham yang jadi patokan.
b)   Hedge Strategy, strategi yang mana tidak hanya mengambil satu posisi dalam perdagangan opsi melainkan dapat mengamil posisi lain dengan tujuan mengurangi jumlah kerugian yang ditanggung.
c)    Straddle Strategy, strategi yang dilakukan dengan membeli atau menjual Call Option maupun Put Option yang mempunyai saham patokan, expiration date dan strike price yang sama. Cara yang dilakukan dibagi menjadi dua yaitu :
§  Long Straddle, strategi yang akan memberikan keuntungan jika pergerakan harga saham yang memadai, baik untuk kenaikan maupun penurunan harga. Investor akan membeli Put Option dan Call Option yang mempunyai saham patokan, expiration date dan strike price yang sama.
§  Short Straddle, strategi yang dilakukan oleh investor yang mempunyai estimasi bahwa pergerakan harga saham, tetapi bukan arah pergerakannya, tidak terlalu besar atau harga saham relatif tidak berubah. Investor akan menjual Put Option dan Call Option yang mempunyai saham patokan, expiration date dan strike price yang sama.
d)        Strategi Kombinasi, strategi mengkombinasikan Call Option dan Put Option dengan patokan saham yang sama, tetapi strike price, expiration date opsi berbeda.
e)        Spread Strategy, strategi yang pembelian sebuah opsinya dibiayai oleh hasil penjualan opsi yang lain, dikatakan satu kelas jika kelompok opsi memiliki patokan saham yang sama.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis kuantitatif dan deskriptif, dengan metode Black Scholes yaitu model penilaian harga teoritis option (Call Option dan Put Option) yang dikembangkan oleh Fischer Black dan Myron Scholes. Populasi dalam penelitian ini memakai teknik purposive sampling pada perusahan yang terdaftar dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menjadi saham induk kontrak opsi saham 2006-2016. Sehingga ditemukan lima perusahaan yaitu : (1) PT. Astra Internasional Tbk (ASII); (2)  PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA); (3) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF); (4) PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM); dan (5) PT. HM Sampoerna Tbk (HMSP).
PEMBAHASAN
Pada ASII, diketahui imbal hasil pada tahun 2016 berbeda beda, tetapi dilihat dari perhitungan dengan masa 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan memberikan profit kepada investor, dengan beberapa kerugian yang tidak cukup signifikan dibandingan dengan keuntungan yang diraih oleh investor. Keuntungan investor ini disebabkan oleh tingginya deviasi harga indeks dengan Exercise price. Keadaan ini juga terjadi pada BBCA, TLKM, dan INDF. Sedangkan pada HMSP meskipun pada masa 1 bulan dan 2 bulan mengalami keuntungan, tetapi pada 3 bulan mengalami kerugian disebabkan oleh rendahnya deviasi harga indeks dengan Exercise Price.
KESIMPULAN
Pada kontrak opsi 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan menggunakan strategi Long Straddle lebih menguntungkan dibandingkan Short Straddle.
Imbal hasil kontrak opsi dengan masa 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan pada tahun 2016 kelima perusahaan yaitu PT. Astra Internasional Tbk (ASII), PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT. HM Sampoerna Tbk (HMSP) mengalami keuntungan, kecuali pada PT. HM Sampoerna Tbk (HMSP) mengalami kerugoan pada bulan 3 sebesar Rp. 3.244,36.
KETERKAITAN TEORI
Pada penelitian ini menganalisis imbal hasil kontrak opsi yang ada 2 golongan yaitu Europan dan American Type Option dari 5 perusahaan menggunakan staregi Straddle. Strategi ini secara teori strategi yang dilakukan dengan cara membeli atau menjual, baik berupa call option maupun put option yang mempunyai saham patokan, expiration date dan strike price yang sama. Yang mana penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu Long Straddle dan Short Straddle sesuai denga teori. Long Straddle ini membeli put dan call option yang memberi keuntungan jika terjadi pergerakan harga saham (kenaikan/penurunan) yang memadai. Short Straddle ini menjual put dan call option yang mempunyai estimasi bahwa pergerakan harga saham (bukan arah pergerakannya) tidak terlalu besar atau harga saham relatif tidak berubah. Faktor menilai opsinya baik sesuai dengan teori melalui 5 faktor yaitu underlying asset, harga exercise, nilai waktu uang, votalitas dan time to maturity.
REKOMENDASI
Bagi peneliti selanjutnya alangkah lebih baik dalam melakukan penelitian menggunakan tidak hanya satu strategi yaitu Straddle Strategy, melainkan dua strategi bisa Naked Strategy, Hedge Startegy, Spread Strategi atau Strategi Kombinasi. Sehingga hasilnya bisa dijadikan perbandingan dan menentukan strategi terbaik.

Judul Review Jurnal       : Analisis Kinerja Perdagangan Kontrak Berjangka Logam Mulia Pada Periode Oktober 2009 – Desember 2009
Nama / NIM                        : Aqilla Pradanimas / 17510242
Mata Kuliah                       : Analisis Sekuritas
Dosen Mata Kuliah            : M. Nanang Choiruddin,SE., MM
JUDUL PENELITIAN
Analisis Kinerja Perdagangan Kontrak Berjangka Logam Mulia Pada Periode Oktober 2009 – Desember 2009
TAHUN PENELITIAN
2011
NAMA PENULIS
1.    Muhammad Heykal
2.    Erlin
VOLUME DAN NOMOR JURNAL
Binus Business Volume 2 Nomor 1
PENDAHULUAN
Pada saat ini terjadi krisis perekonomian, salah satu cara agar dapat bertahan di dunia bisnis yaitu dengan berinvestasi. Berinvestasi ini dapat dilakukan dengan memalui menabung seperti deposito atau penanaman mosal di suatu bisnis tertentu. Dengan melakukan investasi terebut, dengan harapan mendapat keuntungan di masa mendatang, tetapi juga melihat sisi resiko. Oleh karena itu sebagai investor harus mengurangi resiko yang bisa diakukan berbagai macam cara salah satunya diversifikasi investasi atau dengan melakukan hedging.
Perdagangan berjangka dengan underlying asset komoditas mulai banyak di perdagangkan. Hal ini karena semakin tinggi tingkat persaingan industri yang mengakibatkan harga dari komoditas tersebut menjadi fluktuatif dan kepastian ketersediaan komoditas tersebut semakin tidak terjamin. Komoditas yang sedang banyak diminati adalah komoditas dari sektor logam mulia yang mana salah satu sektor yang tidak terpengaruh pada inflasi dan memiliki standar internasional. Oleh karena itu menyebabkan timbul keyakinan investor bahwa harga logam mulia akan meningkat. Sehingga para investor melakukan perdagangan berjangka atau future contract karena dapat dimanfaatkan sebagai sarana lindung nilai yang sangat efektif untuk menunjang strategi manajemen perusahaan dari pengaruh fluktuasi harga yang dapat terjadi setiap waktu. Dengan begitu penelitian ini dilakukan sebagai gambaran mengenai mekanisme hedging yang dilakukan pada future contract atau kontrak berjangka emas di bursa berjangka Jakarta yang membawa manfaat dalam mengantisipasi risiko fluktuasi harga emas.
TUJUAN PENELITIAN
1.         Untuk menentukan resiko yang timbul karena adanya perbedaan harga spot dengan futures (basis risk)
2.         Untuk menentukan hedge ratio dari hedging kontrak logam mulia
3.         Untuk menghitung tingkat kerugian maksimum dari kontrak berjangka dengan metode Value at Risk
KAJIAN TEORI
Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Tingkat pengembalian atau return merupakan hasil pengembalian yang diperoleh dari suatu dana atau modal yang ditanamkan pada suatu investasi. Pada investasi kontrak berjangka atau future contract tingkat pengembalian yang diperoleh investor dihitung berdasarkan posisi kontrak yang dipegangnya.
Perdangan kontrak berjangkan atau future contract merupakan suatu perjanjian atau kesepakatan atau fasilitas untuk memperjualbelikan kontrak atas sejumlah komoditi atau instrumen keuangan (aktiva tertentu) dengan harga tertentu yang penyerahan barangnya disepakati akan dilakukan pada saat yang akan datang. Dalam future contract dikenal dengan bursa berjangka yang mana pihak pembeli dan penjual menciptakan kontrak baru setiap kali mereka mencapai kesepakatan, berbeda dengan bursa saham. Selain itu dana future contract sebagai penjual atau pembeli wajib menyerhkan dana sekitar 5%-10% dari nilai komoditi  yang ditransaksikan sebagai goof faith, berbeda dengan bursa saham yang harus 100%.
Derevatif atau underlying merupakan kontrak antara dua pihak pembeli dan penjual yang di dalam kontraknya terdapat berbagai hal yang telah disepakati bersama sekarang, tetapi realisasinya atau pelaksanaan hal tersebut adalah nanti pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang. Derivatif dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
a.       Forward Contracts, merupakan kesepakatan antara dua pihak untuk membeli dan menjual aktiva yang dilakukan pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang dan pada harga tertentu yang telah disepakati pada saat kontrak ditandatangani.
b.      Options Contracts, dibedekan menjadi dua yaitu call sebagai hak beli dan put sebagai hak jual, yang mana keduanya dilakukan dengan harga tertenti pada tanggal tertentu di masa mendatang.
c.       Swap Contracts, kesepakatan antara dua pihak untuk saling mempertukarkan arus kas dimasa tertentu (selama kurun waktu tertentu) yang akan datang.
Deveratif sebagai alat pengalihan risiko, memiliki tiga fungsi yaitu : (1) Risk Transfer atau pemindahan risiko terhadap perubahan harga secara drastis atau perubahan harga portofolio aktiva yang tidak sesuai antara hedgers dan speculators; (2) Price Discovery atau proses terjadinya harga suatu aktiva di mana harga seseorang bersedia membelinya dan orang lain bersedia menjual sesuai kesepakatan; dan (3) Transaction Integerity atau memainkan peranan penting sebagai penengah untuk menghubungkan kredit.
Hedging atau aksi lindung diri dikelompokan menjadi dua yaitu :
·         Selling Hedge / Short Hedge, tindakan hedger mengambil posisi jual di future contract dalam rangka melindungi nilai persediaan bahan baku mereka dari fluktuasi harga.
·         Buying Hedge / Long Hedge, tindakan hedger mengambil posisi beli di future contract dalam rangka melindungi usaha mereka dari fluktuasi harga komoditi yang mereka beli di pasar fisik. 
Manfaat hedging bagi hedger yaitu: (1) sarana mengurangi resiko kerugian akibat fluktuasi harga; (2) memberikan kepastian berusaha; (3) memberikan penyediaan dana yang lebih besar dan aman; (4) perlindungan dari mata uang; dan lain lain. Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa dengan melindungi risiko pergerakan harga, melindugi dar risiko kredit macet dan melingdungi terhadap mata uang yang digunakan investor.
Hedge Ratio merupakan rasio dari nilai kontrak yang dapat diambil dalam future contract. Value at Risk atau VaR menunjukan sebah angka tunggal yang menjumlahkan seluruh resiko yang ada dalam portofolio.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini mengambil data historical price historical price pada settlement price dari harga spot dan futures gold yang berasal dari BBJ (Bursa Berjangka Jakarta) mengenai Gold Futures Contract Oktober 2009 – Desember 2009. Analisis diawali menghitung perubahan harga spot dan future sehingga mengetahui ratio asset yang harus di hedging memakai ratio hedge. Lalu perhitungan VaR untuk menentukan tingkat kerugian maksimum yang akan dialami Gold futures contract.
PEMBAHASAN
Dilihat dari perbandingan kinerja dan langkah Hedging Gold Futures Contract, Fluktuasi harga spot tertinggi terjadi di bulan November yaitu Rp. 7.672 per harinya, sedangkan Fluktuasi harga future tertinggi pada bulan Desember yaitu Rp. 2.977 per harinya. Berdasarkan perbandingan rata-rata perubahan harga keduanya, harga spot bergerak Rp.4.570 lebih fluktuatif dibandingkan harga future gold. Hedge Ratio tertinggi terjadi pada November sebesar 318% (32 kontrak), sedangkan terendah di bulan Desember 99% (10 kontrak). Tetapi hedge ratio dengan persentase 95% dan nilai kontrak optimum yaitu 10 kontrak serta memberikan hedging benefit kepada hedger.  Sedangkan VaR spot dan Var future terendah ditunjukkan pada bulan Desember, yang mana tiap bulannya selalu menurun. Dilihat dari perbandingan menunjukkan lebih besar VaR spot yang mana bulan Oktober (1 : 4,4), November (1 : 4,3) dan Desember (1 : 1,9).
KESIMPULAN
Harga spot jauh lebih fluktuatif dibandingkan harga futures, dilihat harga spot bulan Oktober-Desember memiliki nilai lebih besar.
Kontrak bulan Oktober dan November membawa profit yang lebih besar dari kontrak bulan Desember, karena semakin besar kontrak yang di hedging akan semakin besar juga profit yang akan di hasilkan.
VaR spot menunjukan hasil perbandingan yang lebih besar dari VaR futures maka risiko kerugian dari bulan Oktober-Desember semakin kecil.
KETERKAITAN TEORI
Penelitian ini terkait dengan analisis kontrak berjangka atau Fututre Contract yang secara teori sebagai perjanjian untuk membeli atau menjual asset pada saat, harga dan kurun waktu tertentu di masa yang akan datang. Peneltian ini menggunakan strategi hedging yang secara teori diperlukan perusahaan untuk mengurangi   timbulnya   risiko   yang   tidak   terduga,   di   samping   tetap dimungkinkannya  memperoleh  keuntungan  dari  investasi  tersebut. Hedging ini menjadi strategi alternatif dalam kegiatan investasi yang menjanjikan untuk konteak masa depan.
REKOMENDASI
Bagi peneliti selanjutnya alangkah lebih baik jika dalam menganalisis dijabarkan bentuk kegiatan hedging nya pada future contract. Jadi terpapar jelas bagaimana pelaksanaanya pada kasus yang diambil.

DAFTAR PUSTAKA
Surur, Gisyara Nurul I dan Isynurwardhana. 2018. Analisis Imbal Hasil Kontrak Opsi Menggunakan
Strategi Long Straddle dan Strategi Short Straddle dengan Metode Black Scholes. Jurnal e-Proceeding
of Management Vol. 5 No. 3
Heykal, Muhammad dan Erlin. 2011. Analisis Kinerja Perdagangan Kontrak Berjangka Logam Mulia
Pada Periode Oktober 2009 – Desember 2009. Jurnal Binus Business Vol. 2 No. 1
Zeinora. 2016. Hedging, Future Contract dengan Swap Contract Untuk Meminimalisasi Resiko Fluktuasi
Kurs Valas. Journal of Applied Business and Economics Vol. 3 No. 1
Dewi, Syanti dan Ramli. Opsi pada Pasar Modal di Indonesia (Studi Pasar Opsi Saat Pasar Opsi Masih
Berlangsung di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis Vol. 2 No.2
Zeinora. 2016. Hedging, Future Cotract dengan Option Contract Untuk Meminimalisasi Resiko Fluktuasi
Kurs Valas. Jurnal Sosio E-Kons Vol. 8 No. 1
Investasi.kontan.co.id

3 komentar:

Review Jurnal Analisis Opsi dan Future Nama / NIM : Yuni Mega Lestari / 17510175 Mata Kuliah : Analisis Sekuritas Dosen Mata Kuliah ...