Jumat, 01 Mei 2020

Review Jurnal Analisis Opsi


Analisis Perbandingan Keakuratan Harga Call Option dengan Menggunakan Metode Monte Carlo Simulation dan Metode Black Scholes pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Dea Linda Siti Nurmala / 1710178
Analisis Sekuritas (H)
M. Nanang Choiruddin, SE., MM

Review Jurnal terkait Analisis Opsi
Judul
Analisis Perbandingan Keakuratan Harga Call Option dengan Menggunakan Metode Monte Carlo Simulation dan Metode Black Scholes pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Jurnal
Jurnal Manajemen Indonesia
Volume & Halaman
Volume 14 Nomor 3
Tahun
2014
Penulis
Tieka Trikartika Gustyana dan Andrieta Shintia Dewi
Abstrak
Opsi adalah salah satu instrument derivative. Option merupakan investasi yang cukup menarik untuk dilakukan apabila volatilitasnya tinggi. Risiko dapat digambarkan dengan volatilitas. Volatilitas menggambarkan probabilitas yang terjadi pada harga saham dari waktu ke waktu. IHSG merupakan Indeks Harga Saham Gabungan yang menggambarkan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), dimana IHSG juga merupakan indikator pergerakan harga seluruh saham di BEI.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penentuan harga premi opsi call dengan menggunakan dua metoda yaitu black scholes dan simulais monte carlo. Data yang digunakan adalah data indeks harga saham gabungan (IHSG), dengan penentuan periode waktu jatuh tempo call option 2 bulan dan Agustus 2011 sampai dengan Agustus 2013. Berdasarkan dari hasil penelitian dengan mempergunakan Nilai price absolute error dari dua Metode yaitu Black Scholes dan Monte Carlo dengan jangka waktu jatuh tempo 2 bulan yaitu untuk Metode Black Scholes sebesar 0.02%, sedangkan nilai price absolute error untuk Metode Simulasi Monte Carlo sebesar 2.55%. Berdasarkan nilai price absolute error dengan jangka waktu jatuh tempo 2 bulan, Metode Simulasi Black Scholes memiliki nilai price absolute error yang lebih kecil dibandingkan dengan Metode Monte Carlo, maka dapat disimpulkan Metode Simulasi Black Scholes lebih akurat dibandingkan Metode Monte Carlo.
Kata kunci : Opsi, Black-Scholes, Monte Carlo
Latar Belakang
Opsi adalah salah satu instrumen derivative, dimana opsi merupakan suatu perjanjian/kontrak antara penjual opsi (seller/writer) dengan pembeli opsi (buyer), dimana penjual opsi menjamin adanya hak (bukan kewajiban) dari pembeli opsi, untuk membeli atau menjual saham tertentu pada waktu dan harga yang telah ditetapkan. (Hull, 2010). Opsi dapat digunakan untuk meminimalisasi risiko sekaligus memaksimalkan keuntungan dengan daya ungkit (leverage) yang lebih besar. Dalam mengambil setiap keputusan investasi, investor akan selalu berusaha untuk meminimalisir berbagai risiko (risk) yang timbul, baik risiko yang bersifat jangka pendek maupun risiko yang bersifat jangka panjang. Risiko dapat digambarkan dengan volatilitas (Investopedia, dalam Arifullah, 2009). Dalam dunia keuangan, Volatilitas diartikan sebagai tendensi harga berubah di luar perkiraan. Perubahan harga itu dapat terjadi karena adanya informasi baru mengenai nilai perusahaan (volatilitas fundamental) atau karena kepanikan dan over reaksi para investor (volatilitas transitory).
Indeks Harga Saham Gabungan merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI.
Sesuai dengan fungsi dari produk derivatif, opsi dibuat tentunya untuk meminimumkan risiko. Untuk itu, harga dari suatu opsi harus ditentukan sedemikan rupa agar tidak mendatangkan kerugian baik bagi pihak penerbit ataupun pembeli opsi. Pada penentuan nilai premi opsi ini dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan model opsi Monte Carlo dan dengan menggunakan model opsi Black Scholes, sehingga Penulis dapat membandingkan harga premi opsi dengan model opsi Monte Carlo dan model opsi Black Scholes.
Dasar Teori
Options (opsi) adalah kontrak antara dua pihak yang memberi pengambil (pembeli) hak, tetapi bukan kewajiban, untuk membeli atau menjual sejumlah saham pada harga yang telah ditentukan. Untuk memperoleh hak ini pengambil
(pembeli) membayar premi ke penulis (penjual) kontrak. Jenis opsi yang diperdagangkan ada dua macam, yaitu : (1) Call Option; dan (2) Put Option.
Call option (opsi call) merupakan kontrak perjanjian yang memberi hak kepada pembeli untuk membeli saham perusahaan tertentu dalam jumlah tertentu dari penjual opsi pada harga tertentu dan pada waktu yang telah ditetapkan.
Put option (Opsi put) merupakan kontrak perjanjian yang memberi hak kepada pembeli untuk menjual saham perusahaan tertentu dalam jumlah tertentu dari penjual opsi pada harga tertentu dan pada waktu yang telah ditetapkan.
Menurut gaya pelaksanaan exercise-nya, opsi dibedakan menjadi dua yaitu opsi gaya Amerika dan gaya Eropa. Opsi berdasarkan gaya Amerika dapat di-exercise kapanpun selama masa jatuh temponya belum terjadi. Sedangkan opsi bergaya Eropa hanya dapat di-exercise apabila masa jatuh temponya telah terjadi, sebelum masa jatuh temponya terjadi maka pemilik opsi tidak dapat melakukan exercise.
Terdapat tiga kelompok variabel yang secara langsung mempengaruhi harga atau nilai dari opsi. Kelompok pertama terdiri dari variabel yang berhubungan dengan harga aset dasar : Harga terkini (current price) dari aset dasar, volatilitas
dari aset dasar, dan dividen kas dari aset dasar. Kelompok kedua terdiri dari variabel yang berhubungan dengan spesifikiasi kontrak opsi : harga exercise dan jangka waktu jatuh tempo. Variabel-variabel yang termasuk dalam kelompok ketiga atau yang paling penting adalah tingkat suku bunga bebas risiko.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbandingan keakuratan dua buah metode terkait harga Call Option pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Objek Penelitian
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Metode Penelitian
Metode deskriptif
Hasil Penelitian
Nilai price absolute error dari dua metode yaitu Black Scholes dan Monte Carlo dengan jangka waktu jatuh tempo 2 bulan yaitu untuk Metode Black Scholes sebesar 0.02%, sedangkan nilai price absolute error untuk Metode Simulasi Monte Carlo sebesar 2.55%. Berdasarkan nilai price absolute error dengan jangka waktu jatuh tempo 2 bulan, Metode Simulasi Black Scholes memiliki nilai price absolute error yang lebih kecil dibandingkan dengan Metode Monte Carlo
Kesimpulan
Metode Simulasi Black Scholes lebih akurat dibandingkan Metode Monte Carlo

Kaitan dengan Teori atau Referensi
v  Metode Monte Carlo Simulation
Menurut Globalstats Academic, Simulasi monte carlo adalah sebuah simulasi untuk menentukan suatu angka random dari data sampel dengan berdistribusi tertentu. Tujuan simulasi Monte carlo adalah menemukan nilai yang mendekati nilai sesungguhnya, atau nilai yang akan terjadi berdasarkan distribusi dari data sampling.
Dalam dunia investasi, investor dapat memanfaatkan simulasi Monte Carlo untuk mengetahui resiko gagal bayar dari suatu instrumen investasi. Pada dasarnya, dalam dunia keuangan dan perbankan Metode simulasi Monte carlo dapat membantu kita dalam melakukan mitigasi atas resiko.
Prosedur Monte Carlo
o   Tentukan angka sampling yang akan disimulasikan
o   Temukan distribusi dari data sampling yang ada
o   Simulasi berdasarkan distribusi di atas
v  Metode Black Scholes
Salah satu pendekatan perhitungan opsi ini diperkenalkan Fischer Black dan Myron Scholes (1973) dan disebut Black – Scholes Model.
Metode Black-Scholes dapat dirumuskan sebagai berikut:
C = S0 N(d1) – Xe-rT N (d2)
P = Xe-rT N (–d2) – S0 N( –d1)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliandi, dkk (2016) terkait perbandingan harga opsi yang diperoleh dengan model Black Scholes dan simulasi Monte Carlo dengan harga pasar, dapat dilihat bahwa model Black Scholes lebih baik dibandingkan simulasi Monte Carlo dalam menentukan harga opsi. Nilai error model Black Scholes lebih kecil dibandingkan nilai error simulasi Monte Carlo pada berbagai harga pelaksanaan. Hal ini sesuai dengan penelitian ini yang menyatakan bahwa metode Simulasi Black Scholes lebih akurat dibandingkan Metode Monte Carlo.

Rekomendasi untuk Analisis Selanjutnya
Berdasarkan periode waktu penggunaan, opsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu opsi tipe Amerika dan opsi tipe Eropa (Yuliandi, dkk., 2016). Oleh karena itu rekomendasi saya untuk para analisator selanjutnya mungkin dapat mengaitkan kedua metode tersebut (Monte Carlo Simulation dan Black Scholes) dengan pada penentuan harga opsi tipe Amerika. Harapannya agar manfaat dari instrumen opsi itu sendiri lebih maksimal, karena instrumen opsi diciptakan untuk membatasi atau menghilangkan potensi kerugian (Hanafi, 2015: 701). Selain meminimalisir kerugian, instrumen opsi biasanya digunakan oleh perusahaan sebagai sebuah kebijakan berupa program ESOP yang merupakan suatu program kepemilikan saham oleh karyawan yang diharapkan dapat meningkatkan sense of belonging yang dapat memicu transparansi informasi dari para karyawan sehingga akan mendukung peningkatan kinerja perusahaan (Kartikasari dan Astika, 2015).

Daftar Pustaka
Gustyana, dan Andrieta Shintia Dewi. 2014. Analisis Perbandingan Keakuratan Harga Call Option dengan Menggunakan Metode Monte Carlo Simulation dan Metode Black Scholes pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Jurnal Manajemen Indonesia, Vol. 14, No. 3, Desember 2014. pp. 259-268 http://journals.telkomuniversity.ac.id/ijm/article/view/387
Hanafi, Mamduh M. 2015. Manajemen Keuangan Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA
Huang, Hidayat. 2020 (31 Januari). Simulasi Monte Carlo dengan Excel. https://www.globalstatistik.com/simulasi-monte-carlo-dengan-excel/, diakses 28 April 2020, pukul 11:35
Kartikasari, Anak Agung Ayu Indah, dan Ida Bagus Putra Astika. 2015. Pengaruh Harga Eksekusi dan Jumlah Opsi saham Karyawan (ESOP) pada Kinerja Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 11, No. 3, hal. 698-712
Yuliandi, Tomi Desra, dkk. 2016. Perbandingan Metode Black Scholes dan Simulasi Monte Carlo dalam Penentuan Harga Opsi Eropa. Jurnal Matematika UNAND, Vol. 5, No. 1, hal. 7-16

10 komentar:

Review Jurnal Analisis Opsi dan Future Nama / NIM : Yuni Mega Lestari / 17510175 Mata Kuliah : Analisis Sekuritas Dosen Mata Kuliah ...