OPSI
Judul
Review Jurnal : Opsi Saham Pada
Pasar Modal Di Indonesia (Studi Pasar
Opsi Saat Pasar Opsi Masih Berlangsung Di Bursa Efek Indonesia)
Nama /
NIM : Rohmatul
Fitriana Annisa / 17510131
Mata
Kuliah : Analisis
Sekuritas
Dosen
Mata Kuliah : M. Nanang Choiruddin,
SE., MM.
JURNAL
|
Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis
|
VOLUME & HALAMAN
|
Vol. 2, No. 2, & halaman 300-312
|
TAHUN
|
Oktober 2018
|
PENULIS
|
Syanti Dewi, Ishak Ramli
|
LATAR BELAKANG
|
Pasar opsi dipasar modal Indonesia sudah tidak
berjalan sejak tahun 2010, padahal opsi saham sebagai derivatif merupakan
suatu instrumen keuangan yang diharapkan akan mengamankan risiko saham yang
bersangkutan. Dengan menggunakan derivatif maka investor atau pengusaha dapat
mengalihkan risiko keuangannya karena mereka telah melindungi diri dari
ketidakpastian (hedging the risk). Salah satu instrumen derivatif yang
memegang peran penting dalam pasar derivatif adalah opsi. Ada lima faktor
yang mempengaruhi nilai opsi antara lain : (1) nilai dari underlying asset
; (2) harga exercise ; (3) nilai waktu uang : (4) volatilitas yang diharapkan ; dan (5) time
to maturity (periode waktu jatuh tempo), semakin lama masa waktu jatuh
tempo maka akan semakin besar nilai opsi (Fabozzi, 2003: 24).
Penelitian ini juga menggunakan faktor – faktor lain
yang mempengaruhi harga opsi yakni harga saham, dan suku bunga bebas risiko.
|
DASAR TEORI
|
Teori 1 :
Ada lima faktor yang mempengaruhi nilai opsi antara
lain :
(1) nilai dari underlying asset; semakin
besar harga dari underlying asset maka semakin besar nilai dari opsi
call;
(2) harga exercise, semakin rendah harga strike
maka semakin besar nilai dari opsi call;
(3) nilai waktu uang, opsi call merupakan hak untuk
membeli aset suatu waktu di masa depan. Dan dikarenakan opsi merupakan
pembelian di masa depan maka semakin besar biaya kesempatan, akan semakin
besar pula nilai opsi;
(4) volatilitas yang diharapkan, semakin besar
volatilitas dari nilai underlying asset maka akan semakin besar pula nilai
dari opsi saham; dan (5) time to maturity (periode waktu jatuh tempo),
semakin lama masa waktu jatuh tempo maka akan semakin besar nilai opsi
(Fabozzi, 2003: 24).
Teori 2 :
Tingkat suku bunga bebas risiko memiliki hubungan
positif dengan opsi call saham dan sebaliknya memiliki hubungan negatif dengan
opsi put saham. Pembayaran dividen akan berpengaruh pada harga call option
maupun put option (Bodie, Kane dan Marcus, 2006 : 747 – 748).
|
PENELITIAN TERDAHULU
|
- Benjamin
Blau dan Chip Wade (2013)
- Amin, Coval, and Seyhun (2002)
- Alghalith, Floros dan Poufinas (2014)
- Markus Herzberg dan Philipp Sibbertsen (2004)
- Duarte dan Jones (2007)
- Fabozzi (2003)
|
OBJEK PENELITIAN
|
Variabel Independen :
§ Harga saham,
§ Strike price,
§ Waktu jatuh tempo,
§ Volatilitas, dan
§ Suku bunga bebas risiko.
Variabel terikat : Data harga opsi saham dari
panggilan saham yang terdaftar atau perdagangan put option di Bursa Efek
Indonesia selama 2007-2008.
|
TUJUAN PENELITIAN
|
§ Menguji apakah harga saham, harga strike, time
to maturity, volatilitas harga saham, risk-free interest rate
secara bersama-sama mempengaruhi harga
opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
§ Menguji apakah masing – masing harga saham, harga strike,
time to maturity, volatilitas, risk-free interest rate mempengaruhi
harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
|
METODE PENELITIAN
|
Populasi : opsi saham yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia, BI Rate terkait transaksi opsi saham selama tahun 2007 – 2008.
Sample : empat saham perusahaan yang tercatat dalam
seluruh kontrak opsi saham di BEI pada periode tersebut yakni PT Astra
Internasional Tbk (ASII), PT Telekomunkasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indofood
Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Bank Asia Central Tbk (BBCA).
Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan
program Eviews 6 yakni model regresi berganda.
|
HASIL PENELITIAN
|
1.
Model Regresi
§ Harga opsi beli paling besar dipengaruhi oleh suku
bunga bebas risiko. Diikuti harga saham,volatilitas, harga strike dan time
to maturity saat pasar opsi masih berlangsung di BEI.
§ Harga opsi jual paling besar dipengaruhi oleh suku
bunga bebas risiko. Diikuti harga strike, harga saham,volatilitas dan time
to maturity saat pasar opsi masih
berlangsung di BEI.
2.
Pengujian
Simultan Harga Opsi
Harga saham, harga strike, time to
maturity, volatilitas dan risk-free interest rate secara simultan
signifikan positif mempengaruhi harga opsi beli maupun harga opsi jual saat
pasar opsi masih berlangsung di BEI pada periode 2007-2008
3.
Pengujian
Parsial Harga Opsi Beli
Harga saham, harga strike, time to
maturity, volatilitas harga saham dan risk-free interest rate
secara parsial tidak signifikan mempengaruhi harga opsi beli, sedangkan hanya
harga saham dan volatilitas harga saham yang secara parsial signifikan
positif mempengaruhi harga opsi beli saat pasar opsi masih berlangsung di
Bursa Efek Indonesia (BEI)
4.
Pengujian
Parsial Harga Opsi Jual
Harga saham secara parsial signifikan
negatif dan harga strike secara parsial signifikan positif
mempengaruhi harga opsi jual, sedangkan time to maturity, volatilitas
harga saham dan risk-free interest rate secara parsial tidak
signifikan mempengaruhi harga opsi jual saat pasar opsi masih berlangsung di
BEI.
5.
Koefisien
Determinasi (R2)
|
KESIMPULAN
|
Harga saham, harga strike, time to
maturity, volatilitas dan risk-free interest rate secara bersama-sama
signifikan positif mempengaruhi harga opsi saham baik itu harga opsi beli
maupun harga opsi jual di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2008 saat pasar
opsi masih berlangsung.
Harga saham tidak signifikan mempengaruhi harga opsi
beli di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh
penulis, diketahui bahwa harga strike tidak signifikan mempengaruhi
harga opsi beli di Bursa Efek Indonesia, time to maturity tidak
signifikan positif mempengaruhi harga opsi saham di Bursa Efek Indonesia,
volatilitas harga saham tidak signifikan mempengaruhi harga opsi saham di
Bursa Efek Indonesia, bahwa risk-free interest rate tidak signifikan
mempengaruhi harga opsi saham di Bursa Efek Indonesia.
|
Referensi
:
Menurut Tandelilin (2001), menyebutkan bahwa opsi merupakan suatu
kontrak atau perjanjian antara dua pihak, dengan pihak pertama adalah sebagai
pembeli yang memiliki hak untuk membeli atau menjual dari pihak kedua yaitu
penjual terhadap suatu asset tertentu pada harga dan waktu yang telah ditentukan.
Jadi opsi merupakan salah satu instrument turunan (derivatif) dalam
pasar modal yang digunakan untuk memaksimalkan keuntungan dengan daya ungkit
yang besar (leverage) namun dengan risiko yang dapat diminimalkan.
Kontrak opsi memberikan hak kepada pemegang opsi (holder) untuk
membeli suatu aset pokok (underlying asset) pada tingkat harga tertentu
dan pada saat tanggal tertentu. Berdasarkan hak yang diberikan kontrak opsi
dibedakan menjadi dua macam yaitu calls sebagai hak beli dan puts
sebagai hak jual. Pembeli atau pemilik calls memiliki hak untuk membeli aktiva
pada harga tertentu dan pada tanggal tertentu di masa yang akan datang.
Sebaliknya pembeli atau pemilik puts memiliki hak untuk menjual aktiva tertentu
pada harga tertentu di masa yang akan datang. Sedangkan jika dibedakan
berdasarkan waktu penggunaan hak yang diberikan kepada pemegang opsi saham,
opsi saham dibedakan menjadi dua yaitu tipe Eropa dan tipe Amerika.
Faktor
– faktor yang Mempengaruhi Harga Opsi
a.
Harga komoditas
(S) merupakan komoditas merupakan nilai komoditas pada pasar modal yang menjadi
penentu harga opsi yang paling penting, karena jika harga komoditas jauh di
atas atau jauh di bawah dari harga pelaksanaan, maka faktor lain menjadi tidak
begitu penting.
b.
Tingkat suku bunga
bebas risiko, sangat mempengaruhi harga-harga komoditas di pasar modal. Apabila
tingkat suku bunga bebas risiko tinggi, maka nilai opsi call akan semakin
tinggi dan nilai opsi put akan semakin rendah. Sebaliknya apabila tingkat suku
bunga bebas risiko rendah, maka nilai opsi call akan semakin rendah dan nilai
opsi put akan semakin tinggi
c.
Harga Pelaksanaan
Opsi (K), bersifat tetap sepanjang waktu jatuh tempo opsi. Semakin rendah harga
pelaksanaan, maka harga opsi call akan semakin tinggi. Sedangkan untuk opsi
put, semakin tinggi harga pelaksanaan, maka harga opsi put akan semakin tinggi.
d.
Waktu Jatuh Tempo
(T). Setelah melewati waktu jatuh tempo sebuah opsi tidak memiliki nilai,
ketika itu opsi tersebut dapat dilaksanakan. Semakin lama waktu jatuh tempo
sebuah opsi maka semakin tinggi nilai opsi tersebut.
e.
Volatilitas Harga
Saham. Volatilitas dapat memperlihatkan apabila harga saham relatif stabil,
maka nilai dari opsi akan cenderung rendah. Sebaliknya jika harga komoditas
semakin berfluktuasi, maka semakin tinggi nilai opsi tersebut.
f.
Dividen merupakan
keuntungan perusahaan yang diberikan kepada semua pemegang komoditas. Pembagian
dividen akan cenderung menurunkan atau mengurangi nilai opsi call. Sebaliknya
adanya dividen akan cenderung meningkatkan nilai opsi put.
Rekomendasi
: Penelitian selanjutnya lebih mencakup faktor – faktor lain seperti nilai
waktu uang, dividen, transaction cost, volume opsi, dan ukuran kontrak
opsi. Dan juga penggunaan metode analisis yang lebih dirinci.
Daftar Pustaka : https://scholar.google.com
Judul
Review Jurnal : Efektivitas Strategi Hedging Menggunakan Kontrak Indeks LQ45 Futures dalam Meminimalisasi Risiko Sistematis Portofolio
Nama /
NIM : Rohmatul
Fitriana Annisa / 17510131
Mata
Kuliah : Analisis
Sekuritas
Dosen
Mata Kuliah : M. Nanang
Choiruddin, SE., MM.
JURNAL
|
Jurnal Bisnis dan Manajemen
|
VOLUME & HALAMAN
|
Vol. 2, No. 2
|
TAHUN
|
Februari 2010
|
PENULIS
|
Nadia Asandimitra Haryono dan M. Riadhos Solichin
|
LATAR BELAKANG
|
Di
Indonesia, instrumen derivatif yakni kontrak berjangka (futures)
pertama kali
diluncurkan
oleh PT. Bursa Efek Surabaya dengan mengeluarkan produk LQ45 futures sebagai underlying
indeks pertama. Kontrak indeks LQ45 futures merupakan kontrak berjangka dengan underlying aset-nya adalah indeks LQ45 pada Bursa Efek
Jakarta. Keberadaan sekuritas derivatif di Indonesia, khususnya kontrak
berjangka indeks saham LQ45 menimbulkan berbagai tanggapan pro dan kontra mengenai
keuntungan atau manfaat kontrak future (Sembel dan Fardiansyah, 2002:38). Penelitian ini berusaha untuk menjawab pertanyaan apakah kontrak
indeks LQ45 futures efektif
digunakan sebagai strategi hedging untuk meminimalisasi risiko portofolio.
Penelitian ini membandingkan
varians antara portofolio murni (unhedged portofolio) dengan portofolio
yang telah dilindungi (hedged portofolio) untuk mengukur efektivitas hedging
dalam mempengaruhi risiko sistematis portofolio.
|
DASAR TEORI
|
1. Jones (2002:499), Investor memerlukan kontrak futures
indeks saham untuk melindungi aset dari risiko sistematis, yaitu dengan
melakukan hedging terhadap risiko sistematis atau risiko pasar dengan menjual sejumlah kontrak futures
yang sepadan dengan portofolio saham yang dikelola
2. Floros dan
Vougas (2006:15), Strategi hedging akan efektif jika
perubahan harga spot dan
futures saling menyetarakan
3. Sambel dan
Fardiansyah (2000:38),
keberadaan sekuritas derivatif di Indonesia, khususnya kontrak berjangka
indeks saham LQ45 menimbulkan berbagai tanggapan pro dan kontra mengenai
keuntungan atau manfaat kontrak future.
|
PENELITIAN TERDAHULU
|
- Lan (2000)
Malaysia
|
OBJEK PENELITIAN
|
Varians return unhedged portofolio
Varians return hedge portofolio
Efektivitas hedging
|
TUJUAN PENELITIAN
|
Untuk mengetahui berapa besar risiko sistematis pada
masing – masing portofolio atau dapat digunakan untuk mengetahui ukuran
risiko sistematis pada pasar spot dan futures.
|
METODE PENELITIAN
|
Metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Data
yang digunakan juga tergolong data sekunder yang diperoleh dari BEI.
|
HASIL PENELITIAN
|
1. Varians Return : Dari penghitungan rata-rata return
bulanan masing-masing portofolio tahun 2004-2005 diketahui bahwa jika return
bulanan baik itu return bulanan hedged maupun unhedged portofolio
pada bulan-bulan tertentu menghasilkan return negatif (capital loss).
2. Penghitungan total
varians masing-masing portofolio baik itu hedged maupun unhedged
portofolio dari tahun 2004 sampai 2005 meningkat sekitar 50%, pada tahun 2004
kondisi perekonomian Indonesia mendapatkan sinyal positif sehingga hal ini
berdampak pada kinerja perdagangan saham di BEJ yang menyebabkan pola
transaksi perdagangan pada pasar berjangka di BES yakni kontrak indeks LQ45
futures turut mengalami peningkatan. Sedangkan pada tahun 2005 dimana kondisi
perekonomian Indonesia agak sedikit mengalami penurunan akibat inflasi
November 2005 hal ini mengindikasikan bahwa tingkat inflasi (risiko risiko sistematis) yang dihadapi oleh investor semakin
tinggi, sehingga hal tersebut juga mempengaruhi pola transaksi perdagangan
baik pada pasar spot dan futures.
3. Risiko
sistematis pada pasar berjangka
(futures) lebih besar dari risiko sistematis pada pasar spot selama
periode penelitian yakni tahun 2004 sampai 2005.
4. Penghitungan
efektivitas hedging dengan menggunakan kontrak indeks LQ45 futures menghasikan tingkat efektivitas sebesar
-9%. Hasil penghitungan efektivitas hedging negatif, karena varians return
unhedged portofolio lebih kecil dari varians return hedged
portofolio. Hal tersebut menunjukkan bahwa strategi hedging yang
dilakukan tidak efektif karena justru menambah risiko sistematis portofolio
yang dimiliki oleh investor pada pasar spot sebesar 9%.
|
KESIMPULAN
|
o
Hasil penelitian ini menemukan bahwa varians return hedged
portofolio (11,39) lebih besar dari varians return unhedged portofolio
(10,49).
o
Kontrak indeks LQ45 futures merupakan sebuah instrumen yang dapat
digunakan untuk melakukan strategi hedging (lindung nilai), terbukti
tidak efektif. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penghitungan efektivitas
hedging sebesar -9%. Besaran efektivitas hedging jika menghasilkan hasil yang
negatif, maka strategi hedging dikatakan tidak efektif dalam meminimalisasi
risiko sistematis portofolio, karena justru menambah risiko portofolio pada
pasar spot.
|
Referensi
:
Kontrak berjangka adalah perjanjian atau kesepakatan untuk membeli atau
mejual aktiva tertentu dengan harga dan kurun waktu tertentu di masa yang akan
datang (Siahaan, 2008). Kontrak berjangka diperdagangkan di berbagai bursa di dunia.
Bursa berjangka merupakan alternatif pasar yang dapat dimanfaatkan untuk
mengubah tingkat risiko suatu aktiva pada saat diperoleh suatu informasi baru
(Hull J. C., 2002). Pada kontrak future pembayaran dilakukan pada waktu jatuh
tempo, tetapi pada awal kontrak, pembeli diminta untuk memberikan sejumlah dana
(disebut dengan margin), untuk mengurangi risiko gagalnya pelaksanaan kontrak
tersebut pada saat jatuh tempo.
Pada dasarnya hampir mempunyai karakteristik yang sama dengan opsi.
Perbedaannya adalah bahwa pada instrumen opsi, pembeli diperbolehkan untuk
tidak melaksanakan haknya (hanya bersifat hak), sedangkan pada futures pembeli
harus melaksanakan kontrak perjanjian yang telah disepakati (bersifat
kewajiban). Di samping digunakan sebagai instrumen spekulasi, futures juga
dapat berfungsi sebagai hedging (lindung nilai) untuk mengurangi ketidakpastian
harga di masa yang datang. Dengan membeli futures, seseorang dapat melindungi
investasinya dari fluktuasi harga yang tidak diharapkan di masa yang datang.
Rekomendasi
: Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan pengukuran efektivitas hedging
yang lain untuk menghasilkan hasil perhitungan yang lebih baik dan lebih
akurat. Serta perluasan penelitian terhadap instrumen derivatif lainnya seperti Kontrak Opsi di BEI atau
BEJ.
Daftar Pustaka : https://scholar.google.com
Mantap , terimakasih ilmunya bermanfaat sekali
BalasHapusTerimakasih informasinya. Sangat bermanfaat
BalasHapus