Sabtu, 02 Mei 2020

Review Jurnal Analisis Opsi dan Future_Ahmad Syahrus Shodik_17510067


Dosen Pengampu                   : M. Nanang Choiruddin, SE., MM
Nama                                      : Ahmad Syahrus Shodik
Nim                                        : 17510067

Review Jurnal Analisis Opsi
Judul Penelitian
ESTIMASI HARGA OPSI SAHAM DI BEI : Studi Kasus Saham LQ-45
Jurnal
Jurnal Akuntansi dan Manajemen
Volume & Halaman
Vol. 20 No. 3
Penulis
Rowland Bismark Fernando Pasaribu
Tahun
Desember 2009
Latar Belakang
Ketertarikan publik pada perdagangan saham dan sekuritas lainnya terus berkembang pesat selama dua dekade terakhir. Opini mengenai pertumbuhan ekonomi mendatang, peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi harga saham dan bahkan kuota perdagangan saham dan valuta asing harian mendapat perhatian yang semakin intens.   Keseluruhan bidang seperti halnya dinamika dasar yang melekat padanya memiliki dayatarik yang kuat. Oleh karena itu jelas nyata untuk menerapkan alat matematika dan ilmu fisika untuk mencoba menguraikan sistem kompleks demikian. Salah satu contoh penjelasan paling sederhana atas deskripsi diatas dipresentasikan oleh Black dan Scholes (1973) serta Merton (1973) yang memberikan solusi reliabel yang pertama untuk permasalahan harga opsi. Model ini memiliki pengaruh besar pada perdagangan opsi.
Pentingnya pengukuran volatilitas harga saham awalnya adalah publikasi preferensi formula option pricing oleh Black dan Scholes (1973) yang dinilai banyak pihak sebagai lompatan quantum pengembangan ekonomi-keuangan saat itu. Sejak publikasi penelitian tersebut teori penetapan harga opsi dikembangkan sedemikian rupa menjadi alat standar untuk mendesain, menetapkan harga dan lindung nilai derivatif seluruh jenis sekuritas.
Dasar Teori
1.    Teori Empiris
Teori empiris adalah teori yang menyangkal teori yang telah  berkembang sebelumnya, yaitu teori rasionalis. Dalam teori ini, yang menjadi pokok pembicaraan adaah pengalaman. Berbeda dengan teori rasional yang hanya berupa berdasarkan kekuatan manusia dalam melakukan penyelidikan.
Penelitian Terdahulu
Kemampuan model ARCH dalam menghasilkan estimasi yang baik pada volatilitas return saham telah banyak dilakukan. Penelitan terdahulu telah menunjukkan bahwa parameter dari beragam model ARCH yang berbeda memiliki tingkat signifikansi yang tinggi dalam hal sampel (Bollerslev, 1987; Nelson, 1991; Glosten, et al., 1993; dan survei yang dilakukan Bollerslev et al. 1992; Bera dan Higgins, 1993; serta  Bollerslev et al. 1994). Tapi sedikit bukti yang menyatakan bahwa model ARCH menghasilkan peramalan volatilitas return saham yang baik.
Dengan menggunakan modifikasi model GARCH-M, Glosten et al (1993) menyimpulkan hubungan yang negatif dan bahkan tidak terdapat hubungan sama sekali antara ekspektasi tingkat pengembalian dan volatilitas-antisipasi.
Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah Estimasi harga saham di LQ-45
Tujuan Penelitian
1.       Mengetahui pengaruh volatilitas historis (dengan metode volatilitas historis, GARCH, dan CGARCH) terhadap volatilitas saat ini dari tiap saham
2.       Mencoba melakukan estimasi penetapan harga opsi-call Eropa dengan beberapa asumsi tambahan pada saham LQ-45 dengan menggunakan model Black-Scholes.
Kajian Teori
1.       Teori Sistematis
Merupakan teori yang berpijak pada konteks hubungan yang logis serta teratur sehingga  membentuk sistem secara menyeluruh, utuh, dan terpadu yang mendukung hubungan positif terhadap Estimasi harga saham di LQ-45.
2.       Teori Obyektif
Merupakan teori yang berpijak pada keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi. Teori obyektif mendukung hubungan positif terhadap Estimasi harga saham di LQ-45.
Hipotesis
1.       Tabel 1 memperlihatkan statistik deskriptif mengenai tingkat pengembalian 45 saham pada LQ45. Rata-rata tingkat pengembalian saham umumnya positif selama periode penelitian. Tingkat pengembalian indeks LQ-45 rata-rata adalah 0,08% perhari dengan tingkat risiko sebesar 1,71%.
2.       Tabel 2 memperlihatkan risiko yang dialami investor dengan menggunakan ukuran Value at Risk (VaR). VaR merupakan besaran risiko yang ditanggung investor untuk investasi pada saham yang bersangkutan dengan tingkat signifikansi kesalahan bervariasi dari 1% sampai 5%.
Metode Penelitian
Tanggal : -
Jenis Penelitian : : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanasi, secara eksplanasi penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan ada tujuannya dan objeknya, yaitu pada yang bertujuan mempelajari, mendeskripsikan, mendektesi/mengungkapkan dan ada pula yang menyelidiki hubungan kuasalitas. Berdasarkan tingkatan eksplanasi, maka penelitian ini adalah penelitian assosiatif yakni penelitian Estimasi harga saham di LQ-45. 
Sumber Data : Dalam penelitian data yang digunakan adalah Data historis saham. Data historis saham merupakan ringkasan perkembangan harga saham individual dari emiten yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Untuk melakukan penelitian ini dibutuhkan :
1.      Data harga saham emiten LQ-45  periode harian, IHSG, dan SBI-1 bulan dengan periode penelitian Januari 2000-Maret 2008
2.      Data keuangan tiap emiten selama periode tahun 2003-2006 yang diperoleh dengan cara men-download melalui website BEI yaitu hhtp://www.jsx.co.id. 
Teknik Pengumpulan Data :  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan observasi pada       Data harga saham emiten LQ-45  periode harian, IHSG, dan SBI-1 bulan dengan periode penelitian Januari 2000-Maret 2008 dan data keuangan tiap emiten selama periode tahun 2003-2006 yang diperoleh dengan cara men-download melalui website BEI yaitu hhtp://www.jsx.co.id. 
Populasi :  Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah segala pihak yang terlibat dalam Estimasi harga saham di LQ-45.  
Sampel : Sampel dalam penelitian ini diambil dari data harga saham emitmen  dan data keuangan tiap emiten pada LQ-45
Analisis Data : Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskripsif yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian  penulis antara lain sebagai berikut :
1.     Mengumpulkan data dan membandingkannya dengan peraturan-peraturan.
2.     Mempelajari kelemahan-kelemahan dan keunggulan dalam Estimasi harga saham di LQ-45.
3.     Menarik kesimpulan.
Hasil Penelitian
1.    Rata-rata tingkat pengembalian pasar umumnya positif selama periode penelitian, dimana untuk tingkat pengembalian pasar (indeks LQ-45) rata-rata adalah 0,08% perhari dengan tingkat risiko sebesar 1,71%.
2.    Rata-rata tingkat pengembalian saham emiten selama periode penelitian adalah berkisar -0,02% hingga 1,08% perhari.
3.    Dari hasil empiris diketahui bahwa volatilitas masa lalu mempengaruhi volatilitas saat ini.
4.    Hasil estimasi harga opsi-call yang terbentuk ternyata sangat responsif bila terjadi perubahan pada volatilitas tingkat pengembalian saham dan lamanya maturitas opsi. Pada model VaR 5%.

Keterkaitan dengan teori atau referensi yang digunakan
Opsi (option) adalah suatu kontrak berupa hak (bukan kewajiban) bagi pembeli kontrak opsi untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu kepada penjual kontrak opsi pada harga tertentu dan dalam jangka waktu yang telah ditentukan di muka.  Jenis opsi ada berbagai macam yang terbagi dalam tiga golongan, yaitu
a)      Opsi yang diperdagangkan di bursa (listed options),
b)      Opsi OTC (over the counter) atau opsi yang diperdagangkan antara dua pihak dan sering kali diperdagangkan di luar bursa,
c)       Opsi saham karyawan (employee stock options), yaitu opsi yang diterbitkan perusahaan sebagai kompensasi atau bonus bagi para karyawan.
Macam-macam Opsi yang diperdagangkan dalam Bursa Berjangka atauListed Options meliputi: Opsi Saham, Opsi Kormoditi, Opsi Obligasi, Opsi Indeks Saham, dan Opsi Kontrak Berjangka. Sedangkan, macam-macam Opsi yang diperdagangkan di luar Bursa Berjangka atau Opsi OTC meliputi: Opsi Suku Bunga, Opsi Valuta Asing, dan Opsi Swap (Swaptions). Sistem perdagangan di luar Bursa Berjangka dikenal pula dengan istilah Sistem Perdagangan Altematif (SPA).
Opsi saham adalah salah satu jenis kontrak opsi yang menggunakan saham sebagai aset yang mendas ari (underlying asset). Opsi saham merupakan instrumen derivatif karena nilainya diturunkan dari nilai dan karakteristik aset saham yang mendasarinya. Opsi saham diterbitkan oleh investor yang menerbitkan saham untuk dijual kepada investor lainnya.
Opsi saham dapat digunakan dalam 3 (tiga) jenis perdagangan:
1.       Pembelian untuk spekulasi merupakan penggunaan puts dancalls paling sederhana seperti pembelian saham (beli murah dan jual mahal) dan merupakan alternatif lain dari investasi dalam saham. Jika investor merasa harga pasar suatu saham tertentu akan naik maka ia membeli call atas saham tersebut. Jika sebaliknya, investor merasa harga saham akan menurun maka ia akan membeli puts untuk mengubah kemerosotan harga menjadi keuntungan.
2.       Hedging adalah suatu kombinasi dari dua atau lebih sekuritas dalam suatu posisi investasi dengan maksud untuk menekan risiko, misalnya membeli saham dan sekaligus membeli puts atas saham tersebut atau membeli saham dan sekaligus membuat cal. Tujuan hedging adalah untuk memperoleh atau melindungi laba tanpa mengekspos investor terhadap risiko yang berlebihan.
3.       Pemerataan opsi (option spreading) merupakan kombinasi darisatu atau lebih opsi dalam satu transaksi. Pemerataan opsi dilakukan dengan sekaligus membeli dan membuat opsi atas saham yang sama.
Rekomendasi dari jurnal tersebut
Untuk penelitian selanjutnya seharusnya dilakukan perbaikan yang bertujuan untuk menghasilkan penelitian yang lebih komprehensif, yakni dengan melakukan beberapa hal berikut :
1.       Menggunakan model penetapan harga opsi lainnya sebagai estimasi penetapan harga, misalnya model Levy, montecarlo dan seterusnya, dan di sisi lain juga mengikutsertakan pembentukkan harga opsi put. Mengenai jenis opsi, terdapat beberapa jenis opsi lainnya yang dapat digunakan (jenis Amerika, Bermuda, atau Asia).
2.       Sampel penelitian dapat ditambah baik itu sehingga dapat diperoleh gambaran potensi intrumen ini jika diterapkan pada setiap saham yang listing di bursaa efek.
3.       Adapun indikator opsi yang dapat digunakan sebagai alat analisis dapat ditambah, misalnya dengan indikator gamma, rho, dan theta pada kedua jenis opsi (call dan put).

Jurnal Analisis Future
Judul Penelitihan
Pengaruh Kontrak Futures Indeks Terhadap Volatilitas Underlying Spot Market Di Indonesia.
Jurnal
Jurnal Manajemen
Vol. & Halaman
Volume XXI, No. 01, Februari 2017: 17-32
Penulis
Sukmawati Sukamulja dan Sony Fidanti
Tahun
2017
Latar Belakang
Setelah kemunculan kontrak futures banyak peneliti memperdebatkan bagaimana efek yang ditimbulkan dari perdagangan ini terhadap pasar saham. Setidaknya ada tiga argumentasi utama yang menjadi perdebatan dikalangan peneliti. Pendapat pertama mempercayai bahwa adanya kontrak futures (futures trading), dapat meningkatkan volatilitas pasar saham dengan adanya ketidakstabilan pada harga spot dari underlyingnya.
Penelitian mengenai kontrak futures indeks LQ45 atau yang lebih dikenal dengan LQ45 Futures memang terbilang jarang dilakukan, selain karena hal-hal yang telah disebutkan di atas. Penyebab lainnya, dikarenakan singkatnya masa perdagangan kontrak tersebut. Seperti yang telah diketahui, LQ45 Futures telah dihentikan perdagangannya pada tahun 2009 atau hanya berjalan selama 9 tahun sejak kemunculannya di tahun 2001. Kini tujuh (7) tahun pasca penghentian perdagangan kontrak futures indeks dengan underlying indeks LQ45 (atau LQ45 Futures) tersebut diaktifkan kembali pada 1 Februari 2016, dengan penyempurnaan dari sisi bisnis, teknis, serta peraturan agar sesuai standar internasional.
Dasar Teori
Perdagangan ekuitas indeks LQ45 berpengaruh terhadap perdagangan LQ45 Futures, karena yang diperdagangkan dalam LQ45 Futures adalah ekuitas dari indeks LQ45 sebagai aset penyertaannya. Salah satu alasan adanya LQ45 Futures pada saat itu adalah untuk memberikan fasilitas lindung nilai (hedging) bagi investasi saham, khususnya pada 45 saham paling likuid di BEI.
Hedging merupakan transfer of risk akibat volatilitas harga, melalui perdagangan berjangka. Melalui hedging, kerugian posisi aset awal dihilangkan. Hubungan antara hedging dan derivatif amat erat. Derivatif merupakan salah satu teknik hedging yang banyak dan sering digunakan. Banyak jenis derivatif yang dapat digunakan untuk melindungi aset di masa mendatang. Penggunaan derivatif berbeda satu dengan lainnya, sesuai dengan aset pernyertaannya, seperti forward, futures, options, dan swaps.
Penelitihan Terdahulu
Sharma dan Malhotra (2015) dan Yadev (2016) mempercayai bahwa adanya kontrak futures (futures trading), dapat meningkatkan volatilitas pasar saham dengan adanya ketidakstabilan pada harga spot dari underlyingnya. Pendapat ini didukung oleh penelitian, misal.
Menurut Kasman dan Kasman (2008), Bohl et al. (2011, 2014), dan Singh (2016) futures trading menurunkan volatilitas pasar saham. Artinya, dengan adanya transaksi futures justru meredam gejolak harga spot di pasar aset penyertaannya. Hasil penelitian itu sejalan dengan penelitian terdahulu seperti yang dilakukan oleh 
Spyrou (2015) dan Er et al. (2015) menyimpulkan bahwa transaksi kontrak futures tidak berpengaruh terhadap volatilitas pasar spot. Hasil ini diindikasikan akibat pengaruh thin trading. Pasar yang tidak liquid memanipulasi aktivitas transaksi dan tidak memberikan hasil yang nyata.
Objek Penelitihan
Underlying Spot Market Di Indonesia (indeks LQ45 Futures)
Tujuan Penelitihan
Penelitian ini bertujuan menganalisis efek yang ditimbulkan dari adanya kontrak futures indeks (LQ45 Futures) yang berpengaruh terhadap volatilitas indeks underlyingnya, yaitu indeks LQ45.
Kajian Teori
1.       Kontrak futures indeks dan volatilitas underlying spot market.
Munculnya transaksi futures yang awalnya untuk melakukan lindung nilai, dalam perjalanan waktu telah berkembang menjadi transaksi spekulasi untuk memperoleh keuntungan. Para spekulator menyebabkan pasar lebih berfluktuasi dan mendenyutkan transaksi perdagangan. Dampak munculnya transaksi future itulah telah meningkatkan volatilitas pasar saham. Dasar pemikirannya, pasar futures akan mempengaruhi investor yang tidak mempunyai informasi cukup dan menimbulkan volatilitas. Makin rendahnya informasi yang dimiliki oleh investor, maka makin tinggi pula volatilitas aset nya. Sebaliknya, makin tinggi informasi yang dimiliki, maka makin rendah volatilitas aset.
2.       Transaksi Futures, Volatilitas Harga Spot dan Efisiensi Pasar.
Teori pasar efisien awalnya digagas oleh Fama (1970) dan Jensen (1978). Pasar disebut efisien jika transaksi tidak memungkinkan untuk memperoleh keuntungan ekonomi (Jensen, 1978). Suatu pasar modal disebut efisien jika merefleksikan semua informasi relevan pada harga sahamnya. Dasar pemikiran pasar efisien adalah informasi sempurna, baik secara kualitas, waktu, maupun persepsi (Sukamulja, 2005). Dalam kenyataannya tidak ada sebuah pasarpun yang efisien sempurna, sehingga dalam jangka pendek investor masih bisa memprediksikan harga untuk memperoleh keuntungan jangka pendek (Timmermann dan Granger, 2004).
Hipotesis
H1 : Kontrak LQ45 futures indeks berpengaruh pada penurunan volatilitas underlying spot market (LQ45 indeks).
H2 : Kemunculan kontrak LQ45 futures indeks berpengaruh pada peningkatan efisiensi pasar.
Metode Penelitihan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga penutupan harian dari indeks LQ45 periode 2000 sampai 2009. Data diklasifikasikan berdasarkan periode sebelum (prefutures: 10 Oktober 2000-10 Agustus 2001, dengan 206 observasi) dan sesudah (postfutures: 13 Agustus 2001-13 Agustus 2009, dengan 1946 observasi) keberadaan kontrak futures indeks. LQ45 Futures muncul pada tanggal 13 Agustus 2001. Return indeks LQ45 selama periode pengamatan dikelompokkan menjadi tiga (3) kelompok, yakni periode prefutures, post-futures, dan periode keseluruhan (overall: 10 Oktober 2000-13 Agustus 2009, dengan 2152 observasi).
Hasil Penelitihan
Hasil pengujian pada return indeks LQ45 menemukan bahwa telah terjadi volatilitas yang rendah selama keberadaan kontrak futures indeks. Akan tetapi, volatilitas ini bukan dipengaruhi oleh kontrak futures indeks. Artinya kemunculan transaksi kontrak futures tidak berpengaruh terhadap volatilitas underlying spot nya.

Keterkaitan dengan teori atau referensi yang digunakan
Kontrak futures merupakan perjanjian antara pembeli dan penjual yang berisi hal – hal berikut ini:
1.     Pembeli futures setuju untuk membeli sesuatu dari penjual futures, dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada batas waktu yang ditentukan dalam kontrak.
2.     Penjual futures setuju untuk menjual suatu komoditi atau asset tertentu kepada pembeli futures, dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada batas waktu yang ditentukan dalam kontrak.
Dari pengertian di atas, kontrak futures bisa didefinisikan juga sebagai suatu kesepakatan kontrak tertulis antara dua pihak untuk melakukan dan menerima penyerahan sejumlah asset/komoditi dalam jumlah, harga, dan batas waktu tertentu. Dalam perkembangan perdagangan futures, asset atau komoditi yang bisa diperjualbelikan tidak hanya terbatas pada komoditi pertanian atu pertambangan saja, tetapi juga sudah mencakup asset finansial.
Dalam kontrak futures, ada beberapa terminlogi penting yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut:
1.      Sesuatu (komoditi/asset) yang disetujui kedua pihak untuk dipertukarkan disebut dengan underlying asset.
2.       Tanggal yang ditetapkan untuk melakukan transaksi disebut dengan settlement date atau delivery date.
3.       Harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang berkepentingan untuk melakukan transaksi disebut dengan futures price.
4.      Pihak yang menyetujui kontrak untuk membeli asset yang menjadi patokan di kemudian hari disebut sebagai pemilik (owner) kontrak futures, atau dikatakan mengambil posisi long futures atau long position.
5.      Pihak yang menyetujui kontrak untuk menjual asset patokan tersebut di kemudian hari disebut sebagai penjual (seller) kontrak futures, atau disebut juga berada pada posisi short futures atau short position.

Beberapa spesifikasi yang distandarisir dalam kontrak futures adalah jumlah, kualitas, waktu penyerahan, tempat penyerahan, serta syarat – syarat pembayaran dan prosedur dalam penyerahan komoditi yang menjadi asset patokan dalam kontrak. Dengan demikian, komponen yang akan dinegosiasikan dalam transaksi kontrak futures antara penjual dan pembeli adalah komponen harga. Kemudahan tersebut akan membuat likuiditas jual/beli kontrak berjangka menjadi semakin tinggi.
Semua aktivitas dalam transaski kontrak futures yang sudah terstandarisir dilakukan dalam bursa yang teroganisir, dengan bantuan sebuah lembaga kliring. Dengan demikian, perdagangan dalam bursa kontrak futures akan berfungsi sebagai berikut:
1.      Transfer risiko (risk transfer). Bursa konyrak futures bisa dijadikan sarana oleh para hedger (pihak yang melakukan hedging) untuk mengendalikan risikop harga yang melekat pada komoditas yang menjadi patokan kepada pihak speculator yang melakukan perhitungan risiko untuk mendapatkan keuntungan.
2.      Pembentukan harga (price discovery). Bursa kontrak futures bisa dijadikan sarana pembentukan harga pasar yang transparan dan terbuka karena dibentuk melalui proses persaingan harga yang terbuka. Harga yang terbentuk nantinya juga sudah akan mencerminakn kekuatan Tarik menarik antara permintaan dan penawaran dari komoditi yang menjadi asset patokan.
3.      Stabilitas keuangan (financial stability). Para hedger yang melakukan lindung nilai (hedging) terhadap asset yang dijadikan patokan akan lebih mudah menentukn tingkat keuntungan yang diharapkannya, karena dalam perdagangan di bursa kontrak futures, kepastian pencapaian nilai dari asset yabg akan dijual sudah dilindungi nilainya.
4.      Pengawasan mutu (quality control). Spesifikasi tentang mutu asset patokan yang tercantum secara spesifik dalam kontrak futures akan bisa dijadikan acuan untuk menjamin kesesuaian mutu asset secara fisik dengan spesifikasi mutu yang tercantum dalam kontrak futures.
5.      Pengumpulan informasi yang efisien (efficient information gathering). Dengan adanya bursa terorganisir, maka informasi antar pelaku padar yang ingin bertransaksi akan bisa dilakukan dengan efisien (cept, mudah, dan sekaligus murah).
Rekomendasi dari jurnal tersebut
Untuk rekomendasi penelitihan selanjutnya pada jurnal ini adalah alangka lebih baiknya apabila di metode penelitihan dijabarkan metode penelitihan yang digunakan. Dan lebih memperhatikan mengenai terminology future, agar tidek fokus pada satu aspek saja.

DAFTAR PUSTAKA
Drs. Suherdi Judokusumo, M.A, Pengantar Derivatif Dalam Moneter Internasional, Grasindo. Cikal Sakti.
Ir.R.Serfianto Dibyo Purnomo, Iswi Hariyani S.H.,M.H, & Cita Yustisia Serfiyani,S.H. Pasar Komoditi : Perdagangan Berjangka Dan Pasar Lelang Komoditi, Percetakan Galangpress. Jogja Bangkit Publisher, Cet.1 2013.
Iswi Hariyani, SH,MH & Ir.R.Serfianto Dibyo Purnomo. Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, Transmedia Pustaka. Cet.1 Desember 2010.
Pasaribu, Rowland Bismark Fernando, ESTIMASI HARGA OPSI SAHAM DI BEI: Studi Kasus Saham LQ-45, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 20, No. 3, Desember 2009, 195-218 ISSN: 0853 – 1259.
Sukamulja, Sukmawati dan Sony Fidanti, Pengaruh Kontrak Futures Indeks Terhadap Volatilitas Underlying Spot Market Di Indonesia, Jurnal Manajemen/Volume XXI, No. 01, Februari 2017: 17-32.
Sumiati dan Nur Khusniyah Indrawati. Manajemen keuangan perusahaan, UB Press. Cet.1 Desember 2019.
Tandelilin, E. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. 1-th edition.Kanisius-Yogyakarta.





6 komentar:

Review Jurnal Analisis Opsi dan Future Nama / NIM : Yuni Mega Lestari / 17510175 Mata Kuliah : Analisis Sekuritas Dosen Mata Kuliah ...