Sabtu, 02 Mei 2020

Review Jurnal Analisis Future dan Analisis Opsi oleh Iis Nurul Liana 17510136


NAMA / NIM                     : IIS NURUL LIANA / 17510136
MATA KULIAH                   : MANAJEMEN SEKURITAS F
DOSEN MATA KULIAH   : M. NANANG CHOIRUDDIN, SE., MM

                                                                            Review Analisis Futures
(Studi Kasus : Efektivitas Hedging Kontrak Futures Komoditi Emas Dengan Olein)
Jurnal                                                    : Manajemen Teori dan Terapan
Volume dan halaman                           : Vol. 4, Hal 54-67
Tahun                                                    : 2011
Penulis                                                   : Fitri Ismiyanti dan Hendra Ima Sasmita
Reviewer                                                : Iis Nurul Liana
Tanggal                                                   : 1 Mei 2020
Tujuan Penelitian                           
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penanganan risiko sistimatis yang dihadapi oleh hedger komoditi emas dengan hedger komoditi olein dengan menguji perbedaan varians return hedged pada kontrak futures komoditi emas dengan varians return hedged pada kontrak futures komoditi olein.
Objek Penelitian
                Perdagangan harian emas dan olein yang diperdagangkan pada Bursa Berjangka Jakarta selama Januari 2005 sampai Januari 2010.
Metode Penelitian
Metode analisis digunakan adalah mentabulasikan harga penutupan spot dan futures komoditi emas dan olein, dilakukan penghitungan korelasi untuk mengetahui market track aset dan instrumen hedge sehingga bisa digunakan sebagai sarana hedging. Berikutnya dilakukan penghitungan return mingguan dari harga spot dan futures komoditi emas dan olein.
Hasil
Model Ordinary Least Square yang digunakan pada penelitian ini menunjukkan hasil rasio hedge komoditi olein lebih besar dibandingkan dengan rasio hedge komoditi emas. Model penentuan rasio hedge tidaklah mempengaruhi efektivitas hedging seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Ester Agustina (2006), penelitian tersebut menemukan tidak adanya perbedaan hedging effectiveness (return dan varians return) yang signifikan dengan menggunakan ketiga model : OLS, VAR, dan VECM.

Varians return hedged komoditi emas memiliki nilai yang sama dengan varians return hedged komoditi olein. Meskipun volalitas komoditi olein lebih tajam dibandingkan dengan emas, namun ketika di hedge dengan rasio yang lebih besar dari rasio hedge emas, akan menghasilkan nilai varians return yang sama. Sehingga penanganan risiko sistimatis oleh hedger emas dan hedger olein sama-sama efektif.
Dari penelitian tersebut Rasio hedge dari emas lebih kecil dari rasio hedge emas, hal ini mengindikasikan bahwa untuk mengeleminasi kerugian di pasar fisik, diperlukan kontrak yang lebih besar untuk komoditi olein dibandingkan bila mengeleminasi kerugian di pasar fisik bagi komoditi emas. Hal ini disebabkan karena fluktuasi di pasar spot olein terhadap fluktuasi pasar futures olein lebih besar dibandingkan dengan fluktuasi pasar fisik emas terhadap pasar futuresnya. Sehingga untuk mengeleminasi kerugian dipasar fisik olein diperlukan kontrak futures yang lebih besar dari pada mengeleminasi kerugian di pasar fisik emas.
Sedangkan rata-rata return hedged terbesar dihasilkan oleh komoditi emas dengan nilai 0.00209 % lebih besar 0.00157 % dibanding dengan return hedged komoditi olein. Dilihat dari angka varians returnnya, komoditi olein memiliki rentang varians return yang cukup lebar dari 0.0000005 % hingga 0.0546901 %. Hal ini menunjukkan risiko komoditi olein lebih besar dibandingkan dengan risiko dari komoditi emas, dimana rentang varians return emas mulai dari 0.0000330 % hingga 0.0062939 %.
Kaitan dengan Teori dan Referensi
Bursa futures tertua adalah Chicago Board of Trade yang didirikan pada tahun 1848 dengan tujuan utama untuk memperdagangkan kontrak futures komoditi pertanian. CBOT (Chicago Board of Trade) dibentuk oleh para pengusaha pertanian di Amerika sebagai solusi atas fluktuasi harga komoditas biji-bijian (grains). Saat itu diperkenalkan transaksi forward contract yang kemudian berkembang menjadi futures contract (kontrak berjangka) (http://www.vibiznews.com).
Semua kontrak berhadapan dengan Bursa sebagai lawan mainnya bukan pengguna kontrak yang lainnya. Dengan semacam itu, risiko ingkar janji (default) bisa dikurangi (Mamduh, 2003: 168). Korporasi yang memiliki posisi terbuka pada perdagangan bisa mempertimbangkan untuk membeli atau menjual kontrak futures untuk menutupi posisi tersebut. Korporasi akan mengunci harga dengan membeli kontrak yang sesuai dengan posisi pada pasar futures. Dengan demikian, risiko perubahan harga bisa dihindarkan dengan menggunakan kontrak futures tersebut. Perusahaan yang akan menjual suatu komoditi, untuk menutupi resiko penurunan harga, maka perusahaan tersebut hendaknya menjual kontrak futures (long position) yang sesuai dengan komoditi di spot atau setidaknya komoditi lain yang memiliki arah pergerakan harga searah dengan komoditi tersebut. Begitu juga sebaliknya, perusahaan yang akan membeli suatu komoditi, untuk menutupi resiko kenaikan harga, maka perusahaan tersebut hendaknya menjual kontrak futures (long position) (Madura, 1997:126)               
Hasil uji penelitian ini menunjukkan Tingkat signifikansi sebesar 0,191 menunjukkan bahwa hipotesa kesamaan varians antara varians return hedged komoditi emas dengan varians return hedged komoditi olein tidak ditolak. Hal ini berarti bahwa varians return hedged komoditi emas sama dengan varians return hedged komoditi olein. Sedangkan menurut penelitian Wisantyo (2006), analisis investasi pada kontrak berjangka komoditi emas dan olein yang ditinjau dari risiko dan tingkat pengembaliannya dengan menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM). Data yang digunakan adalah data sekunder dari data harga komoditi harian emas dan olein pada periode Oktober 2001 hingga Maret 2004. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tingkat pengembalian pasar (Rm) lebih besar dibandingkan dengan tingkat pengembalian bebas risiko (Rf). Komoditi emas lebih sensitif terhadap pasar sehingga investasi di komoditi emas cenderung lebih berisiko jika dibandingkan dengan komoditi olein, namun emas memiliki return yang tinggi dibandingkan dengan komoditi olein. Sehingga keputusan investasi sebaiknya dijatuhkan pada pilihan komoditi emas.
Rekomendasi untuk Analisis Selanjutnya
                Hasil uji korelasi menunjukkan tingkat korelasi harga spot emas terhadap futures emas sebesar 0.996. Kontrak futures emas memiliki track yang baik terhadap harga spot emas. Sama halnya dengan kontrak futures komoditi olein yang memiliki korelasi yang kuat terhadap pergerakan harga spotnya. Korelasi yang kuat ini dikarenakan kedua kontrak futures menggunakan underlying yang sama pada masing-masing komoditi. Nilai korelasi bisa bertambah kuat atau melemah tergantung kondisi pasar pada tiap-tiap komoditi. Dengan menggunakan model ordinary least square (OLS) untuk menentukan nilai hedge ratio, ditemukan nilai hedge ratio kontrak futures emas lebih kecil dibandingkan dengan hedge ratio kontrak futures olein. Namun, saat uji beda terhadap varians return hedged komoditi emas dengan varians return hedged komoditi olein, hasil analisis menunjukkan bahwa H0 tidak ditolak. Hal ini mengindikasikan bahwa varians return dari hedged komoditi emas memiliki nilai yang sama dengan varians return hedged komoditi olein. Efektivitas strategi hedging tergantung pada ketersedian instrumen hedging yang cocok. Semakin tinggi korelasi pergerakan harga komoditi dengan pergerakan harga futures, maka akan semakin efektif strategi hedging tersebut. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan penambahan metode uji selain ordinary least square (OLS) untuk menentukan nilai hedge ratio sebagai acuan untuk membandingkannya dengan hasil dari penelitian ini.

Daftar Pustaka
Agustina, Ester. 2006. Perbandingan Model Ordinary Least Square , Vector Autoregression, dan Vector Error Correction Model Untuk Menghitung Hedge Ratio dan Hedging Effectiveness Indeks Lq45 Futures Di Pasar Derivatif Bursa Efek Surabaya. Universitas Airlangga. Surabaya.
Madura, Jeff. 1997. Manajemen Keuangan Internasional. Edisi keempat, jilid 1, Terjemahan. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Mamduh MH. 2003. Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA.
Wisantyo, Edwin. 2006. Analisis Perbandingan Investasi Kontrak Berjangka Komoditi Ditinjau Dari Risiko Dan Tingkat Pengembaliannya Dengan Menggunakan Metode CAPM (Studi Kasus: Komoditi Olein Dan Emas). Universitas Indonesia, Jakarta.


Review Jurnal Analisis OPSI
(Studi Kasus : ANALISIS KINERJA EMPAT STRATEGI DASAR OPSI MINYAK MENTAH WEST TEXAS INTERMEDIATE (WTI))


Jurnal                                                  : Seminar Nasional Cendekiawan 2015
Kode Jurnal                                        : ISSN: 2460-8696
Tahun                                                   : 2015
Penulis                                                 : Abitur Asianto, Pardomuan Sihombing, Sri Yani Kusumastuti
Reviewer                                              : Iis Nurul Liana
Tanggal                                                : 1 Mei 2020
Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis kinerja empat strategi dasar opsi minyak mentah WTI.
Objek Penelitian
Perdagangan bulanan opsi beli dan jual minyak mentah WTI mulai Juli 2013 hingga Februari 2014. Objek Penelitian adalah empat strategi dasar opsi minyak mentah WTI dengan masa kedaluwarsa kontrak selama satu bulan.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan data time series yang bersifat kuantitatif. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan melakukan uji coba perdagangan selama delapan periode perdagangan bulanan opsi beli dan jual minyak mentah WTI mulai Juli 2013 hingga Februari 2014 dengan posisi strike dari 1 strike hingga 12 strike terhadap posisi At The Money.
Hasil
Analisis probabilitas berbasis pada probabilitas yang menang (probability of winning). Probabilitas kontrak beli opsi call dan put adalah sebagai berikut.
1. Dari uji coba 192 kali perdagangan opsi beli call dan put diperoleh 34 kali profit sehingga probabilitas kontrak beli opsi sebesar 34/192 atau 17.7%. Artinya, kemungkinan untuk profit adalah relatif kecil.
2. Dari uji coba pada rentang 12 strike menunjukkan bahwa posisi strike 1 yang terdekat terhadap at the money memiliki probabilitas maksimum 50%, dengan nilai return bisa mencapai 1447.7% terhadap premi.
3. Semakin jauh posisi strike terhadap at the money maka probabilitas semakin mengecil, dimana pada posisi strike 12 dari at the money memiliki probabilitas 0%. Artinya, pada posisi strike 12 ini kontrak opsi beli selalu rugi sebesar nilai premi.
4. Pada strike 12 atau lebih jauh lagi (far out of the money), kontrak opsi beli selalu merugi memiliki probabilitas = 0%.
Sementara hasil analisis probabilitas kontrak jual opsi call dan put adalah sebagai berikut:
1. Dari uji coba 192 kali perdagangan opsi jual call dan put diperoleh 158 kali profit sehingga probabilitas kontrak beli opsi sebesar 158/192 atau 82.3%. Artinya, kemungkinan untuk profit adalah relatif besar.
2. Dari uji coba pada rentang 12 strike, 12 strike, menunjukkan bahwa posisi strike 1 yang terdekat terhadap at the money memiliki probabilitas maksimum 50%, dengan nilai return sebesar 100% nilai premi.
3. Semakin jauh posisi strike terhadap at the money maka probabilitas semakin membesar dimana pada posisi strike 12 dari at the money memiliki probabilitas
Hasil penelitian menunjukkan strategi opsi jual memiliki probabilitas lebih baik daripada strategi beli opsi dan ROA opsi jual lebih baik daripada opsi beli. Sharpe Index per bulan pada portofolio opsi beli sebesar -1,83%, yang berarti bahwa portofolio ini tidak memenuhi persyaratan investasi jika diukur terhadap suku bunga acuan BI rate atau The FED rate. Sementara itu, Sharpe Index per bulan pada portofolio opsi jual sebesar 1.12%, yang berarti bahwa portofolio ini memenuhi persyaratan investasi jika diukur terhadap suku bunga acuan BI rate atau The FED rate. Dengan demikian diketahui bahwa strategi opsi jual lebih baik daripada strategi opsi beli.
Kaitan dengan Teori dan Referensi
Peningkatan perekonomian suatu negara menunjukkan adanya peningkatan pendapatan per kapita (Sadono Sukirno, 2012: 403). Peningkatan pendapatan per kapita dapat berarti bahwa semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana. Masyarakat yang memiliki kelebihan dana cenderung melakukan investasi ulang, menabung, atau melakukan diversifikasi investasi. Menurut Clubley (1998: 43), salah satu diversifikasi investasi adalah melakukan perdagangan opsi minyak mentah West Texas Intermediate (WTI). Perdagangan opsi ini merupakan pasar derivatif. Diversifikasi ini terbentuk seiring dengan kebutuhan instrumen bisnis investasi yang memiliki karakter lindung nilai dan juga memiliki karakter pelipatgandaan nilai.
Opsi adalah suatu perjanjian/kontrak antara penjual opsi (seller atau writer) dengan pembeli opsi (buyer), di mana penjual opsi menjamin adanya hak (bukan suatu kewajiban) dari pembeli opsi, untuk membeli atau menjual saham tertentu pada waktu dan harga yang telah ditetapkan. Pihak-pihak yang terlibat dalam opsi adalah para investor dengan investor yang lainnya, dan keterlibatan perusahaan penertbit sekuritas saham sebagai penerbit opsi. Opsi diterbitkan oleh perusahaan sekuritas untuk dijual kepada investor dan terjadilah jual-beli antar-investor, dan perusahaan yang merupakan emiten dari saham yang dijadikan patokan tersebut tidak mempunyai kepentingan dalam transaksi opsui tersebut. Emiten saham bersangkutan tidak bertanggungjawab terhadap pembuatan, penghentian, atau pelaksanaan kontrak opsi. Dalam praktiknya, jenis sekuritas yang bisa dijadikan patokan dalam opsi tidak hanya saham saja, tetapi bisa berbentuk yang lainnya seperti indeks saham (IBI : 2017).
Produk opsi diluncurkan untuk mengatasi kelemahan futures atau forward semacam itu. Opsi bisa membatasi kerugian yang dialami oleh pembeli opsi, sehingga potensi kerugian akan terbatas hanya sampai jumlah uang tertentu (Mamduh, 2003 : 176).
Jenis opsi ada berbagai macam yang terbagi dalam tiga golongan, yaitu (a) opsi yang diperdagangkan di bursa (listed options), (b) opsi OTC (over the counter) atau opsi yang diperdagangkan antara dua pihak dan sering kali diperdagangkan di luar bursa, (c) opsi saham karyawan (employee stock options), yaitu opsi yang diterbitkan perusahaan sebagai kompensasi atau bonus bagi para karyawan (Iswi Hariyani dan Serfianto : 2010).
Opsi bisa digunakan untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan dengan daya ungkit (leverage) yang lebih besar. Berinvestasi dalam bentuk opsi juga memberikan fungsi lindung nilai (hedging) terhadap aset induk. Dengan dana investasi yang relatif kecil, persentase keuntungan yang diperoleh relatif lebih besar dibandingkan dengan investasi pada saham. Namun demikian, risiko yang ditanggung akan lebih besar. Dengan adanya opsi, investor memiliki pilihan untuk menempatkan dananya dalam berbagai jenis instrument yang bertujuan mengurangi tingkat risiko (I Putu Oka : 2014).
Rekomendasi untuk Analisis Selanjutnya
Untuk penelitian lebih lanjut disarankan penambahan Analisis dalam perhitungan profitabilitas portofolio sebagai acuan untuk membandingkannya dengan hasil dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

Clubley, Sally, 2004, Trading in Oil Futures and Options, Woodhead Publishing Limited,
England.
I Putu Oka Pramartha, dkk. 2014. “Penentuan Harga Kontrak Opsi Tipe Asia Menggunakan Model Simulasi Normal Inverse Gaussian (IG), E-Journal Matematika Vo. 3 No. 3 (123 – 129)
Ikatan Bankir Indonesia, Wealth Management: Produk dan Analisis(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2017), hlm. 259
Iswi Hariyani dan Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal: Strategi Tepat Investasi Saham, Obligasi, Waran, Right, Opsi, Reksadana, dan Produk Pasar Modal Syariah (Jakarta: Visimedia, 2010), hlm. 218
Mamduh MH. 2003. Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA.
Sadono Sukirno, 2012, Makroekonomi Modern, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.


11 komentar:

Review Jurnal Analisis Opsi dan Future Nama / NIM : Yuni Mega Lestari / 17510175 Mata Kuliah : Analisis Sekuritas Dosen Mata Kuliah ...