RIVIEW JURNAL OPSI DAN FUTURE
NAMA/NIM : INNANI MAGHFIROH /
17510076
MATA KULIAH : ANALISIS SEKURITAS
DOSEN MATA KULIAH : NANAG
CHOIRUDDDIN, S.E., M.M
RIVIEW
JURNAL OPSI
|
|
Judul
|
OPSI SAHAM PADA PASAR MODAL DI
INDONESIA
(STUDI PASAR OPSI SAAT PASAR OPSI MASIH
BERLANGSUNG
DI BURSA EFEK INDONESIA)
|
Peneliti
|
Syanti Dewi, Ishak Ramli
|
Email Peneliti
|
|
Masalah
|
Pasar pertukaran opsi saham tidak
berfungsi lagi di Bursa Efek Indonesia, dengan menggunakan pasar
pertukaran opsi data untuk periode
berjalan 2007-2008, kami menganalisis pengaruh harga saham, strike
price, waktu jatuh tempo,
volatilitas, dan suku bunga bebas risiko. pada harga opsi saham dari
panggilan
saham
yang terdaftar atau perdagangan
put option di Bursa Efek
Indonesia selama 2007-2008.
|
Tujuan
|
Menguji harga saham, harga strike,
time to maturity, volatilitas harga saham, risk-free interest rate secara
bersama-sama mempengaruhi harga opsi
saham saat pasar opsi masih
berlangsung di Bursa Efek Indonesia
|
Grand Teori
|
Pada
hakikatnya nilai dari pemegang opsi (option holder) akan
meningkat ketika volatilitas
dari saham sebagai
underlying asset-nya meningkat pula.
Keberadaan executive stock
options secara signifikan mempengaruhi volatilitas dari return saham
perusahaan (Clifford S. Ang, dan Daniel Vincent H. Borja, 2003. Di dalam
pasar yang terdapat
biaya transaksi (transaction cost),
pemegang American option akan mengeksekusi opsinya lebih cepat bila
dibandingkan dengan tanpa adanya biaya transaksi. Fenomena ini berlaku untuk
put option maupun call option yang sahamnya
tercatat tidak melakukan
pembagian dividen. Semakin
tinggi level biaya transaksi atau semakin tinggi
pemegang opsi (option holder) dalam menghindari risiko, semakin cepat
pula pemegang American
option untuk meng-exercise opsinya
(Valeri Zakamouline, 2003.
Derivative hedge
theory, menyampaikan bahwa
persentase spreads opsi
akan berhubungan langsung dengan
kemampuan optionwriter untuk
melakukan hedging, diukur dengan
menggunakan likuiditas dari
pasar modal dan
volume opsi akan mempengaruhi harga saham dan harga
opsi (Cho, Young-Hye dan Engl, 1999).
|
Penelitian Terdahulu
|
Nilai opsi akan meningkat bila volatilitas
dan waktu jatuh tempo ikut meningkat. Simplified option pricing formulas
hanya ditentukan oleh underlying asset (harga saham dan harga eksekusi) dan
waktu jatuh tempo (Moawia Alghalith, Christos
Floros, dan Thomas Poufinas,
2014).
Model Black-Scholes dengan
kecenderungan volatilitas yang
tetap, tidak bisa menyesuaikan dengan harga opsi (option
price) meskipun dalam aplikasinya, volatilitas merupakan parameter yang digunakan untuk
bisa mendapatkan harga opsi. Volatilitas opsi tidak hanya bergantung
pada strike price dan maturity dari opsinya sendiri, tetapi juga tergantung
pada waktu kalender yang terus berubah dari hari ke hari.( Baaquie, Du dan
Bhanap, 2014)
Keuntungan
yang berasal dari peningkatan likuiditas di
dalam pasar underlying
dikarenakan adanya hedging,
arbitrage dan stategi
trading baru. Efisiensi
dan biaya transaksi yang rendah
dari pasar derivatif membuatnya
menjadi relatif lebih menarik
dalam pilihan investasi. Dalam pasar opsi, price discovery berhubungan dengan
trading volume, spreads di
antara kedua pasar dan
volatilitas saham. Price discovery dengan harga strike
pada opsi berhubungan
dengan leverage, trading
volume dan spreads.( Chakravarty, Gulen dan Mayhew,
2004).
|
Hasil dan Pembahasan
|
Harga saham, harga strike, time to
maturity, volatilitas dan risk-free interest rate secara
bersama-sama signifikan
positif mempengaruhi harga
opsi saham baik
itu harga opsi
beli
maupun harga
opsi jual di Bursa
Efek Indonesia periode
2007-2008 saat pasar
opsi masih
berlangsung. Harga
saham tidak signifikan
mempengaruhi harga opsi
beli di Bursa
Efek
Indonesia. Berdasarkan
hasil pengujian yang dilakukan oleh
penulis, diketahui bahwa harga
strike tidak
signifikan mempengaruhi harga
opsi beli di
Bursa Efek Indonesia,
time to
maturitytidak signifikan
positif mempengaruhi harga
opsi saham di
Bursa Efek Indonesia,
volatilitas harga
saham tidak signifikan
mempengaruhi harga opsi
saham di Bursa
Efek
Indonesia, bahwarisk-free interest
rate tidak signifikan
mempengaruhi harga opsi
saham di
Bursa Efek Indonesia.
|
Keterkaitan Teori dan Referensi
|
Opsi ( option) adalah salah satu
bentuk investasi yang berupa kontrak yang memberikan hak (bukan kewajiban)
kepada pemegang kontrak itu (Option buyer, Option holders) untuk membeli (
call options) atau menjual ( put options) suatu aset tertentu dengan harga
tertentu (strike price/exercise price atau harga patokan/tebus) dalam jangka
waktu tertentu. Aset dasarnya (underlying assets) bisa saja saham, kurs,
indeks, komoditas, dan lain-lain. Karena merupakan hak, maka pemegang opsi
dapat menggunakannya atau tidak. Apabila pada saat jatuh tempo (expiration date)
pemegang opsi tidak menggunakan haknya, maka hak tersebut akan hilang dengan
sendirinya. Dengan demikian opsi yang dimilikinya tidak akan mempunyai nilai
lagi.
|
Rekomendasi
|
Dengan
menambah periode penelitian akan menambah keakuratan dari penelitian tersebut,
terlebih dalam penelitian selanjutnya diperlukan variable yang mendukung
lainnya.
|
RIVIEW
JURNAL FUTURE
|
|
Judul
|
PENGARUH KONTRAK FUTURES INDEKS
TERHADAP VOLATILITAS UNDERLYING SPOT MARKET DI INDONESIA
|
Peneliti
|
Sukmawati Sukamulja dan Sony Fidanti
|
Email Peneliti
|
|
Masalah
|
Banyak perdebatan berkaitan dengan
pengaruh transaksi futures terhadap volatilitas underlying asset nya.
Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa transaksi futures berpengaruh
terhadap volatilitas aset yang mendasarinya. Sebaliknya, penelitian lain
membuktikan bahwa transaksi kontrak futures tidak mempengaruhi volatilitas
aset penyertaannya. Hasil penelitian tersebut masih kontradiksi sampai
sekarang. Di Indonesia pasar futures dimulai dengan LQ45 futures. LQ45
Futures telah dihentikan perdagangannya pada tahun 2009, atau hanya berjalan
selama 9 tahun –sejak kemunculannya di tahun 2001. Kini tujuh (7) tahun pasca
penghentian perdagangan kontrak futures indeks dengan underlying indeks LQ45
atau LQ45 Futures tersebut kembali diperdagangkan pada 1 Februari 2016.
|
Tujuan
|
menguji pengaruh kontrak futures
indeks LQ45 terhadap volatilitas underlying spot market. Penelitian ini juga
bertujuan untuk menguji pengaruh kemunculan kontrak futures indeks terhadap
efisiensi pasar pada periode 2001 – 2009 dengan menggunakan metode GARCH
|
Grand Teori
|
Hedging merupakan transfer of risk
akibat volatilitas harga, melalui perdagangan berjangka. Melalui hedging,
kerugian posisi aset awal dihilangkan. Hubungan antara hedging dan derivatif
amat erat. Derivatif merupakan salah satu teknik hedging yang banyak dan
sering digunakan. Banyak jenis derivatif yang dapat digunakan untuk
melindungi aset di masa mendatang. Penggunaan derivatif berbeda satu dengan
lainnya, sesuai dengan aset pernyertaannya, seperti forward, futures,
options, dan swaps
Volatilitas terjadi akibat masuknya
informasi baru ke dalam pasar. Adanya informasi baru tersebut, para pelaku
pasar akan menyesuaikan diri dan melakukan penilaian kembali. Apabila pasar
efisien, penyesuaian dilakukan dengan cepat sehingga harga yang terbentuk
mencerminkan informasi terbaru tersebut. Peningkatan efisiensi dapat
dideteksi dari meningkatnya market depth dan menurunnya bid-ask spread. Sebaliknya,
pada pasar yang tidak efisien, penyesuaian tidak dilakukan dengan cepat dan
terjadi noise sehingga harga yang terbentuk tidak mencerminkan informasi
terbaru yang masuk. Proses penyesuaian melalui naik/turun harga merupakan
fluktuasi perubahan harga, disebut volatilitas.
|
Penelitian Terdahulu
|
Yadav (2016) dengan
data futures kontrak di India, ditemukan pengaruh kontrak futures terhadap
kenaikan volume transaksi di pasar sahamnya, demikian pula halnya dengan
kenaikan pada arus kasnya. Menggunakan model augmented GARCH, Sharma dan
Malhotra (2015) menemukan hubungan positif antara unexpected futures trading
volume (UTV) dengan volatilitas returns spot. Dari analisis kausalitas
Granger terlihat pengaruh UTV terhadap volatilitas spot nya. Pada saat terjadi
kenaikan volume transaksi futures yang tidak diduga sebelumnya, telah
menyebabkan volatilitas harga spot meningkat pula akibat adanya pengaruh
ketidakstabilan transaksi futures. Penelitian Sharma dan Malhotra (2015)
melihat bahwa aktivitas hedger, yang diwakili oleh besarnya nilai open
interest, tidak mempunyai pengaruh kausal terhadap volatilitas harga spot
dari guar seed
|
Hasil dan Pembahasan
|
. Hasil pengujian
pada return indeks LQ45 menemukan bahwa telah terjadi volatilitas yang rendah
selama keberadaan kontrak futures indeks. Akan tetapi, volatilitas ini bukan
dipengaruhi oleh kontrak futures indeks. Artinya kemunculan transaksi kontrak
futures tidak berpengaruh terhadap volatilitas underlying spot nya. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mallikarjunappa dan Afsal (2008) dengan data S&P CNX Nifty dan CNX Bank
Nifty, Debasish (2009) dengan objek NSE Nifty, Xie dan Huang (2014) dengan
objek bursa di China, Lee et al. (2014) dengan data pasar real estate di
Eropa, Spyrou (2015) dengan data pasar modal Athens (Yunani), dan Sharma dan
Malhotra (2015) dengan data futures di India. Hasil pengujian pada return
indeks LQ45 periode sebelum dan setelah kontrak futures indeks menunjukan
peningkatan efisiensi pasar terutama setelah kemunculan kontrak futures
indeks. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Saravanan dan Deo (2010), Matanovic dan Wagner (2012), dan Lee et al. (2014).
|
Keterkaitan Teori dan Referensi
|
Futures (kontrak
berjangka) pada dasarnya hampir mempunyai karakteristik yang sama dengan
opsi. Perbedaan mendasar antara karakteristik futures dan opsi adalah bahwa
dalam futures, pembeli maupun penjual kontrak mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan kontrak tersebut, apapun kenyataan yang terjadi di kemudian hari
(menguntungkan ataupun merugikan). Sedang pada opsi, pembeli opsi hanya
mempunyai hak (bukan kewajiban) untuk melaksanakan kontrak opsi tersebut di
kemudian hari. Sehingga pengertian futures adalah perjanjian untuk melakukan
pertukaran aset tertentu di masa yang akan datang antara pembeli dan penjual.
Penjual akan memberikan aset yang ditunjuk pada waktu yang telah ditentukan
untuk ditukarkan dengan sejumlah uang dari pembeli. Meskipun pembayaran
dilakukan pada waktu jatuh tempo, pada awal kontrak, pembeli diminta untuk
memberikan sejumlah dana (disebut dengan margin) untuk mengurangi risiko
gagalnya pelaksanaan kontrak tersebut pada saat jatuh tempo. Disamping
digunakan sebagai instrumen spekulasi, futures juga dapat berfungsi sebagai hedging
(lindung nilai) untuk mengurangi ketidakpastian harga di masa yang datang.
Dengan membeli futures, seseorang dapat melindungi investasinya dari fl
uktuasi harga yang tidak diharapkan di masa yang datang.
Kehadiran kontrak futures indeks tidak mempengaruhi
volatilitas dari underlying spot market-nya. Xie dan Huang (2014) berpendapat
bahwa tidak adanya pengaruh atas keberadaan ini bisa disebabkan peraturan
yang berbeda disetiap pasar berjangka (derivatif) di berbagai negara. Faktor
yang dapat mempengaruhi penurunan volatilitas atas keberadaan kontrak futures
indeks, yaitu (1) persyaratan margin lebih rendah; (2) biaya transaksi yang
rendah; dan (3) pengenalan yang menarik. Jayasuriya et al. (2009) melihat
pasar modal yang masih berkembang dan thin market sebagai penyebab informasi
tidak simetri, tidak simetri akan makin besar saat pasar lebih berfluktuasi.
Pasar modal yang sedang berkembang berfluktuasi lebih besar daripada pasar
modal maju. Selain itu, investor individu pada pasar modal sedang berkembang
merupakan investor yang kurang memiliki informasi (uninform investor),
sehingga mendorong volatilitas pasar lebih tinggi
|
Rekomendasi
|
Penelitian ini terbatas pada periode
setelah keberadaan kontrak futures indeks (post-futures), yang jumlah
sampelnya lebih besar daripada periode sebelum keberadaan kontrak futures
indeks (pre-futures). Hal tersebut disebabkan tidak tersedianya data sebelum
tahun 2000. Variabel lain seperti kontrak futures individual atau kontrak
option dapat digunakan untuk menguji konsistensi hasil penelitian. Penelitian
komparasi dengan membandingkan beberapa negara dapat dilakukan untuk melihat
konsistensi hasil. Penelitian ini hanya menggunakan GARCH (1,1), penelitian
lanjutan dapat mengembangkan dengan metode GARCH lainnya dan menguji adanya
market shock dengan membagi ke dalam sensitivitas tinggi dan rendah seperti
yang dilakukan oleh Nomikos dan Pouliasis (2011). Pengujian peningkatan
efisiensi pasar juga dapat dilakukan dengan menguji bid-ask spread dan market
depth seperti yang dilakukan oleh Spyrou (2015) serta membagi ke dalam inform
investor dan uninform investor atau antara hedger dan speculative investor.
|
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Halim, 2005, “Analisis Investasi”, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta.
Ahmad
Rodoni dan Othman Yong, 2002, “Analisis 220 & Teori Portofolio”, Murai
Kencana, Jakarta.
Ali
Arifi n, 2001, “Membaca saham”, Andi, Yogyakarta.
Didit
Herlianto, 2009, “Keputusan Investasi Dalam Kondisi Uncertainty Dengan
Menggunakan Model Minimax Regret”,
Proceeding, Call For Paper Seminar Hasil-Hasil Penelitian Dosen dan Seminar Nasional, Prodi Manajemen FE UPN “Veteran”
Jatim.
Gahlot,
R., S. Datta, dan S. Kapil. (2010) Impact of derivative trading on stock market
volatility in India: A study of S&P
CNX Nifty. Eurasian Journal of Business and Economics 3 (6), 139-149.
Jayasuriya, S., W. Shambora, dan R. Rossiter. (2009), Asymmetric volatility in
emerging and mature markets. Journal
of Emerging Market Finance 8(1), 25-43.
Sukamulja,
S. (2005) Analisis fundamental, analisis teknikal, dan program metastock. All
Essay. Timmermann, A., dan C.W. J. Granger. (2004) Efficient market hypothesis
and forecasting. International
Journal of Forecasting 20, 15-27
Tambunan,
Andy Porman, 2007, “Menilai Harga
Wajar Saham”, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Tjiptono
Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, 2001, “Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan
Tanya Jawab”, Edisi Pertama,
Salemba Empat, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar