Sabtu, 02 Mei 2020

REVIEW JURNAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL TERKAIT ANALISIS OPSI DAN ANALISIS FUTURES (TYAS AGUSTIN SETYANINGRUM/ 17510030/ ANALISIS SEKURITAS KELAS F)


Nama/NIM                 : Tyas Agustin Setyaningrum/17510030
Mata Kuliah               : Analisis Sekuritas
Dosen Mata Kuliah   : M. Nanang Choiruddin, S.E., M.M

REVIEW JURNAL NASIONAL TERKAIT ANALISIS OPSI
Judul
Opsi Saham Pada Pasar Modal di Indonesia (Studi Pasar Opsi Saat Pasar Opsi Masih Berlangsung di Bursa Efek Indonesia)
Jurnal
Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis
Volume & Halaman
Vol. 2, No. 2: hlm 300-312
Tahun
Oktober 2018
ISSN
  • ISSN 2579-6224 (Versi Cetak)

ISSN-L 2579-6232 (Versi Elektronik)
Penulis dan Institusi Asal
Syanti Dewi, Ishak Ramli (Dept Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Tarumanagara, Jakarta)
Reviewer
Tyas Agustin Setyaningrum (17510030)
Tanggal
02 Mei 2020


Abstrak Jurnal


Pasar  pertukaran  opsi  saham  tidak  berfungsi  lagi  di  Bursa  Efek  Indonesia,  dengan  menggunakan  pasar pertukaran opsi data untuk periode berjalan 2007-2008, kami menganalisis pengaruh harga saham, strike price, waktu jatuh tempo, volatilitas, dan suku bunga  bebas risiko. pada harga opsi saham dari panggilan saham  yang  terdaftar  atau  perdagangan  put  option  di  Bursa  Efek  Indonesia  selama  2007-2008.  Hasil penelitian  menemukan  bahwa  harga  saham,  strike  price,  waktu  jatuh  tempo,  volatilitas  dan  suku  bunga bebas risiko positif signifikan mempengaruhi harga opsi saham baik harga opsi beli atau harga opsi jual di Bursa  Efek  Indonesia  periode  2007-2008.  Sementara  tidak  ada  variabel  yang  secara  signifikan mempengaruhi  opsi  panggilan  selama  periode  2007-2008,  lebih  lanjut  harga  saham  dan  harga  strike secara  signifikan  mempengaruhi  harga  opsi  beli.  Waktu  untuk  jatuh  tempo,  Volatilitas,  dan  tingkat  suku bunga bebas risiko tidak secara signifikan mempengaruhi harga opsi put. Itulah sebabnya pasar bursa opsi saham  berhenti  karena  investor  tidak  yakin  dengan  harga  opsi  saham  versus  risiko  volatilitas,  waktu hingga jatuh tempo , dan tingkat bebas risiko
Latar Belakang Masalah

Pasar opsi dipasar modal Indonesia sudah tidak berjalan sejak tahun 2010, padahal opsi saham sebagai  derivatif merupakan  suatu instrumen keuangan  yang diharapkan akan mengamankan risiko saham yang bersangkutan. Merupakan  suatu kesepakatan antara dua pihak  yang  mempunyai  suatu  nilai  tertentu  yang  ditetapkan  berdasarkan  harga  sesuatu yang lain.
Tujuan Penelitian
a.   Menguji apakah harga saham, harga  strike,  time to maturity, volatilitas harga saham, risk-free  interest  rate  secara  bersama-sama  mempengaruhi   harga  opsi  saham  saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
b.   Menguji apakah harga saham mempengaruhi harga opsi saham  saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
c.   Menguji apakah harga  strike  mempengaruhi harga opsi saham  saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia
d.   Menguji  apakah  time  to  maturity  mempengaruhi  harga  opsi   saham  saat  pasar  opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
e.   Menguji apakah volatilitas harga saham mempengaruhi harga opsi saham  saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia
f.   Menguji risk-free interest rate  mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia
Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini terkait opsi saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, BI  Rate  terkait transaksi opsi saham selama tahun 2007  –2008, yaitu periode mulai  ditransaksikan  kembali  kontrak  opsi  saham  setelah  sempat  terhenti  sejak  tahun 2004.Mengingat data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh data transaksi opsi saham  yang  terjadi  pada  BEI,  maka  penenelitian  ini  menggunakan  data  sensus transaksi saham yang terjadi pada di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007  –  2008 (saat  pasar  opsi  masih  berlangsung  di  Bursa  Efek  Indonesia).  Hanya  ada  empat  saham perusahaan yang tercatat dalam seluruh kontrak opsi saham di BEI pada periode tersebut  yakni PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Telekomunkasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Bank Asia Central Tbk (BBCA).
Kajian Teori
Ada  lima  faktor  yang  mempengaruhi  nilai  opsi  antara  lain  :  (1)  nilai  dari underlying asset; semakin besar harga dari underlying asset maka semakin besar nilai dari opsi call; (2) harga  exercise, semakin rendah harga stike maka semakin besar nilai dari opsi call; (3) nilai waktu uang, opsi call merupakan hak untuk membeli aset suatu waktu di masa depan. Dan dikarenakan opsi merupakan pembelian di masa depan maka semakin besar  biaya  kesempatan,  akan  semakin  besar  pula  nilai  opsi;  (4)  volatilitas  yang diharapkan, semakin besar volatilitas darinilai  underlying asset maka akan semakin besar pula nilai dari opsi saham; dan (5)  time to maturity (periode waktu jatuh tempo), semakin lama masa waktu jatuh tempo maka akan semakin besar nilai opsi (Fabozzi, 2003: 24).
Metode Analisis Data



Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda serta proses analisis data dilakukan dengan menggunakan program Eviews 6.
Hasil Penelitian
Berdasarkan  hasil  pengujian  yang  dilakukan  oleh  penulis,  diketahui  bahwarisk-free interest  rate  tidak  signifikan  mempengaruhi  harga  opsi  saham  di  Bursa  Efek  Indonesia.   Hasil pengujian sesuai dengan pendapat  Fabozzi (2003) yang mengatakan bahwa tingkat suku bunga bebas  risiko  tidak  termasuk  dalam  faktor  yang  mempengaruhi  harga  opsi.  Sedangkan  hasil pengujian  dalam  penelitian  ini  tidak  sesuai  dengan  penelitian  Roon  dan  Veld  (1996)  yang mengatakan bahwa opsi yang di-exercise  lebih awal dipengaruhi secara signifikan oleh  interest rate  dan pada tingkat yang lebih rendah, waktu jatuh tempo. Hal  yang menyebabkan  risk-free interest  rate  tidak  signifikan  mempengaruhi  harga  opsi  adalah  periodejatuh  tempo  opsi  yang rata-rata cepat sebelum  expiration date  sehingga tingkat suku bunga bebas risiko yang diambil ditetapkan oleh Bank Indonesia melalui Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan jangka waktu 1 bulan di setiap bulannya tidak memiliki pengaruh yang kuat.
Keterkaitan dengan Teori atau Referensi  yang Digunakan
Opsi  saham  (stock  option)  merupakan  salah  satu  produk  derivatif  yang  banyak diperdagangkan  di  negara-negara  yang  pada  umumnya  memiliki  kondisi  pasar  modal yang  sudah  maju.  Hal  ini  dikarenakan adanya  beberapa manfaat  yang  didapatkan  yaitu sebagai alat manajemen resiko ( pemodal yang memiliki put option atas suatu underlying asset dapat melakukan hedging melalui penundaan penjualan saham yang dimilikinya bila harga  underlying  asset-nya  turun  dratis  secara  tiba-tiba,  sehingga  dapat  menghindari resiko  kerugian),  memberikan  waktu  yang  fleksibel  (untuk  option  tipe  amerika  dimana pemegang call maupun put option dapat menetukan apakah akan melaksanakan haknya atau  tidak  hingga  masa  jatuh  tempo  berakhir),  menyediakan  sarana  spekulasi  (para pemodal  dapat  memperoleh  keuntungan  jika  dapat  memperkirakan  harga  naik  dengan mempertimbangkan  membeli  call  option,  dan  sebaliknya  bila  memperkirakan  harga cenderung  turun  dapat  mempertimbangkan  untuk  membeli  put  option),  leverage(memberikan  hasil  investasi  yang  lebih  besar  dibandingkan  dengan  bila  menanam dananya  pada  saham),   diversifikasi  (dengan  melakukan  perdagangan  option  dapat memberikan kesempatan kepada pemodal untuk melakukan diversifikasi portofolio untuk tujuan memperkecil resiko investasi portofolio), penambahan pendapatan (pemodal yang memiliki  saham  dapat  memperoleh  tambahan  pemasukan  selain  dari  deviden,  yaitu dengan menerbitkancall optionatas saham mereka), teori ini sama halnya teori yang berlaku saat ini yang disampaikan oleh Bapepam pada 2003.
Di  dalam  pasar  yang  terdapat  biaya  transaksi  ( transaction  cost),  pemegang American option  akan mengeksekusi opsinya lebih cepat bila dibandingkan dengan tanpa adanya biaya transaksi. Fenomena  ini berlaku untuk  put option  maupun call option  yang sahamnya  tercatat  tidak  melakukan  pembagian  dividen.  Semakin  tinggi  level  biaya transaksi atau semakin tinggi pemegang opsi ( option holder) dalam menghindari risiko, semakin  cepat  pula  pemegang  American  option  untuk  meng-exercise  opsinya  (Valeri Zakamouline, 2003).
Keuntungan  yang  berasal  dari  peningkatan  likuiditas  di  dalam  pasar  underlyingdikarenakan  adanya  hedging,  arbitrage  dan  stategi  trading  baru.  Efisiensi  dan  biaya transaksi  yang  rendah  dari  pasar  derivatif   membuatnya  menjadi  relatif  lebih  menarik dalam pilihan investasi. Dalam pasar opsi,  price discovery  berhubungan dengan  trading volume,  spreads  di  antara  kedua  pasar  dan  volatilitas  saham.  Price  discovery  dengan harga  strike  pada  opsi  berhubungan  dengan  leverage,  trading  volume  dan  spreads. (Chakravarty, Gulen dan Mayhew, 2004).
Rekomendasi
Penelitian kali ini mengkaji harga saham,  harga  strike,  time to maturity,  volatilitas  dan  risk-free interest rate  secara bersama-sama yang tenyata hasilnya  signifikan  positif  mempengaruhi  harga  opsi  saham   baik  itu  harga  opsi  beli maupun  harga  opsi  jual  di  Bursa  Efek  Indonesia  periode  2007 - 2008  saat  pasar  opsi  masih berlangsung, saya merekomendasikan untuk peneliti selanjutnya untuk  juga focus pada underlying asset yaitu strike price karena dengan hal itu investor akan mengetahui keputusannya apakah sudah baik atau belum karena  saham pada harga opsi beli di Indonesia, yang rata -rata berada di kondisi  out of the money, saat harga strike di atas harga saham bisa merugikan pemegang kontrak opsi beli.


REVIEW JURNAL INTERNASIONAL TERKAIT ANALISIS FUTURES
Judul
Analysis on The Effect of New Futures Contract Coming Into Market: Taking The Related Metal Futures in SHFE for Example.
Jurnal
Elsevier Procedia Computer Science Direct
Volume & Halaman
31 halaman  175 – 183
Tahun
2014
Penulis dan Institusi Asal
Wang Bina dan Long Wen (School of Management, University of Chinese Academy of Sciences, Beijing 100190, China dan Research Center on Fictitious Economy & Data Science, Chinese Academy of Sciences, Beijing 100190, China)
Reviewer
Tyas Agustin Setyaningrum (17510030)
Tanggal
02 Mei 2020


Abstrak Jurnal
Pasar masa depan di Cina telah dikembangkan selama 20 tahun dan sekarang memasuki masa keemasannya. Kontrak berjangka baru telah dipercepat terdaftar untuk perdagangan dan struktur pasar telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir. Penting untuk meneliti efek dari kontrak berjangka baru pada mereka yang telah diperdagangkan. Dan para peserta pasar cenderung memperhatikan volatilitas harga di masa depan karena merupakan salah satu properti terpenting dari kontrak berjangka. Makalah ini menggunakan model EGARCH untuk meneliti pengaruh jenis baru masa depan pada volatilitas harga jenis yang ada, mengambil 8 jenis logam berjangka yang terdaftar diShanghai Future Exchange misalnya. Dan keluar bahwa volatilitas harga dari kontrak yang ada akan berkurang setelah yang baru masuk pasar.
Latar Belakang Masalah

Munculnya kontrak berjangka baru merangsang arbitrase, terutama yang memiliki korelasi tinggi dengan kontrak yang ada. Arbitrager membeli kontrak berjangka terlalu tinggi dan menjual kontrak berjangka terlalu rendah saat itu spread antara dua kontrak tidak masuk akal. Perilaku ini mengurangi volatilitas harga sampai batas tertentu. Di atas segalanya, kontrak baru yang masuk ke pasar akan mengurangi volatilitas harga dari kontrak yang ada secara teoritis ketika ada sedikit perubahan dalam struktur pasar dan skala modal.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tentang pengaruh kontrak berjangka baru yang datang ke pasar
Subjek Penelitian
SHFE
Kajian Teori
Ragunathan dan Peker (1997) menganalisis hubungan antara volatilitas harga, volume perdagangan dan minat terbuka, kemudian temukan pengaruh positif yang signifikan dari volume perdagangan dan minat terbuka pada volatilitas harga.
Hua dan Zhong (2004) menganalisis tembaga, aluminium, karet, gandum, kedelai berjangka dengan model GARCH dan menemukan bahwa volume perdagangan, minat terbuka dan keterlambatan mereka berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga.
Metode Analisis Data



Karena deret waktu finansial biasanya ada fenomena volatilitas clustering, residu dari model menggunakan ini data menunjukkan heteroskedastisitas dan autokorelasi, yang disebut efek ARCH. Engle diusulkan model ARCH yang banyak digunakan untuk menganalisis deret waktu keuangan. Model ini mengasumsikan bahwa bersyarat varians residual terkait dengan kuadrat residu lagging, dan persamaan varians kondisional ditambahkan ke model deret waktu tradisional untuk menangkap karakteristik dinamis varian. Namun, dalam studi empiris, Model ARCH yang diestimasi dengan baik seringkali membutuhkan banyak periode jeda untuk mendapatkan efek pemasangan yang lebih baik, yang pasti akan terjadi membutuhkan estimasi banyak parameter. Untuk mengatasi masalah ini, Bollerslev (1986) memodifikasi model ARCH oleh memungkinkan varian conditional lagged untuk memasuki model serta varians sampel masa lalu, yang disebut GARCH model. Bukti empiris menunjukkan bahwa model GARCH dapat lebih menangkap heteroskedastisitas residu seri kembali.
Hasil Penelitian
Munculnya kontrak baru telah mengurangi volatilitas kontrak yang ada dengan syarat tidak ada krisis sistemik yang terjadi. Dampak volatilitas harga dari satu kontrak baru yang terdaftar untuk varietas terkait, dan tidak mempertimbangkan dampak limpahan volatilitas. Bahkan, arbitrase disebabkan oleh kemunculan kontrak baru yang sering memperkuat koneksi di antara kontrak-kontrak yang ada, yang dapat memperbesar efek limpahan volatilitas secara keseluruhan pasar berjangka. Oleh karena itu, volatilitas abnormal dari satu kontrak dapat ditransfer ke kontrak lain dengan lebih mudah setelah kontrak baru masuk ke pasar. Akibatnya munculnya kontrak baru tampaknya akan meningkatkan risiko sistematis, meskipun memang mengurangi volatilitas kontrak tunggal. Di masa depan kami berharap penelitian ini dampak dari terdaftar baru dapat diperluas ke seluruh pasar, terutama lebih lanjut menyelidiki risiko sistemik di pasar.
Keterkaitan dengan Teori atau Referensi  yang Digunakan
Volatilitas  merupakan  pengukuran  statistik  atas  fluktuasi  harga  selama  periode  tertentu  (Laporan Studi Volatilitas Pasar Modal  Indonesia dan Perekonomian  Dunia, 2001). Volatilitas sering dipersepsikan sebagai risiko dan dijelaskan oleh simpangan baku atau  standard deviation. Penting bagi investor untuk dapat memahami volatilitas dalam aktivitas  trading  di bursa saham. Dengan mengenali volatilitas, maka investor dapat menilai sebaiknya instrumen apa yang harus dibeli dan disesuaikan dengan tujuan dari setiap investor.
Awal terbentuknya futures market untuk mempertemukan kebutuhan antara petani dengan pedagang (Rialisty, 2003). Ketidakpastian mengenai harga panen menjadi alasan utama adanya pasar  futures.  Risiko  ketidakpastian  harga  tersebut  dapat  diatasi  dengan  menegosiasikan  harga sebelum datangnya hari panen. Petani dan pedagang membuat suatu kontrak berjangka yang akan disepakati bersama. Kontrak yang dibuat pada hari itu akan dilaksanakan di waktu kemudian dan juga pembayarannya ditentukan sesuai dari perjanjian kontrak futures tersebut. Seiring  perkembangan  zaman,  pasar  futures  makin  berkembang.  Saat  ini  tidak  hanya komoditas pertanian saja yang diperdagangkan, tetapi juga  forex  (foreign exchange) dan indeks
Saham
Rekomendasi
Penelitian kali ini mengkaji tentang pengaruh kontrak berjangka baru yang datang ke pasar dimana subjek penelitiannya adalah logam pada SHFE China,  saya merekomendasikan untuk peneliti selanjutnya agar meneliti tentang pengaruh kontrak berjangka baru dengan subjek yang sama namun akan lebih menarik lagi jika dikaitkan dengan pengaruh adanya pandemic Covid-19 ini.


DAFTAR PUSTAKA

Evans,  Denise  J.D.  dan  O.  William  Evans.  (2007).  The  Complete  Real  Estate  Encyclopedia:
From  AAA  Tenant  to  Zoning  Variancess  and  Everything  in  Between.  First  Edition.
McGraw-Hill.
Fabozzi, Frank. J. (2000). Manajemen Investasi. Jakarta : Salemba Empat
Hull,  John.  C.  (2000).  Options,  Futures  &  Others  Derivatives.  Fourth  Edition.  New  Jersey:
Prentice-Hall Inc.
Mishkin,  Frederic  S.  (2001).  The  Economic  of  Money,  Banking  and  Financial  Market.  New
York: Addison Wesley.
Najand M, Yung K. A GARCH examination of the relationship between volume and price variability in futures markets. Journal of Futures Markets 1991.
Rivano, Ricky. (2006). Analisis Penerapan Black-Scholes Option Pricing Model dalam Penilaian
Opsi  Beli  Saham  dan  Faktor-Faktor  yang  Mempengaruhinya.  Thesis  MM.  Universitas
Gajah Mada.
Xie Lei, Wang Yecheng. Empirical Study on Influence of Stock Index Futures on Stock Spot Market Fluctuation.Technology Economics 2010

1 komentar:

Review Jurnal Analisis Opsi dan Future Nama / NIM : Yuni Mega Lestari / 17510175 Mata Kuliah : Analisis Sekuritas Dosen Mata Kuliah ...