Nama/NIM : Achmad
Mu’afi Ja’far / 16510091
MataKuliah :
Analisis Sekuritas
Dosen Pengampu : M. Nanang Choiruddin, SE.,MM
1.
Review
Jurnal Futures
Judul Jurnal
|
Determinants
Of Futures Contract Success: Empirical Examination For The Asian Futures
Markets
|
Penulis
|
Mao-Wei Hung,
Bing-Huei Lin, Yu-Chuan Huang, dan Jian-Hsin Chou
|
Volume dan Halaman
|
Nomor 3, Tahun 2011, Halaman 452-458
|
Jurnal
|
Internasional Review of
Economics and Finance
|
Tanggal Review
|
29 April 2020
|
Tahun Jurnal
|
2010
|
Objek Penelitian
|
Faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan kontrak futures yang diperdagangkan di pasar bursa
futures Asia.
|
Tujuan Penelitian
|
Untuk
mengukur pentingnya karakteristik pasar dan kinerja kontrak futures dan
tingkat keberhasilannya.
|
Pendahuluan
|
Untuk memastikan kelangsungan hidup, setiap bursa
berjangka berusaha untuk terus mencari kontrak baru yang akan menghasilkan
bunga yang cukup untuk mempertahankan tingkat volume perdagangan yang
menguntungkan untuk pertukaran. Namun, risiko tidak menjadi sukses sangat
besar dalam daftar kontrak berjangka untuk pertukaran (Carlton, 1984;
Tashjian, 1995; Tashjian & McConnell, 1989 ). Untuk sebagian besar bursa
berjangka, cukup sulit untuk memprediksi keberhasilan atau kegagalan kontrak
berjangka baru. Perkiraan Silber (1981) bahwa antara dua pertiga dan tiga
perempat kontrak baru gagal menarik dan mempertahankan tingkat volume
perdagangan yang menguntungkan. Dalam literatur keuangan, banyak perhatian
telah diberikan pada teori-teori yang menjelaskan keberhasilan atau kegagalan
kontrak berjangka. Ketegangan lain literatur yang menjelaskan keberhasilan
atau kegagalan futures berfokus pada desain kontrak (Black, 1986; Duffie
& Jackson, 1989; Lien & Chan, 2002; Lien & Tse, 2006; Tashjian,
1995). Dalam dua dekade terakhir, Asia Timur menunjukkan pertumbuhan yang
berkelanjutan dan cepat, dengan perubahan struktural yang mengesankan dan
substansial peningkatan standar hidup (Gamra, 2009 ).
|
Metode Penelitian
|
Uji yang di gunakan dalam
penelitian ini merupakan uji regresi mengunakan data panel
|
Pembahasan
|
Ada
banyak kriteria untuk keberhasilan kontrak berjangka. Ukuran yang telah
digunakan dalam penelitian sebelumnya termasuk lamanya waktu diperdagangkan
atau tingkat volume perdagangan tahunan. Di antara mereka, Sandor (1973) menggunakan
cut-off point dari 1000 kontrak diperdagangkan setiap tahun untuk membedakan
keberhasilan dari kontrak yang gagal. Dalam penelitian Silber (1981) tentang
inovasi keuangan oleh futures AS pertukaran antara tahun 1960 dan 1980,
keberhasilan kontrak ditentukan oleh (1) jumlah tahun kontrak diperdagangkan
dan (2) an volume tahunan yang melebihi 10.000 kontrak. Carlton (1984) menganalisis
umur panjang dan persaingan kontrak berjangka AS antara 1921 dan 1983. Dia
mendefinisikan keberhasilan kontrak sebagai volume perdagangan yang melebihi
1000 kontrak per hari. Black (1986) juga
menggunakan kriteria Carlton (1984) untuk
menentukan apakah kontrak berjangka berhasil atau tidak. Selain
itu, Dew
(1981) memperkenalkan kriteria yang lebih ketat, dimana kontrak yang
berhasil didefinisikan sebagai satu dengan volume perdagangan yang melebihi
10.000 kontrak per hari. Selanjutnya, Holder, Tomas,
dan Webb (1999) meneliti faktor-faktor yang dapat menentukan
pemenang atau kalah dari pesaing pertukaran. Mereka mendefinisikan
kontrak yang berhasil sebagai salah satu yang diperdagangkan setidaknya
10.000 kontrak per bulan. Sementara pendekatan yang disebutkan di atas
menderita karena menggunakan tingkat umur panjang atau volume yang
sewenang-wenang untuk menunjuk masa depan. Kesuksesan kontrak, Black (1986) mengemukakan
bahwa maksimalisasi volume perdagangan adalah tujuan pertukaran; oleh
karena itu, keberhasilan kontrak dapat dengan mudah dikuantifikasi dengan
mengukur volume perdagangan untuk kontrak itu. Black (1986) juga
berpendapat bahwa itu jauh lebih baik untuk merancang ukuran berkelanjutan
yang tidak membuang informasi yang berguna
|
1.
Kaitan dengan Teori atau Referensi
Kontrak berjangka atau futures adalah kontrak untuk
membeli atau menjual suatu underlying asset (berupa indeks, saham,
obligasi, dan lain – lain) pada masa mendatang. Kontrak berjangka indeks saham
merupakan kontrak berjangka yang menggunakan
underlying berupa
indeks saham.
Kontrak Futures berisi:
1. Pembeli futures setuju
untuk membeli sesuatu (suatu komoditi atau aset tertentu) dari penjual futures,
dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada
batas waktu yang ditentukan
dalamkontrak.
2. Penjual futures setuju
untuk menjual suatu komoditi atau aset tertentu kepada pembeli futures, dalam
jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada batas waktu yang ditentukan
dalamkontrak.
3. Alternatif ketiga,
penjual kontrak harus menyerahkan sekuritas kepada pembeli kontrak pada tanggal
yangdisepakati.
Dalam kontrak future, ada
beberapa istilah penting yang perlu diperhatikan antara lain:
1.
Sesuatu
(komoditi atau aset) yang disetujui kedua pihak untuk dipertukarkan disebut
dengan underlyingasset.
2. Tanggal yang ditetapkan
untuk melakukan transaksi disebut dengan settlement
dateatau
delivery
date.
3.
Harga
yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang berkepentingan untuk
melakukan transaksi disebut dengan futuresprice.
Harga atas underlying assets dibedakan menjadi initial futures price (harga
awal) dan terminal future price (harga pada saat kontrak futures di exercise) apabila
terminal futures price lebih rendah daripada initial futures ketika dilaksanakan exercise, maka penjual akan mendapat profit. Sebaliknya, jika pada
saat dilaksanakan exercise, terminal future pricenya
2.
Rekomendasi
untuk analisis jurnal
Untuk penelitian yang akan datang penambahan penjelasan
lebih terkait metodelogi penelitian dan mempersempit atau lebih mengspesifikasi data yang di gunajan dalam penelitian
3.
Riview
Jurnal Opsi
Judul
Jurnal
|
|
Penulis
|
Syanti Dewi, Ishak Ramli
|
Volume
dan Halaman
|
Vol. 2, No. 2, Oktober 2018:
hlm 300-312
|
Jurnal
|
Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan
Bisnis
|
ISSN
|
2579-6224 (Versi Cetak),
|
Tanggal
Review
|
29
April 2020
|
Tahun
Jurnal
|
2018
|
Objek
Penelitian
|
Opsi saham yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia, BI Rate terkait
transaksi opsi saham selama tahun 2007 – 2008
|
Tujuan
Penelitian
|
Sangat
membantu investor dalam menentukan keputusan
investasinya pada opsi.
|
Pendahuluan
|
Pengaruh
harga saham dan harga eksekusi opsi terhadap nilai opsi saham baik call option maupun put option dapat dijelaskan melalui
perhitungan nilai intrinsik opsi saham. Waktu hingga eksekusi opsi dan
volalitas harga saham di pasar memiliki hubungan positif dengan nilai opsi
saham baik call maupun put. Semakin lama waktu hingga
eksekusi dan semakin tinggi volalitas harga saham di pasar, semakin bernilai pula harga call option atau put option.
Tingkat suku bunga bebas risiko memiliki hubungan positif dengan opsi call
saham dan sebaliknya memiliki hubungan negatif dengan opsi put saham.
Pembayaran dividen akan berpengaruh pada harga call option maupun put
option (Bodie, Kane dan Marcus, 2006 : 747 – 748). Pada hakikatnya nilai
dari pemegang opsi (option holder)
akan meningkat ketika volatilitas dari saham sebagai underlying asset-nya meningkat pula. Keberadaan executive stock options secara
signifikan mempengaruhi volatilitas dari return
saham perusahaan (Clifford S. Ang, dan Daniel Vincent H. Borja, 2003). Nilai opsi akan
meningkat bila volatilitas dan waktu jatuh tempo ikut meningkat. Simplified option pricing formulas hanya
ditentukan oleh underlying asset (harga
saham dan harga eksekusi) dan waktu jatuh tempo (Moawia Alghalith, Christos
Floros, dan Thomas Poufinas,2014).Model Black-Scholes dengan kecenderungan
volatilitas yang tetap, tidak bisa menyesuaikan dengan harga opsi (option price) meskipun dalam
aplikasinya, volatilitas merupakan parameter yang digunakan untuk bisa
mendapatkan harga opsi.
|
Metode
Penelitian
|
Metode
analitik merupakan suatu metode perhitungan dengan
|
tujuan menghasilkan nilai eksak, sedangkan metode
numerik merupakan suatu metode yang menghasilkan nilai aproksimasi atau
pendekatan sehingga akan terdapat galat (error)
di dalamnya.
|
|
Pembahasan
|
penelitian ini menjawab sebagian harga opsi yang
dikemukakan Bodie, Kane, Marcus (2002) bahwa harga saham, harga strike,
volatilitas, time to maturity dan interest rate merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi harga opsi. Di pasar opsi BEI harga opsi masih dipengaruhi oleh
faktor lain seperti harga underlying asset, harga strike, waktu jatuh tempo,
volatilitas dan tingkat suku bunga (Lee Lowell, 2007). Sehingga harga saham
tidak bisa digunakan sebagai patokan untuk penentuan harga opsi di Indonesia,
khususnya pada harga opsi beli. Hal ini terlihat dari data harga saham pada
harga opsi beli yang rata-rata out of money sehingga investor mengalami
kerugian pada saat meng-exercisenya. Berdasarkan hasil pengujian yang
dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa harga strike tidak signifikan
mempengaruhi harga opsi beli di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil
pengujian yang dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa time to maturitytidak
signifikan positif mempengaruhi harga opsi saham di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa
volatilitas harga saham tidak signifikan mempengaruhi harga opsi saham di
Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh
penulis, diketahui bahwarisk-free interest rate tidak signifikan mempengaruhi
harga opsi saham di Bursa Efek Indonesia. pengujian dalam penelitian ini
tidak sesuai dengan penelitian Roon dan Veld (1996) yang mengatakan bahwa
opsi yang di-exercise lebih awal dipengaruhi secara signifikan oleh interest
rate dan pada tingkat yang lebih rendah, waktu jatuh tempo.
|
4.
Kaitan dengan Teori atau Referensi
Opsi
(option) adalah suatu kontrak berupa
hak (bukan kewajiban) bagi
pembeli kontrak opsi
untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu kepada
penjual kontrak opsi
pada harga tertentu
dan dalam jangka
waktu yang telah
ditentukan di muka.
Sebagai salah satu
instrumen derivatif di pasar modal, ada beberapa underliying asset atau aset
yang dapat dijadikan
dasar opsi tersebut.
Opsi dalam dunia
pasar modal adalah
suatu hak yang
didasarkan pada suatu perjanjian untuk membeli atau menjual suatu
komoditi surat berharga keuangan, atau suatu
mata uang asing
pada suatu tingkat
harga yang telah
disetujui (ditetapkan di muka)
pada setiap waktu dalam masa tiga bulan kontrak. Opsi
dapat digunakan untuk
meminimalisasi risiko dan sekaligus memaksimalkan keuntungan dengan daya ungkit
(leverage) yang lebihbesar.
Opsi
saham adalah salah satu jenis kontrak opsi
yang menggunakan saham
sebagai asset yang mendasari (underlying asset). Opsi saham diterbitkan oleh investor untuk dijual kepada investor lainnya, perusahaan yang
merupakan emiten dari
saham yang dijadikan
patokan tersebut tidak terlibat
dalam transaksi opsitersebut.
Penentuan Harga Opsi
Model
penentuan harga opsi yang paling terkenal dan banyak digunakan adalah model
Black-Scholes yang dikembangkan oleh Fisher Black dan Meyron Scholes pada tahun
1973. Model ini menggunakan beberapa asumi, yaitu:
- Tingkat
suku bunga bebas risiko jangka pendek diketahui dan nilainyakonstan.
- Harga
saham mengikuti pola acak yang berdistribusi lognormal dengan variansi return dari harga sahamkonstan.
- Tidak
ada pembayaran dividen pada saham selama sisa usiaopsi
- Opsi
yang digunakan adalah opsi tipe Eropa, yaitu opsi yang hanya dapat digunakan
pada saat jatuhtempo.
- Tidak ada biaya transaksi dalam menjual atau membeli saham atauopsi.
- Diperbolehkan bagi pembeli untuk membayar terlebih dahulu sebagian tertentu dari harga sekuriti.
- Tidak
ada penalti terhadap short-selling.
Penjual yang belum memiliki sekuriti untuk dijual dapat menyetujui harga
sekuriti yang ditawarkan oleh pembeli, kemudian sepakat menyelesaikan kontrak
dengan pembeli di masa yang akan datang dengan membayar sesuai harga sekuriti
yang telahdisepakati.
5.
Rekomendasi
Adalah untuk penelitian selanjutnya
seharusnya dilakukan penulisan yang lebih lengkap mengenai variabel nya.
DAFTAR
PUSTAKA
Bittman, J.B.
2009. Tingkatkan Profit Melalui Opsi.
Diterjemahkan oleh: Rayendra L.T. Jakarta: Elex Media Komputindo. Terjemahan
dari: Trading Options as a Professional
BlAmin, Kaushik I., Joshua Coval,
dan H. Nejat Seyhun. (2004). Index Option Prices and Stock Market Momentum. Journal of Business. No.77. Hal.
835-873.
An, Byeong-Je., Andrew Ang, Turan
Bali dan Nusret Cakici (2013). The JointCross Section of Stocks and
Options.Stocks and Options
Andersson, Soren Thomas. (1993).
Two Methods for Valuing Convertible Bonds- A Comparison.
Black, F. dan
M. Scholes. (1973). The Pricing of Options and Corporate Liabilities. Journal of Political Economy.Vol. 81.
No. 3. Hal. 637–654.
Bodie, Kane,
Marcuz. (2002). Investments. New York
: McGraw-Hill.
Chan, Kalok,
Y. Peter Chung, dan Herb Johnson. (1993). Why Option Prices Lag Stock Prices: A
Trading BasedExplanation. Journal of
Finance. Vol. 48. Hal.1957-1967.
Darmadji, T.,
& Fakhruddin, H. M. (2001). Pasar
Modal di Indonesia: pendekatan tanya jawab.
Jakarta: Salemba Empat.
Fabozzi, F.
J. (2000). Manajemen Investasi. Jakarta:
Salemba Empat.
Outlook
Ekonomi Indonesia 2009 – 2014. Krisis Ekonomi Global dan Dampaknya Terhadap
Perekonomian Indonesia. Edisi Januari 2009.
Terimakasih informasinya. Sangat bermanfaat
BalasHapus