Minggu, 03 Mei 2020

Riview Jurnal Tentang Opsi dan Future Saham / M.Ramdan / 17510238 /Analisis Sekuritas G


NAMA / NIM                    : M. RAMDAN / 17510238
MATA KULIAH                : ANALISIS SEKURITAS (G)
DOSEN MATA KULIAH : M. NANANG CHOIRUDDIN, SE., MM

1.    RIVIEW JURNAL ANALISIS OPSI
Judul
Opsi Saham Pada Pasar Modal Di Indonesia (Studi Pasar Opsi Saat Pasar Opsi Masih Berlangsung Di Bursa Efek Indonesia)
Jurnal
Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis
Vol/Hlm
Volume 2, No. 2 / Halaman 300 - 312
Tahun
2019
Penulis
Syanti Dewi & Ishak Ramli
Riviewer
M. Ramdan (17510238)
Tanggal
2 Mei 2020

A.      Latar Belakang
Pasar opsi dipasar modal Indonesia sudah tidak berjalan sejak tahun 2010, padahal opsi saham sebagai derivatif merupakan suatu instrumen keuangan yang diharapkan akan mengamankan risiko saham yang bersangkutan. Dengan menggunakan derivatif maka investor atau pengusaha dapat mengalihkan risiko keuangannya karena mereka telah melindungi diri dari ketidakpastian (hedging the risk). Karena derivatif dapat dengan mudah diperdagangkan di pasar uang, maka derivatif dipercaya sebagai instrument yang likuid (mudah cair) karena investor atau pengusaha dapat meng-uang-kan derivatif di pasar uang dengan relatif cepat di kala mereka membutuhkan uang. Derivatif juga dapat menciptakan kredit dan ekuitas karena instrument derivatif memperluas sumber kredit dan ekuitas dengan menciptakan jenis kredit dan ekuitas yang baru.
B.      Dasar Teori
Karimova (2002) juga sependapat dengan Walmsley tentang manfaat derivatif. Menurutnya tujuan utama dari derivatif adalah untuk melindungi perusahaan dalam melakukan transaksi bisnis. Tujuan yang diungkapkan oleh Karimova ini dikenal dengan istilah pemagaran (hedging). Perusahaan yang menggunakan hedging dalam melakukan transaksi bisnisnya akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan atau berhenti menggunakan hedging.
Salah satu instrumen derivatif yang memegang peran penting dalam pasar derivatif adalah opsi. Opsi merupakan suatu kontrak yang memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang kontrak (option buyer) untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu suatu perusahaan kepada penulis opsi (option writer) dengan harga tertentu (exercise price) dalam jangka waktu tertentu (expiration date). Apabila pada saat jatuh tempo (expiration date) pemegang opsi tidak menggunakan haknya, maka haknya tersebut akan hilang dengan sendirinya. Dengan demikian, opsi yang dimiliknya tidak akan bernilai lagi (Bodie, Kane dan Marcus, 2006 : 340).
Berdasarkan jenis hak yang diberikan kepada pemegangnya, opsi terbagi menjadi dua yaitu opsi beli (call option) dan opsi jual (put option). Opsi beli adalah opsi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sejumlah tertentu saham suatu perusahaan dengan harga dan waktu tertentu. Sedangkan opsi jual memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjual sejumlah tertentu saham perusahaan dengan harga dan waktu tertentu pula. Sedangkan bila berdasarkan periode waktu dan hak yang dimilki pemegangnya, Opsi terbagi menjadi dua tipe yaitu American option dan European option. American option merupakan suatu tipe opsi yang mengizinkan pemilik dari opsi untuk meng-exercise opsi tersebut kapan saja baik sebelum jatuh tempo maupun pada saat jatuh tempo. Sedangkan, European option mengizinkan pemilik dari opsi untuk meng-exercise opsi hanya pada saat jatuh tempo (Sawidji Widioatmodjo, 2005: 163).

C.      Penelitian Terdahulu
1) Penelitian yang dikemukakan Bodie, Kane, Marcus (2002) bahwa harga saham, harga strike, volatilitas, time to maturity dan interest rate merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi harga opsi. Karena ternyata pengaruhnya hanya sebesar 32,66%(opsi beli) dan 54,09% (opsi jual).
2)   Di pasar opsi BEI harga opsi masih dipengaruhi oleh faktor lain seperti harga underlying asset, harga strike, waktu jatuh tempo, volatilitas dan tingkat suku bunga (Lee Lowell, 2007).
3)  Harga saham tidak signifikan mempengaruhi harga opsi beli di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian ini sesuai dengan penelitian Benjamin Blau dan Chip Wade (2013) bahwa harga opsi kurang menyediakan informasi mengenai harga saham di masa yang akan datang.
4)   Muravyev, Pearson dan Broussard (2013) juga mengatakan bahwa harga opsi tidak memiliki informasi yang signifikan mengenai harga saham di masa mendatang di balik apa yang tercermin pada harga saham saat ini. Sehingga harga saham tidak bisa digunakan sebagai patokan untuk penentuan harga opsi di Indonesia, khususnya pada harga opsi beli. Hal ini terlihat dari data harga saham pada harga opsi beli yang rata-rata out of money sehingga investor mengalami kerugian pada saat meng-exercisenya. Akan tetapi berbeda dengan harga opsi jual, hasil pengujian menghasilkan bahwa harga saham signifikan negatif mempengaruhi harga opsi jual di Bursa Efek Indonesia.
5)   Hasil pengujian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Amin, Coval, and Seyhun (2002) yang mengatakan bahwa harga saham memiliki pengaruh terhadap harga indeks opsi. Di dukung oleh Mossin (1969) yang mencatat bahwa terdapat interaksi antara saham dan opsi.

D.      Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah empat saham perusahaan yang tercatat dalam seluruh kontrak opsi saham di BEI pada periode tersebut yakni PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Telekomunkasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Bank Asia Central Tbk (BBCA).

E.       Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah Penelitian ini dilakukan untuk :
1)  Menguji apakah harga saham, harga strike, time to maturity, volatilitas harga saham, risk-free interest rate secara bersama-sama mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
2)  Menguji apakah harga saham mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
3)  Menguji apakah harga strike mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
4)   Menguji apakah time to maturity mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
5) Menguji apakah volatilitas harga saham mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.
6)  Menguji risk-free interest rate mempengaruhi harga opsi saham saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia.

F.       Metode Penelitian
1)    Lokasi :
Jakarta, Indonesia
2)    Data dan Sumber Data :
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder kuantitatif yang berasal dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia (BEI), jurnal-jurnal dan buku-buku referensi, yang berkaitan dengan topik penelitian.
3)    Teknik Pengumpulan Data :
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah terkait opsi saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, BI Rate terkait transaksi opsi saham selama tahun 2007 – 2008, yaitu periode mulai ditransaksikan kembali kontrak opsi saham setelah sempat terhenti sejak tahun 2004. 
4)    Analisis Data :
Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan persamaan model regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitan ini yaitu model regresi linear dengan melibatkan lebih dari satu variable bebas atau predictor.

G.     Hipotesis
1) Berdasarkan hasil dari ringkasan dari pengujian secara parsial terhadap harga opsi beli (Tabel 3) dari analisis linear regresi berganda, dapat disimpulkan bahwa harga saham, harga strike, time to maturity, volatilitas harga saham danrisk-free interest rate secara parsial tidak signifikan mempengaruhi harga opsi beli dengan tingkat keyakinan 95%. Sedangkan dengan tingkat keyakinan 90%, hanya harga saham dan volatilitas harga saham yang secara parsial signifikan positif mempengaruhi harga opsi beli saat pasar opsi masih berlangsung di Bursa Efek Indonesia (BEI)
2) Berdasarkan hasil dari ringkasan dari pengujian secara parsial terhadap harga opsi jual (Tabel 4) dari analisis linear regresi berganda, dapat disimpulkan bahwa harga saham secara parsial signifikan negatif dan harga strike secara parsial signifikan positif mempengaruhi harga opsi jual dengan tingkat keyakinan 95%, sedangkan time to maturity, volatilitas harga sahamdan risk-free interest rate secara parsial tidak signifikan mempengaruhi harga opsi jual saat pasar opsi masih berlangsung di BEI.

H.     Hasil Penelitian
Menunjukkan bahwa Harga saham, harga strike, time to maturity, volatilitas dan risk-free interest rate secara bersama-sama signifikan positif mempengaruhi harga opsi saham baik itu harga opsi beli maupun harga opsi jual di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2008 saat pasar opsi masih berlangsung. Harga saham tidak signifikan mempengaruhi harga opsi beli di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa harga strike tidak signifikan mempengaruhi harga opsi beli di Bursa Efek Indonesia, time to maturitytidak signifikan positif mempengaruhi harga opsi saham di Bursa Efek Indonesia, volatilitas harga saham tidak signifikan mempengaruhi harga opsi saham di Bursa Efek Indonesia, bahwarisk-free interest rate tidak signifikan mempengaruhi harga opsi saham di Bursa Efek Indonesia.   

2.    KAITAN DENGAN TEORI ATAU REFERENSI
Dari hasil penelitian diatas menjelaskan bahwa Harga saham, harga strike, time to maturity, volatilitas dan risk-free interest rate secara bersama-sama signifikan positif mempengaruhi harga opsi saham baik itu harga opsi beli maupun harga opsi jual di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2008 saat pasar opsi masih berlangsung sedangkan jika dilakukan satu persatu menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh. Hasil penelitian tersebut tidak sesaui dengan sesuai dengan teori yang ada, dimana harga saham, harga strike, time to maturity, volatilitas dan Risk-free interest memiliki pengaruh terhadap harga sebuah opsi.
Harga sebuah opsi akan di pengaruhi oleh beberapa faktor, pengaruh masing-masing faktro tersebut tergantung jenis opsi tersebut, apakah opsi tersebut jenis call atau put option. Berikut ini enam faktor yang mempengaruhi harga sebuah opsi (Tandelilin, 2017: 453-454):
A.  Harga saham. Harga opsi akan berubah jika harga saham yang dijadikan patokan juga berubah. Untuk call option, jika harga saham naik (faktor lain dianggap tetap) maka harga opsi akan meningkat karena nilai intrinsiknya bertambah. Sebaliknya pada put option, jika harga saham naik maka harga opsi akan turun karena nilai intrinsiknya menurun.
B. Strike Price. Strike Price adalah  sebuah opsi besarnya akan tetap selama umur opsi tersebut. Jika semua faktor lain diasumsikan tetap, maka semakin rendah Strike Price menyebabkan semakin tinggi harga call option.
C.  Expiration date. Setelah expiration date maka sebuah opsi tidak mempunyai nilai apa-apa, sehingga jika semua faktor lain temp, maka scmakin lama expiration date sebuah opsi maka akan semakin tinggi harga opsi terscbut. Hal ini dikarenakan jika waktu expiration sebuah opsi relatif pendek, maka akan semakin sedikit waktu yang tersedia bagi investor untuk berspekulasi terhadap kenaikan atau penurunan harga saham.
D. Volatilitas harga saham. Jika semua faktor lain dianggap temp, semakjn besar volatilitas harga saham (ditunjukkan oleh standar deviasi atau varians) yang dihampkan maka harga opsi juga semakin tinggi. Hal ini disebabkan semakin besar volatilitas maka akan semakin besar probabilitas bahwa harga saham akan mengalami perubahan yang diinginkan.
E. Tingkat suku bunga bebas risiko jangka pendek. Pembelian opsi ini dapat memberikan kesempatan kepada investor untuk melakukan spekulasi terhadap pergerakan harga saharn tanpa harus mempunyai saham yang dijadikan patokan. Di samping itu investasi pada opsi akan relatif lebih murah jika djbandingkan dengan investasi dengan membeli saham itu sendiri. Umumnya jika tingkat suku bunga bebas risiko meningkat maka harga-harga saham juga akan mengalami kenaikan, sehingga pada tingkat suku bunga bebas risiko jangka pendek yang tinggi, investor akan semakin tertarik untuk membeli call option dibandingkan membeli saham dan hal ini akan menyebabkan harga call option naik.
F. Kemungkinan mendapatkan dividen. Kemungkinan sebuah saham memberikan dividen akan cenderung menutunkan harga call option dari saham tersebut, karena investor lebih tertarik untuk membeli saham itu sendiri daripada opsinya. Sebaliknya pada put option adanya dividen akan cenderung meningkatkan harga opsi tersebut.

3.    REKOMENDASI TERKAIT ANALISIS SELANJUTNYA
Dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa variabel yang diteliti secara bersama-sama menunjukkan hasil yang berpengaruh positif terhadap opsi saham, sedangkan jika diteliti satu persatu menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh. Oleh karena itu sebaiknya untuk analisis selanjutnya peneliti hendaknya lebih memfokuskan penelitian kemasing-masing variabel agar dapat mengetahui hasilnya, baik itu berpengaruh secara keseluruhan atau beberapa yang berpengaruh dan tidak sama sekali berpengaruh terhadap opsi saham.    


1.       RIVIEW JURNAL ANALISIS FUTURE
Judul
Pengaruh Kontrak Futures Indeks Terhadap Volatilitas Underlying Spot Market di Indonesia
Jurnal
Jurnal Manajemen
Vol/Hlm
Volume XXI, No. 01 / Halaman 17-32
Tahun
2017
Penulis
Sukmawati Sukamulja & Sony Fidanti
Riviewer
M. Ramdan (17510238)
Tanggal
2 Mei 2020

A.      Latar Belakang
Banyak perdebatan berkaitan dengan pengaruh transaksi futures terhadap volatilitas underlying asset nya. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa transaksi futures berpengaruh terhadap volatilitas aset yang mendasarinya. Sebaliknya, penelitian lain membuktikan bahwa transaksi kontrak futures tidak mempengaruhi volatilitas aset penyertaannya. Hasil penelitian tersebut masih kontradiksi sampai sekarang. Di Indonesia pasar futures dimulai dengan LQ45 futures. LQ45 Futures telah dihentikan perdagangannya pada tahun 2009, atau hanya berjalan selama 9 tahun –sejak kemunculannya di tahun 2001. Kini tujuh (7) tahun pasca penghentian perdagangan kontrak futures indeks dengan underlying indeks LQ45 atau LQ45 Futures tersebut kembali diperdagangkan pada 1 Februari 2016.

B.      Dasar Teori
Hedging merupakan transfer of risk akibat volatilitas harga, melalui perdagangan berjangka. Melalui hedging, kerugian posisi aset awal dihilangkan. Hubungan antara hedging dan derivatif amat erat. Derivatif merupakan salah satu teknik hedging yang banyak dan sering digunakan. Banyak jenis derivatif yang dapat digunakan untuk melindungi aset di masa mendatang. Penggunaan derivatif berbeda satu dengan lainnya, sesuai dengan aset pernyertaannya, seperti forward, futures, options, dan swaps.
Volatilitas terjadi akibat masuknya informasi baru ke dalam pasar. Adanya informasi baru tersebut, para pelaku pasar akan menyesuaikan diri dan melakukan penilaian kembali. Apabila pasar efisien, penyesuaian dilakukan dengan cepat sehingga harga yang terbentuk mencerminkan informasi terbaru tersebut. Peningkatan efisiensi dapat dideteksi dari meningkatnya market depth dan menurunnya bid-ask spread. Sebaliknya, pada pasar yang tidak efisien, penyesuaian tidak dilakukan dengan cepat dan terjadi noise sehingga harga yang terbentuk tidak mencerminkan informasi terbaru yang masuk. Proses penyesuaian melalui naik/turun harga merupakan fluktuasi perubahan harga, disebut volatilitas.

C.      Penelitian Terdahulu
Sharma dan Malhotra (2015) dan Yadev (2016) Mempercayai bahwa adanya kontrak futures (futures trading), dapat meningkatkan volatilitas pasar saham dengan adanya ketidakstabilan pada harga spot dari underlyingnya. Pendapat lain mempercayai bahwa kontrak futures memiliki pengaruh yang baik terhadap harga underlying-nya. Menurut kasman dan kasman (2008), bohl et al. (2011, 2014), dan singh (2016) futures trading menurunkan volatilitas pasar saham. Artinya, dengan adanya transaksi futures justru meredam gejolak harga spot di pasar aset penyertaannya. Hasil penelitian itu sejalan dengan penelitian terdahulu seperti yang dilakukan oleh bologna dan cavallo (2002) yang menemukan bahwa volatilitas harga di pasar spot menurun dan market depth makin meningkat setelah kemunculan kontrak futures serta dampaknya dirasakan secara langsung.
Selain itu, Penelitian yang dilakukan oleh Xie dan Huang (2004), Mallikarjunappa dan Afsal, 2008, Gahlot et al. (2010), Sahu (2012), Lee et al. (2015), Er et al. (2014) dan Spyrou (2015) menemukan hasil yang sama, yaitu kehadiran kontrak futures indeks tidak mempengaruhi volatilitas dari underlying spot market-nya. Xie dan Huang (2014) berpendapat bahwa tidak adanya pengaruh atas keberadaan ini bisa disebabkan peraturan yang berbeda disetiap pasar berjangka (derivatif) di berbagai negara.

D.      Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tercatat/terdaftar  dalam  saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI).
  
E.       Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan menganalisis efek yang ditimbulkan dari adanya kontrak futures indeks (LQ45 Futures) yang berpengaruh terhadap volatilitas indeks underlyingnya, yaitu indeks LQ45. Selanjutnya, apabila benar terjadi “futures effect,” bagaimana respon pasar terhadap informasi tersebut terkait dengan fenomena market efficient. Melalui penelitian ini, selain sebagai kontribusi pada studi serupa dengan objek penelitian pasar modal Indonesia, juga sebagai salah satu acuan bagi investor dan regulator untuk mengantisipasi kemunculannya pada periode kedua ini.

F.       Metode Penelitian
1)    Lokasi :
Yogyakarta, Indonesia
2)   Data dan Sumber Data :
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga penutupan harian dari indeks LQ45 periode 2000 sampai 2009. Data diklasifikasikan berdasarkan periode sebelum (prefutures: 10 Oktober 2000-10 Agustus 2001, dengan 206 observasi) dan sesudah (postfutures: 13 Agustus 2001-13 Agustus 2009, dengan 1946 observasi) keberadaan kontrak futures indeks.
3)    Teknik Pengumpulan Data :
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data dari buku-buku referensi, jurnal-jurnal dan laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode observasi, yaitu metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi.        
4)   Analisis Data :
Dalam melakukan penelitian, untuk melihat pengaruh transaksi futures terhadap volatilitas underlying spot digunakan Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) untuk pasar LQ45 futures. GARCH berasal dari Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH), yaitu varian kondisional pada waktu t yang tergantung pada besaran nilai kuadrat kesalahan varian pada t-1 yang berubah sepanjang waktu. Generalisasi pertama model ARCH (1) adalah model ARCH (p). Varian kondisional tergantung pada p squared disturbance sebelumnya. Model GARCH banyak digunakan di literatur keuangan, seperti asset returns dan volatility clustering. GARCH (p,q) adalah sebagai berikut di bawah ini (Bollerslev, 1986).

G.     Hipotesis
H1: Kontrak LQ45 futures indeks berpengaruh pada penurunan volatilitas underlying spot market (LQ45 indeks).
H2: Kemunculan kontrak LQ45 futures indeks berpengaruh pada peningkatan efisiensi pasar.

H.     Hasil Penelitian
Menunjukkan bahwa hasil pengujian pada return indeks LQ45 menemukan bahwa telah terjadi volatilitas yang rendah selama keberadaan kontrak futures indeks. Akan tetapi, volatilitas ini bukan dipengaruhi oleh kontrak futures indeks. Artinya kemunculan transaksi kontrak futures tidak berpengaruh terhadap volatilitas underlying spot nya. Hasil pengujian pada return indeks LQ45 periode sebelum dan setelah kontrak futures indeks menunjukan peningkatan efisiensi pasar terutama setelah kemunculan kontrak futures indeks.

2.    KAITAN DENGAN TEORI ATAU REFERENSI
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hasil penlitian menunjukan bahwa kontrak future tidak berpengaruh terhadap volatilitas underryling spot-nya. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada.
Kontrak berjangka indeks merupakan kontrak berjangka panjang dengan menggunakan variabel pokok (underyling) suatu indeks saham. Karena ada sejumlah indeks saham, maka ada sejumlah kontrak berjangka di satu bursa. Perdagangan Kontrak berjangka modal Indonesia yang disediakan oleh Bursa Efek  Indonesia (BEI). DI BEI terdapat empat kontrak berjangka pada indeks pasar saham, yaitu LQ Futures. Mini LQ Futures, DOW Futures dan JP Futures (Tandelilin, 2010 : 480). 
Kontrak Berjangka (Futures) adalah suatu kontrak yang mewajibkan para pihak untuk membeli atau menjual sejumlah underlying asset tertentu pada harga tertentu dan dalam waktu tertentu di masa yang akan datang. Pergerakan harga Kontrak Berjangka dipengaruhi oleh pergerakan underlying asset (aset yang menjadi dasar dari kontrak futures tersebut), misalnya KBIE LQ-45 mengikuti pergerakan indeks LQ-45 yang menjadi acuan. Dalam perdagangan IDX LQ-45 Futures terdapat istilah short/posisi jual dan long/posisi beli. Penentuan posisi tersebut tergantung pada prediksi dan analisa masing-masing investor. Jika investor memprediksi arah pergerakan Indeks LQ-45 akan naik, maka posisi yang paling tepat adalah posisi long, sedangkan jika investor memprediksi  arah pergerakan Indeks LQ-45 akan turun, maka posisi yang paling tepat adalah posisi short.
   
3.    REKOMENDASI TERKAIT ANALISIS SELANJUTNYA
Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan dengan metode GARCH lainnya dan menguji adanya market shock dengan membagi ke dalam sensitivitas tinggi dan rendah seperti yang dilakukan oleh Nomikos dan Pouliasis (2011). Pengujian peningkatan efisiensi pasar juga dapat dilakukan dengan menguji bid-ask spread dan market depth seperti yang dilakukan oleh Spyrou (2015) serta membagi ke dalam inform investor dan uninform investor atau antara hedger dan speculative investor.



DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Syanti & Ishak Ramli. Opsi Saham Pada Pasar Modal Di Indonesia (Studi Pasar Opsi Saat Pasar Opsi Masih Berlangsung Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis: Vol. 2, No. 2 / Halaman 300 - 312, 2019.
Sukamulja, Sukmawati & Sony Fidanti. Pengaruh kontrak futures indeks terhadap Volatilitas underlying spot market di Indonesia. Jurnal Manajemen: Vol. XXI, No. 01 / Halaman 17-32, 2017.
Tandelilin, Eduardus. Pasar Modal: Manajemen Portofolio & Investasi, Yogyakarta: PT. Kanisius, 2017.
Tandelilin, Eduardus. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: PT. Kanisius, 2010.  
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Review Jurnal Analisis Opsi dan Future Nama / NIM : Yuni Mega Lestari / 17510175 Mata Kuliah : Analisis Sekuritas Dosen Mata Kuliah ...