NAMA
/ NIM : IIS NURUL LIANA / 17510136
MATA
KULIAH : MANAJEMEN
SEKURITAS F
DOSEN
MATA KULIAH : M. NANANG CHOIRUDDIN, SE., MM
Review
Analisis Futures
(Studi
Kasus : Efektivitas Hedging Kontrak Futures Komoditi Emas Dengan Olein)
Jurnal :
Manajemen Teori dan Terapan
Volume dan halaman : Vol. 4,
Hal 54-67
Tahun :
2011
Penulis : Fitri Ismiyanti dan Hendra
Ima Sasmita
Reviewer :
Iis Nurul Liana
Tanggal : 1 Mei 2020
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas penanganan risiko sistimatis yang dihadapi oleh hedger
komoditi emas dengan hedger komoditi olein dengan menguji
perbedaan varians return hedged pada kontrak futures komoditi
emas dengan varians return hedged pada kontrak futures komoditi olein.
Objek Penelitian
Perdagangan harian emas dan olein yang diperdagangkan pada Bursa
Berjangka Jakarta selama Januari 2005 sampai Januari 2010.
Metode Penelitian
Metode analisis digunakan adalah mentabulasikan harga penutupan spot dan futures komoditi emas dan olein, dilakukan penghitungan
korelasi untuk mengetahui market track aset dan instrumen hedge sehingga bisa
digunakan sebagai sarana hedging. Berikutnya dilakukan penghitungan return mingguan dari harga spot dan futures komoditi emas dan olein.
Hasil
Model
Ordinary Least Square yang digunakan pada penelitian ini menunjukkan
hasil rasio hedge komoditi olein lebih besar dibandingkan dengan
rasio hedge komoditi emas. Model penentuan rasio hedge tidaklah
mempengaruhi efektivitas hedging seperti pada penelitian yang dilakukan
oleh Ester Agustina (2006), penelitian tersebut menemukan tidak adanya
perbedaan hedging effectiveness (return dan varians return)
yang signifikan dengan menggunakan ketiga model : OLS, VAR, dan VECM.
Varians
return hedged komoditi emas memiliki nilai yang sama dengan varians return
hedged komoditi olein. Meskipun volalitas komoditi olein lebih tajam
dibandingkan dengan emas, namun ketika di hedge dengan rasio yang lebih
besar dari rasio hedge emas, akan menghasilkan nilai varians return yang
sama. Sehingga penanganan risiko sistimatis oleh hedger emas dan hedger
olein sama-sama efektif.
Dari
penelitian tersebut Rasio hedge dari emas lebih kecil dari
rasio hedge
emas,
hal ini mengindikasikan bahwa untuk mengeleminasi kerugian di pasar fisik,
diperlukan kontrak yang lebih besar untuk komoditi olein dibandingkan bila
mengeleminasi kerugian di pasar fisik bagi komoditi emas. Hal ini disebabkan
karena fluktuasi di pasar spot olein terhadap fluktuasi
pasar futures olein lebih besar dibandingkan dengan fluktuasi pasar
fisik emas terhadap pasar futuresnya. Sehingga untuk mengeleminasi
kerugian dipasar fisik olein diperlukan kontrak futures yang
lebih besar dari pada mengeleminasi kerugian di pasar fisik emas.
Sedangkan
rata-rata return hedged terbesar dihasilkan oleh komoditi emas dengan
nilai 0.00209 % lebih besar 0.00157 % dibanding dengan return hedged komoditi
olein. Dilihat dari angka varians returnnya, komoditi olein memiliki
rentang varians return yang cukup lebar dari 0.0000005 % hingga
0.0546901 %. Hal ini menunjukkan risiko komoditi olein lebih besar
dibandingkan dengan risiko dari komoditi emas, dimana rentang varians return
emas mulai dari 0.0000330 % hingga 0.0062939 %.
Kaitan
dengan Teori dan Referensi
Bursa
futures tertua adalah Chicago Board of Trade yang didirikan pada
tahun 1848 dengan tujuan utama untuk memperdagangkan kontrak futures komoditi
pertanian. CBOT (Chicago Board of Trade) dibentuk oleh para pengusaha
pertanian di Amerika sebagai solusi atas fluktuasi harga komoditas biji-bijian
(grains). Saat itu diperkenalkan transaksi forward contract yang
kemudian berkembang menjadi futures contract (kontrak berjangka) (http://www.vibiznews.com).
Semua
kontrak berhadapan dengan Bursa sebagai lawan mainnya bukan pengguna kontrak
yang lainnya. Dengan semacam itu, risiko ingkar janji (default) bisa
dikurangi (Mamduh, 2003: 168). Korporasi yang memiliki posisi terbuka pada
perdagangan bisa mempertimbangkan untuk membeli atau menjual kontrak futures
untuk menutupi posisi tersebut. Korporasi akan mengunci harga dengan
membeli kontrak yang sesuai dengan posisi pada pasar futures. Dengan
demikian, risiko perubahan harga bisa dihindarkan dengan menggunakan kontrak futures
tersebut. Perusahaan yang akan menjual suatu komoditi, untuk menutupi
resiko penurunan harga, maka perusahaan tersebut hendaknya menjual kontrak futures
(long position) yang sesuai dengan komoditi di spot atau
setidaknya komoditi lain yang memiliki arah pergerakan harga searah dengan
komoditi tersebut. Begitu juga sebaliknya, perusahaan yang akan membeli suatu
komoditi, untuk menutupi resiko kenaikan harga, maka perusahaan tersebut
hendaknya menjual kontrak futures (long position) (Madura, 1997:126)
Hasil uji penelitian ini menunjukkan Tingkat
signifikansi sebesar 0,191 menunjukkan bahwa hipotesa kesamaan varians antara
varians return hedged komoditi emas dengan varians return hedged komoditi olein tidak ditolak. Hal ini berarti bahwa varians return hedged komoditi emas sama dengan
varians return hedged komoditi olein. Sedangkan menurut penelitian Wisantyo (2006),
analisis investasi pada kontrak berjangka komoditi emas dan olein yang ditinjau
dari risiko dan tingkat pengembaliannya dengan menggunakan metode Capital
Asset Pricing Model (CAPM). Data yang digunakan adalah data sekunder dari
data harga komoditi harian emas dan olein pada periode Oktober 2001
hingga Maret 2004. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tingkat pengembalian
pasar (Rm) lebih besar dibandingkan dengan tingkat pengembalian bebas risiko
(Rf). Komoditi emas lebih sensitif terhadap pasar sehingga investasi di
komoditi emas cenderung lebih berisiko jika dibandingkan dengan komoditi olein,
namun emas memiliki return yang tinggi dibandingkan dengan komoditi olein.
Sehingga keputusan investasi sebaiknya dijatuhkan pada pilihan komoditi emas.
Rekomendasi
untuk Analisis Selanjutnya
Hasil uji korelasi menunjukkan tingkat korelasi harga spot emas
terhadap futures emas sebesar 0.996. Kontrak futures emas
memiliki track yang baik terhadap harga spot emas. Sama halnya dengan
kontrak futures komoditi olein yang memiliki korelasi yang kuat terhadap
pergerakan harga spotnya. Korelasi yang kuat ini dikarenakan kedua
kontrak futures menggunakan underlying yang sama pada
masing-masing komoditi. Nilai korelasi bisa bertambah kuat atau melemah
tergantung kondisi pasar pada tiap-tiap komoditi. Dengan menggunakan model ordinary
least square (OLS) untuk menentukan nilai hedge ratio, ditemukan
nilai hedge ratio kontrak futures emas lebih kecil dibandingkan
dengan hedge ratio kontrak futures olein. Namun, saat uji beda
terhadap varians return hedged komoditi emas dengan varians return
hedged komoditi olein, hasil analisis menunjukkan bahwa H0 tidak
ditolak. Hal ini mengindikasikan bahwa varians return dari hedged komoditi
emas memiliki nilai yang sama dengan varians return hedged komoditi olein.
Efektivitas strategi hedging tergantung pada ketersedian instrumen hedging
yang cocok. Semakin tinggi korelasi pergerakan harga komoditi dengan
pergerakan harga futures, maka akan semakin efektif strategi hedging tersebut.
Untuk penelitian lebih lanjut disarankan penambahan
metode uji selain ordinary least square (OLS) untuk menentukan
nilai hedge ratio sebagai acuan untuk membandingkannya dengan hasil dari penelitian ini.
Daftar Pustaka
Agustina, Ester. 2006. Perbandingan Model Ordinary Least Square ,
Vector Autoregression, dan Vector Error Correction Model Untuk Menghitung Hedge
Ratio dan Hedging Effectiveness Indeks Lq45 Futures Di Pasar Derivatif Bursa
Efek Surabaya. Universitas Airlangga. Surabaya.
Madura, Jeff. 1997. Manajemen Keuangan Internasional. Edisi
keempat, jilid 1, Terjemahan. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Mamduh MH. 2003. Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta :
BPFE-YOGYAKARTA.
Wisantyo, Edwin. 2006. Analisis Perbandingan Investasi Kontrak
Berjangka Komoditi Ditinjau Dari Risiko Dan Tingkat Pengembaliannya Dengan
Menggunakan Metode CAPM (Studi Kasus: Komoditi Olein Dan Emas). Universitas
Indonesia, Jakarta.
Review
Jurnal Analisis OPSI
(Studi Kasus : ANALISIS KINERJA EMPAT
STRATEGI DASAR OPSI MINYAK MENTAH WEST TEXAS INTERMEDIATE (WTI))
Jurnal :
Seminar Nasional Cendekiawan 2015
Kode Jurnal : ISSN:
2460-8696
Tahun :
2015
Penulis : Abitur Asianto, Pardomuan Sihombing, Sri Yani Kusumastuti
Reviewer : Iis Nurul Liana
Tanggal :
1 Mei 2020
Tujuan
Penelitian
Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis
kinerja empat strategi dasar opsi minyak mentah WTI.
Objek
Penelitian
Perdagangan bulanan opsi
beli dan jual minyak mentah WTI mulai Juli 2013 hingga Februari 2014.
Objek Penelitian adalah empat strategi dasar opsi minyak mentah WTI dengan masa
kedaluwarsa kontrak selama satu bulan.
Metode
Penelitian
Penelitian ini menggunakan data time series yang bersifat kuantitatif. Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini dengan melakukan
uji coba perdagangan selama delapan periode perdagangan bulanan opsi beli dan
jual minyak mentah WTI mulai Juli 2013 hingga Februari 2014 dengan
posisi strike dari 1 strike hingga 12 strike terhadap
posisi At The Money.
Hasil
Analisis probabilitas berbasis pada probabilitas yang menang
(probability of winning). Probabilitas kontrak beli opsi call dan put adalah
sebagai berikut.
1.
Dari uji coba 192 kali perdagangan opsi beli call dan put diperoleh 34 kali
profit sehingga probabilitas kontrak beli opsi sebesar 34/192 atau 17.7%.
Artinya, kemungkinan untuk profit adalah relatif kecil.
2.
Dari uji coba pada rentang 12 strike menunjukkan bahwa posisi strike 1 yang
terdekat terhadap at the money memiliki probabilitas maksimum 50%, dengan nilai
return bisa mencapai 1447.7% terhadap premi.
3.
Semakin jauh posisi strike terhadap at the money maka probabilitas semakin
mengecil, dimana pada posisi strike 12 dari at the money memiliki probabilitas
0%. Artinya, pada posisi strike 12 ini kontrak opsi beli selalu rugi sebesar
nilai premi.
4.
Pada strike 12 atau lebih jauh lagi (far out of the money), kontrak opsi beli
selalu merugi memiliki probabilitas = 0%.
Sementara hasil analisis probabilitas kontrak jual opsi call dan put
adalah sebagai berikut:
1.
Dari uji coba 192 kali perdagangan opsi jual call dan put diperoleh 158 kali
profit sehingga probabilitas kontrak beli opsi sebesar 158/192 atau 82.3%.
Artinya, kemungkinan untuk profit adalah relatif besar.
2.
Dari uji coba pada rentang 12 strike, 12 strike, menunjukkan bahwa posisi
strike 1 yang terdekat terhadap at the money memiliki probabilitas maksimum
50%, dengan nilai return sebesar 100% nilai premi.
3.
Semakin jauh posisi strike terhadap at the money maka probabilitas
semakin membesar dimana pada posisi strike 12 dari at the money memiliki
probabilitas
Hasil penelitian menunjukkan strategi opsi jual memiliki probabilitas
lebih baik daripada strategi beli opsi dan ROA opsi jual lebih baik
daripada opsi beli. Sharpe Index per bulan pada portofolio opsi beli
sebesar -1,83%, yang berarti bahwa portofolio ini tidak memenuhi persyaratan
investasi jika diukur terhadap suku bunga acuan BI rate atau The FED
rate. Sementara itu, Sharpe Index per bulan pada portofolio opsi
jual sebesar 1.12%, yang berarti bahwa portofolio ini memenuhi persyaratan
investasi jika diukur terhadap suku bunga acuan BI rate atau The FED
rate. Dengan demikian diketahui bahwa strategi opsi jual lebih baik
daripada strategi opsi beli.
Kaitan
dengan Teori dan Referensi
Peningkatan perekonomian suatu negara menunjukkan adanya peningkatan
pendapatan per kapita (Sadono Sukirno, 2012: 403). Peningkatan pendapatan per
kapita dapat berarti bahwa semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana.
Masyarakat yang memiliki kelebihan dana cenderung melakukan investasi ulang,
menabung, atau melakukan diversifikasi investasi. Menurut Clubley (1998: 43),
salah satu diversifikasi investasi adalah melakukan perdagangan opsi minyak
mentah West Texas Intermediate (WTI). Perdagangan opsi ini merupakan
pasar derivatif. Diversifikasi ini terbentuk seiring dengan kebutuhan instrumen
bisnis investasi yang memiliki karakter lindung nilai dan juga memiliki
karakter pelipatgandaan nilai.
Opsi adalah suatu perjanjian/kontrak antara penjual opsi (seller
atau writer) dengan pembeli opsi (buyer), di mana penjual opsi
menjamin adanya hak (bukan suatu kewajiban) dari pembeli opsi, untuk membeli
atau menjual saham tertentu pada waktu dan harga yang telah ditetapkan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam opsi adalah para investor dengan investor yang
lainnya, dan keterlibatan perusahaan penertbit sekuritas saham sebagai penerbit
opsi. Opsi diterbitkan oleh perusahaan sekuritas untuk dijual kepada investor
dan terjadilah jual-beli antar-investor, dan perusahaan yang merupakan emiten
dari saham yang dijadikan patokan tersebut tidak mempunyai kepentingan dalam
transaksi opsui tersebut. Emiten saham bersangkutan tidak bertanggungjawab
terhadap pembuatan, penghentian, atau pelaksanaan kontrak opsi. Dalam
praktiknya, jenis sekuritas yang bisa dijadikan patokan dalam opsi tidak hanya
saham saja, tetapi bisa berbentuk yang lainnya seperti indeks saham (IBI :
2017).
Produk opsi diluncurkan untuk mengatasi kelemahan
futures atau forward semacam itu. Opsi bisa membatasi kerugian yang dialami
oleh pembeli opsi, sehingga potensi kerugian akan terbatas hanya sampai jumlah
uang tertentu (Mamduh, 2003 : 176).
Jenis opsi ada berbagai macam yang terbagi dalam tiga golongan,
yaitu (a) opsi yang diperdagangkan di bursa (listed options), (b) opsi
OTC (over the counter) atau opsi yang diperdagangkan antara dua pihak
dan sering kali diperdagangkan di luar bursa, (c) opsi saham karyawan (employee
stock options), yaitu opsi yang diterbitkan perusahaan sebagai kompensasi
atau bonus bagi para karyawan (Iswi Hariyani dan Serfianto
: 2010).
Opsi bisa digunakan untuk meminimalkan risiko
dan memaksimalkan keuntungan dengan daya ungkit (leverage) yang lebih
besar. Berinvestasi dalam bentuk opsi juga memberikan fungsi lindung nilai (hedging)
terhadap aset induk. Dengan dana investasi yang relatif kecil, persentase
keuntungan yang diperoleh relatif lebih besar dibandingkan dengan investasi
pada saham. Namun demikian, risiko yang ditanggung akan lebih besar. Dengan
adanya opsi, investor memiliki pilihan untuk menempatkan dananya dalam berbagai
jenis instrument yang bertujuan mengurangi tingkat risiko (I Putu Oka : 2014).
Rekomendasi
untuk Analisis Selanjutnya
Untuk penelitian lebih lanjut
disarankan penambahan Analisis dalam perhitungan profitabilitas
portofolio sebagai acuan untuk membandingkannya
dengan hasil dari penelitian ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Clubley, Sally, 2004, Trading
in Oil Futures and Options, Woodhead Publishing Limited,
England.
I Putu Oka Pramartha, dkk. 2014. “Penentuan Harga Kontrak Opsi
Tipe Asia Menggunakan Model Simulasi Normal Inverse Gaussian (IG), E-Journal
Matematika Vo. 3 No. 3 (123 – 129)
Ikatan Bankir Indonesia, Wealth Management: Produk dan
Analisis(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2017), hlm. 259
Iswi Hariyani dan Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis
Pasar Modal: Strategi Tepat Investasi Saham, Obligasi, Waran, Right, Opsi,
Reksadana, dan Produk Pasar Modal Syariah (Jakarta: Visimedia, 2010), hlm.
218
Mamduh MH. 2003. Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta
: BPFE-YOGYAKARTA.
Sadono
Sukirno, 2012, Makroekonomi Modern, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Sangat bermanfaat kak
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusbermanfaat sekali kak terimakasiihhh
BalasHapusBermanfaat sekali kasak
BalasHapusMantap sekali kakak
BalasHapusSangat informatif sekali bagi pembaca
BalasHapusBermanfaat banget ilmu barunya, trimakasih kak:)
BalasHapusTerbantu banget dengan review2 seperti ini 😍
BalasHapusTerimakasih , ilmunya bermanfaat sekali
BalasHapusterima kasih, sangat mudah dipahami
BalasHapusTerimakasih ilmunya. Semoga bermanfaat 🙏
BalasHapus