Sabtu, 02 Mei 2020

Review Jurnal dan Analisis Opsi dan Futures Saham oleh Asyfiya S.A 17510190


Judul Review Jurnal : Analisis Opsi Saham : Pengaruh Tingkat Bunga terhadap Penentuan Harga Suatu Kontrak Opsi pada Model Black-Scholes
Nama/NIM : Asyfiya Shalihah Amri 17510190
Mata Kuliah : Analisis Sekuritas G
Dosen Pengampu : M. Nanang Choiruddin, S.E.,M.M
Review Jurnal
Judul jurnal
Pengaruh Tingkat Bunga terhadap Penentuan Harga Suatu Kontrak Opsi pada Model Black-Scholes
Penulis
Riaman, Betty Subartini, F. Sukono
Riwayat Jurnal
Jurnal Matematika Integratif Volume 12 No 2, Oktober 2016, pp. 83-88
p-ISSN:1412-6184, e-ISSN:2549-903 doi:10.24198/jmi.v12.n2.11919.83-88
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dan berapa besar pengaruh tingkat bunga terhadap harga suatu kontrak opsi dengan menggunakan model Black-Scholes
Pembahasan
Variabel yang digunakan untuk menghitung harga opsi tipe Eropa meliputi S (harga saham penutupan), K (harga kesepakatan/exercise antara penjual dan pembeli opsi), r (tingkat bunga bebas risiko), T (waktu tersisa hingga jatuh tempo dalam tahun), σ (volatilitas dari return harga saham). Nilai dari S dapat dilihat pada data historis penutupan harga saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Pada tanggal 29 Maret 2016, harga saham penutupan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar Rp3.300,00. Waktu jatuh tempo ditentukan selama 6 bulan, sedangkan suku bunga bebas risiko sebesar 6,75%. Harga kesepakatan/exercise antara penjual dan pembeli opsi ditentukan sebesar Rp3.400,00. Dengan besar volatilitas saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 0,0165 atau 1,65%.
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah studi literatur mengenai opsi saham dan dilanjutkan dengan studi kasus terhadap harga Opsi Eropa yang sahamnya terdapat di dalam kumpulan saham unggulan indeks LQ45. Studi kasus dilakukan dengan menyimulasikan data saham yang didapat untuk menaksir harga opsi yang sesuai. Data yang diambil merupakan data saham penutupan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan harga opsi, yaitu:
·         Mencari dan menentukan data historis
·         Menentukan variabel yang diperlukan yaitu S (harga saham penutupan), K (harga kesepakatan/exercise antara penjual dan pembeli opsi), r (tingkat bunga bebas risiko), T (waktu tersisa hingga jatuh tempo dalam tahun),  (volatilitas dari return harga saham).
·         Menentukan harga opsi beli dan opsi jual dengan menggunakan model Black-Scholes.
Hasil
Menurut hasil pembahasan yang telah diuraikan, dengan menggunakan model Black-Scholes, diperoleh suatu hasil prakiraan harga opsi beli maupun opsi jual secara analitis, dengan waktu jatuh tempo yang sama dan volatilitas yang sama serta harga saham dan harga exercise yang sama, semakin tinggi tingkat bunga maka semakin rendah prakiraan harga kontrak opsi beli, dan sebaliknya untuk kontrak opsi jual, semakin tinggi tingkat bunga semakin rendah prakiraan harga kontrak opsi jual.

Kaitan dengan Teori
Sebelumnya, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa menurut Baxter dan Rennie dalam Sukono, dkk (2016) Opsi adalah salah satu jenis kontrak masa depan (future contract) di mana jenis kontraknya didasarkan pada ide pentransferan kepemilikan terhadap suatu asset di masa depan pada harga yang telah disepakati. Opsi merupakan salah satu bentuk sekuritas derivatif (derivative security). Pada dasarnya opsi merupakan hak untuk melakukan sesuatu dan tidak berkewajiban untuk melakukannya. Artinya, pemilik opsi memiliki hak untuk menggunakan haknya apabila pemilik opsi tersebut berpikir bahwa yang dilakukannya itu menguntungkan, sebaliknya apabila tidak menguntungkan, pemilik opsi tidak berkewajiban untuk menggunakan haknya. Terdapat dua jenis opsi, yaitu opsi beli (call option) dan opsi jual (put option).
Terdapat tiga kelompok variabel yang secara langsung mempengaruhi harga atau nilai dari opsi. Kelompok pertama terdiri dari variabel yang berhubungan dengan harga aset dasar : Harga terkini (current price) dari aset dasar, volatilitas dari aset dasar, dan dividen kas dari aset dasar. Kelompok kedua terdiri dari variabel yang berhubungan dengan spesifikiasi kontrak opsi : harga exercise dan jangka waktu jatuh tempo. Variabel-variabel yang termasuk dalam kelompok ketiga atau yang paling penting adalah tingkat suku bunga bebas risiko. Kenaikan tingkat bunga bebas risiko (Rf) akan menurunkan nilai tunai (present value) dari harga exercise. Untuk pembeli call (put) hal ini berarti sebuah penurunan jumlah yang harus dibayar (akan diterima) jika opsi di-exercise. Jadi ada kecenderungan bahwa meningkatnya (menurunnya) Rf akan meningkatkan (menurunkan) nilai dari sebuah call (put) (Dewi dan Gustyana:2014).
Menurut Tandelilin (2010) harga sebuah opsi akan dipengaruhi oleh enam faktor berikut yaitu harga saham yang dijadikan patokan, strike price yang ditetapkan, expiration date dari opsi, volatilitas harga saham yang diharapkan selama umur opsi, tingkat suku bunga bebas risiko jangka pendek dan kemungkinan mendapatkan dividen. Pada tingkat suku bunga, umumnya jika tingkat suku bunga bebas risiko meningkat maka harga-harga saham juga akan mengalami kenaikan, sehingga pada tingkat suku bunga bebas risiko jangka pendek yang tinggi, investor akan semakin tertarik membeli call option dibandingkan membeli harga asaham dan hal ini akan menyebabkan harga call option naik.
Sedangkan menurut Bapepam dalam Stephanus (2014) faktor-faktor yang mempengaruhi harga opsi salah satunya Risk free interest rate dimana faktor ini mempengaruhi harga suatu opsi jika tingkat suku bunga dalam perekonomian meningkat akan mempengaruhi harapan kenaikan harga atas saham. Dengan mengasumsikan bahwa semua variable tetap maka harga put opsi akan menurun jika risk free interest rate mengalami peningkatan. Begitu pula sebaliknya, harga call option akan selalu meningkat seiring dengan peningkatan risk free interest rate.
Menurut Boddie, Kane, Marcus dalam Mariana (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi nilai opsi adalah stock price, exercise price, volatility, time to expiration, interest rate dan dividen payment. Adapun menurut Tandelilin (2010) model Balck Sholes merupakan model penilaian call option yang banyak di terima oleh masyarakat keuangan. Dalam menialai call option, model ini hanya memasukkan lima faktor dari enaam faktor yang dianggap mempengaruhi harga opsi yaitu harga saham, strike price, tingkat suku bunga, expiration date, volatilitas harga saham dan tidak memasukkan dividen karena model Black Sholes digunakan untuk opsi yang tisak memberikan dividen.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa hasil analisis yang dilakukan pada penelitian diatas sejalan dengan teori analisis opsi dimana salah satu faktor yang mempengaruhi harga opsi adalah tingkat bunga. Pengaruh ini muncul karena saat tingkat suku bunga perekonomian meningkat maka masyarakat akan tertarik untuk berinvestasi, dan akan menaikkan harga saham. Ini menjadi peluang untuk melakukan opsi call sebagai instrument investasi yang menguntungkan dalam konteks jangka pendek. Karena bila investor melakukan opsi call pada harga strike tertentu pada kondisi dimana harga saham diperkirakan akan mengalami kenaikan, maka ini akan menguntungkan investor melalui capital gain yang didapatkan dimana keuntungan sebesar selisih harga jual opsi call dengan harga beli opsi call sebelumnya.
Rekomendasi Analisis Selanjutnya
Analisis selanjutnya dapat mengkaji analisis opsi dengan menggunakan metode lain, analisis yang menitik beratkan pada faktor volatilitas atau faktor diluar enam faktor yang mempengaruhi harga opsi pada umumnya, atau analisis harga opsi yang penelitiannya langsung dilakukan terhadap opsi saham dari perusahaan tertentu.

Judul Review Jurnal : Analisis Future Saham : Pengaruh Kontrak Futures Indeks Terhadap Volatilitas Underlying Spot Market di Indonesia (Studi pada LQ45 Futures 2001 – 2009)
Review Jurnal
Judul jurnal
Pengaruh Kontrak Futures Indeks Terhadap Volatilitas Underlying Spot Market di Indonesia (Studi pada LQ45 Futures 2001 – 2009)
Penulis
Sony Fidanti, J. Sukmawati Sukamulja
Riwayat Jurnal
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya pengaruh kontrak futures indeks terhadap volatilitas underlying spot market. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji pengaruh kemunculan kontrak futures indeks terhadap efisiensi pasar pada periode 2001 – 2009.
Pembahasan
Tjiptono Darmadji (2001) menyatakan sekuritas derivatif merupakan turunan atau perluasan dari efek utama, baik yang bersifat penyertaan ataupun utang. Terdapat enam macam sekuritas derivatif yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia yaitu: (1) Right, merupakan hak yang diberikan kepada pemilik saham biasa untuk membeli saham baru yang diterbitkan emiten (2) Warrant, instrumen turunan dari saham atau obligasi. Salah satu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan dengan harga tertentu selama periode tertentu pula; (3) Option, merupakan suatu efek yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli atau menjual sejumlah aset tertentu dengan harga yang telah ditetapkan pada waktu mendatang; (4) Swap, merupakan kontrak penukaran mata uang pada saat sekarang dan waktu yang akan datang antara nasabah dengan bank devisa; (5) Forward, merupakan kontrak jual beli aset tertentu dengan harga yang telah ditetapkan dan transaksi dilakukan pada waktu mendatang yang disepakati (6) Futures merupakan kontrak berjangka untuk membeli atau menjual suatu aset dengan penyerahan dilakukan di masa mendatang dengan harga yang telah disepakati.
Kontrak futures indeks atau kontrak berjangka atas indeks efek adalah kontrak atau perjanjian antara dua pihak yang mengharuskan menjual atau membeli produk yang menjadi variabel pokok di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya (Suwarno, 2003). Objek yang dipertukarkan dalam perdagangan ini disebut dengan underlying asset (aktiva yang mendasari), berupa saham.
Volatilitas merupakan pengukuran statistik atas fluktuasi harga selama periode tertentu (Laporan Studi Volatilitas Pasar Modal Indonesia dan Perekonomian Dunia, 2001). Volatilitas sering dipersepsikan sebagai risiko dan dijelaskan oleh simpangan baku atau standard deviation. Penting bagi investor untuk dapat memahami volatilitas dalam aktivitas trading di bursa saham. Dengan mengenali volatilitas, maka investor dapat menilai sebaiknya instrumen apa yang harus dibeli dan disesuaikan dengan tujuan dari setiap investor.
Efficient Market Hypotesis (EMH), Teori ini menyatakan bahwa suatu pasar –pasar modal dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor institusi, mampu memperoleh return tidak normal (abnormal return), setelah disesuaikan dengan risiko, dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada (Gumanti dan Utami, 2002).
Hipotesis
1. H1 : Kontrak futures indeks berpengaruh pada penurunan volatilitas underlying spot market.
2. H2 : Kemunculan kontrak futures indeks berpengaruh pada pengingkatan efisiensi pasar.
Hasil
Hasil Uji Hipotesis 1 :
Didapatkan hasil yaitu penurunan volatilitas pada underlying spot market di Indonesia tidak dipengaruhi oleh keberadaan kontrak futures indeks, meskipun terjadi penurunan pada periode setelah kontrak futures indeks, maka H1 tidak didukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil beberapa penelitian sebelumnya, salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Xie dan Huang (2004) dan Herawati (2003), menemukan hasil yaitu kehadiran kontrak futures indeks tidak mempengaruhi volatilitas dari underlying spot market-nya.
Hasil Uji Hipotesis 2 : dari hasil penelitian disimpulkan bahwa nilai penjumlahan ARCH dan GARCH pada periode post-futures lebih besar dibandingkan dengan penjumlahan pada periode pre-futures. Hal tersebut menandakan bahwa telah terjadi peningkatan efisiensi pasar. hasil ini menunjukan bahwa H2 didukung. Ross (1989) dalam penelitian Antoniou dan Holmes (1995) juga menyampaikan argumennya mengenai perdagangan futures yang mampu meningkatkan arus informasi di spot market. Kemunculan kontrak futures indeks merupakan salah satu pengumuman yang memiliki kandungan informasi. Pengumuman yang memiliki kandungan informasi dan dinilai sebagai berita baik/good news akan direspon positif oleh investor. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya return disekitar pengumuman peristiwa.

Kaitan dengan Teori
Futures adalah salah satu tipe instrumen keuangan derivatif atau kontrak finansial yang berisi tentang pembelian atau penjualan komoditas atau suatu aset instrumen keuangan dua pihak dengan harga tertentu, dengan janji pengiriman pada waktu di masa yang akan datang. Futures merinci kualitas dan kuantitas aset yang diperdagangkan. Selain itu, aset-aset yang diperdagangkan juga sudah terstandarisasi sebagai fasilitas trading pada bursa berjangka.
Menurut Hull dalam Firmansyah, dkk (2018) kontrak berjangka atau future contracts merupakan perjanjian atau kesepakatan untuk membeli atau menjual aset tertentu pada saat tententu dengan atau pada harga tertentu dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang. Future seringkali digunakan untuk mengunci harga aset atau meminimalisasi fluktuasi harga barang. Hingga saat ini bentuk future yang berkembang tidak hanya terbatas pada komoditas pertanian dan pertambangan saja, namun juga telah mencakup aset finansial seperti valuta asing.
Paramitha (2011) mengemukakan bahwa ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam transaksi kontrak berjangka emas di Bursa Berjangka Jakarta, yaitu aspek fundamental yang berkaitan dengan komoditas tersebut dan aspek teknikal yang berkaitan dengan grafik perkembangan harga. Salah satu indicator dari aspek ini adalah Volatilitas. Jenis indikator ini berfungsi untuk memberikan informasi terkait dengan range dari harga, termasuk didalamnya percepatan dan perlambatan yang terjadi. Jelasnya indicator volatilitas berguna untuk mengetahui seberapa besar volatilitas harga suatu saham.
Pada transaksi futures, apabila terjadi kenaikan harga futures pada saat pembaharuan kontrak, maka investor dengan posisi long akan mengalami keuntungan. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan harga futures pada saat pembaharuan kontrak, maka investor dengan posisi long akan mengalami kerugian. Dari hasil penelitian Waruwu (2014) menyatakan bahwa data return kontrak berjangka olein dapat diketahui adanya simpangan data yang tidak seragam dari volatilitas return untuk setiap jenis kontrak berjangka olein. Hal tersebut menyatakan bahwa return untuk setiap jenis kontrak berjangka olein memiliki varian yang tidak konstan atau dengan kata lain volatilitasnya bersifat heteroskedastis. Pengukuran volatilitas bertujuan untuk mengetahui fluktuasi harga suatu aset dan mengestimasi kerugian yang akan diderita. Investasi dalam aset yang memiliki volatilitas tinggi akan cenderung menghadapi risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi dalam aset yang memiliki volatilitas rendah.
Adapun pada penelitian yang dilakukan oleh Sukamulja dan Fidanti (2017) menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh kontrak futures indeks pada volatilitas underlying spot market, meskipun telah terjadi penurunan volatilitas selama periode pengujian. Penelitian ini juga menemukan bahwa kemunculan kontrak futures indeks telah mempengaruhi sensitivitas pasar terhadap informasi tersebut dan meningkatkan efisiensi pasar. Namun Menurut Kasman dan Kasman, Bohl dan Singh dalam Sukamulja dan Fidanti (2017) futures trading menurunkan volatilitas pasar saham. Artinya, dengan adanya transaksi futures justru meredam gejolak harga spot di pasar aset penyertaannya. Hasil penelitian itu sejalan dengan penelitian terdahulu seperti yang dilakukan oleh Bologna dan Cavallo (2002) yang menemukan bahwa volatilitas harga di pasar spot menurun dan market depth makin meningkat setelah kemunculan kontrak futures serta dampaknya dirasakan secara langsung. Sedangkan di sisi lain beberapa penelitian menunjukkan bahwa, volatilitas underlying spot market tidak terpengaruh dengan kemunculan transaksi futures. Dari hasil pengujian efektivitas kontrak futures, ternyata kontrak futures merupakan instrumen lindung nilai yang efektif dan dapat menurunkan risiko sampai 64 persen.
Pemaparan pernyataan di atas menunjukkan bahwa pengaruh Kontrak Future terhadap volatilitas bersifat heterodektisitas atau tidak konstan, artinya dapat berpengaruh namun dapat pula tidak. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal seperti pasar yang tidak liquid ataupun resiko ketidakpastian yang menimbulkan berbagai asumsi alternartif dan banyak hal lainnya.
Rekomendasi Analisis Selanjutnya   
Penelitian tentang pengaruh futures terhadap volatility dinilai dapat dilakukan kembali, karena penelitian ini masih sedikit dan jarang dilakukan.

Daftar Pustaka
Tandelilin, E. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogjakarta : BPFE
Financial Magazine. Opsi Harga : Faktor yang mempengaruhi Harga Opsi 2020. Jurnal Keuangan https://id.toptipfinance.com/options-pricing-factors-that-influence-option-price  diakses 1 mei 2020
Gustyana, Tieka Trikartika dan Andrieta Shintia Dewi. 2014. Analisis Perbandingan Keakuratan Harga Call Option dengan Menggunakan Metode Monte Carlo Simulation dan Metode Black Scholes pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). JURNAL MANAJEMEN INDONESIA. Vol. 14. No. 3 Desember 2014
Mariana, Dina. 2009. Analisis Pengaruh Stock Price, Strike Price, Time to Maturity, Volatility dan Risk Free Interest Rate terhadap Nilai Opsi Call di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Riaman, Betty Subartini, F. Sukono, 2016. Pengaruh Tingkat Bunga terhadap Penentuan Harga Suatu Kontrak Opsi pada Model Black-Scholes. Jurnal Matematika Integratif Volume 12 No 2, Oktober2016,pp.83-88 p-ISSN:1412-6184, e-ISSN:2549-903 doi:10.24198/jmi.v12.n2.11919.83-88
Sukamulja, Sukmawati dan Sony Fidanti. 2017. Pengaruh Kontrak Futures Indeks Terhadap Volatilitas Underlying Spot Market Di Indonesia. Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jurnal Manajemen/Volume XXI, No. 01, Februari 2017: 17-32
Waruwu ,Sonia Agustin.2014. Analisis Value At Risk untuk Pengukuran Volatilitas dan Risiko Pasar sebagai Dasar Pengambilan Keputusan pada Kontrak Berjangka Olein di Jakarta Futures Exchange Periode 2010-2013. Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom Bandung
Paramitha, Deandra Prayna, 2011. Pengaruh Volatilitas Harga Emas Terhadap Volume Permintaan Perdagangan Kontrak Berjangka Emas. Skripsi .Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta


11 komentar:

  1. Makasihh mba, materinya sangat bermanfaat saya jadi lebih paham terkait saham

    BalasHapus
  2. Waahh sangat bermanfaat, terimakasih infonyaa😀👍🏻👍🏻

    BalasHapus
  3. mantapp nih, penelitian yg jarang diteliti, dan sangant menguntungkan banget bagi pihak investor, goodluck

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Ternyata begitu ya kak cara menganalisis saham. Saya baru tau. Makasih kak..

    BalasHapus
  6. Thaks infonya kak. Sangat bermanfaat

    BalasHapus

Review Jurnal Analisis Opsi dan Future Nama / NIM : Yuni Mega Lestari / 17510175 Mata Kuliah : Analisis Sekuritas Dosen Mata Kuliah ...