Nama/NIM :
Tyas Agustin Setyaningrum/17510030
Mata Kuliah : Analisis Sekuritas
Dosen Mata Kuliah : M.
Nanang Choiruddin, S.E., M.M
REVIEW JURNAL NASIONAL TERKAIT ANALISIS OPSI
REVIEW JURNAL NASIONAL TERKAIT ANALISIS OPSI
Judul
|
Opsi Saham Pada
Pasar Modal di Indonesia (Studi Pasar Opsi Saat Pasar Opsi Masih Berlangsung
di Bursa Efek Indonesia)
|
Jurnal
|
Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis
|
Volume & Halaman
|
Vol. 2, No. 2: hlm
300-312
|
Tahun
|
Oktober 2018
|
ISSN
|
ISSN-L 2579-6232 (Versi Elektronik)
|
Penulis dan
Institusi Asal
|
Syanti Dewi, Ishak Ramli (Dept Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Tarumanagara, Jakarta)
|
Reviewer
|
Tyas Agustin Setyaningrum (17510030)
|
Tanggal
|
02 Mei 2020
|
Abstrak Jurnal
|
Pasar pertukaran
opsi saham tidak
berfungsi lagi di
Bursa Efek Indonesia,
dengan menggunakan pasar pertukaran opsi data untuk periode
berjalan 2007-2008, kami menganalisis pengaruh harga saham, strike price,
waktu jatuh tempo, volatilitas, dan suku bunga bebas risiko. pada harga opsi saham dari
panggilan saham yang terdaftar
atau perdagangan put
option di Bursa
Efek Indonesia selama
2007-2008. Hasil penelitian menemukan
bahwa harga saham,
strike price, waktu
jatuh tempo, volatilitas
dan suku bunga bebas risiko positif signifikan
mempengaruhi harga opsi saham baik harga opsi beli atau harga opsi jual di Bursa Efek
Indonesia periode 2007-2008.
Sementara tidak ada
variabel yang secara
signifikan mempengaruhi
opsi panggilan selama
periode 2007-2008, lebih
lanjut harga saham
dan harga strike secara signifikan
mempengaruhi harga opsi
beli. Waktu untuk
jatuh tempo, Volatilitas, dan
tingkat suku bunga bebas risiko
tidak secara signifikan mempengaruhi harga opsi put. Itulah sebabnya pasar
bursa opsi saham berhenti karena
investor tidak yakin
dengan harga opsi
saham versus risiko
volatilitas, waktu hingga jatuh
tempo , dan tingkat bebas risiko
|
Latar Belakang
Masalah
|
Pasar opsi dipasar modal
Indonesia sudah tidak berjalan sejak tahun 2010, padahal opsi saham
sebagai derivatif merupakan suatu instrumen keuangan yang diharapkan akan mengamankan risiko
saham yang bersangkutan. Merupakan
suatu kesepakatan antara dua pihak
yang mempunyai suatu
nilai tertentu yang
ditetapkan berdasarkan harga
sesuatu yang lain.
|
Tujuan Penelitian
|
a. Menguji
apakah harga saham, harga strike, time to maturity, volatilitas harga saham,
risk-free interest rate
secara bersama-sama mempengaruhi harga
opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa
Efek Indonesia.
b. Menguji
apakah harga saham mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa
Efek Indonesia.
c. Menguji
apakah harga strike mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa
Efek Indonesia
d. Menguji apakah
time to maturity
mempengaruhi harga opsi
saham saat
pasar opsi masih berlangsung di
Bursa Efek Indonesia.
e. Menguji
apakah volatilitas harga saham mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa
Efek Indonesia
f.
Menguji risk-free interest rate mempengaruhi harga opsi saham saat pasar
opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia
|
Subjek Penelitian
|
Subjek pada penelitian ini terkait
opsi saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, BI Rate
terkait transaksi opsi saham selama tahun 2007 –2008, yaitu periode mulai ditransaksikan kembali
kontrak opsi saham
setelah sempat terhenti
sejak tahun 2004.Mengingat data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh data transaksi opsi saham yang
terjadi pada BEI,
maka penenelitian ini
menggunakan data sensus transaksi saham yang terjadi pada di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2007
– 2008 (saat pasar
opsi masih berlangsung
di Bursa Efek
Indonesia). Hanya ada
empat saham perusahaan yang
tercatat dalam seluruh kontrak opsi saham di BEI pada periode tersebut yakni PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT
Telekomunkasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan
PT Bank Asia Central Tbk (BBCA).
|
Kajian Teori
|
Ada lima faktor
yang mempengaruhi nilai
opsi antara lain
: (1) nilai
dari underlying asset; semakin besar harga dari underlying asset maka
semakin besar nilai dari opsi call; (2) harga
exercise, semakin rendah harga stike maka semakin besar nilai dari opsi
call; (3) nilai waktu uang, opsi call merupakan hak untuk membeli aset suatu
waktu di masa depan. Dan dikarenakan opsi merupakan pembelian di masa depan
maka semakin besar biaya kesempatan,
akan semakin besar
pula nilai opsi;
(4) volatilitas yang diharapkan, semakin besar volatilitas
darinilai underlying asset maka akan
semakin besar pula nilai dari opsi saham; dan (5) time to maturity (periode waktu jatuh
tempo), semakin lama masa waktu jatuh tempo maka akan semakin besar nilai
opsi (Fabozzi, 2003: 24).
|
Metode Analisis
Data
|
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi
linier berganda serta proses analisis data dilakukan dengan menggunakan
program Eviews 6.
|
Hasil Penelitian
|
Berdasarkan hasil
pengujian yang dilakukan
oleh penulis, diketahui
bahwarisk-free interest
rate tidak signifikan
mempengaruhi harga opsi
saham di Bursa
Efek Indonesia. Hasil pengujian sesuai dengan
pendapat Fabozzi (2003) yang mengatakan
bahwa tingkat suku bunga bebas
risiko tidak termasuk
dalam faktor yang
mempengaruhi harga opsi.
Sedangkan hasil pengujian dalam
penelitian ini tidak
sesuai dengan penelitian
Roon dan Veld
(1996) yang mengatakan bahwa
opsi yang di-exercise lebih awal
dipengaruhi secara signifikan oleh
interest rate dan pada tingkat
yang lebih rendah, waktu jatuh tempo. Hal
yang menyebabkan risk-free interest rate
tidak signifikan mempengaruhi harga
opsi adalah periodejatuh tempo
opsi yang rata-rata cepat
sebelum expiration date sehingga tingkat suku bunga bebas risiko
yang diambil ditetapkan oleh Bank Indonesia melalui Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) dengan jangka waktu 1 bulan di setiap bulannya tidak memiliki pengaruh
yang kuat.
|
Keterkaitan dengan
Teori atau Referensi yang Digunakan
|
Opsi saham (stock
option) merupakan salah
satu produk derivatif
yang banyak diperdagangkan di
negara-negara yang pada
umumnya memiliki kondisi
pasar modal yang sudah
maju. Hal ini
dikarenakan adanya beberapa manfaat yang
didapatkan yaitu sebagai alat
manajemen resiko ( pemodal yang memiliki put option atas suatu underlying
asset dapat melakukan hedging melalui penundaan penjualan saham yang
dimilikinya bila harga underlying asset-nya
turun dratis secara
tiba-tiba, sehingga dapat
menghindari resiko
kerugian), memberikan waktu
yang fleksibel (untuk option
tipe amerika dimana pemegang call maupun put option
dapat menetukan apakah akan melaksanakan haknya atau tidak
hingga masa jatuh
tempo berakhir), menyediakan
sarana spekulasi (para pemodal dapat
memperoleh keuntungan jika
dapat memperkirakan harga
naik dengan mempertimbangkan membeli
call option, dan
sebaliknya bila memperkirakan harga cenderung turun
dapat mempertimbangkan untuk
membeli put option),
leverage(memberikan hasil investasi
yang lebih besar
dibandingkan dengan bila
menanam dananya pada saham),
diversifikasi (dengan melakukan
perdagangan option dapat memberikan kesempatan kepada pemodal
untuk melakukan diversifikasi portofolio untuk tujuan memperkecil resiko
investasi portofolio), penambahan pendapatan (pemodal yang memiliki saham
dapat memperoleh tambahan
pemasukan selain dari
deviden, yaitu dengan
menerbitkancall optionatas saham mereka), teori ini sama halnya teori yang
berlaku saat ini yang disampaikan oleh Bapepam pada 2003.
Di dalam pasar
yang terdapat biaya
transaksi ( transaction cost),
pemegang American option akan
mengeksekusi opsinya lebih cepat bila dibandingkan dengan tanpa adanya biaya
transaksi. Fenomena ini berlaku
untuk put option maupun call option yang sahamnya tercatat
tidak melakukan pembagian
dividen. Semakin tinggi
level biaya transaksi atau
semakin tinggi pemegang opsi ( option holder) dalam menghindari risiko, semakin cepat
pula pemegang American
option untuk meng-exercise opsinya
(Valeri Zakamouline, 2003).
Keuntungan yang berasal
dari peningkatan likuiditas
di dalam pasar
underlyingdikarenakan adanya hedging,
arbitrage dan stategi
trading baru. Efisiensi
dan biaya transaksi yang
rendah dari pasar
derivatif membuatnya menjadi
relatif lebih menarik dalam pilihan investasi. Dalam
pasar opsi, price discovery berhubungan dengan trading volume, spreads
di antara kedua
pasar dan volatilitas
saham. Price discovery
dengan harga strike pada
opsi berhubungan dengan
leverage, trading volume
dan spreads. (Chakravarty,
Gulen dan Mayhew, 2004).
|
Rekomendasi
|
Penelitian kali ini mengkaji harga saham, harga
strike, time to maturity, volatilitas
dan risk-free interest
rate secara bersama-sama yang tenyata
hasilnya signifikan positif
mempengaruhi harga opsi
saham baik itu
harga opsi beli maupun
harga opsi jual
di Bursa Efek
Indonesia periode 2007 - 2008
saat pasar opsi
masih berlangsung, saya merekomendasikan untuk peneliti selanjutnya
untuk juga focus pada underlying asset
yaitu strike price karena dengan hal itu investor akan mengetahui
keputusannya apakah sudah baik atau belum karena saham pada harga opsi beli di Indonesia,
yang rata -rata berada di kondisi out
of the money, saat harga strike di atas harga saham bisa merugikan pemegang
kontrak opsi beli.
|
REVIEW
JURNAL INTERNASIONAL TERKAIT ANALISIS FUTURES
Judul
|
Analysis on The Effect of New Futures
Contract Coming Into Market: Taking The Related Metal Futures in SHFE for
Example.
|
Jurnal
|
Elsevier Procedia Computer Science
Direct
|
Volume &
Halaman
|
31 halaman 175 – 183
|
Tahun
|
2014
|
Penulis dan
Institusi Asal
|
Wang Bina dan Long Wen (School of
Management, University of Chinese Academy of Sciences, Beijing 100190, China
dan Research Center on Fictitious Economy & Data Science, Chinese Academy
of Sciences, Beijing 100190, China)
|
Reviewer
|
Tyas Agustin Setyaningrum (17510030)
|
Tanggal
|
02 Mei 2020
|
Abstrak Jurnal
|
Pasar masa depan di Cina telah
dikembangkan selama 20 tahun dan sekarang memasuki masa keemasannya. Kontrak
berjangka baru telah dipercepat terdaftar untuk perdagangan dan struktur
pasar telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir. Penting untuk meneliti efek
dari kontrak berjangka baru pada mereka yang telah diperdagangkan. Dan para
peserta pasar cenderung memperhatikan volatilitas harga di masa depan karena
merupakan salah satu properti terpenting dari kontrak berjangka. Makalah ini
menggunakan model EGARCH untuk meneliti pengaruh jenis baru masa depan pada
volatilitas harga jenis yang ada, mengambil 8 jenis logam berjangka yang
terdaftar diShanghai Future Exchange misalnya. Dan keluar bahwa
volatilitas harga dari kontrak yang ada akan berkurang setelah yang baru masuk pasar.
|
Latar Belakang
Masalah
|
Munculnya kontrak berjangka baru merangsang arbitrase,
terutama yang memiliki korelasi tinggi dengan
kontrak yang
ada. Arbitrager membeli kontrak berjangka terlalu tinggi dan menjual kontrak
berjangka terlalu rendah saat itu spread antara dua kontrak tidak masuk
akal. Perilaku ini mengurangi volatilitas harga sampai batas tertentu. Di atas
segalanya, kontrak baru yang masuk ke pasar akan mengurangi volatilitas harga
dari kontrak yang ada secara teoritis ketika ada sedikit perubahan dalam
struktur pasar dan skala modal.
|
Tujuan Penelitian
|
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
tentang pengaruh
kontrak
berjangka
baru
yang datang
ke pasar
|
Subjek Penelitian
|
SHFE
|
Kajian Teori
|
Ragunathan dan Peker (1997) menganalisis hubungan antara volatilitas
harga, volume perdagangan dan minat terbuka, kemudian temukan pengaruh
positif yang signifikan dari volume perdagangan dan minat terbuka pada
volatilitas harga.
Hua dan Zhong (2004) menganalisis tembaga, aluminium, karet, gandum,
kedelai berjangka dengan model GARCH dan menemukan bahwa volume perdagangan,
minat terbuka dan keterlambatan mereka berpengaruh signifikan terhadap
volatilitas harga.
|
Metode Analisis
Data
|
Karena deret waktu finansial biasanya ada fenomena
volatilitas clustering, residu dari model menggunakan ini data menunjukkan
heteroskedastisitas dan autokorelasi, yang disebut efek ARCH. Engle diusulkan model ARCH yang
banyak digunakan untuk menganalisis deret waktu keuangan. Model ini
mengasumsikan bahwa bersyarat varians residual terkait dengan
kuadrat residu lagging, dan persamaan varians kondisional ditambahkan ke model deret
waktu tradisional untuk menangkap karakteristik dinamis varian. Namun, dalam
studi empiris, Model ARCH yang diestimasi dengan baik seringkali membutuhkan
banyak periode jeda untuk mendapatkan efek pemasangan yang lebih baik, yang
pasti akan terjadi membutuhkan estimasi banyak parameter. Untuk mengatasi
masalah ini, Bollerslev (1986) memodifikasi model ARCH oleh memungkinkan
varian conditional lagged untuk memasuki model serta varians sampel masa
lalu, yang disebut GARCH model. Bukti empiris menunjukkan
bahwa model GARCH dapat lebih menangkap heteroskedastisitas residu seri kembali.
|
Hasil Penelitian
|
Munculnya kontrak baru telah
mengurangi volatilitas kontrak yang ada dengan syarat tidak
ada krisis sistemik yang terjadi. Dampak volatilitas harga dari satu
kontrak baru yang terdaftar untuk varietas terkait, dan
tidak
mempertimbangkan dampak limpahan volatilitas. Bahkan, arbitrase disebabkan
oleh kemunculan kontrak baru yang sering
memperkuat
koneksi di antara kontrak-kontrak yang ada, yang dapat memperbesar efek
limpahan volatilitas secara keseluruhan pasar berjangka. Oleh karena itu,
volatilitas abnormal dari satu kontrak dapat ditransfer ke kontrak lain
dengan lebih mudah setelah kontrak baru masuk ke pasar. Akibatnya
munculnya kontrak baru tampaknya akan meningkatkan
risiko
sistematis, meskipun memang mengurangi volatilitas kontrak tunggal. Di masa
depan kami berharap penelitian ini dampak dari terdaftar baru dapat
diperluas ke seluruh pasar, terutama lebih lanjut menyelidiki risiko sistemik
di pasar.
|
Keterkaitan dengan
Teori atau Referensi yang Digunakan
|
Volatilitas merupakan
pengukuran statistik atas
fluktuasi harga selama
periode tertentu (Laporan Studi Volatilitas Pasar Modal Indonesia dan Perekonomian Dunia, 2001). Volatilitas sering
dipersepsikan sebagai risiko dan dijelaskan oleh simpangan baku atau standard deviation. Penting bagi investor
untuk dapat memahami volatilitas dalam aktivitas trading
di bursa saham. Dengan mengenali volatilitas, maka investor dapat
menilai sebaiknya instrumen apa yang harus dibeli dan disesuaikan dengan
tujuan dari setiap investor.
Awal
terbentuknya futures market untuk mempertemukan kebutuhan antara petani
dengan pedagang (Rialisty, 2003). Ketidakpastian mengenai harga panen menjadi
alasan utama adanya pasar
futures. Risiko ketidakpastian harga
tersebut dapat diatasi
dengan menegosiasikan harga sebelum datangnya hari panen. Petani
dan pedagang membuat suatu kontrak berjangka yang akan disepakati bersama.
Kontrak yang dibuat pada hari itu akan dilaksanakan di waktu kemudian dan juga
pembayarannya ditentukan sesuai dari perjanjian kontrak futures tersebut. Seiring perkembangan zaman,
pasar futures makin
berkembang. Saat ini
tidak hanya komoditas pertanian
saja yang diperdagangkan, tetapi juga
forex (foreign exchange) dan
indeks
Saham
|
Rekomendasi
|
Penelitian
kali ini mengkaji tentang pengaruh kontrak berjangka baru yang datang ke
pasar dimana subjek penelitiannya adalah logam pada SHFE China, saya merekomendasikan untuk peneliti
selanjutnya agar meneliti tentang pengaruh kontrak berjangka baru dengan
subjek yang sama namun akan lebih menarik lagi jika dikaitkan dengan pengaruh
adanya pandemic Covid-19 ini.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Evans, Denise
J.D. dan O.
William Evans. (2007).
The Complete Real
Estate Encyclopedia:
From
AAA Tenant to
Zoning Variancess and
Everything in Between.
First Edition.
McGraw-Hill.
Fabozzi, Frank. J.
(2000). Manajemen Investasi. Jakarta
: Salemba Empat
Hull, John.
C. (2000). Options, Futures
& Others Derivatives.
Fourth Edition. New
Jersey:
Prentice-Hall Inc.
Mishkin, Frederic
S. (2001). The Economic
of Money, Banking
and Financial Market.
New
York: Addison Wesley.
Najand M, Yung K. A GARCH examination of the relationship
between volume and price variability in futures markets. Journal of Futures
Markets 1991.
Rivano, Ricky.
(2006). Analisis Penerapan Black-Scholes
Option Pricing Model dalam Penilaian
Opsi Beli
Saham dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya. Thesis
MM. Universitas
Gajah Mada.
Xie Lei, Wang
Yecheng. Empirical Study on Influence of
Stock Index Futures on Stock Spot Market Fluctuation.Technology Economics
2010
Terimakasih informasinya. Sangat bermanfaat
BalasHapus