Judul Review Jurnal : Analisis Opsi
Saham : Pengaruh Tingkat Bunga terhadap Penentuan Harga Suatu Kontrak Opsi pada
Model Black-Scholes
Nama/NIM : Asyfiya Shalihah Amri 17510190
Mata Kuliah : Analisis Sekuritas G
Dosen Pengampu : M. Nanang Choiruddin, S.E.,M.M
Review Jurnal
Judul jurnal
|
Pengaruh
Tingkat Bunga terhadap Penentuan Harga Suatu Kontrak Opsi pada Model
Black-Scholes
|
Penulis
|
Riaman, Betty
Subartini, F. Sukono
|
Riwayat Jurnal
|
Jurnal
Matematika Integratif Volume 12 No 2, Oktober 2016, pp. 83-88
p-ISSN:1412-6184,
e-ISSN:2549-903 doi:10.24198/jmi.v12.n2.11919.83-88
|
Tujuan
|
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dan berapa besar pengaruh tingkat
bunga terhadap harga suatu kontrak opsi dengan menggunakan model
Black-Scholes
|
Pembahasan
|
Variabel yang
digunakan untuk menghitung harga opsi tipe Eropa meliputi S (harga saham
penutupan), K (harga kesepakatan/exercise antara penjual dan pembeli opsi), r
(tingkat bunga bebas risiko), T (waktu tersisa hingga jatuh tempo dalam
tahun), σ (volatilitas dari return harga saham). Nilai dari S dapat dilihat
pada data historis penutupan harga saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Pada tanggal 29 Maret 2016, harga saham penutupan PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk sebesar Rp3.300,00. Waktu jatuh tempo ditentukan selama 6 bulan,
sedangkan suku bunga bebas risiko sebesar 6,75%. Harga kesepakatan/exercise
antara penjual dan pembeli opsi ditentukan sebesar Rp3.400,00. Dengan besar
volatilitas saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 0,0165 atau 1,65%.
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah studi literatur mengenai
opsi saham dan dilanjutkan dengan studi kasus terhadap harga Opsi Eropa yang
sahamnya terdapat di dalam kumpulan saham unggulan indeks LQ45. Studi kasus
dilakukan dengan menyimulasikan data saham yang didapat untuk menaksir harga
opsi yang sesuai. Data yang diambil merupakan data saham penutupan PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan harga opsi,
yaitu:
·
Mencari
dan menentukan data historis
·
Menentukan
variabel yang diperlukan yaitu S (harga saham penutupan), K (harga
kesepakatan/exercise antara penjual dan pembeli opsi), r (tingkat bunga bebas
risiko), T (waktu tersisa hingga jatuh tempo dalam tahun), (volatilitas dari return harga saham).
·
Menentukan
harga opsi beli dan opsi jual dengan menggunakan model Black-Scholes.
|
Hasil
|
Menurut hasil pembahasan yang telah diuraikan, dengan menggunakan
model Black-Scholes, diperoleh suatu hasil prakiraan harga opsi beli maupun
opsi jual secara analitis, dengan waktu jatuh tempo yang sama dan volatilitas
yang sama serta harga saham dan harga exercise yang sama, semakin tinggi
tingkat bunga maka semakin rendah prakiraan harga kontrak opsi beli, dan
sebaliknya untuk kontrak opsi jual, semakin tinggi tingkat bunga semakin
rendah prakiraan harga kontrak opsi jual.
|
Kaitan dengan Teori
Sebelumnya, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa menurut Baxter
dan Rennie dalam Sukono, dkk (2016) Opsi adalah salah satu jenis kontrak masa
depan (future contract) di mana jenis kontraknya didasarkan pada ide
pentransferan kepemilikan terhadap suatu asset di masa depan pada harga yang telah
disepakati. Opsi merupakan salah satu bentuk sekuritas derivatif (derivative
security). Pada dasarnya opsi merupakan hak untuk melakukan sesuatu dan tidak
berkewajiban untuk melakukannya. Artinya, pemilik opsi memiliki hak untuk
menggunakan haknya apabila pemilik opsi tersebut berpikir bahwa yang
dilakukannya itu menguntungkan, sebaliknya apabila tidak menguntungkan, pemilik
opsi tidak berkewajiban untuk menggunakan haknya. Terdapat dua jenis opsi,
yaitu opsi beli (call option) dan opsi jual (put option).
Terdapat tiga kelompok variabel yang secara langsung mempengaruhi harga
atau nilai dari opsi. Kelompok pertama terdiri dari variabel yang berhubungan dengan
harga aset dasar : Harga terkini (current price) dari aset dasar, volatilitas dari
aset dasar, dan dividen kas dari aset dasar. Kelompok kedua terdiri dari
variabel yang berhubungan dengan spesifikiasi kontrak opsi : harga exercise dan
jangka waktu jatuh tempo. Variabel-variabel yang termasuk dalam kelompok ketiga
atau yang paling penting adalah tingkat suku bunga bebas risiko. Kenaikan
tingkat bunga bebas risiko (Rf) akan menurunkan nilai tunai (present value)
dari harga exercise. Untuk pembeli call (put) hal ini berarti sebuah penurunan
jumlah yang harus dibayar (akan diterima) jika opsi di-exercise. Jadi ada
kecenderungan bahwa meningkatnya (menurunnya) Rf akan meningkatkan (menurunkan)
nilai dari sebuah call (put) (Dewi dan Gustyana:2014).
Menurut Tandelilin (2010) harga sebuah opsi akan dipengaruhi oleh
enam faktor berikut yaitu harga saham yang dijadikan patokan, strike price yang
ditetapkan, expiration date dari opsi, volatilitas harga saham yang diharapkan
selama umur opsi, tingkat suku bunga bebas risiko jangka pendek dan kemungkinan
mendapatkan dividen. Pada tingkat suku bunga, umumnya jika tingkat suku bunga
bebas risiko meningkat maka harga-harga saham juga akan mengalami kenaikan,
sehingga pada tingkat suku bunga bebas risiko jangka pendek yang tinggi,
investor akan semakin tertarik membeli call option dibandingkan membeli harga
asaham dan hal ini akan menyebabkan harga call option naik.
Sedangkan menurut Bapepam dalam Stephanus (2014) faktor-faktor yang
mempengaruhi harga opsi salah satunya Risk free interest rate dimana faktor ini
mempengaruhi harga suatu opsi jika tingkat suku bunga dalam perekonomian
meningkat akan mempengaruhi harapan kenaikan harga atas saham. Dengan
mengasumsikan bahwa semua variable tetap maka harga put opsi akan menurun jika
risk free interest rate mengalami peningkatan. Begitu pula sebaliknya, harga
call option akan selalu meningkat seiring dengan peningkatan risk free interest
rate.
Menurut Boddie, Kane, Marcus dalam Mariana (2009) faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai opsi adalah stock price, exercise price, volatility,
time to expiration, interest rate dan dividen payment. Adapun menurut
Tandelilin (2010) model Balck Sholes merupakan model penilaian call option yang
banyak di terima oleh masyarakat keuangan. Dalam menialai call option, model
ini hanya memasukkan lima faktor dari enaam faktor yang dianggap mempengaruhi
harga opsi yaitu harga saham, strike price, tingkat suku bunga, expiration
date, volatilitas harga saham dan tidak memasukkan dividen karena model Black
Sholes digunakan untuk opsi yang tisak memberikan dividen.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa hasil analisis yang dilakukan
pada penelitian diatas sejalan dengan teori analisis opsi dimana salah satu
faktor yang mempengaruhi harga opsi adalah tingkat bunga. Pengaruh ini muncul
karena saat tingkat suku bunga perekonomian meningkat maka masyarakat akan
tertarik untuk berinvestasi, dan akan menaikkan harga saham. Ini menjadi
peluang untuk melakukan opsi call sebagai instrument investasi yang
menguntungkan dalam konteks jangka pendek. Karena bila investor melakukan opsi
call pada harga strike tertentu pada kondisi dimana harga saham diperkirakan
akan mengalami kenaikan, maka ini akan menguntungkan investor melalui capital
gain yang didapatkan dimana keuntungan sebesar selisih harga jual opsi call
dengan harga beli opsi call sebelumnya.
Rekomendasi Analisis Selanjutnya
Analisis selanjutnya dapat mengkaji analisis opsi dengan
menggunakan metode lain, analisis yang menitik beratkan pada faktor volatilitas
atau faktor diluar enam faktor yang mempengaruhi harga opsi pada umumnya, atau
analisis harga opsi yang penelitiannya langsung dilakukan terhadap opsi saham
dari perusahaan tertentu.
Judul Review
Jurnal : Analisis Future Saham : Pengaruh
Kontrak Futures Indeks Terhadap Volatilitas Underlying Spot Market di Indonesia
(Studi pada LQ45 Futures 2001 – 2009)
Review Jurnal
Judul jurnal
|
Pengaruh Kontrak Futures Indeks Terhadap Volatilitas Underlying
Spot Market di Indonesia (Studi pada LQ45 Futures 2001 – 2009)
|
Penulis
|
Sony Fidanti, J. Sukmawati Sukamulja
|
Riwayat Jurnal
|
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta
|
Tujuan
|
Penelitian
ini bertujuan untuk menguji adanya pengaruh kontrak futures indeks terhadap
volatilitas underlying spot market. Penelitian ini juga bertujuan untuk
menguji pengaruh kemunculan kontrak futures indeks terhadap efisiensi pasar
pada periode 2001 – 2009.
|
Pembahasan
|
Tjiptono Darmadji (2001) menyatakan sekuritas derivatif merupakan
turunan atau perluasan dari efek utama, baik yang bersifat penyertaan ataupun
utang. Terdapat enam macam sekuritas derivatif yang diperdagangkan di pasar
modal Indonesia yaitu: (1) Right, merupakan hak yang diberikan kepada pemilik
saham biasa untuk membeli saham baru yang diterbitkan emiten (2) Warrant,
instrumen turunan dari saham atau obligasi. Salah satu surat berharga yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk
membeli saham perusahaan dengan harga tertentu selama periode tertentu pula;
(3) Option, merupakan suatu efek yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk
membeli atau menjual sejumlah aset tertentu dengan harga yang telah
ditetapkan pada waktu mendatang; (4) Swap, merupakan kontrak penukaran mata
uang pada saat sekarang dan waktu yang akan datang antara nasabah dengan bank
devisa; (5) Forward, merupakan kontrak jual beli aset tertentu dengan harga
yang telah ditetapkan dan transaksi dilakukan pada waktu mendatang yang
disepakati (6) Futures merupakan kontrak berjangka untuk membeli atau menjual
suatu aset dengan penyerahan dilakukan di masa mendatang dengan harga yang
telah disepakati.
Kontrak futures indeks atau kontrak berjangka atas indeks efek
adalah kontrak atau perjanjian antara dua pihak yang mengharuskan menjual
atau membeli produk yang menjadi variabel pokok di masa yang akan datang
dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya (Suwarno, 2003). Objek yang
dipertukarkan dalam perdagangan ini disebut dengan underlying asset (aktiva
yang mendasari), berupa saham.
Volatilitas merupakan pengukuran statistik atas fluktuasi harga
selama periode tertentu (Laporan Studi Volatilitas Pasar Modal Indonesia dan
Perekonomian Dunia, 2001). Volatilitas sering dipersepsikan sebagai risiko
dan dijelaskan oleh simpangan baku atau standard deviation. Penting bagi
investor untuk dapat memahami volatilitas dalam aktivitas trading di bursa
saham. Dengan mengenali volatilitas, maka investor dapat menilai sebaiknya
instrumen apa yang harus dibeli dan disesuaikan dengan tujuan dari setiap
investor.
Efficient
Market Hypotesis (EMH), Teori ini menyatakan bahwa suatu pasar –pasar modal
dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun
investor institusi, mampu memperoleh return tidak normal (abnormal return),
setelah disesuaikan dengan risiko, dengan menggunakan strategi perdagangan
yang ada (Gumanti dan Utami, 2002).
|
Hipotesis
|
1.
H1 : Kontrak futures indeks berpengaruh pada penurunan volatilitas underlying
spot market.
2. H2 : Kemunculan kontrak futures indeks berpengaruh pada
pengingkatan efisiensi pasar.
|
Hasil
|
Hasil Uji Hipotesis 1 :
Didapatkan hasil yaitu penurunan volatilitas pada underlying spot
market di Indonesia tidak dipengaruhi oleh keberadaan kontrak futures indeks,
meskipun terjadi penurunan pada periode setelah kontrak futures indeks, maka
H1 tidak didukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil beberapa penelitian
sebelumnya, salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Xie dan Huang (2004)
dan Herawati (2003), menemukan hasil yaitu kehadiran kontrak futures indeks
tidak mempengaruhi volatilitas dari underlying spot market-nya.
Hasil Uji Hipotesis 2 : dari hasil penelitian disimpulkan bahwa
nilai penjumlahan ARCH dan GARCH pada periode post-futures lebih besar
dibandingkan dengan penjumlahan pada periode pre-futures. Hal tersebut
menandakan bahwa telah terjadi peningkatan efisiensi pasar. hasil ini
menunjukan bahwa H2 didukung. Ross (1989) dalam penelitian Antoniou dan
Holmes (1995) juga menyampaikan argumennya mengenai perdagangan futures yang
mampu meningkatkan arus informasi di spot market. Kemunculan kontrak futures
indeks merupakan salah satu pengumuman yang memiliki kandungan informasi.
Pengumuman yang memiliki kandungan informasi dan dinilai sebagai berita
baik/good news akan direspon positif oleh investor. Hal tersebut tercermin
dari meningkatnya return disekitar pengumuman peristiwa.
|
Kaitan dengan Teori
Futures adalah salah satu tipe instrumen keuangan derivatif atau
kontrak finansial yang berisi tentang pembelian atau penjualan komoditas atau
suatu aset instrumen keuangan dua pihak dengan harga tertentu, dengan janji
pengiriman pada waktu di masa yang akan datang. Futures merinci kualitas dan
kuantitas aset yang diperdagangkan. Selain itu, aset-aset yang diperdagangkan
juga sudah terstandarisasi sebagai fasilitas trading pada bursa berjangka.
Menurut Hull dalam Firmansyah, dkk (2018) kontrak berjangka atau
future contracts merupakan perjanjian atau kesepakatan untuk membeli atau
menjual aset tertentu pada saat tententu dengan atau pada harga tertentu dalam
kurun waktu tertentu di masa yang akan datang. Future seringkali digunakan
untuk mengunci harga aset atau meminimalisasi fluktuasi harga barang. Hingga
saat ini bentuk future yang berkembang tidak hanya terbatas pada komoditas
pertanian dan pertambangan saja, namun juga telah mencakup aset finansial
seperti valuta asing.
Paramitha (2011) mengemukakan bahwa ada dua hal yang harus
dipertimbangkan dalam transaksi kontrak berjangka emas di Bursa Berjangka
Jakarta, yaitu aspek fundamental yang berkaitan dengan komoditas tersebut dan
aspek teknikal yang berkaitan dengan grafik perkembangan harga. Salah satu
indicator dari aspek ini adalah Volatilitas. Jenis indikator ini berfungsi
untuk memberikan informasi terkait dengan range dari harga, termasuk didalamnya
percepatan dan perlambatan yang terjadi. Jelasnya indicator volatilitas berguna
untuk mengetahui seberapa besar volatilitas harga suatu saham.
Pada transaksi futures, apabila terjadi kenaikan harga futures pada
saat pembaharuan kontrak, maka investor dengan posisi long akan mengalami keuntungan.
Sebaliknya, apabila terjadi penurunan harga futures pada saat pembaharuan
kontrak, maka investor dengan posisi long akan mengalami kerugian. Dari hasil
penelitian Waruwu (2014) menyatakan bahwa data return kontrak berjangka olein
dapat diketahui adanya simpangan data yang tidak seragam dari volatilitas
return untuk setiap jenis kontrak berjangka olein. Hal tersebut menyatakan
bahwa return untuk setiap jenis kontrak berjangka olein memiliki varian yang
tidak konstan atau dengan kata lain volatilitasnya bersifat heteroskedastis.
Pengukuran volatilitas bertujuan untuk mengetahui fluktuasi harga suatu aset
dan mengestimasi kerugian yang akan diderita. Investasi dalam aset yang
memiliki volatilitas tinggi akan cenderung menghadapi risiko yang lebih tinggi
dibandingkan dengan investasi dalam aset yang memiliki volatilitas rendah.
Adapun pada penelitian yang dilakukan oleh Sukamulja dan Fidanti
(2017) menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh kontrak futures indeks pada
volatilitas underlying spot market, meskipun telah terjadi penurunan
volatilitas selama periode pengujian. Penelitian ini juga menemukan bahwa
kemunculan kontrak futures indeks telah mempengaruhi sensitivitas pasar
terhadap informasi tersebut dan meningkatkan efisiensi pasar. Namun Menurut
Kasman dan Kasman, Bohl dan Singh dalam Sukamulja dan Fidanti (2017) futures
trading menurunkan volatilitas pasar saham. Artinya, dengan adanya transaksi
futures justru meredam gejolak harga spot di pasar aset penyertaannya. Hasil
penelitian itu sejalan dengan penelitian terdahulu seperti yang dilakukan oleh
Bologna dan Cavallo (2002) yang menemukan bahwa volatilitas harga di pasar spot
menurun dan market depth makin meningkat setelah kemunculan kontrak futures
serta dampaknya dirasakan secara langsung. Sedangkan di sisi lain beberapa
penelitian menunjukkan bahwa, volatilitas underlying spot market tidak
terpengaruh dengan kemunculan transaksi futures. Dari hasil pengujian
efektivitas kontrak futures, ternyata kontrak futures merupakan instrumen
lindung nilai yang efektif dan dapat menurunkan risiko sampai 64 persen.
Pemaparan pernyataan di atas menunjukkan bahwa pengaruh Kontrak
Future terhadap volatilitas bersifat heterodektisitas atau tidak konstan,
artinya dapat berpengaruh namun dapat pula tidak. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak
hal seperti pasar yang tidak liquid ataupun resiko ketidakpastian yang
menimbulkan berbagai asumsi alternartif dan banyak hal lainnya.
Rekomendasi Analisis Selanjutnya
Penelitian tentang pengaruh futures terhadap volatility dinilai
dapat dilakukan kembali, karena penelitian ini masih sedikit dan jarang
dilakukan.
Daftar Pustaka
Tandelilin, E. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.
Yogjakarta : BPFE
Financial Magazine. Opsi Harga : Faktor yang mempengaruhi Harga
Opsi 2020. Jurnal Keuangan https://id.toptipfinance.com/options-pricing-factors-that-influence-option-price diakses 1 mei 2020
Gustyana, Tieka Trikartika dan Andrieta Shintia Dewi. 2014. Analisis
Perbandingan Keakuratan Harga Call Option dengan Menggunakan Metode Monte Carlo
Simulation dan Metode Black Scholes pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
JURNAL MANAJEMEN INDONESIA. Vol. 14. No. 3 Desember 2014
Mariana, Dina. 2009. Analisis Pengaruh Stock Price, Strike
Price, Time to Maturity, Volatility dan Risk Free Interest Rate terhadap Nilai
Opsi Call di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Riaman, Betty Subartini, F. Sukono, 2016. Pengaruh Tingkat Bunga
terhadap Penentuan Harga Suatu Kontrak Opsi pada Model Black-Scholes. Jurnal
Matematika Integratif Volume 12 No 2, Oktober2016,pp.83-88 p-ISSN:1412-6184,
e-ISSN:2549-903 doi:10.24198/jmi.v12.n2.11919.83-88
Sukamulja, Sukmawati dan Sony Fidanti. 2017. Pengaruh Kontrak
Futures Indeks Terhadap Volatilitas Underlying Spot Market Di Indonesia. Fakultas
Ekonomi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jurnal Manajemen/Volume XXI, No. 01,
Februari 2017: 17-32
Waruwu ,Sonia Agustin.2014. Analisis Value At Risk untuk Pengukuran
Volatilitas dan Risiko Pasar sebagai Dasar Pengambilan Keputusan pada Kontrak
Berjangka Olein di Jakarta Futures Exchange Periode 2010-2013. Manajemen Bisnis
Telekomunikasi dan Informatika, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom
Bandung
Paramitha, Deandra Prayna, 2011. Pengaruh Volatilitas Harga Emas
Terhadap Volume Permintaan Perdagangan Kontrak Berjangka Emas. Skripsi .Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Makasihh mba, materinya sangat bermanfaat saya jadi lebih paham terkait saham
BalasHapusWaahh sangat bermanfaat, terimakasih infonyaa😀👍🏻👍🏻
BalasHapusSangat membantu, sukses yaa
BalasHapusmantapp nih, penelitian yg jarang diteliti, dan sangant menguntungkan banget bagi pihak investor, goodluck
BalasHapusHoo bgtu, sangat bermanfaat👍
BalasHapussangat bermanfaat kak
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusbermanfaat
BalasHapusTerimakasih infonya
BalasHapusTernyata begitu ya kak cara menganalisis saham. Saya baru tau. Makasih kak..
BalasHapusThaks infonya kak. Sangat bermanfaat
BalasHapus