REVIEW JURNAL
Nama : Ach. Eko
Mustofa
NIM :
17510164
Program
Studi/Fakultas : Manajemen / Ekonomi
Matakuliah /Kelas :
Analisis Sekuritas / H
REVIEW JURNAL
1. JURNAL I (ANALISIS OPSI)
Judul
|
Analisis perbandingan keakuratan harga call option dengan
menggunakan metode monte carlo simulation dan metode black scholes pada
indeks harga saham gabungan (IHSG)
|
Jurnal
|
Jurnal
Manajemen
|
Volume & Halaman
|
Vol. 14. No. 3
|
Tahun
|
2014
|
Penulis
|
Tieka Trikartika Gustyana & Andrieta Shintia Dewi
|
Reviewer
|
Ach. Eko Mustofa
|
Tanggal
|
1 Mei 2020
|
I
|
Latar Belakang
|
Opsi adalah
salah satu instrument
derivative. Option merupakan
investasi yang cukup menarik
untuk dilakukan apabila volatilitasnya tinggi. Risiko dapat digambarkan dengan
volatilitas. Volatilitas menggambarkan probabilitas yang terjadi pada harga
saham dari waktu
ke waktu. IHSG
merupakan Indeks Harga
Saham Gabungan yang
menggambarkan harga saham
di Bursa Efek
Indonesia (BEI), dimana
IHSG juga merupakan
indicator pergerakan harga seluruh
saham di BEI.
|
II
|
Metode Penelitian
|
·
Jenis Penelitian :
Metode
deskriptif
·
Data dan sumber data :
Data yang digunakan
adalah data indeks
harga saham gabungan
(IHSG), dengan penentuan
periode waktu jatuh tempo
call option 2
bulan dan Agustus
2011 sampai dengan
Agustus 2013.
|
III
|
Hasil Penelitian
|
1. Pada
Indeks Saham Gabungan Indonesia untuk jangka waktu kontrak opsi saham 3 (tiga)
bulan dengan menggunakan Metode Black Scholes, nilai price absolute error-nya sebesar
3,48%, artinya rentang
kesalahan nilai call
opsi itu sebesar
3,48%.
2. Pada
Indeks Saham Gabungan Indonesia untuk jangka waktu kontrak opsi saham 3 (tiga)
bulan dengan menggunakan Metode Simulasi Monte Carlo, nilai price
absolute error-nya sebesar 2.99%, artinya rentang kesalahan nilai call
opsi itu sebesar 2.99%. Nilai
price absolute error
dari dua Metode
yaitu Black Scholes
dan Monte Carlo dengan
jangka waktu jatuh tempo 2 bulan yaitu
untuk Metode Black Scholes sebesar 0.02%,
sedangkan nilai price
absolute error untuk
Metode Simulasi Monte Carlo sebesar 2.55%. Berdasarkan
nilai price absolute error dengan jangka waktu jatuh tempo 2 bulan, Metode
Simulasi Black Scholes memiliki nilai price absolute error yang lebih kecil
dibandingkan dengan Metode Monte Carlo,
maka dapat disimpulkan Metode Simulasi Black Scholes lebih akurat
dibandingkan Metode Monte Carlo.
Berdasarkan dari
hasil penelitian dengan
mempergunakan dua Metode
yaitu Black Scholes
dan Monte Carlo,
didapatkan Metode Simulasi
Black Scholes (0.02%,) memiliki
nilai price absolute
error yang lebih
kecil dibandingkan dengan
Metode Monte Carlo
(2.55%), maka dapat
disimpulkan Metode Simulasi Black
Scholes lebih akurat
dibandingkan Metode
Monte Carlo.
|
IV
|
Landasan Teori
|
Opsi adalah
salah satu instrumen
derivative, dimana opsi
merupakan suatu
perjanjian/kontrak antara penjual opsi ( seller/writer) dengan pembeli opsi
(buyer), dimana penjual opsi menjamin adanya hak (bukan kewajiban) dari
pembeli opsi, untuk
membeli atau
menjual saham tertentu
pada waktu dan
harga yang telah
ditetapkan.
Options (opsi) adalah
kontrak antara dua
pihak yang memberi
pengambil (pembeli) hak,
tetapi bukan kewajiban,
untuk membeli atau
menjual sejumlah saham
pada harga yang
telah ditentukan. Untuk
memperoleh hak ini
pengambil (pembeli) membayar
premi ke penulis
(penjual) kontrak. Jenis opsi
yang diperdagangkan ada
dua macam, yaitu
: (1) Call Option dan
(2) Put Option
.
Call
option
(opsi
call) merupakan kontrak
perjanjian yang memberi
hak
kepada pembeli
untuk membeli saham
perusahaan tertentu dalam
jumlah tertentu dari
penjual opsi pada
harga tertentu dan
pada waktu yang
telah ditetapkan.
Put option
(Opsi put)
merupakan kontrak perjanjian
yang memberi hak
kepada pembeli untuk
menjual saham perusahaan tertentu
dalam jumlah tertentu
dari penjual opsi
pada harga tertentu
dan pada waktu
yang telah ditetapkan.
Terdapat tiga
kelompok variabel yang
secara langsung mempengaruhi harga atau
nilai dari opsi.
Kelompok pertama terdiri dari
variabel yang berhubungan
dengan harga aset
dasar : Harga
terkini (current price)
dari aset dasar, volatilitas
dari
aset dasar, dan
dividen kas dari
aset dasar. Kelompok
kedua terdiri dari variabel
yang berhubungan dengan
spesifikiasi kontrak opsi
: harga exercise
dan jangka
waktu jatuh tempo.
Variabel-variabel yang termasuk
dalam kelompok ketiga
atau yang paling
penting adalah tingkat
suku bunga bebas
risiko.
Pengaruh dari setiap variabel akan
dianalisis satu persatu dengan asumsi variable yang lain tidak mengalami perubahan.
a.Harga terkini dari aset dasar (
S )
Pada opsi call (put)
semakin besar (kecil)
harga dari aset
dasar, akan semakin
besar antisipasi nilai
opsi saat jatuh
tempo, jadi nilai
opsi akan semakin
besar.
b.Volatilitas dari aset dasar (σ)
Dengan meningkatnya volatilitas, probabilitas untuk
memperoleh harga yang
lebih tinggi atau
lebih rendah pada saat options jatuh tempo
juga akan meningkat. Karena payoff pada sebuah
call (put) dilindungi dari
hasil yang tidak
menguntungkan (Harga asset dasar
yang rendah pada
sebuah call dan
yang tinggi pada
sebuah put saat
opsi jatuh tempo), dan
semakin tinggi volatilitas berarti
semakin tinggi probabilitas untuk memperoleh
hasil yang menguntungkan, jadi
nilai dari call
dan put akan
meningkat seiring meningkatnya volatilitas.
c.Dividen (D)
Pada opsi
saham dividen kas
dapat mempengaruhi nilai
dari opsi. Opsi yang tercatat
di bursa tidak
dilindungi terhadap kas
dividen. Jadi dividen kas akan mengurangi
harga saham sebesar jumlah
dividen kas yang
dibagikan sehingga akan
menurunkan nilai dari
sebuah call dan
meningkatkan nilai sebuah
put.
d. Harga exercise
Harga exercise mempengaruhi antisipasi
payoff pada saat
opsi jatuh tempo. Semakin tinggi harga exercise, maka akan semakin rendah (tinggi)
antisipasi payoff untuk sebuah call (put), maka akan semakin rendah (tinggi)
nilai dari call (put).
|
2. JURNAL II (ANALISIS FUTURE)
Judul
|
Efektivitas Hedging Kontrak Futures
Komoditi Emas Dengan Olein
|
Jurnal
|
Jurnal Manajemen Teori Dan Terapan
|
Volume & Halaman
|
Tahun 4, No. 2, Agustus
2011
|
Tahun
|
2011
|
Penulis
|
Fitri Ismiyanti dan
Hendra Ima Sasmita
|
Reviewer
|
Ach. Eko Mustofa
|
Tanggal
|
1 Mei 2020
|
I
|
Latar Belakang
|
Berkembangnya pasar keuangan yang
semakin pesat turut meningkatkan risiko yang akan dihadapi investor, sehingga
diperlukan diversifikasi untuk mengurangi risiko ini. Diversifikasi portofolio
secara internasional merupakan pilihan untuk mengurangi atau meminimalkan
tingkat risiko yang akan dihadapi. Hal ini dikarenakan perbedaan kondisi
perekonomian suatu negara yang berbeda satu sama lain dapat menyebarkan
tingkat risiko, sehingga memperkecil tingkat volalitas return portofolio.
Bagi investor dengan tipe penghindar risiko,
pemilihan diversifikasi portofolio internasional tidaklah cukup.
Diversifikasi internasional hanyalah untuk mengurangi risiko non-systematic,
namun risiko pasar (systematic risk) masih tetap ada. Oleh karena itu,
untuk mengurangi risiko pasar diperlukan suatu instrumen lindung nilai yang
dapat menurunkan tingkat varians return. Hal ini dapat dilakukan
dengan menambahkan kontrak derivative sebagai instrumen lindung nilai
(hedging).
|
II
|
Tujuan Penelitian
|
Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektivitas penanganan risiko sistimatis yang
dihadapi oleh hedger komoditi emas dengan hedger komoditi olein
dengan menguji perbedaan varians return hedged pada kontrak futures
komoditi emas dengan varians return hedged pada kontrak futures
komoditi olein.
|
IV
|
Hasil Penelitian
|
Kontrak futures komoditi
merupakan salah satu instrumen lindung nilai sebuah aset komoditi dari risiko
sistimatis. Risiko dapat dialihkan kepada para spekulan yang mengharapkan
keuntungan dari bursa berjangka. Dengan melakukan hedging, diharapkan
keuntungan atau kerugian yang ada di pasar spot dapat tertutupi dengan
kerugian atau keuntungan yang diperoleh di pasar futures.
Hasil uji korelasi menunjukkan tingkat
korelasi harga spot emas terhadap futures emas sebesar 0.996.
Kontrak futures emas memiliki track yang baik terhadap harga spot emas.
Sama halnya dengan kontrak futures komoditi olein yang memiliki
korelasi yang kuat terhadap pergerakan harga spotnya. Korelasi yang
kuat ini dikarenakan kedua kontrak futures menggunakan underlying yang
sama pada masing-masing komoditi. Nilai korelasi bisa bertambah kuat atau
melemah tergantung kondisi pasar pada tiap-tiap komoditi. Dengan menggunakan
model ordinary least square (OLS) untuk menentukan nilai hedge
ratio, ditemukan nilai hedge ratio kontrak futures emas
lebih kecil dibandingkan dengan hedge ratio kontrak futures olein.
Namun, saat uji beda terhadap varians return hedged komoditi emas
dengan varians return hedged komoditi olein, hasil analisis
menunjukkan bahwa H0 tidak ditolak. Hal ini mengindikasikan bahwa varians return
dari hedged komoditi emas memiliki nilai yang sama dengan varians return
hedged komoditi olein.
-
Efektivitas strategi hedging tergantung pada ketersedian
instrumen hedging yang cocok. Semakin tinggi korelasi pergerakan harga
komoditi dengan pergerakan harga futures, maka akan semakin efektif
strategi hedging tersebut. Selain itu estimasi rasio hedge dan basis
risk juga harus diperhitungkan dalam melakukan strategi hedging. Hedge
ratio digunakan sebagai ukuran untuk menentukan kontrak futures yang
akan diambil. Estimasi rasio hedge yang optimal akan menentukan
tingkat penyetaraan keuntungan maupun kerugian yang akan terjadi di pasar spot
dan futures. Cross hedging dapat dilakukan jika komoditi
yang akan dihedged tidak terdapat kontrak futuresnya, maka
sebagai alternatifnya dapat digunakan kontrak futures komoditi lain
yang memiliki pergerakan harga yang sama. Dari uji statistik pearson correlation,
korelasi spot emas dengan futures olein sebesar 0,694 sedangkan
korelasi spot olein dengan futures emas sebesar 0,691. Hal ini
merupakan indikator bahwa futures emas dapat digunakan untuk menghedge
komoditi olein, dan futures olein dapat digunakan untuk menghedge
komoditi emas sehingga antar keduanya dapat dilakatakan sebagai cross
hedging.
|
Landasan Teori
|
Hull
(2008:25) menyebutkan bahwa selama masa pencapaian periode delivery,
harga dari sebuah kontrak futures akan mendekati/hampir mendekati (convergence)
dari harga spot atas underlying asetnya. Ketika harga futures
melebihi dari harga spot, para trader akan mencoba
memanfaatkan peluang arbitrase ini hingga pada akhirnya harga dari futures
akan jatuh. Begitu juga sebaliknya ketika harga dari futures berada
dibawah harga spot, para investor akan mengambil peluang ini untuk
menaikkan aset mereka dengan membeli kontrak futures hingga menunggu
jatuh tempo (delivery), sehingga harga dari futures akan
cenderung naik mendekati harga spotnya. Kedua hal ini menunjukkan
bahwa harga futures akan mendekati atau sangat mendekati dari harga
spotnya selama periode delivery.
Pasar
futures merupakan alternatif pasar yang dapat dimanfaatkan untuk
mengubah tingkat risiko suatu aktiva pada saat diperoleh suatu informasi
baru. Kecepatan dalam mengubah posisi saat informasi baru diperoleh
dibutuhkan untuk mencapai tujuan investasi dengan lebih efisien. Kecepatan
ini tercermin pada pasar futures dengan pertimbangan likuiditas, biaya
transaksi, kecepatan pelaksanaan, dan leverage, sehingga pengubahan
portofolio dengan menggunakan futures akan lebih mudah dan murah
dibandingkan dengan pasar tunai
Futures Contract
Kontrak futures merupakan sebuah
perjanjian untuk membeli atau menjual aset pada suatu periode waktu tertentu
dimasa yang akan datang dengan kepastian harga yang telah disepakati
sebelumnya. Harga sebuah kontrak futures akan berlawanan dengan harga
pada pasar spot, harga bisa lebih tinggi bisa juga lebih rendah. Pada
kontrak futures diperlukan sejumlah initial margin, yang
merupakan jumlah nominal uang yang perlu disetor oleh investor kepada broker.
Mekanisme futures kontrak adalah
pertama kali investor menyetor sejumlah deposit sebagai initial margin dalam
melakukan perdagangan futures selanjutnya. Kemudian investor akan
melakukan kontrak futures dengan memperhatikan aset yang akan
diperdagangkan, ukuran kontrak, price limit dan position limits.
Nilai dari kontrak futures dimasa mendatang dipengaruhi oleh instrumen
induknya yang ada di pasar spot.
Futures Contract Commodities
Komoditi merupakan aset yang pertama
kali diperdagangkan pada pasar futures. Bursa berjangka komoditi banyak
digunakan oleh kalangan bisnis sebagai sarana lindung nilai (hedging).
Dalam prakteknya bursa berjangka komoditi tidak hanya digunakan untuk
hedging. Para spekulan memanfaatkan bursa berjangka komoditi untuk memperoleh
laba, sehingga spekulan juga menyediakan likuiditas terhadap bursa berjangka
komoditi
Forward Contract
Hull menyatakan, kontrak forward hampir
sama dengan kontrak futures pada perjanjian untuk membeli atau menjual
aset pada waktu tertentu di masa yang akan datang dengan harga yang tertentu.
Namun, kontrak futures diperdagangkan pada lantai bursa sedangkan
kontrak forward diperdagangkan pada pasar over-the-counter.
Pasar over-the-counter (OTC) merupakan pasar perdagangan alternatif
yang menghubungkan dealers melalui jaringan telepon dan komputer
sehingga tidak terjadi pertemuan secara fisik antar dealers.
Long Hedges
Investor yang berencana untuk membeli saham di masa
yang akan datang, namun investor tersebut ingin memastikan harganya, maka
investor tersebut harus mengambil posisi kontrak beli di masa yang akan
datang, sehingga berapapun harga yang terbentuk pada saat jatuh tempo,
investor tetap akan membeli saham tersebut dengan harga yang telah ditetapkan
sebelumnya. long hedges merupakan ketepatan perkiraan dari hedger ketika
mengetahui waktu yang tepat untuk membeli sejumlah aset dan menginginkan
harga yang pasti di masa yang akan dating.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Dewi,
Andrieta Shintia. 2010. Analisis Perbandingan Keakuratan Model Opsi Black Scholes
dan Model Opsi Binomial di Bursa Efek Indonesia (Studi Empiris Pada Saham
Indosat). Bandung : Institut Manajemen Telkom.
Fabozzi, Frank J. 2000. Manajemen
Investasi. Jilid 2. Terjemahan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Hendrawan,
Riko dan Tendi Haruman. 2010. Perbandingan Model Opsi Black
Scholes
dan Model Opsi GARCH di Bursa Efek Indonesia. “Jurnal Keuangan dan Perbankan”. Volume
14 No 1, Hal 13-23. Bandung.
Hull,
John C. 2009. Options, Futures & Others Derrivatives. Seventh Edition. Pearson
Prentice Hall, International Edition.
Hull, Jhon C. 2008. Fundamentals
Of Future And Options Markets. Sixth Edition. Penerbit Pearson
Prentice Hall, New Jersey.
Madura, Jeff. 1997. Manajemen
Keuangan Internasional. Edisi keempat, jilid 1, Terjemahan. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Sangat bermanfaat sekali kak
BalasHapusAlhamdulillah menambah wawasan seputar analisis opsi dan future, semoga bermanfaat bagi para pembaca
BalasHapusTerima kasih buat penulis, karya tulisannya sangat membantu bagi kami yang belum mengerti terkait pasar opsi dan pasar future.
BalasHapusMenurut saya, jurnal cukup bagus karna telah menjabarkan dan menjelaskan secara jelas dan informatif
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMantap pak eko sangat bermanfaat
BalasHapusTerima kasih penulis. Karya ini sangat menambah wawasan
BalasHapusTerimakasih, sangat bermanfaat karena dapat menambah wawasan.
BalasHapussangat bermanfaat sekali
BalasHapus