Judul Review Jurnal : Analisis Imbal Hasil Kontrak Opsi Menggunakan Strategi Long Straddle dan Strategi Short
Straddle dengan Metode Black Scholes
Nama / NIM :
Aqilla Pradanimas / 17510242
Mata Kuliah :
Analisis Sekuritas
Dosen Mata Kuliah :
M. Nanang Choiruddin,SE., MM
JUDUL PENELITIAN
|
Analisis Imbal Hasil Kontrak Opsi Menggunakan
Strategi Long Straddle dan Strategi Short Straddle dengan
Metode Black Scholes
|
TAHUN PENELITIAN
|
2018
|
NAMA PENULIS
|
1.
Gisyari Nurul Istiqamah
Surur
2.
Dennes Isynurwardhana
|
VOLUME DAN NOMOR JURNAL
|
e-Proceeding of Management Volume 5 Nomor 3
|
PENDAHULUAN
|
Kegiatan pasar modal di Indonesia dilakukan di
Bursa Efek Indonesia yang berbasis di Jakarta. Bursa Efek Indonesia ini
memfasilitasi perdagangan saham, pendapatan tetap, instrumen derivatif,
obligasi serta yang berbasis Syariah. Dalam melakukan investasi, investor
tidak pernah lepas dari risiko dan return. Semakin besar return harapan saham
maka akan semakin besar risiko dari suatu aset tersebut, hal ini dapat
dilihat di pergerakan nilai haga saham. Investor melihat pergerakan nilai
harga saham pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG merupakan indeks
yang menggunakan semua emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk dijadikan
komponen dalam perhitungan indeks harga.
Di Indonesia ada dua jenis sekuritas derivatif yang
diperdangkan, salah satunya adalah Kontrak Opsi. Kontrak opsi ini
dikelompokkan menjadi lima strategi yaitu : (1) Strategi Naked; (2)
Strategi Hedge; (3) Strategi Straddle; (4) Strategi Kombinasi;
dan (5) Strategi Spread. Dalam penelitian ini memilih strategi yang
ketiga yaitu Strategi Straddle. Mengambil strategi ini karena
penanganan risiko dapat lebih terminimalisir. Selain itu strategi ini sebagai
masukan kepada investor sebagai pertimbangan strategi yang lebih baik
menghadapi risikopergerakan saham yang selalu mengalami fluktuasi. Karena
menurut teorinya strategi ini yang menghasilkan keuntungan yang paling besar
bagi investor jika harga saham naik atau turun melewati BEP dan maksimal
kerugian yang didapatkan oleh investor hanya sebesar nilai jual atau beli call
dan put. Strategi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu long
straddle dan short straddle. Dalam penelitian ini, menganalisis
perbandingan imbal hasil pada kontrak opsi dengan masa berlaku 1 bulan, 2
bulan dan 3 bulan pada tahun 2016.
|
TUJUAN PENELITIAN
|
Untuk menganalisis imbal hasil kontrak opsi
menggunakan strategi long straddle dan strategi short straddle
dengan metode black scholes. Selain itu, penelitian ini juga akan
membandingkan strategi mana yang lebih baik antara kedua strategi tersebut
|
KAJIAN TEORI
|
Investasi merupakan sejumlah dana yang ditempatkan
saat ini dengan harapan mendapat keuntungan di masa akan datang, secara umum
investasi ini dibedakan menjadi dua yaitu investasi pada real assets dan
financial assets.
Risiko merupakan bentuk ketidakpastian dalam suatu
keadaan yang nantinya akan dihadapi oleh investor di masa depan yang
keputusannya diambil berdasarkan suatu pertimbangan.
Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang
nenawarkan dana dan memerlukan dana seperti obligasi dan saham yang
adiperjualbelikan di pasar modal. Dalam pasar modal ada pelaku dan lembaga
yang terlibat transaksi yaitu :
a.
Emiten, atau perusahaan
yang menjual surat-surat berharga atau
perusahaan yang menjual pemilikannya kepada masyarakat atau go
public.
b.
Investor, perorangan atau
badan (lembaga) yang membeli pemilikan suatu perusahaan go public.
c.
Lemba Penunjang,
berfungsi sebagai pendukung beroperasinya pasar modal sehingga mempermudah
emiten maupun investor dalam melakukan kegiatan di pasar modal.
Derivatif merupakan kontrak yang nilai atau peluang
keuntungannya terkait dengan kinerja aset lain atau uderlying assets.
Instrumen derivatif yang digunakan terbagi menjadi beberapa yang ditunjukkan
sebagai berikut :
1)
Future Contract,
merupakan sebuah kontrak yang mengikat antara kedua belah pihak untuk membeli
(long position) dan menjual (short position) suatu underlying
assets yang penyerahannya akan dilakukan pada expiration date
dengan harga yang telah ditetapkan pada saat kontrak.
2)
Forward Contract,
merupakan suatu transaksi kontrak antara pembeli dan penjual dengan hak dan
kewajiban dimana pada saat jatuh tempo akan ada serah terima suatu barang
dengan jumlah dan harga yang telah ditentukan pada saat kontrak dibuat di
masa yang akan datang.
3)
Swap, merupakan
transaksi di luar bursa yang dilakukan antara dua belah pihak yang telah
sepakat untuk saling menukarkan cash flow di masa yang akan datang
atas suatu kesepakatan tertentu yang telah dibuatkan kontrak sebelumnya.
4)
Warrant, merupakan
hak untuk membeli sebuah saham pada harga dan waktu yang telah ditetapkan.
5)
Convertible Bond,
merupakan obligasi yang dapat ditukar menjadi saham biasa pada waktu
tertentu.
6)
Right Issue,
merupakan pengeluaran saham baru dalam rangka penanaman modal perusahaan,
namun akan terlebih dulu ditawarkan kepada para pemegang saham saat ini.
7)
Hedging, merupakan
mekanisme yang dilaksanakan di Bursa Berjangka dengan membuka suatu kontrak
jual atau beli atas suatu komoditi yang sama dengan komoditi yang akan
diperdagangkan di pasar fisik.
8)
Scriptless Trading,
merupakan suatu perdagangan Efek yang penyelesaiannya tidak lagi menggunakan
sertifikat saham secara fisik tetapi dengan cara pemindahbukuan antara
rekening Efek.
9)
Option Contract,
merupakan kontrak yang memberikan hak (tanpa adanya kewajiban) kepada
pemegang opsi untuk membeli (call option) atau menjual (put option)
atas suatu underlying assets pada harga tertentu yang ditetapkan pada
harga (strike/exercise price) pada atau sebelum tanggal tertentu (expiration
date/strike date) atas penyerahan suatu aset dasar. Jenis hak yang
diberikan pemegang opsi yaitu :
§
Call Option, merupakan
opsi yang memberikan hak kepada pemegang opsinya untuk membeli suatu aset
pada harga (exercise price/strike price) tertentu atau sebelum tanggal
kadaluarsanya (expiration date).
§
Put Option, merupakan
opsi yang memberikan hak kepada pemegang opsinya untuk menjual suatu aset pada
harga harga (exercise price/strike price) tertentu atau sebelum
tanggal kadaluarsanya (expiration date).
Strategi dalam kontrak opsi yang biasa dilakukan
oleh investor terdapat 5 strategi yaitu :
a)
Naked Strategy,
strategi yang mana memilih satu dari empat posisi yang ada (pembeli Call
Option, penjual Call option atau penjual Put Option) yang
dapat mengurangi kerugian dengan memiliki saham yang jadi patokan.
b)
Hedge Strategy,
strategi yang mana tidak hanya mengambil satu posisi dalam perdagangan opsi
melainkan dapat mengamil posisi lain dengan tujuan mengurangi jumlah kerugian
yang ditanggung.
c)
Straddle Strategy, strategi
yang dilakukan dengan membeli atau menjual Call Option maupun Put
Option yang mempunyai saham patokan, expiration date dan strike
price yang sama. Cara yang dilakukan dibagi menjadi dua yaitu :
§
Long Straddle,
strategi yang akan memberikan keuntungan jika pergerakan harga saham yang
memadai, baik untuk kenaikan maupun penurunan harga. Investor akan membeli Put
Option dan Call Option yang mempunyai saham patokan, expiration
date dan strike price yang sama.
§
Short Straddle,
strategi yang dilakukan oleh investor yang mempunyai estimasi bahwa
pergerakan harga saham, tetapi bukan arah pergerakannya, tidak terlalu besar
atau harga saham relatif tidak berubah. Investor akan menjual Put Option
dan Call Option yang mempunyai saham patokan, expiration date
dan strike price yang sama.
d)
Strategi Kombinasi,
strategi mengkombinasikan Call Option dan Put Option dengan
patokan saham yang sama, tetapi strike price, expiration date opsi
berbeda.
e)
Spread Strategy,
strategi yang pembelian sebuah opsinya dibiayai oleh hasil penjualan opsi
yang lain, dikatakan satu kelas jika kelompok opsi memiliki patokan saham
yang sama.
|
METODOLOGI PENELITIAN
|
Penelitian ini merupakan jenis kuantitatif dan
deskriptif, dengan metode Black Scholes yaitu model penilaian harga
teoritis option (Call Option dan Put Option) yang
dikembangkan oleh Fischer Black dan Myron Scholes. Populasi dalam penelitian
ini memakai teknik purposive sampling pada perusahan yang terdaftar
dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menjadi saham induk kontrak
opsi saham 2006-2016. Sehingga ditemukan lima perusahaan yaitu : (1) PT.
Astra Internasional Tbk (ASII); (2) PT.
Bank Central Asia Tbk (BBCA); (3) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF); (4) PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM); dan (5) PT. HM Sampoerna Tbk (HMSP).
|
PEMBAHASAN
|
Pada ASII, diketahui imbal hasil pada tahun 2016
berbeda beda, tetapi dilihat dari perhitungan dengan masa 1 bulan, 2 bulan
dan 3 bulan memberikan profit kepada investor, dengan beberapa kerugian yang
tidak cukup signifikan dibandingan dengan keuntungan yang diraih oleh
investor. Keuntungan investor ini disebabkan oleh tingginya deviasi harga
indeks dengan Exercise price. Keadaan ini juga terjadi pada BBCA,
TLKM, dan INDF. Sedangkan pada HMSP meskipun pada masa 1 bulan dan 2 bulan
mengalami keuntungan, tetapi pada 3 bulan mengalami kerugian disebabkan oleh
rendahnya deviasi harga indeks dengan Exercise Price.
|
KESIMPULAN
|
Pada kontrak opsi 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan
menggunakan strategi Long Straddle lebih menguntungkan dibandingkan Short
Straddle.
Imbal hasil kontrak opsi dengan masa 1 bulan, 2
bulan dan 3 bulan pada tahun 2016 kelima perusahaan yaitu PT. Astra
Internasional Tbk (ASII), PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk (INDF), PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT. HM
Sampoerna Tbk (HMSP) mengalami keuntungan, kecuali pada PT. HM Sampoerna Tbk
(HMSP) mengalami kerugoan pada bulan 3 sebesar Rp. 3.244,36.
|
KETERKAITAN TEORI
|
Pada penelitian ini menganalisis imbal hasil
kontrak opsi yang ada 2 golongan yaitu Europan dan American Type
Option dari 5 perusahaan menggunakan staregi Straddle. Strategi
ini secara teori strategi yang dilakukan dengan cara membeli atau menjual,
baik berupa call option maupun put option yang mempunyai saham
patokan, expiration date dan strike price yang sama. Yang mana penelitian
ini dilakukan dengan dua cara yaitu Long Straddle dan Short Straddle
sesuai denga teori. Long Straddle ini membeli put dan call
option yang memberi keuntungan jika terjadi pergerakan harga saham
(kenaikan/penurunan) yang memadai. Short Straddle ini menjual put dan
call option yang mempunyai estimasi bahwa pergerakan harga saham
(bukan arah pergerakannya) tidak terlalu besar atau harga saham relatif tidak
berubah. Faktor menilai opsinya baik sesuai dengan teori melalui 5 faktor
yaitu underlying asset, harga exercise, nilai waktu uang,
votalitas dan time to maturity.
|
REKOMENDASI
|
Bagi peneliti selanjutnya alangkah lebih baik dalam
melakukan penelitian menggunakan tidak hanya satu strategi yaitu Straddle
Strategy, melainkan dua strategi bisa Naked Strategy, Hedge Startegy,
Spread Strategi atau Strategi Kombinasi. Sehingga hasilnya bisa dijadikan
perbandingan dan menentukan strategi terbaik.
|
Judul Review Jurnal : Analisis Kinerja Perdagangan Kontrak
Berjangka Logam Mulia Pada Periode Oktober
2009 – Desember 2009
Nama / NIM :
Aqilla Pradanimas / 17510242
Mata Kuliah :
Analisis Sekuritas
Dosen Mata Kuliah :
M. Nanang Choiruddin,SE., MM
JUDUL PENELITIAN
|
Analisis Kinerja Perdagangan Kontrak Berjangka
Logam Mulia Pada Periode Oktober 2009 – Desember 2009
|
TAHUN PENELITIAN
|
2011
|
NAMA PENULIS
|
1.
Muhammad Heykal
2.
Erlin
|
VOLUME DAN NOMOR JURNAL
|
Binus Business Volume 2 Nomor 1
|
PENDAHULUAN
|
Pada saat ini terjadi krisis perekonomian, salah
satu cara agar dapat bertahan di dunia bisnis yaitu dengan berinvestasi.
Berinvestasi ini dapat dilakukan dengan memalui menabung seperti deposito
atau penanaman mosal di suatu bisnis tertentu. Dengan melakukan investasi
terebut, dengan harapan mendapat keuntungan di masa mendatang, tetapi juga
melihat sisi resiko. Oleh karena itu sebagai investor harus mengurangi resiko
yang bisa diakukan berbagai macam cara salah satunya diversifikasi investasi
atau dengan melakukan hedging.
Perdagangan berjangka dengan underlying asset
komoditas mulai banyak di perdagangkan. Hal ini karena semakin tinggi tingkat
persaingan industri yang mengakibatkan harga dari komoditas tersebut menjadi
fluktuatif dan kepastian ketersediaan komoditas tersebut semakin tidak
terjamin. Komoditas yang sedang banyak diminati adalah komoditas dari sektor
logam mulia yang mana salah satu sektor yang tidak terpengaruh pada inflasi
dan memiliki standar internasional. Oleh karena itu menyebabkan timbul
keyakinan investor bahwa harga logam mulia akan meningkat. Sehingga para
investor melakukan perdagangan berjangka atau future contract karena
dapat dimanfaatkan sebagai sarana lindung nilai yang sangat efektif untuk
menunjang strategi manajemen perusahaan dari pengaruh fluktuasi harga yang
dapat terjadi setiap waktu. Dengan begitu penelitian ini dilakukan sebagai
gambaran mengenai mekanisme hedging yang dilakukan pada future
contract atau kontrak berjangka emas di bursa berjangka Jakarta yang
membawa manfaat dalam mengantisipasi risiko fluktuasi harga emas.
|
TUJUAN PENELITIAN
|
1.
Untuk menentukan resiko
yang timbul karena adanya perbedaan harga spot dengan futures (basis
risk)
2.
Untuk menentukan hedge
ratio dari hedging kontrak logam mulia
3.
Untuk menghitung tingkat
kerugian maksimum dari kontrak berjangka dengan metode Value at Risk
|
KAJIAN TEORI
|
Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana
pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan
keuntungan di masa mendatang. Tingkat pengembalian atau return merupakan
hasil pengembalian yang diperoleh dari suatu dana atau modal yang ditanamkan
pada suatu investasi. Pada investasi kontrak berjangka atau future
contract tingkat pengembalian yang diperoleh investor dihitung
berdasarkan posisi kontrak yang dipegangnya.
Perdangan kontrak berjangkan atau future
contract merupakan suatu perjanjian atau kesepakatan atau fasilitas untuk
memperjualbelikan kontrak atas sejumlah komoditi atau instrumen keuangan (aktiva
tertentu) dengan harga tertentu yang penyerahan barangnya disepakati akan
dilakukan pada saat yang akan datang. Dalam future contract dikenal
dengan bursa berjangka yang mana pihak pembeli dan penjual menciptakan
kontrak baru setiap kali mereka mencapai kesepakatan, berbeda dengan bursa
saham. Selain itu dana future contract sebagai penjual atau pembeli
wajib menyerhkan dana sekitar 5%-10% dari nilai komoditi yang ditransaksikan sebagai goof faith,
berbeda dengan bursa saham yang harus 100%.
Derevatif atau underlying merupakan kontrak
antara dua pihak pembeli dan penjual yang di dalam kontraknya terdapat
berbagai hal yang telah disepakati bersama sekarang, tetapi realisasinya atau
pelaksanaan hal tersebut adalah nanti pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang.
Derivatif dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
a.
Forward Contracts,
merupakan kesepakatan antara dua pihak untuk membeli dan menjual aktiva yang
dilakukan pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang dan pada harga
tertentu yang telah disepakati pada saat kontrak ditandatangani.
b.
Options Contracts,
dibedekan menjadi dua yaitu call sebagai hak beli dan put sebagai
hak jual, yang mana keduanya dilakukan dengan harga tertenti pada tanggal
tertentu di masa mendatang.
c.
Swap Contracts,
kesepakatan antara dua pihak untuk saling mempertukarkan arus kas dimasa
tertentu (selama kurun waktu tertentu) yang akan datang.
Deveratif sebagai alat pengalihan risiko, memiliki tiga fungsi yaitu :
(1) Risk Transfer atau pemindahan risiko terhadap perubahan harga
secara drastis atau perubahan harga portofolio aktiva yang tidak sesuai
antara hedgers dan speculators; (2) Price Discovery atau
proses terjadinya harga suatu aktiva di mana harga seseorang bersedia
membelinya dan orang lain bersedia menjual sesuai kesepakatan; dan (3) Transaction
Integerity atau memainkan peranan penting sebagai penengah untuk
menghubungkan kredit.
Hedging atau aksi lindung diri dikelompokan menjadi dua yaitu :
·
Selling Hedge / Short
Hedge, tindakan hedger mengambil posisi jual di future contract
dalam rangka melindungi nilai persediaan bahan baku mereka dari fluktuasi
harga.
·
Buying Hedge / Long
Hedge, tindakan hedger mengambil posisi beli di future contract
dalam rangka melindungi usaha mereka dari fluktuasi harga komoditi yang
mereka beli di pasar fisik.
Manfaat hedging bagi hedger yaitu: (1) sarana mengurangi
resiko kerugian akibat fluktuasi harga; (2) memberikan kepastian berusaha;
(3) memberikan penyediaan dana yang lebih besar dan aman; (4) perlindungan
dari mata uang; dan lain lain. Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa dengan
melindungi risiko pergerakan harga, melindugi dar risiko kredit macet dan
melingdungi terhadap mata uang yang digunakan investor.
Hedge Ratio merupakan rasio dari nilai kontrak yang dapat
diambil dalam future contract. Value at Risk atau VaR menunjukan sebah
angka tunggal yang menjumlahkan seluruh resiko yang ada dalam portofolio.
|
METODOLOGI PENELITIAN
|
Penelitian ini mengambil data historical price historical
price pada settlement price dari harga spot dan futures
gold yang berasal dari BBJ (Bursa Berjangka Jakarta) mengenai Gold
Futures Contract Oktober 2009 – Desember 2009. Analisis diawali
menghitung perubahan harga spot dan future sehingga mengetahui ratio
asset yang harus di hedging memakai ratio hedge. Lalu
perhitungan VaR untuk menentukan tingkat kerugian maksimum yang akan dialami
Gold futures contract.
|
PEMBAHASAN
|
Dilihat dari perbandingan kinerja dan langkah Hedging
Gold Futures Contract, Fluktuasi harga spot tertinggi terjadi di
bulan November yaitu Rp. 7.672 per harinya, sedangkan Fluktuasi harga future
tertinggi pada bulan Desember yaitu Rp. 2.977 per harinya. Berdasarkan
perbandingan rata-rata perubahan harga keduanya, harga spot bergerak
Rp.4.570 lebih fluktuatif dibandingkan harga future gold. Hedge Ratio
tertinggi terjadi pada November sebesar 318% (32 kontrak), sedangkan terendah
di bulan Desember 99% (10 kontrak). Tetapi hedge ratio dengan
persentase 95% dan nilai kontrak optimum yaitu 10 kontrak serta memberikan hedging
benefit kepada hedger. Sedangkan
VaR spot dan Var future terendah ditunjukkan pada bulan
Desember, yang mana tiap bulannya selalu menurun. Dilihat dari perbandingan
menunjukkan lebih besar VaR spot yang mana bulan Oktober (1 : 4,4),
November (1 : 4,3) dan Desember (1 : 1,9).
|
KESIMPULAN
|
Harga spot jauh lebih fluktuatif dibandingkan harga
futures, dilihat harga spot bulan Oktober-Desember memiliki
nilai lebih besar.
Kontrak bulan Oktober dan November membawa profit
yang lebih besar dari kontrak bulan Desember, karena semakin besar kontrak
yang di hedging akan semakin besar juga profit yang akan di hasilkan.
VaR spot menunjukan hasil perbandingan yang
lebih besar dari VaR futures maka risiko kerugian dari bulan Oktober-Desember
semakin kecil.
|
KETERKAITAN TEORI
|
Penelitian ini terkait dengan analisis kontrak
berjangka atau Fututre Contract yang secara teori sebagai perjanjian
untuk membeli atau menjual asset pada saat, harga dan kurun waktu tertentu di
masa yang akan datang. Peneltian ini menggunakan strategi hedging yang
secara teori diperlukan perusahaan untuk mengurangi timbulnya
risiko yang tidak
terduga, di samping
tetap dimungkinkannya
memperoleh keuntungan dari
investasi tersebut. Hedging ini
menjadi strategi alternatif dalam kegiatan investasi yang menjanjikan untuk
konteak masa depan.
|
REKOMENDASI
|
Bagi peneliti selanjutnya alangkah lebih baik jika dalam
menganalisis dijabarkan bentuk kegiatan hedging nya pada future
contract. Jadi terpapar jelas bagaimana pelaksanaanya pada kasus yang
diambil.
|
DAFTAR PUSTAKA
Surur, Gisyara Nurul I dan Isynurwardhana. 2018. Analisis
Imbal Hasil Kontrak Opsi Menggunakan
Strategi Long Straddle dan Strategi Short Straddle dengan
Metode Black Scholes. Jurnal e-Proceeding
of
Management Vol. 5 No. 3
Heykal, Muhammad dan Erlin. 2011. Analisis Kinerja
Perdagangan Kontrak Berjangka Logam Mulia
Pada Periode Oktober 2009 – Desember 2009. Jurnal
Binus Business Vol. 2 No. 1
Zeinora. 2016. Hedging, Future Contract dengan
Swap Contract Untuk Meminimalisasi Resiko Fluktuasi
Kurs Valas.
Journal of Applied Business and Economics Vol. 3 No. 1
Dewi, Syanti dan Ramli. Opsi pada Pasar Modal di
Indonesia (Studi Pasar Opsi Saat Pasar Opsi Masih
Berlangsung di Bursa
Efek Indonesia). Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis Vol. 2 No.2
Zeinora. 2016. Hedging, Future Cotract dengan
Option Contract Untuk Meminimalisasi Resiko Fluktuasi
Kurs Valas.
Jurnal Sosio E-Kons Vol. 8 No. 1
Investasi.kontan.co.id
Terimakasih, jadi mudah memahami jurnal nya
BalasHapusNice review, thank u
BalasHapusTerimakasi atas penjelasannya sangat bermanfaat 🙏🏻
BalasHapus